Menghindari kontak langsung dengan unggas dan babi

 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial gagal pernafasan meninggal  terbukti tidak terdapat penyebab lain 3. Kasus Kompermasi Kasus kompermasi adalah kasus suspek atau probale didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium;  Kultur virus influenza H5N1 positif  PCR influenza H5 positif  Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali. Pencegahan Flu Burung Pada Manusia Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut :  Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung masker, kacamata renang  Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik ditanam dibakar agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.  Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan disinfektan  Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan  Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80°C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64°C selama 5 menit.  Melaksanakan kebersihan lingkungan.  Melakukan kebersihan diri. Kondisi pernafasan di saat musim hujan akan lebih sensitif dan terinfeksi dan dipengaruhi oleh suhu udara yang lembab. Di Indonesia, tahap penularan flu burung masih dalam tahap kejadian luar biasa, belum sampai tahap pandemi. Masih tahap tingkat 3 atau infeksi pada manusia masih berupa pada hewan ke manusia, belum ke manusia dengan manusia..

1. Menghindari kontak langsung dengan unggas dan babi

Flu burung di Hongkong, unggas menjadi sumber penularan kepada manusia. Menurut dr. Keiji Fukuda dari Centres for Disease Control and Prevention, virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi 31 akan terjadi bila orang mendekatinya. Penularan ini terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernapasan Yudana, 2005. 2. Mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari masuknya virus kedalam tubuh kita 3. Memasak makanan berasal dari unggas dengan panas ayam goreng, ayam panggang, rendang. Pada temperatur 80 o C selama satu menit virus avian influensa akan mati DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan. 2004. Flu Burung.: Dari Italia, Hongkong ke Indonesia. Info RI.com. 30 Januari 2004. jam 13.45. Dinas Peternakan Bandar Lampung. 2005. Cegah flu burung, pemasukan unggas diperketat. PT. Cakrawala Pengembangan Agro Sejahtera. agroindonesia.com. 4 April 2005 Purwati, E. 2005. Flu burung: Bagaimana penyebaran virusnya pada ternak. Seminar Flu Burung. Fakultas Peternakan.Aula Universitas Andalas. Jati. Padang. Purwati, E. 2006 a .Bagaimana melakukan pencegahan Flu Burung pada manusia. Seminar Dharmayukti Karini, Sumatera Barat. Tempat Pengadilan Tinggi Padang. Tanggal 22 Maret 2006. Purwati, E. 2006 b . Tata cara penetapan diagnosa flu Burung. UIN. Riau. Pakanbaru. 3 Maret 2006. Purwati, E. 2007. Pengendalian unggas yang tidak dikandangkan untuk penanggulangan Flu Burung Avian Influensa Pada Ternak. Pengabdian Kepada Masyarakat di Jorong Talao Pasir, Desa Singkarak, Kec. X Koto Dibawah, Kab. Solok, Sumatera Barat. Tanggal 26 Mei 2007. Purwati, E. 2008. Flu Burung. Pakandangan. Pariaman Sinar Harapan. 2005. Lemahnya Pengawasan Penyebab Flu Burung Merebak .15 Maret 2005. Tamkani, K. 2005.Itik Bawa Virus Flu Burung. Pikiran Rakyat, 30 Mei 2005 Yudana, I Gde Agung . 2005. Satwa-Satwa Sebagai Sumber Petaka. Satwa-satwa sebagai- sumber-petaka.com. 8 Agustus2005. 32

2.2. Jurnal Petenakan Kesehatan