PENDAHULUAN UJI DAYA HASILBEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L) DENGAN METODE SRI (the System of Rice Intensification)DI KOTA SOLOK.

Ayu Lestari Page 2 dipertimbangkan adalah pemaka ian ko mpos jerami dan pema kaian air. Untuk itu, pe merintah selalu mengupayakan agar hasil meningkat dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Ekstensifikasi leb ih sulit dila ksanakan dibandingkan dengan cara intensifikasi, karena perluasan areal pertanaman padi. Cara intensifikasi yang sering dilaku kan antara lain pupuk berimbang, sistem legowo, dan penggunaan varietas ungg ul berdaya hasil tinggi. Cara intensifikasi yang dapat meningkatkan hasil men jadi dua kali lipat adalah dengan metode SRI Ro zen, 2009. The System of Rice Intensification SRI adalah praktek pengelolaan padi yang me mperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama d izona perakaran, dibandingkan dengan teknik budidaya konvensional. SRI d ike mbangkan di Madagaskar awa l tahun 1980 oleh Hendri de Laulanie , seorang pastor Jesuit yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana Barkelaa r, 2001. Penge mbangan pola tanam padi dengan metode SRI dititik beratkan pada beberapa hal utama, antara lain: pe mindahan bibit umur 8 -15 hari, jara k tanam 25 c m x 25 c m, tidak d igenangi secara terus - menerus, ditanam satu bibit per lobang tanam dan pengairan secara periodik Uphoff dan Fernandes, 2003. Dala m metode SRI ini, hal yang perlu diperhatikan adalah 1 transplantasi bibit muda, untuk me mpe rtahankan potensi pertambahan batang dan pertumbuhan akar yang optima l sebagaimana dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dengan baik, 2 menana m padi dalam jara k tanam yang cukup lebar, sehingga mengurangi ko mpetisi tana man, 3 me mpe rtahankan tanah agar tetap teraerasi dan le mbab, tidak tergenang, sehingga akar dapat bernafas, untuk ini pe rlu manaje men air dan pendagiran yang ma mpu me mbongkar struktur tanah, 4 bibit yang dipindahkan kelapangan hanya 1 batang perlubang tanam, 5 menyediakan nutrisi yang cukup untuk tanah dan tanaman, menjad ikan tanah tetap sehat dan subur sehingga dapat menyediakan hara yang cukup dan lingkungan ideal yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. SRI me mungkinkan meningkatkan hasil padi sampai 100 dengan mengubah cara pengelolaan tanaman, air dan hara Ba rkelaar, 2001. Dengan me laku kan teknologi SRI, dapat menghe mat benih dan air. Pe ma ka ian bibit dengan teknologi SRI hanya 7kgha, sela ma ini petani menggunakan bibit sebanyak 35-40 kgha. Dengan SRI serangan hama dan penyakit tanaman berkurang, sedangkan pada metode konvensional, akibat penggenangan selama fase vegetatif maka keong mas akan merusak tanaman padi. Keuntungan ganda akan diperoleh petani dengan me mpra ktekkan teknologi SRI ini, ka rena disamp ing penghematan akan biaya produksi juga dapat meningkatkan hasil men jadi dua ka li lipat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan lahan ra mah lingkungan Rozen, 2009. Di Indonesia berbagai informasi menyebutkan bahwa SRI bisa menghasilkan gabah 12-16 tonha. Walaupun hasil panen dilaporkan dala m bentuk GKP gabah kering panen, angka itu tetap jauh lebih tinggi dari hasil rata-rata padi sawah konvensional yang sekitar 5 tonha GKG gabah kering giling. Se mentara itu, pengembangan teknologi mela lui pendekatan PTT pengelolaan tanaman terpadu yang mengedepankan faktor spesifik lokasi din ila i lebih cocok untuk dike mbangkan secara luas Sya m, 2006. Sela in mendapatkan hasil produksi yang me limpah, petani juga pasti menginginkan konsumennya me rasa puas terhadap barang yang dibelinya, diantaranya dengan menanam varietas yang tepat dan disukai oleh konsumennya. Pemilihan varietas yang tepat merupakan salah satu tiang penting yang sangat menentukan nantinya dala m keberhasilan pertumbuhan tanaman tersebut. Pe maka ian varietas yang berbeda, akan me mberikan hasil yang berbeda pula pada pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman. Va rietas padi dengan rasa nasi yang enak tentunya akan disukai oleh konsumen. Di Su matera Ba rat u mu mnya menyukai beras dengan tekstur pera tidak lengket. Kebiasaan makan nasi bertekstur pera sudah me mbudaya dikalangan masyarakat minang. Seperti yang diketahui beras yang terkenal dan enak berasal dari Padang yaitu beras Solok. Oleh karena itu, disini penelit i mela kukan percobaan pada 5 varietas padi yang disukai oleh masyarakat Solok. Na mun agar penelit i dapat me mberikan hasil yang lebih baik, peneliti me laku kan percobaan pada beberapa varietas padi baik unggul maupun loka l, diantaranya IR42, Anak Da ro, Cisokan, IR66 dan Caredek. Penggunaan varietas unggul pada suatu daerah juga sangat menentukan faktor keberhasilan peningkatan produksi padi. Jenis varietas unggul atau varietas lokal kadang-kadang tidak cocok ditanam pada suatu daerah, diantaranya rendah produksi dari suatu varietas tersebut disebabkan faktor lingkungan yang tidak cocok dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, contohnya : suhu, struktur tanah, jenis tanah, pH tanah. Varietas unggul maupun lokal me mpunyai daya adaptasi yang berbeda dengan pola tanam yang diberikan, ka rena itu perlu dila kukan pengujian terhadap varietas -varietas unggul dan loka l dengan pola tanam metode SRI, karena dari aspek lingkungan apakah jenis varietas tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan baik serta menghasilkan produksi secara optima l di te mpat dila kukan pengujian. Tujuan pengujian varietas unggul dan lokal ini yaitu untuk mengetahui sifat-sifat varietas apakah cocok dengan pola tanam yang diberikan. Berdasarkan permasalahan dan uraian diatas ma ka penulis mela kukan penelitian yang berjudul “Uji Daya Hasil Beber apa Varietas Padi Oryza sativa Dengan Me tode SRI The System of Rice Intensification di Kota Solok”. Tujuan penelitian adalah menguji daya hasil beberapa varietas padi yang ditanam d i Kota Solok dengan metode SRI.

II. BAHAN DAN METODE 2.1

Tempat dan Waktu Percobaan ini telah dila ksanakan di Bandar Pandung Kelurahan Tanah Gara m Keca matan Lubuak Sikarah Kota Solok, dengan ketinggian tempat 390 m dpl, suhu 26 o C dan curah hujan rata-rata 184 mm. Pe rcobaan ini dimula i pada bulan Januari sampai April 2012. Jadwa l percobaan dapat dilihat pada La mp iran 1.

2.2 Bahan dan alat

Bahan yang digunakan adalah benih Varietas pad i yang digunakan IR42, Anak Daro, Cisokan, IR66 dan Caredek. Deskripsi varietas padi dapat dilihat pada La mp iran 3. Pupuk yang digunakan adalah pupuk dasar Ko mpos Titonia, Pupuk Kandang Sapi, dan Kompos Jera mi dan pupuk buatan Urea, SP36, dan KCl. Alat yang digunakan adalah hand tractor, timbangan, tali ra fia , oven, cangkul, sabit, gunting, meteran, e mber, ka rung plastik, a lat tulis, ajir, label, alat-a lat tulis dan ka mera.

2.3 Rancangan

Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 5 perlakuan 3 u langan, sehingga seluruh percobaan terdiri dari 15 petakan. Masing-masing petakan diambil secara acak 6 tanaman sampel. Denah penempatan sampel percobaan dapat dilihat pada La mpiran 5. Analisis statistik dila kukan dengan uji F pada taraf nyata 5 . Jika F hitung lebih besar dari F tabel 5 , ma ka dilanjutkan dengan Duncan’s New Multiple Range Test DNMRT. Sebagai perla kuan pada percobaan ini adalah, varietas : IR 42 A Anak Daro B Cisokan C IR 66 D Ceredek E

2.4 Pelaksanaan penelitian

2.4.1 Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan terlebih dahulu diari sampai tergenang lalu dioalah dengan hand tractor. Lahan dibajak sebanyak dua kali dimana setelah dibajak pertama dila kukan penggenangan selama satu minggu agar terbentuk pelumpuran. Lahan yang telah diolah dibuat 15 petakan percobaan masing-masing petakan dengan 5 perlakuan dan 3 u langan. Jarak antar petakan dibuat selokan dengan lebar 50c m. Pada setiap petakan terdapat 8 barisan tanaman dan 8 larikan dengan populasi 64 rumpun.pe mberian pupuk dasar dila kukan pada saat pengolahan lahan pertama dan diinkubasi selama 3 minggu sesuai dengan rekomendasi masa inkubasi terbaik percobaan Nurhayati Hakim et al 2010. Lahan yang telah siap dibuat petakan, kemudian d ila kukan pengacakan berdasarkan RA L sesuai dengan rancangan yang digunakan. Setelah itu, petakan siap ditanami sesuai dengan letak perlakuan yang telah diacak.

2.4.2 Penanaman

Sebelu m dila kukan penanaman, benih padi yang telah dite mpatkan keda la m ka rung goni direnda m pad a air yang mengalir sela ma 2 x 24 ja m, ke mudian benih dike luarkan dari karung goni tersebut dan diinkubasi selama 24 ja m sehingga benih berkecambah, dan benih di semai dala m bak keca mbah . Bibit padi yang telah berumur 8 hari dicabut dengan hati-hati dan langsung ditanam dengan jarak tana m 25 x 25 c m. Penanaman dila kukan satu bibit per lubang tanam pada tempat yang telah diberi tanda sebelumnya La mpiran 6.

2.4.3 Pemupuk an

Pe mupukan dasar dilaku kan pada saat pengolahan lahan dengan cara pupuk ko mpos titonia, pupuk kandang dan kompos jerami disebar me rata pada setiap petakan. Selanjutnya pupuk buatan, diberikan untuk me menuhi kebutuhan unsur hara tanaman padi yang diberikan ½ dari reko mendasi, yaitu urea 100 kgha, SP-36 25 kg, dan KCL25 kgha. Pe mberian pupuk buatan dilaku kan sebagai berikut; a urea diberikan dua kali, yaitu pe mupukan pertama pada saat satu minggu setelah tanam MST dengan dosis 50 kgha. Pe mberian kedua umur 3 MST, b pupuk SP- 36 dan KCl dibe rikan pada saat tanam dengan dosis masing-masing 25 kgha

2.4.4 Pemeliharaan

Penyiangan gulma d ila kukan mu la i dari 1 minggu setelah tanam MST. Penyiangan selanjutnya dilakukan setiap pengamatan untuk mengatasi terjadinya persaingan antara gulma dengan padi. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit dila kukan apabila terdapat tanaman yang terserang hama atau terinfeksi penyakit dengan cara me mbe rikan pestisida nabati agar ra mah lingkungan. Pe mberian a ir dilaku kan menurut sistem SRI, yakn i kondisi lahan dijaga dalam keadaan le mbab sampai masuk fase generatif dan air pada petakan yang didala m parit selalu ada. Pada fase generatif sampai padi beru mur 25 hari sebelum panen sawah digenangi setinggi 3 c m dan selanjutnya sawah dan termasuk parit dike ringkan sampa i panen.

2.4.5 Panen

Panen dilaku kan pada saat tanaman padi telah menguning lebih dari 90 pada satu rumpun tanaman dan daun sudah sempurna mengering. Gabah juga sudah menguning dan keras, sehingga sukar dipecahkan. Panen dila kukan dengan cara menyabit rumpun tanaman padi ke mudian gabah dirontokkan.

2.5 Pengamatan

2.5.1 Tinggi Tanaman c m

Pengamatan tinggi tanaman dimula i ketika tanaman berumur 2 minggu setelah tanam MST dengan interval pengamatan 1 minggu sampai terjadinya in isiasi ma lai. Pengukuran dimu lai dari ujung tiang standar sampai ujung daun tertinggi dari tanaman padi dengan cara me luruskan daun tersebut keatas, hasil pengukuran ditambahkan dengan panjang tiang standar 50c m.

2.5.2. Jumlah anakan per r umpun batang

Pengamatan ini dilakukan pada saat padi berumur 2 minggu setelah tanam M ST, dengan interval satu minggu. Pengamatan dilaku kan sampai te rjad inya inisiasi ma la i atau akh ir dari fase vegetatif, dengan menghitung semua anakan yang muncul keatas permu kaan tanah.