Perancangan Kampanye Sosial Menjaga Kesehatan Kuku

(1)

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :

Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan.

Bandung ( 08 / 08 / 2016 )

Penulis, Pembimbing

Syifa Febriana Putri Deni Albar, M.Ds


(2)

i

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL MENJAGA KESEHATAN KUKU

Syifa Febriana Putri NIM. 51912048

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal:

( )

Menyetujui, Pembimbing

Deni Albar, S.Sn., M.Ds. NIP. 4127 32 06 013

Dekan Fakultas Desain

Prof. Dr. Primadi Tabrani NIP. 4127 32 06 036

Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual

M. Syahril Iskandar, S.Sn., M.Ds. NIP. 4127 32 06 012


(3)

(4)

ii Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Syifa Febriana Putri NIM : 519120498

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir / Skripsi ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, 05/Agustus/2016

Syifa Febriana Putri NIM. 51912048 Materai


(5)

(6)

23

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Syifa Febriana Putri Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Februari 1995 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia Status Pernikahan : Belum menikah

E-mail : syifafebrianap@gmail.com Telepon : 085725487152

Tinggi, Berat badan : 157 Cm , 48 Kg

Moto hidup : Berikan yang terbaik maka seisi dunia akan Memberi yang terbaik.

Nama Orangtua : Adhari dan Puji Dwi Handayani

Alamat Orangtua : Kp. Bojong Rt 003 Rw 002 K emuning, Legok, Tangerang

Pekerjaan Orangtua : Wiraswasta dan Guru SD

Nama Saudara : Rizki Ni’mah Khoiri dan Ayulia Khaerunisa

Pendidikan :

- SD N 1 Kamuning Legok, Tangerang - SMP N 1 Legok, Tangerang


(7)

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Syifa Febriana Putri NIM. 51912048

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(8)

Sumber Buku

Brown RG, Uras TB. (2005). Dermatologi. Jakarta :Erlangga.

Block AW, Borer WZ, Bruce BB, Christopher K, Drake RL, Jangid AK, et al. In: Arfan A, Mahode AA, Intansari DM, Dorothy, Velyani DP, Rembulan DA. (2007). Kamus kedokteran dorland. Jakarta: EGC.

Djuanda A, Kosasih A, Wiryadi BE, Natahusada EC, Daili ES, Effendi EH, et al. (2007) Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dingwall, L. (2010). Higiene personal keterampilan klinis perawat. Jakarta: EGC. Oz MC, Roizer MF, Rome E. (2012) Healthy life menjadi remaja sehat. London:

Qanita.

Tresna P, (2010). Modul merawat tangan, kuku dan rias kuku. Bandung : file.upi.edu.

Sumber Jurnal Internet

Khadijah, S. (2004). Meningkatkan status kesehatan melalui pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat. Diambil dari: http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-siti%20khadijah.pdf. (08 Januari 2016).

Nurjannah, A. (2012).Personal hygiene siswa sekolah dasar negeri jatinangor. Diambil dari: http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/viewFile/725/771. (08 Januari 2016).

Sumber Artikel Internet

H.L Blum (1974). Faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat

atau perorangan. Diambil dari:

http://hasmawatilaode.blogspot.co.id/2014/06/teori-hlblum-derajat-kesehatan.html


(9)

iii

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, sehingga selesainya Tugas Akhir yang berjudul “PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL MENJAGA KESEHATAN KUKU”. Selama pembuatan Tugas Akhir pun saya mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Penyusunan laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu saya banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Deni Albar, S.Sn., M.Ds., selaku dosen pembimbing matakuliah Tugas Akhir.

2. Keluarga saya dan rekan-rekan yang sudah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

Saya menyadari bahwa Tugas Akhir dan penyusunan ini masih belum sempurna masih terdapat kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini kedepannya. Terima Kasih.

Penulis


(10)

vi

LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK... ABSTRACT ... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN ... I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ... BAB II. KESEHATAN KUKU…………... II.1 Kuku Manusia dan Fungsinya ... II.2 Kesehatan dan Cara Merawat Kuku Manusia ... II.3 Resiko Kuku Panjang... II.3.1 Cacingan ... II.3.2 Diare ... II.4 Aktivitas kuku... II.4.1 Menggaruk ... II.4.2 Mencongkel atau Membuka Sesuatu... II.5 Pemotongan Kuku Jari Tangan dan Kaki...

i ii iii iv v vi ix xi xii 1 1 3 3 3 4 5 5 6 7 8 8 9 9 9 10


(11)

vii

II.7.1 Pelayanan Kesehatan ... II.7.2 Keturunan Serta Perilaku ... II.7.3 Lingkungan ... II.8 Opini Masyarakat Tentang Kebersihan Kuku ... II.8.1 Analisis Deskriptif ... II.8.2 Data Responden ... II.8.3 Wawancara dengan Perwakilan Dinas Kesehatan Kota Bandung ... II.8.4 Daftar Pertanyaan Angket dan Hasilnya .……….…..…… II.9 Resume dan Solusi………... BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL... III.1 Strategi Perancangan... III.1.1 Tujuan Komunikasi..…………... III.1.2 Pendekatan Komunikasi... III.1.3 Materi Pesan... III.1.4 Gaya Bahasa... III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan... III.1.5.1 Demografis... III.1.5.2 Psikografis……... III.1.5.3 Geografis…………... III.1.5.4 Consumer Insight... III.1.5.5 Journey……... III.1.5.6 Mandatory…... III.1.6 Strategi Kreatif…... III.1.7 Strategi Media... III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media... III.2 Konsep Visual...

12 12 13 13 13 14 14 15 19 21 21 22 22 23 24 24 24 24 25 25 26 29 29 32 35 37


(12)

viii

III.2.3 Tipografi... III.2.4 Ilustrasi... III.2.5 Warna... III.2.6 Maskot…….…...

III.2.7 Psikologi Anak... IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI...

IV.1 Pra Produksi…... IV.2 Teknis Produksi... IV.2.1 Media Utama…... IV.2.2 Media Pendukung…... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

39 39 40 41 42 43 43 46 51 51 56 57


(13)

Sumber Buku

Brown RG, Uras TB. (2005). Dermatologi. Jakarta :Erlangga.

Block AW, Borer WZ, Bruce BB, Christopher K, Drake RL, Jangid AK, et al. In: Arfan A, Mahode AA, Intansari DM, Dorothy, Velyani DP, Rembulan DA. (2007). Kamus kedokteran dorland. Jakarta: EGC.

Djuanda A, Kosasih A, Wiryadi BE, Natahusada EC, Daili ES, Effendi EH, et al. (2007) Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dingwall, L. (2010). Higiene personal keterampilan klinis perawat. Jakarta: EGC. Oz MC, Roizer MF, Rome E. (2012) Healthy life menjadi remaja sehat. London:

Qanita.

Tresna P, (2010). Modul merawat tangan, kuku dan rias kuku. Bandung : file.upi.edu.

Sumber Jurnal Internet

Khadijah, S. (2004). Meningkatkan status kesehatan melalui pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat. Diambil dari: http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-siti%20khadijah.pdf. (08 Januari 2016).

Nurjannah, A. (2012).Personal hygiene siswa sekolah dasar negeri jatinangor. Diambil dari: http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/viewFile/725/771. (08 Januari 2016).

Sumber Artikel Internet

H.L Blum (1974). Faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat

atau perorangan. Diambil dari:

http://hasmawatilaode.blogspot.co.id/2014/06/teori-hlblum-derajat-kesehatan.html


(14)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan sesuatu yang wajib dijaga setiap umat manusia, karena kesehatan menjadi tolak ukur kemakmuran setiap negara. Itulah mengapa negara selalu memberikan pelayanan kesehatan kepada warga negara-nya secara optimal. Kesehatan selalu di suarakan atau di kampanye-kan agar negara memiliki sumber daya manusia yang sehat. Setiap warga negara memiliki hak dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan wajib ikut serta dalam memelihara kesehatan. Berdasarkan Undang – undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 pasal 4 yang menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak atas kesehatan” dan No. 23 Tahun 1992 Pasal 3 yaitu: “Setiap orang wajib ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungannya”. Salah satu cara menjaga kesehatan tubuh, yaitu dengan cara menjaga kebersihan dan kesehatan kuku. Menjaga kesehatan tubuh di mulai dari tangan, karena tangan memiliki berbagai aktivitas kemudian pada akhirnya kuman dan bakteri bersarang di kuku manusia. Dalam hadist Islam menyebutkan: “Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu, sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yg panjang”. (H.R. Ahmad). Meskipun terlihat sepele, tetapi perawatan kuku juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Salah satu cara menjaga kesehatan tubuh adalah dengan meningkatkan kebersihan kuku personal, karena tangan adalah organ tubuh yang selalu berhubungan dengan mulut dan juga dengan berbagai kegiatan penting lainnya.

Pada kondisi saat ini dari hasil penelitian sebelumnya Anna Nurjannah (2012) didapatkan hasil 69,8% kebersihan kuku personal yang tidak higenis, hal tersebut didapatkan karena masih banyaknya responden yang mengalami masalah pada kuku. Masalah-masalah yang timbul yaitu kuku panjang, kotoran pada bagian bawah kuku, kuku kusam dan kutikula yang terkelupas. Namun masalah yang paling banyak dialami oleh responden adalah masalah kotoran pada bagian bawah kuku yaitu sebanyak 59,5%. Usia anak sekolah dasar (SD) merupakan masa tumbuh kembang yang baik. Pada masa ini anak-anak perlu mendapatkan


(15)

2 pengawasan terhadap kesehatannya, karena sejak anak mulai memasuki usia SD, terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan. Anak usia sekolah dasar adalah masa dimana anak-anak memiliki banyak aktivitas dan aktivitas tersebut seringkali berhubungan langsung dengan lingkungan yang kotor dan menyebabkan anak-anak mudah terserang penyakit. Secara tertulis negara belum memberikan intruksi kepada warga negaranya mengenai kewajiban menjaga kesehatan kuku, fokus negara hanya pada Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) karena pemeriksaan kebersihan kuku tangan disekolah sudah diterapkan secara turun temurun di sekolah dan sifatnya anjuran yang tidak tertulis. Peran guru dalam menjaga kesehatan kuku hanya sebatas penerapan pendidikan pembiasaan kebersihan badan. Anak usia sekolah dasar belum memiliki tingkat kesadaran dalam menjaga kesehatan kuku sehingga pada usia anak sekolah dasar harus selalu di ingatkan. Perhatian kebersihan kuku disekolah hanya sebatas pada tangan saja, pada kenyataannya kuku jumlahnya ada 20 yang terdapat pada tangan dan kaki, dibutuhkannya peran orangtua dalam membantu memelihara atau pengecekan kuku pada kaki karena kebersihan kuku bukan hanya pada tangan saja.

Idealnya pada usia anak sekolah dasar harus memiliki tingkat kesehatan yang baik agar terwujudnya usia anak sekolah dasar yang sehat dan produktif. Kesehatan kuku anak sekolah dasar dapat dijadikan tolak ukur kesehatan dirinya dan menjadi awal memperkenalkan penerapan pola hidup yang bersih yang menjadi tanggung jawab pribadi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2011) didapatkan data bahwa siswa SD yang memiliki kuku kotor dan panjang mempunyai resiko lebih besar untuk terkena penyakit kecacingan, diare dan penyakit lainnya, mengingat kuku sebagai perantara masuknya bakteri dan penyakit ke dalam tubuh. Banyaknya anak usia sekolah dasar yang tidak secara rutin memotong kuku. Perawatan kuku pada anak-anak juga seringkali terabaikan oleh orang tua. Menurut Saryono (2010) menjaga kesehatan kuku sangatlah penting karena dengan kuku yang bersih dan sehat akan meminimalkan pintu masuk mikroorganisme yang bersarang pada kuku dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit.


(16)

3 Mengenai pentingnya penelitian, bahwa penelitian mengenai kesehatan dan kebersihan kuku ini penting untuk dilakukan dan penting untuk dikaji lebih lanjut. I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, dapat di identifikasikan beberapa masalah dalam butir – butir di bawah ini. Identifikasi masalah yang muncul, antara lain :

 Kebersihan kuku personal masih menjadi masalah karena kuku yang tidak higenis memiliki persentase yang sangat besar, khususnya pada usia anak sekolah dasar.

 Fokus kebersihan kuku belum setara dengan menjaga kesehatan dan kebersihan tangan yang sudah menjadi intruksi tertulis negara.

 Usia anak sekolah dasar (SD) merupakan masa tumbuh kembang yang baik dan memiliki banyak aktivitas yang berhubungan langsung dengan lingkungan yang kotor.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang muncul, antara lain:

Bagaimana cara meningkatkan tanggung jawab kesehatan personal kuku pada anak usia sekolah dasar ?

I.4 Batasan Masalah

Setelah rumusan masalah diatas, maka batasan masalah antara lain ialah sebagai berikut :

 Subjek : Dalam perancangan ini subjek penelitian lebih difokuskan kepada usia anak sekolah dasar yaitu dari umur 7 sampai 12 tahun. Dengan tujuan meningkatkan tanggung jawab kebersihan diri sendiri sejak kecil. Karena anak sekolah dasar rentan mendapatkan berbagai penyakit melalui perantara kuku.

 Objek : Untuk membatasi permasalah kuku, batasan masalah difokuskan mengenai cara merawat dan menjaga kesehatan kuku manusia.


(17)

4 I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Adapun tujuan perancangan ini berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah antara lain adalah :

 Mengurangi persentase yang cukup besar terkait kuku tangan yang tidak higenis pada anak usia sekolah dasar.

 Menjadikan kebersihan kuku penting dan setara dengan kebersihan tangan dibandingkan kondisi sebelumnya yang belum menyetarakan kebersihan kuku dengan kebersihan tubuh yang lain.


(18)

5 BAB II. KESEHATAN KUKU

II.1 Kuku Manusia dan Fungsinya

Setiap manusia yang sehat dan normal pasti memiliki jari dan kuku, hal tersebut tidak hanya berguna untuk mempercantik tubuh, bahkan kuku yang bentuknya kecil memiliki fungsi yang sangat besar. Kuku atau Unguis Menurut kamus kedokteran Dorland adalah “Lempengan kulit bertanduk pada permukaan dorsal ujung distal falang terminal jari tangan atau jari kaki, yang tersusun dari kerak-kerak epitel yang memipih dan berkembang dari stratum lucidum kulit”. Pengertian kuku pada umumnya adalah bagian tubuh manusia yang bersifat keras, tumbuh di ujung jari dan berfungsi sebagai pelindung. Struktur kuku menurut Oz MC Roizer MF dan Rome E. (2012) yaitu sebagai berikut :

Gambar II.1 Struktur Kuku

Sumber : Buku Healthy Life, Menjadi Remaja Sehat (Halaman 53)

Lempeng kuku : Bagian keras kuku yang kasat mata.

Lunula : Bagian kuku berwarna putih berbentuk seperti bulan separuh di dasar kuku dan di bagian lempeng kuku.

Lipatan kuku : Kulit yang membungkus lempeng kuku pada ketiga sisinya.

Bantalan kuku : Kulit dibawah lempeng kuku. Sel-sel di dasar bantalan kuku adalah penghasil lempeng kuku tangan atau kuku kaki.


(19)

6 Kutikula : Jaringan yang menindih lempeng kuku di dasar kuku dan kutikula melindungi sel keratin baru yang secara perlahan muncul dari bantal kuku.

Pertumbuhan kuku terjadi sepanjang manusia masih hidup. Pada manusia usia muda, kuku tumbuh lebih cepat dibandingkan pada usia lanjut dan pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki dan kecepatan pertumbuhan kuku kaki sepertiga dari kecepatan pertumbuhan kuku tangan, kuku tangan tumbuh sekitar 0,1 mm perhari atau sekitar 0,004 inchi perhari dan itu berarti kuku tumbuh sebanyak 0,12 inchi dalam sebulan. Biasanya sekitar 1 centimeter dalam 3 bulan, pembaruan total kuku jari tangan 170 hari dan kuku kaki 12- 18 bulan.

Ciri-ciri kuku yang sehat adalah kuat, kenyal dan memperlihatkan warna kemerah-merahan. Kuku memiliki fakta menarik yaitu tidak dapat berkeringat. Bentuk dan warna pada kuku tangan manusia berdasarkan ilmu kesehatan dapat memberikan tanda kesehatan tubuh manusia. Secara umum, kuku tangan akan tumbuh lebih cepat pada orang yang masih muda. Cuaca panas cenderung lebih baik untuk pertumbuhan kuku dibandingkan dengan udara dingin.

Pada manusia kuku mempunyai 2 fungsi utama, fungsi pertama adalah sebagai pelindung dari ujung jari karena di penuhi dengan saraf-saraf. Fungsi kedua, yaitu memberi sensitifitas dan mempertajam daya sentuh. Pada ujung jari terdapat banyak reseptor yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang sentuh saat menyentuh suatu objek sehingga dapat dirasakan saat bersentuhan dengan objek yang di sentuh. Berdasarkan fungsi tersebut, kuku memiliki fungsi yang sangat besar. Maka dari itu, kesehatan dapat di mulai dari kuku.

II.2 Kesehatan dan Cara Merawat Kuku Manusia

Untuk mengetahui kuku yang sehat kita dapat lihat dan perhatikan fisik kuku secara langsung. Pipin Tresna (2010) merawat kesehatan kuku manusia yang paling mudah adalah memperhatikan warnanya. Kuku yang sehat seharusnya berwarna pink segar. Kemudian tekstur permukaannya halus dan tidak bergelombang. Ciri kuku sehat yang lain adalah kuku tidak mudah sobek. Jika


(20)

7 salah satu dari ciri tersebut tidak ada pada kuku, sebaiknya kuku segera di rawat agar terhindar dari penyakit kuku yang biasanya ditemui di masyarakat dan pada akhirnya merusak fungsi kuku.

Pipin Tresna (2010) Merawat kesehatan kuku manusia sangatlah mudah, yang sulit adalah niat individu untuk menyempatkan waktu dalam melakukan perawatan kuku. Berikut tips merawat kesehatan kuku tangan :

1. Jangan biarkan diri stress, karena stress dapat mempengaruhi kondisi kesehatan kuku tangan.

2. Jangan mengunakan kuku sebagai alat, karena dapat mengakibatkan kuku patah dan sobek.

3. Lindungi kuku dari kegiatan atau pekerjaan rumah tangga. 4. Jangan biarkan kuku tumbuh terlalu panjang.

5. Menghentikan kebiasaan menggigit kuku.

6. Jangan memakai cat kuku, karena tidak adanya anjurkan memakai cat kuku ataupun yang merusak kuku dengan bahan kimia.

7. Rendam jari tangan dan kaki dengan menggunakan air hangat, lemon juice atau minyak (baby oil).

8. Merapikan dan memotong kuku jika sudah panjang dan tidak teratur. 9. Memakai krim atau handbody pada kuku dan jari selama 5 menit atau

sebelum tidur.

10.Mendorong dengan lembut kutikula menggunakan stik khusus untuk kutikula.

II.3 Resiko Kuku Panjang

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Infectious Disease Society of America kuku yang lebih panjang dari tiga milimeter di luar ujung jari mengadung bakteri berbahaya. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan kebanyakan orang tidak mencuci tangan dengan baik untuk menyingkirkan semua kuman di bawah kuku mereka. Menurut penulis studi Dr Carol A. Kauffman (2013) seseorang harus mecuci tangan mereka selama 15 detik untuk menyingkirkan kuman yang tidak terlihat oleh mata. Karena setiap harinya tangan melakukan kontak dengan ratusan


(21)

8 benda. Pada kenyataannya tangan dan kaki digunakan untuk berbagai kegiatan penting lainnya seperti berjalan, bermain dan makan. Kuku panjang berpotensi menyebabkan sejumlah masalah kesehatan karena kuku menjadi tempat sempurna bagi kuman dan kotoran untuk tinggal. Para ahli kesehatan setuju bahwa kuku harus dipotong pendek dan tetap bersih. Salah satu resiko tidak menjaga kesehatan kuku antara lain :

II.3.1 Cacingan

Cacingan adalah penyakit yang disebabkan telur cacing yang ditularkan melalui tanah. Kebanyakan usia yang terkena penyakit cacingan adalah anak sekolah dasar karena imun tubuh yang rendah serta kebersihan personal yang belum optimal dilakukan oleh anak. Tetapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa terkena penyakit kecacingan. Anak-anak yang terkena cacingan biasanya dapat dideteksi dari postur badan yang kurus, perut buncit, rambut merah, tipis, jarang dan kusam, mata belekkan, malas belajar, dan mengantuk.

Sementara itu pada tahun 2015 angka prevalensi cacingan di Indonesia mencapai 28,12 %. Angka kecacingan yang kecil menyebabkan masyarakat dan pemerintah kurang menaruh perhatian terhadap penyakit ini. Infeksi kecacingan menyebabkan menurunnya kualitas hidup penderitanya. Oleh karena itu penting untuk mengetahui gejala dan faktor resiko infeksi kecacingan sehingga dapat dilakukan tindakan yang mampu diterima dengan baik untuk pencegahannya. Untuk mencegah penyakit cacingan biasanya dengan meminum obat cacing 6 bulan sekali, pemakaian alas kaki secara rutin jika bermain diluar rumah, mencuci tangan dengan sabun sehabis berkegiatan dan setelah dari kamar mandi, serta rutin memotong kuku seminggu sekali.

II.3.2 Diare

Menurut Dr. Luszy Arijanty (2011) Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau lebih dalam satu hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, kadang juga disertai darah atau lendir. Kalau hanya salah satu, misalnya hanya tinjanya yang cair, belum bisa disebut


(22)

9 diare. Penelitian menyebutkan bahwa berat feses (tinja) lebih dari 200 gram per hari boleh dibilang mengalami diare. Sebagian besar (sekitar 90%) diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus. Sebagian kecil diare disebabkan, diare dapat disebabkan infeksi bakteri, parasit, jamur. Sebagian kecil lagi penyebab keracunan makanan, alergi, faktor psikologis yaitu stres.

Penularan yang dapat menyebabkan diare ada tiga yaitu Finger (jari), Food (makanan) dan Fly (lalat). Anak-anak sering masukin tangan ke dalam mulut sehingga terkontaminasi virus. Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi 2, yaitu diare akut dan kronis. Diare akut yang terjadi sampai dengan 7 hari, kemudian diare melanjut berlangsung 8-14 hari, sedangkan kronis terjadi lebih dari 2 minggu. Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis. Syarat disebut diare kalau ada perubahan bentuk feses dan frekuensinya lebih dari 3 kali sehari. Anak-anak rentan terkena diare karena daya tahan tubuhnya masih rendah sehingga sangat mudah terinfeksi virus.

II.4 Aktivitas Kuku

Kuku sangat penting dan memiliki manfaat yang sangat besar di setiap aktivitas tangan manusia. Berikut kegiatan atau aktivitas manusia yang memerlukan kuku : II.4.1 Menggaruk

Jika bagian tubuh terasa gatal cara yang paling cepat adalah menggaruknya, meskipun kegiatan menggaruk dengan tangan terbatas hanya pada bagian tubuh yang terlampaui saja. Kegiatan ini memberi solusi walaupun beresiko jika terlalu lama menggaruk dengan kuku, apalagi dengan kuku yang panjang. Menggaruk menggunakan kuku tangan terjadi secara ilmiah dan terjadi begitu saja, tangan akan refleks menggaruk bagian yang gatal menggunakan kuku.

II.4.2 Mencongkel atau Membuka sesuatu

Tuhan memberikan akal pada setiap manusia. Kadang akal tersebut dipakai manusia saat melalui keterbatasan. Manusia selalu memiliki akal dalam melakukan kegiatan. Salah satunya menggunakan kuku untuk membuka sesuatu, contohnya : membuka casing batterai Handphone, bungkus makanan dan berbagai bungkusan yang memerlukan sesuatu untuk mencongkel dan merobek. Kegiatan


(23)

10 atau aktivitas tersebut tidak baik jika dilakukan terlalu lama atau berlebihan karena dapat merusak kulit jika terus menerus di garuk karena dapat merusak kuku dan kuku dapat patah atau robek dan melukai kutikula saat dipakai mencongkel atau membuka sesuatu.

II.5 Pemotongan Kuku Jari Tangan dan Kaki

Merawat kuku terdiri dari memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku. Memotong kuku pada umumnya adalah kebiasaan yang pasti dilakukan setiap orang. Sebagian masyarakat lebih memilih memanjangkan kuku-nya, kondisi seperti ini yang belum disadari sekelompok masyarakat. Menurut buku Higiene Personal, Keterampilan klinis Perawat Kuku harus bersih, pendek dan rapih. Kuku jari tangan yang penuh kotoran akan menyebarkan infeksi dan kuku jari tangan yang tidak rata dapat menyebabkan cedera dan infeksi. Perawatan kuku sebaiknya dilakukan saat individu duduk di kursi. Jika individu tidak dapat duduk di kursi, perawatan dapat dilakukan di tempat tidur.

II.6 Manfaat Memotong Kuku Bagi Kesehatan.

Memotong kuku dengan rutin memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya bagi kesehatan, manfaat memotong kuku bagi kesehatan diantaranya:

1. Mencegah Pembengkakan di Jari Kaki.

Kuku kaki yang panjang dan jarang dipotong, bila dibiarkan pertumbuhannya maka pertumbuhan kuku akan masuk ke dalam. Ketika kuku sudah mulai panjang akan membuat ukuran kuku semakin besar dan bisa menembus kulit. Kondisi ini akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, bahkan bisa terjadi pembengkakan dan juga infeksi. Oleh sebab itu, memotong kuku kaki secara rutin sangat penting. 2. Mencegah Infeksi Bakteri

Memotong kuku secara teratur dapat mengurangi infeksi bakteri yang terdapat pada kuku. Pemakaian memakai kaos kaki dan juga sepatu yang menyebabkan kuku lembab dan tidak ada udara masuk sehingga memicu munculnya bakteri pada kuku, misalnya bakteri Tinea. Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya kutu


(24)

11 air, ruam merah di kuku, dan menyebabkan kuku berwarna kuning. Maka dari itu, sangat dianjurkan untuk memotomg kuku secara teratur.

3. Meminimalisir Cedera

Memiliki kuku panjang memperbesar resiko terjadinya cedera, seperti tercakar ataupun mengalami cedera ketika kuku membentur benda keras. Akibat benturan tersebut dapat menimbulkan rasa sakit serta menimbulkan warna hitam di dalam kuku. Maka penting memotong kuku secara teratur, karena bermanfaat dapat meminimalisir cedera dan meminimalisir kuku yang dapat melukai orang lain. II.7 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan di Masyarakat

Berdasarkan sumber menurut Hendrik L Blum (1974) ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar II.2 Faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat Sumber : http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-siti%20khadijah.pdf

(Diakses pada 10/01/2016)

II.7.1 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan tidak akan berhasil bila tidak ada perubahan perilaku, walaupun didirikan institusi pelayanan kesehatan seperti posyandu, polindes dan sebagainya, jika tidak ada partisipasi dari masyarakat dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut, maka program pelayanan kesehatan tersebut akan


(25)

12 gagal. Ketiadaan partisipasi dari masyarakat ini mungkin disebabkan karena belum adanya kesadaran. Kesadaran tersebut diakibatkan belum adanya pengetahuan tentang manfaat dari penggunaan pelayanan kesehatan bagi peningkatan derajat kesehatan mereka.

II.7.2 Keturunan Serta Perilaku

Proses pendidikan kesehatan berlangsung pada suatu lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga atau yang disebut tri pusat pedidikan yaitu didalam keluarga (pendidikan informal) didalam sekolah (pendidikan formal) dan di dalam masyarakat. Pada satu lingkup pendidikan yang terjadi dilingkup keluarga ini lah yang termasuk kedalam salah satu dari 4 faktor yaitu keturunan. Proses pembelajaran yang tidak kalah pentingnya mengajarkan berbagai pendidikan kepada anggota keluarga lainnya. Inilah yang menjadi dasar kebiasaan dan perubahan perilaku kesehatan manusia secara turun temurun dalam jangka waktu yang cukup lama. Menurut Ahmadi (1991) Ki Hajar Dewantara membedakan menjadi tiga dengan sebutan Tri Pusat Pendidikan yaitu: Pendidikan dalam keluarga (pendidikan informal), pendidikan dalam sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal).

Hendrik L Blum (1974), Tri pusat pendidikan dalam kesehatan yaitu :

1. Pendidikan kesehatan didalam keluarga yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab para orangtua dengan menitikberatkan pada penanaman kebiasaan-kebiasaan norma-norma dan sikap hidup sehat.

2. Pendidikan kesehatan didalam sekolah adalah tanggung jawab para guru sekolah. Hal ini terwujud dalam usaha kesehatan sekolah (UKS). Tujuan pendidikan kesehatan di sekolah, disamping melanjutkan penanaman kebiasaan dan norma-norma hidup sehat kepada murid, juga memberikan pengetahuan kesehatan.

3. Pendidikan kesehatan di masyarakat, yang dapat dilakukan melalui berbagai lembaga dan organisasi masyarakat, jadi pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan, maka pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai udaha atau kegiatan untuk membantu


(26)

13 individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal. Adapun hasil dari pendidikan kesehatan tersebut, yaitu dalam bentuk perilaku yang menguntungkan kesehatan. Baik dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan, yang diikuti dengan adanyakesadaran yaitu sikap yang positif terhadap kesehatan yang akhirnya diterapkan dalam tindakan-tindakan yang menguntungkan kesehatan.

II.7.3 Lingkungan

Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan dan dijaga agar kualitas kesehatan manusia menjadi lebih baik. Kegiatan positif dilingkungan tempat tinggal juga turut membantu dalam memelihara kesehatan anak-anak contohnya pengajian dan bimbingan belajar. Itulah mengapa lingkungan yang sehat sangat mempengaruhi status kesehatan pada manusia.

II.8 Opini Masyarakat Tentang Kebersihan Kuku II.8.1 Analisis Deskriptif

Uraian data – data yang diperoleh dari lapangan dengan metode penelitian melalui wawancara, observasi dan kuisioner. Wawancara dilakukan dengan narasumber yang paham dibidangnya agar data yang didapat akurat. Responden untuk kuisioner dilakukan secara acak di lingkungan sekolah dasar yang berasal dari kota Bandung. Data yang dihasilkan dari wawancara kemudian dianalisis secara deskriptif, analisis data secara deskriptif bertujuan untuk menggambarkan mengenai objek yang diteliti.

II.8.2 Data Responden

Responden yang dipilih menjadi sumber untuk wawancara mengenai ada tidaknya program menjaga kesehatan kuku ialah salah satu perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung. Responden yang dijadikan sampel untuk mengisi kuisioner adalah anak-anak tingkat sekolah dasar, hal ini dikarenakan untuk melihat sudut pandang anak-anak tingkat sekolah dasar mengenai kesehatan kuku dan upaya pencegahannya.


(27)

14 Tabel II.1 Data responden

No Jenis kelamin Jumlah Presentase

1 Laki – laki 30 60%

2 Perempuan 20 40%

Data diatas menggambarkan hasil kuisioner yang jumlah responden keseluruhan 50 orang. Berasal dari responden anak laki – laki sebanyak 30 orang dan anak perempuan sebanyak 20 orang. Responden merupakan anak-anak tingkat sekolah dasar. Jumlah responden laki – laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden perempuan, hal ini dikarenakan jumlah anak laki-laki di sekolah dasar yang bersangkutan lebih banyak dan lebih mudah untuk berpartisipasi dibandingkan jumlah anak perempuan.

II.8.3 Wawancara dengan Perwakilan Dinas Kesehatan Kota Bandung

Wawancara dilakukan pada tanggal 22 Januari 2016 kepada Edi Sutardi selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung. Wawancara dilakukan secara langsung. Pertanyaan yang diberikan mengenai kesehatan kuku secara rinci, kondisi, data objektif dan ada tidaknya program pemerintah dalam rangka menjaga kesehatan kuku manusia khususnya di Kota Bandung. Serta upaya pencegahan apa saja yang sudah di lakukan Dinkes untuk anak sekolah dasar terhadap dampak kesehatan kuku pada anak. Seperti yang di utarakan dalam wawancara oleh Edi Sutardi bahwa kesehatan kuku membutuhkan pola hidup masyarakat yang aktif memperhatikan tangan dari berbagai kotoran yang nantinya akan bersarang pada kuku. Memastikan perkembangan dan kebersihan kuku setiap saat dan menurunkan kebiasaan baik kepada sekitar dari orang tua kepada anaknya. Pola menjaga kesehatan kuku yang paling mudah adalah memotong kuku dengan rapi dan rutin. Karena akibat atau dampak dari kuku yang panjang adalah dapat menyebabkan berbagai penyakit lain dan cacingan. Saat ini pemerintah belum melakukan tindakan yang berkaitan tentang kesehatan kuku anak sekolah dasar khususnya di Kota Bandung, karena Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dianggap sudah cukup.


(28)

15 II.8.4 Daftar Pertanyaan Angket dan Hasilnya.

Tabel II.2 Mencuci tangan dengan sabun

No Jenis Kelamin Jawaban

Tidak Iya

1 Laki - laki 42% 18%

2 Perempuan 34% 6%

Jumlah 76% 24%

Dari tabel II.2 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase sebanyak 76% anak-anak tidak mencuci tangan pakai sabun. Persentase terbanyak menjawab tidak 42% adalah anak laki-laki. Begitu pula dengan anak perempuan dengan persentase lebih sedikit sebanyak 34% tidak mencuci tangan dengan sabun. Dari tabel ini dapat terlihat bahwa anak-anak tingkat sekolah dasar lebih banyak tidak mencuci tangan dengan sabun dan 24% anak mencuci tangan dengan sabun.

Tabel II.3 Mencuci tangan sampai sela-sela kuku

Dari tabel II.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase sebanyak 64% anak lebih banyak tidak mencuci tangan sampai sela-sela kuku. Anak perempuan mendapatkan persentase sebanyak 36% tidak mencuci sela-sela kuku saat mencuci tangan. Dari tabel ini dapat terlihat bahwa anak-anak tingkat sekolah dasar kurang peduli terhadap kebersihan kuku tangan.

No Jenis Kelamin

Jawaban

Tidak Iya

1 Laki - laki 28% 32%

2 Perempuan 36% 4%


(29)

16 Tabel II.4 Suka menggigit kuku

No Jenis Kelamin

Jawaban

Iya Tidak

1 Laki - laki 16% 44%

2 Perempuan 6% 34%

Jumlah 22% 78%

Dari tabel II.4 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase sebanyak 78% anak sekolah dasar memilih tidak suka menggigit kuku. 44% anak laki-laki memilih tidak suka menggigit kuku. Begitu pula dengan persentase anak perempuan sebanyak 34%. Dari tabel ini dapat terlihat bahwa masih adanya persentase anak yang menggigit kuku yaitu laki-laki sebanyak 16% dan perempuan sebanyak 6%.

Tabel II.5 Siapa yang memotong kuku anak

No Jenis Kelamin Jawaban

Orangtua Sendiri

1 Laki - laki 8% 40%

2 Perempuan 32% 20%

Jumlah 40% 60%

Dari tabel II.5 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase sebanyak 60% anak laki-laki dan perempuan memotong kukunya sendiri, sebanyak 40% hampir setengah dari total responden yang memilih kukunya dipotong oleh orangtua. Dari tabel ini dapat terlihat bahwa anak-anak tingkat sekolah dasar lebih banyak yang memotong kukunya sendiri dengan alasan bahwa anak lebih mengetahui batas kuku yang akan dipotong sehingga jari tidak akan terluka.


(30)

17 Tabel II.6 Mengetahui bahaya kuku yang tidak sehat

No Jenis Kelamin

Jawaban

Tahu Tidak Tahu

1 Laki - laki 28% 32%

2 Perempuan 12% 28%

Jumlah 40% 60%

Dari tabel II.6 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase sebanyak 60% anak laki-laki tidak mengetahui bahaya kuku yang tidak sehat, sebagian responden menjawab akibat dari kuku yang kotor tetapi jawaban yang diberikan tidak benar. 40% anak-anak mengetahui bahaya kuku yang tidak sehat. Dari tabel ini dapat terlihat bahwa sebanyak 60% anak-anak memerlukan informasi mengenai bahaya kuku yang tidak sehat.

Tabel II.7 Tidak menggunting kuku jika tidak diingatkan

No Jenis Kelamin

Jawaban

Ya Tidak

1 Laki - laki 56% 4%

2 Perempuan 36% 4%

Jumlah 92% 8%

Dari tabel II.7 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase sebanyak 92% anak tidak menggunting kuku jika tidak diingatkan oleh orang lain, dan total persentase yang menggunting kuku tetapi tidak diingatkan oleh orang lain hanya 8%. Dari tabel ini dapat terlihat bahwa anak-anak lebih banyak tidak menggunting kuku jika tidak diingatkan oleh orang lain.

Tabel II.8 Bagaimana kuku yang bersih dan sehat

No Jenis Kelamin

Jawaban


(31)

18

1 Laki - laki 26% 4%

2 Perempuan 50% 20%

Jumlah 76% 24%

Dari tabel II.8 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan hasil persentase terbanyak sebesar 76% anak tidak mengetahui bagaimana kuku yang bersih dan sehat. Beberapa anak menjawab tahu dan benar sebanyak 24%. Dari tabel ini dapat terlihat bahwa anak-anak membutuhkan informasi bagaimana kuku yang sehat dan cara merawat yang baik.

Tabel II.9 Kuku anak saat ini

No Jenis Kelamin

Jawaban

Pendek bersih Panjang Kotor

1 Laki - laki 24% 36%

2 Perempuan 30% 10%

Jumlah 54% 46%

Dari tabel II.9 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase sebanyak 54% anak memiliki kuku pendek dan bersih, hal tersebut dikarenakan anak-anak sudah mulai terbiasa memotong kuku secara rutin. 46% persentase kuku anak panjang dan kotor. Dari tabel ini dapat terlihat bahwa selisih persentase antara kuku pendek bersih dan panjang kotor tidak terlalu jauh.

Tabel II.10 Kuku Rusak pada Anak No Jenis

Kelamin

Jawaban

Iya Tidak

1 Laki - laki 8% 52%

2 Perempuan 4% 36%


(32)

19 Dari tabel II.10 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase dalam satu kelas didapatkan 12% anak sekolah dasar kukunya rusak. Kuku normal dan baik pada satu kelas didapatkan hasil persentase sebanyak 88%.

Tabel II.11 Takut menggunting kuku karena trauma No Jenis

Kelamin

Jawaban

Takut Tidak

1 Laki - laki 14% 46%

2 Perempuan 14% 26%

Jumlah 28% 72%

Dari tabel II.11 dapat ditarik kesimpulan bahwa didapatkan total persentase 28% anak-anak menjawab takut menggunting kuku karena pernah ada riwayat kuku terpotong sampai dalam. Itulah mengapa pilihan menggigit dan merobek kuku dilakukan anak agar kuku anak pendek. 72% persentase terbesar anak tidak takut menggunting kuku dan lebih memilih menggunting kukunya sendiri dikarenakan anak lebih mengetahui batas kuku terpendek.

II.9 Resume dan Solusi

Mengacu dari hasil observasi pada anak usia sekolah dasar diatas, didapatkan hasil bahwa anak usia sekolah dasar belum baik dalam menjaga kesehatan kuku karena dari hasil observasi terlihat bahwa sebagian dari responden, kuku jari tangan anak mengalami permasalahan atau rusak. Kebanyakan anak tidak memotong kuku jika tidak di ingatkan, perlunya mengingatkan anak untuk memotong kuku meskipun sebagian anak sudah mulai peduli memotong kuku jika di ingatkan karena anak tidak mengetahui bahaya kuku yang kotor. Adapun dalam penelitian yang telah dilakukan, sebanyak 60% anak sekolah dasar tidak mengetahui dampak atau penyakit yang di akibatkan dari kuku yang tidak sehat, sehingga masih ada sebagian anak dengan kebiasaan atau perilaku menggigit kuku tangan dan memasukan jari tangan ke dalam mulut. Maka dari itu perlu dilakukan kampanye menjaga kesehatan kuku, serta menginformasikan kembali dampak apa saja yang ditimbulkan akibat dari kuku kotor yang dapat menyebabkan berbagai penyakit melalui perantara kuku. Belum adanya kesadaran pada anak untuk


(33)

20 memotong kukunya sendiri, beberapa diantara mereka ingin merawat kuku karena adanya berbagai faktor yaitu sekolah selalu mengadakan pemeriksaan kuku pendek dan mengharuskan siswanya memotong kuku. Meskipun pada usia anak sekolah dasar tidak mengetahui bagaimana kuku yang bersih dan sehat, tetapi anak sudah mulai membiasakan kukunya pendek. Pada kenyataannya 28% anak memiliki ketakutan atau trauma saat memotong kuku, dikarenakan pernah mengalami pemotongan kuku yang melebihi batas terpendek pada kuku. Anak sekolah dasar idealnya mengetahui dampak kesehatan kuku yang tidak dijaga, sehingga anak dapat membiasakan diri menjaga dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.

Solusi yang di butuhkan anak adalah kampanye kesehatan kuku pada usia anak sekolah dasar yang dapat dibantu penyelenggaraannya melalui pihak sekolah (UKS) dan pengawasan oleh orangtua sehingga didapatkan anak sekolah dasar yang sehat, generasi penerus bangsa yang cerdas, produktif, serta bertanggung jawab pada kebersihan dan kesehatan tubuhnya.


(34)

21 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Pesan atau informasi yang ingin disampaikan adalah kampanye sosial menjaga kesehatan kuku. Informasi atau pesan akan disampaikan yaitu melalui permainan kartu. Informasi akan di kemas dan dijadikan sebuah game dalam kartu yang dapat di mainkan 2 orang atau maksimal 4 orang anak, yang berisi penjelasan dan informasi terkait kesehatan kuku, mengapa penting menjaga kesehatan kuku serta berbagai manfaat yang didapat dari perilaku menjaga kesehatan kuku. Permainan kartu akan dibuat berdasarkan data yang sudah didapatkan, terdiri dari : gambar, ilustrasi dan teks. Gaya visual yang akan digunakan adalah ilustrasi dan menggunakan karakter visual berbagai jenis kuman, cara pencegahan, merawat kesehatan kuku yang baik, informasi terkait kuku, apa saja masalah yang timbul dari kuku yang tidak dijaga kesehatannya. Permainan kartu tersebut akan di berikan kepada anak, diharapkan anak dapat memperoleh informasi atau stimulus tidak sadar dengan cara yang menyenangkan dan dapat bersosialisasi atau berinteraksi dengan baik kepada lingkungan sekitar dengan penerapan bermain kartu bersama. Kampanye sosial dengan media utama permainan kartu edukatif ini akan dipromosikan dengan memberikan permainan kartu edukatif langsung kepada anak melalui event kesehatan terencana di sekolah-sekolah dasar dan memanfaatkan waktu istirahat untuk bermain kartu edukatif. Serta penyebaran informasi dan promosinya dapat diakses oleh orangtua dan anak melalui fanspage facebook, dan Instagram. Tahapan tersebut nantinya dapat memudahkan anak untuk mengetahui informasi cara bermain, penjelasan aturan bermain atau permintaan produk yang lebih banyak.

Strategi perancangan merupakan cara untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada target audience, target audience diharapkan dapat menangkap isi atau informasi dari pesan yang disampaikan. Strategi perancangan ini dimulai dengan mencari permasalahan yang ada, kemudian mencari data melalui sumber - sumber terkait. (wawancara, buku, jurnal, browsing). Mencari informasi mengenai usia anak sekolah dasar tentang kebutuhan dan kebiasaan, mengumpulkan informasi


(35)

22 yang didapat dan terakhir menyampaikan informasi terkait melalui media untuk disampaikan kepada khalayak. Kampanye sosial adalah suatu proses komunikasi yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk merubah mindset, perilaku, mempengaruhi sikap, pendapat dan opini masyarakat target audience.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Adapun tujuan komunikasi dari kampanye ini adalah sebagai berikut:

• Menarik perhatian dan menimbulkan rasa penasaran kepada target audience sehingga target audience merasa penting dan harus mendapatkan informasi selanjutnya.

• Memberikan efek positif kepada target audience sehingga target audience secara sengaja membagikan pengalaman menariknya kepada khalayak umum.

• Memberikan pemahaman pada anak akan dampak kesehatan kuku yang tidak dijaga kesehatannya.

• Mengurangi persentase yang cukup besar terkait kuku tangan yang tidak higenis pada anak usia sekolah dasar.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Strategi komunikasi yang akan digunakan adalah melalui pendekatan verbal dan pendekatan visual. Adapun konsep mengenai pendekatan verbal dan pendekatan visual adalah sebagai berikut:

Pendekatan Komunikasi Secara Verbal

Pendekatan secara verbal adalah bahasa Indonesia, karena target audiens merupakan warga negara Indonesia. Pada saat ini anak usia sekolah dasar dapat mengerti dengan mudah instruksi-instruksi yang diberikan oleh orang lain dari memainkan suatu permainan, mendengarkan dan menonton televisi atau film ternyata sangat menguntungkan bagi perkembangan perbendaharaan bahasa anak-anak. Mengingat target utama dalam kampanye sosial menjaga kesehatan kuku adalah usia anak sekolah dasar yang pola pikirnya masih sangat sederhana, maka


(36)

23 bahasa yang akan digunakan adalah bahasa Indonesia. Hal tersebut bertujuan agar anak usia sekolah dasar dapat menerima informasi atau materi dengan baik.

Keywords : Kuku dan Sehat.

Tagline : Aku Kuat Kuku Ku Sehat.

Pendekatan Komunikasi Secara Visual

Objek visual yang akan ditampilkan bersumber dari data yang didapatkan dan diolah dengan ilustrasi dan warna-warna yang menarik sehingga mudah di mengerti anak usia sekolah dasar. Materi visual yang akan ditampilkan adalah karakter jenis-jenis kuman, icon kampanye, logo, cedera pada kuku, penyakit yang di timbulkan dari kuku kotor, perilaku tidak sehat antara kuku dengan mulut, serta pencegahan dari penyakit yang dapat ditimbulkan kuku yang tidak sehat. Ilustrasi yang akan digunakan adalah gaya visual gambar – gambar kartun. Konten berupa materi penjelasan yaitu teks sebagai pelengkap visual. ilustrasi pada kartu yang akan dibuat menjadi tampak depan dan tampak belakang yang di beri konten logo atau identitas kampanye.

Pendekatan Rasional dan Emosional

Kekuatan pendekatan rasional terletak pada teks naskah secara verbal yang bersifat informatif. Pendekatan emosional dapat dilakukan dengan berbagai media. Secara verbal menggunaan bahasa sehari-hari yang dapat membuat anak-anak nyaman dan tidak merasa digurui. Penggunaan visual yang dapat menggugah emosi pembaca, misalnya dengan penggunaan maskot dan ilustrasi kartun dapat menciptakan kesan bersahabat dan dekat dengan anak-anak. Warna sebagai salah satu elemen visual dapat membangun kesan tersendiri.

III.1.3 Materi Pesan

Adapun materi pesan yang akan disampaikan adalah sebagai berikut :

 Perilaku hidup sehat dapat dimulai dari menjaga kesehatan kuku.

 Kalahkan kuman pada kuku dengan menjaga kebersihan kuku dan berprilaku baik.


(37)

24 III.1.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan berupa persuasive dan penjelasan-penjelasan materi yang di buat mudah dipahami, ditujukan agar khalayak sasaran mampu terpengaruh dan mampu menyerap informasi tersebut untuk merubah kebiasaan sebelumnya menjadi lebih baik.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Khalayak sasaran adalah sejumlah besar orang yang pengetahuan, sikap dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye.

III.1.5.1 Demografis

Ditinjau dari latar belakang dan analisa dari hasil survey yang telah dilakukan, sasaran audience adalah sebagai berikut :

Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan. Usia : 7 sampai 12 tahun. Pendidikan : sekolah dasar. Pekerjaan : pelajar.

Usia anak sekolah dasar dengan rentang umur dari 7 tahun sampai 12 tahun. Dari kalangan menengah kebawah karena perilaku kebersihan diri dan lingkungannya yang belum baik. Diharapkan dari kampanye ini dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan personal anak sejak dini.

III.1.5.2 Psikografis

Khalayak sasaran perancangan secara psikografis adalah anak yang senang bermain, bereksplorasi, tertarik pada sesuatu yang baru dan anak akan belajar secara efektif ketika anak merasa puas dengan situasi yang terjadi.

Berdasarkan Bassett, Jacka, dan Logan (1983) karakteristik anak usia sekolah dasar secara umum diantaranya sebagai berikut:

1. Anak secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilinginya.


(38)

25 2. Anak lebih senang bermain dan bergembira atau sesuatu yang

membuatnya riang.

3. Anak suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru.

4. Anak biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidak puasan dan menolak kegagalan-kegagalan.

5. Anak belajar secara efektif ketika anak merasa puas dengan situasi yang terjadi.

6. Anak belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan mengajar anak-anak lainnya.

III.1.5.3 Geografis Tempat : Indonesia. Iklim : Tropis.

Budaya : Beragam (sunda, jawa, batak, melayu, betawi, dan lain-lain)

III.1.5.4 Consumer Insight

Consumer insight merupakan suatu keinginan yang ada di benak seorang target audiens. Keinginan pada usia anak sekolah dasar pada umumnya memiliki jiwa bermain yang sangat tinggi. Sehingga pada usia anak sekolah dasar selalu timbul keinginan bermain yang tidak dapat di salahkan karena pada usia anak sekolah dasar adalah masa di mana anak bermain. Dibutuhkanlah media yang dapat memberikan materi pembelajaran secara terus menerus dan tidak di sadari oleh anak usia sekolah dasar yang di peroleh dengan cara bermain.

Hope

semua anak usia sekolah dasar ingin sehat, tapi tidak semua anak mampu menjaga kesehatan kuku secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan kukunya. Usia anak sekolah dasar ingin memotong kuku secara mandiri, tapi anak tidak mendapatkan pelajaran memotong kuku yang benar dan menyenangkan. Semua anak usia sekolah dasar ingin memahami mengapa penting


(39)

26 memiliki tanggung jawab menjaga kesehatan kuku pribadi sejak usia sekolah dasar dengan asik dan menyenangkan, tapi tidak semua pembelajaran tanggung jawab kebersihan diri di sekolah dan masyarakat itu asik dan menyenangkan sehingga mudah dipahami.

Myth

Tanda putih pada kuku tangan kanan tanda bahwa ada seseorang yang rindu atau cinta, sebaliknya jika pada tangan kiri tanda bahwa ada yang benci. Pada kenyataannya dikutip dari laman bidanku, bintik putih dikuku atau disebut juga dengan leukonychia, bintik putih ini disebabkan oleh terjadinya trauma ringan. Pertumbuhan kuku pada umumnya sangat lambat dan sehingga banyak yang tidak menyadari trauma ataupun cedera yang terjadi, tidak semua dikaitkan dengan kekurangan vitamin ataupun kalsium, tetapi bintik putih ini umumnya banyak muncul pada kuku pada bagian tangan dibanding kuku kaki, kemungkinan lain bintik putih dikuku itu bisa karena infeksi ringan pada kuku atau alergi atau juga karena efek samping dari obat-obatan.

Hidden truth

Kesehatan tubuh dapat di mulai dari menjaga kesehatan kuku, karena kuku adalah pintu masuknya berbagai microorganisme, kuman dan penyakit.

Behavior

Masyarakat saat ini lebih memilih berobat ke dokter setelah sakit ataupun terkena penyakit daripada mencegah penyakitnya.

Esence

Anak dapat dengan mudah menyerap stimulus berbagai informasi dengan cara bermain.

III.1.5.5 Journey

Merupakan kegiatan sehari-hari dari target audience, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Journey digunakan untuk mengetahui tempat atau objek apa saja yang lebih banyak dijumpai oleh target audience. Sehingga didapatkan media


(40)

27 yang tepat untuk dijadikan media promosi. Adapun journey dari usia anak SD adalah sebagai berikut:

Tabel III.1 Journey usia anak Sekolah Dasar tahun 2016 Sumber: dokumen pribadi

No Waktu Kegiatan Tempat Point Of Contact

1 6:00 - 6:05 Bangun tidur Kamar Tidur Kasur, lemari, guling, bantal, seprei, kaca.

2 6:05 - 6:10 Nonton TV Ruang keluarga

Remote TV, iklan TV, acara TV.

3 6:10 - 6:25 Mandi Kamar

mandi

Handuk, gayung, tempat sabun, sampo, pasta gigi, sikat gigi. 4 6:25 - 6:30 Sarapan Ruang

Makan

Meja makan, kursi, piring, sendok, garpu, gelas, makanan, Televisi.

5 6:30 - 6:50 Berangkat sekolah

Jalan Tembok rumah, jalan, rumah, angkot, motor, bilboard, spanduk, neonbox, toko, warung, perempatan, lampu merah

6 6:50 - 6:55 Sampai sekolah

Sekolahan Gedung sekolah, teman, halaman sekolah, main Handphone.

7 6:55 - 7:00 Masuk kelas Ruang kelas Buku, pensil, pulpen, meja, kursi, tembok, teman, tas sekolah, main handphone. 8 7:00 - 7:05 Bersosialisasi Ruang kelas Buku, pensil, pulpen, meja,

kursi, tembok, teman, tas sekolah, main handphone. 9 7:05 - 7:25 Bermain Ruang kelas Buku, pensil, pulpen, meja,

kursi, tembok, teman, tas sekolah, main handphone. 10 7:25 - 10:00 Belajar Ruang kelas Buku, pensil, pulpen, meja,

kursi, tembok, teman, tas sekolah, main handphone. 11 10:00 10:30 Istirahat Lingkungan

sekolah

Ibu kantin, tukang jualan makanan, jajanan, mainan, teman, main handphone, main


(41)

28 bola, kucing-kucingan. Pergi ke WC sekolah.

12 10:00 - 10:30 Bermain Lingkungan sekolah

Ibu kantin, tukang jualan makanan, jajanan, mainan, teman, main handphone, main bola, kucingkucingan. Pergi ke WC sekolah.

13 10:00 - 10:15 Jajan Lingkungan sekolah

Ibu kantin, tukang jualan makanan, jajanan, mainan, teman, main.

14 10:30 - 10:30 Masuk kelas Ruang kelas Buku, pensil, pulpen, meja, kursi, tembok, teman, tas sekolah, mainan.

15 10:30 - 12:30 Belajar Ruang kelas Buku, pensil, meja, kursi, teman, tas sekolah, mainan.

16 13:30 - 13:50 Pulang Perjalanan pulang

Tembok Rumah, jalan, rumah, angkot, motor, bilboard,

spanduk, neonbox, rumah, toko, warung, perempatan, lampu merah.

17 13:50 - 14:00 Jajan Lingkungan sekolah

Ibu kantin, tukang jualan makanan, warung, mainan.

18 14:00 - 14:05 Sampai rumah, Ganti baju, Makan

Rumah Perabotan rumah, meja makan, kursi, piring,

sendok, garpu, gelas, makanan. 19 14:05 - 16:00 Nonton TV,

Bermain

Ruang TV Jajanan, iklan TV, acara TV, handphone, internet, sosial Media, ruangan, mainan. 20 16:00 - 16:15 Mandi sore,

Bermain

Lingkungan rumah atau dalam rumah

Handuk, gayung, tempat sabun, sampo, pasta gigi, sikat gigi.

21 16:15 - 19:00 Nonton TV, Bermain

Ruang keluarga

Jajanan, iklan TV, acara TV, handphone, internet, sosial Media, ruangan, mainan.


(42)

29 22 19:00 - 21:00 Belajar Ruang

Keluarga atau Kamar

Buku, pulpen, pensil, tas sekolah, buku pelajaran, kasur, meja, belajar, kursi.

23 21:00 - 22:00 Tidur Kamar tidur Kasur, bantal, selimut, guling.

Dari journey diatas diperoleh informasi aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh usia anak SD. Aktivitas tersebut adalah bermain, dimanapun tempatnya. Kemudian TV, lingkungan sekolah dasar, HandPhone, internet dan media sosial. Aktivitas dan tempat tersebut memungkinkan untuk dijadikan sebagai media promosi.

III.1.5.6 Mandatory

Perancangan media permainan kartu dalam kampanye sosial menjaga kesehatan kuku pada usia anak sekolah dasar bekerja sama dengan beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut mendukung perancangan media permainan kartu pada SD dari mulai pelaksanaan event, jadwal kedatangan pada setiap sekolah dasar, pembicara materi kesehatan kuku untuk anak SD, pembagian permainan kartu dan lain-lain. Adapun pihak-pihak yang bekerjasama dalam perancangan media permainan kartu dalam kampanye sosial menjaga kesehatan kuku pada usia anak sekolah adalah kementrian kesehatan, kementrian pendidikan dan kebudayaan.

III.1.6 Strategi Kreatif

Untuk merancang media informasi yang berbeda dan menarik diperlukan strategi kreatif yang baik. Adapun strategi kreatif yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

 Copywriting

Copywriting akan digunakan untuk menentukan nama judul kampanye, headline, subheadline dan body text. Copywriting akan digunakan pada permainan kartu


(43)

30 untuk pembelajaran merawat dan menjaga kesehatan kuku serta memberikan informasi penyakit apa saja yang ditimbulkan dari perantara kuku pada anak usia sekolah dasar. Untuk copywriting nama permainan kartu edukatif akan bersumber dari key word yang telah ditentukan yaitu "Kukuruyuk”. Kuku merupakan salah satu anggota tubuh yang mesti dijaga kesehatannya, anak usia sekolah dasar merupakan orang yang biasanya terinfeksi bakteri atau penyakit yang diperantai oleh kuku. Dengan kata lain key word yang dibuat terbentuk dari materi mengenai kesehatan kuku.

Gambar III.1 Mind Mapping Key Words Sumber: dokumen pribadi

Tertarik dengan hal baru

Senang aktivitas baru Rumah Sekolah Dimana saja Bermain Aktivitas Berpikir sederhana Anak SD Lingkungan Keturunan serta perilaku Posyandu Pelayanan kesehatan Faktor Kuat Bersih Kuku hitam Kuku

Cacingan

Diare Panjang

Garuk Rusak

Patah Robek Pintu masuk bakteri Sakit Obat Dirawat Rutin

Sulit Mudah Gunting kuku rutin

Mendorong kutikula Biasakan kuku pendek Jangan dijadikan alat

mencongkel, membuka sesuatu

yang sangat keras


(44)

31 Main mapping dibuat untuk mempermudah penggalian ide yang berkaitan dengan objek dan subjek permasalahan. Main mapping mempunyai berbagai manfaat, salah satunya untuk menentukan isi media utama, menentukan karakter, nama atau judul kampanye. Judul kampanye “Kukuruyuk” di dapatkan dari hasil main mapping objek yaitu kuku dan singkatan dari rutin-yuk sehingga didapatkan kata “kukuruyuk” dan pengucapan yang sangat mudah menjadi pertimbangan judul tersebut diambil. Dari main mapping yang telah dibuat kemudian tagline dipilih dari 2 kata yaitu kuat dan sehat. Kuat merupakan keadaan seseorang yang mampu. Sehat merupakan keadaan yang wajib di miliki seorang manusia untuk dapat menjalankan kehidupannya menjadi lebih baik. Dengan demikian “Aku kuat kuku ku sehat” diartikan bahwa dari kuku yang sehat dapat di miliki raga yang tangguh dan diharapkan kuat melawan berbagai penyakit.

Key Visual

Key visual merupakan terjemahan dari key word ke dalam bentuk gambar. Gambar-gambar tersebut akan dijadikan referensi dalam proses perancangan desain aplikasi. Adapun key visual yang berkaitan adalah sebagai berikut:

Gambar III.2 Key Visual

Sumber: gambar.co.id, informasi-obat.com, Spanish.alibaba.com dan kumansteril.blogspot.co.id


(45)

32 Key visual merupakan gambaran dari key words yang telah dipilih. Bentuk gambar yang berkaitan dengan menjaga kesehatan kuku adalah anak sd, gunting kuku, obat, kuku tangan dan kuman.

Nama Permainan Kartu Edukatif

Nama permainan kartu edukatif adalah Kukuruyuk. Kata Kukuruyuk adalah singkatan dari kuku rutin yuk yang berasal dari main mapping keywords. Kukuruyuk diartikan sebagai ajakan untuk merawat kuku rutin yang tidak hanya mengajak tetapi memberikan materi dan informasi mengenai menjaga kesehatan kuku serta informasi penyakit apa saja yang ditimbulkan dari perantara kuku.

Tag Line

Tagline bisa dimanfaatkan untuk mendukung proses promosi, salah satunya untuk memberi tahu manfaat atau visi produk. Tagline yang akan digunakan untuk permainan kartu edukatif “Kukuruyuk” adalah Aku kuat kukuku sehat”.

III.1.7 Strategi Media

Media yang akan dibuat terbagi menjadi dua jenis yaitu media utama dan media pendukung. Adapun konsep mengenai media tersebut adalah sebagai berikut:

Media Utama

Media utama yang digunakan dalam kampanye sosial kesehatan kuku yang digunakan adalah permainan kartu edukatif yang bernama “Kukuruyuk”. Permainan kartu banyak digunakan anak sekolah dasar dalam mengisi waktu istirahat di sekolah. Tujuan dari permainan kartu edukatif ini sebagai sarana anak usia sekolah dasar untuk bermain bersama, selain itu juga sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kesehatan kuku.

Media Pendukung

Media pendukung merupakan kumpulan beberapa media yang dirancang untuk memberikan informasi keberadaan media utama. Adapun media pendukung yang akan dipilih adalah sebagai berikut:


(46)

33

Poster

Permainan kartu edukatif yang bernama “Kukuruyuk” harus dipromosikan kepada anak usia sekolah dasar dan poster adalah bagian dari strategi AISAS salah satunya media attention. Promosi bertujuan agar target audien mengetahui keberadaan permainan kartu edukatif “Kukuruyuk”. Salah satu media promosi adalah poster. Dengan demikian poster akan dijadikan sebagai media pendukung untuk melakukan promosi. Poster yang akan disebar terbagi menjadi dua jenis, yaitu poster cetak dan poster digital. Poster cetak akan dipasang di sekolah, salah satunya di mading sekolah. Poster digital akan dipasang di dunia maya seperti facebook dan instagram.

Logo

Identitas diperlukan untuk membedakan dan menjadi karakter kuat dalam suatu produk dengan produk lain. Salah satu identitas yang banyak digunakan adalah logo. Logo digunakan untuk membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Fungsi tersebut bisa dimanfaatkan sebagai media pendukung dalam promosi permainan kartu edukatif “Kukuruyuk”.

X-banner

Permainan kartu edukatif “Kukuruyuk” harus dipromosikan kepada masyarakat luas. Promosi bertujuan agar target audien mengetahui keberadaan permainan kartu edukatif “Kukuruyuk”. Beberapa promosi bisa dilakukan dengan membuat sebuah event atau seminar. Ketika membuat sebuah event atau seminar diperlukan alat pendukung untuk presentasi produk. Alat pendukung presentasi salah satunya adalah X-banner. Dengan demikian X-banner akan dijadikan sebagai media pendukung untuk presentasi dalam sebuah event pembagian kartu.

Akun media sosial

Pada masa serba mudah dengan internet seperti saat ini, media sosial sangatlah diperlukan untuk memudahkan manusia dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Media sosial digunakan oleh hampir semua kalangan dan mencakup pada sebagian usia anak sekolah dasar. Beberapa media sosial yang


(47)

34 paling banyak digunakan oleh usia anak sekolah dasar atau orangtua diantaranya adalah facebook, email dan instagram. Dengan demikian akun facebook, email dan instagram akan dijadikan sebagai media pendukung, untuk memberikan informasi permainan kartu edukatif “Kukuruyuk” kepada anak usia sekolah dasar.

Teori

Untuk menyampaikan pesan melalui media kepada target audiens dibutuhkan strategi komunikasi yang baik. Salah satu strategi komunikasi yang baik dilakukan oleh perusahaan periklanan di luar negeri. Strategi komunikasi yang digunakan oleh perusahaan periklanan salah satunya adalah strategi AISAS. AISAS merupakan singkatan dari Atention, Interest, Search, Action dan Share. Adapun pengaplikasian strategi AISAS dalam menyampaikan pesan melalui media adalah sebagai berikut:

Attention

Tahap attention digunakan untuk menarik perhatian target audience. Atention diharapkan mampu memberikan rasa penasaran kepada masyarakat atau target audience sehingga akan menimbulkan rasa ingin tahu dan menantikan kedatangannya. Metode atention ini akan disebar dengan kurun waktu satu minggu sebelum waktu penyebaran permainan kartu.

Interest

Tahap interest digunakan untuk menarik minat masyarakat terhadap sebuah produk. Interest berisikan informasi yang berkaitan dengan keinginan dan informasi yang dibutuhkan oleh target audience. Interest juga bisa berisikan copywriting yang menarik mengenai keunggulan dan manfaat produk. Dengan kata lain interest dibuat untuk menjawab keinginan masyarakat terhadap produk. Ketika produk bisa menjawab keinginan target audien, maka mereka akan tertarik dengan produk tersebut.


(48)

35

Search

Tahap search digunakan untuk memberikan informasi produk kepada target audien. Pada tahap search target audien akan mencari tahu berbagai informasi mengenai produk yang mereka minati. Target audien biasanya mencari informasi langsung di internet atau media sosial seperti facebook, Instagram bahkan email untuk mendapatkan informasi akurat dan terpercaya langsung dari sumbernya.

Action

Setelah informasi menjawab keinginan target audien, maka akan timbul rasa ingin memiliki terhadap sebuah produk. Dalam tahapan action akan diadakan event datang ke setiap sekolah-sekolah dasar untuk membagikan permainan kartu kukuruyuk dan seminar tentang kesehatan kuku dan cara penerapannya di kehidupan sehari-hari dari dinas kesehatan. Aksi yang terjadi pada tahap action diantaranya mencoba permainan kartu, menyelenggarakan pertandingan dengan berbagai hadiah menarik.

Share

Tahap share merupakan proses apresiasi, tanggapan atau penilaian terhadap sebuah produk. Konsumen akan membuat informasi berkaitan dengan kritik, saran atau dukungan terhadap produk. Konsumen akan memberikan informasi yang mereka buat kepada orang lain. Informasi biasanya diberikan melalui pembicaraan secara langsung ataupun berupa tulisan yang dibagikan di media sosial yang sudah ada wadahnya.

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

Untuk menyampaikan pesan kepada target audience dibutuhkan strategi distribusi yang baik. Strategi distribusi akan dirancang pada bulan Agustus 2016. Pada acara yang akan diselenggarakan di sekolah dasar, strategi distribusi akan menyesuaikan dengan tahun ajaran pada kalender pendidikan Sekolah Dasar.

Strategi distribusi akan dibagi menjadi dua sesi, yaitu dimulai dari sesi pertama yaitu satu bulan sebelum memasuki bulan agustus dan sesi pada saat


(49)

36 penyelenggaraanya. Sesi pertama digunakan untuk mempromosikan event menggunakan metode AISAS yaitu attention, interest dan search. Sesi kedua digunakan untuk melanjutkan tahapan action sampai tahap akhir yaitu share. Tahapan share akan dilakukan oleh target audience dan panitia penyelenggara di akun facebook resmi dengan cara mengunduh kegiatan-kegiatan pada saat di selenggarakannya event dengan mengikuti perlombaan yang membagi-bagikan hadiah menarik. Adapun strategi distribusi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel III.2 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

Sumber: dokumen pribadi mengacu pada kalender pendidikan Sekolah Dasar.

No Media Juli Agustus

Attention

1 Poster

2 Spanduk

3 Sticker

Interest

4 Poster

5 Iklan media sosial

Search

6 Fanspage Facebook

7 Official Instagram

Action

8 Kartu Kukuruyuk

Share

9 Topi

10 Kaos

11 Sampul buku

12 Sticker name tag

Tabel strategi distribusi dilakukan dalam dua bulan, dimulai dari minggu pertama bulan Juli hingga minggu terakhir bulan Agustus. Minggu pertama pada bulan Juli di mulai dari atention distribusi penyebaran poster ke sekolah-sekolah dasar dengan poster pertama ditempel dalam kurun waktu satu minggu, kemudian minggu selanjutnya poster kedua, sticker dan spanduk ditempel dalam kurun waktu yang sama. Strategi distribusi yang dibuat diharapkan bisa menyampaikan keberadaan kampanye sosial di masyarakat. Pada strategi distribusinya dilakukan dengan strategi komunikasi yang dilakukan sesuai metode AISAS.


(50)

37 III.2 Konsep Visual

Latar desain poster interest di desain dengan studi gambar lingkungan rumah di Indonesia dengan ciri khas tiang listrik di pinggir jalan, kabel listrik bergelayutan, jemuran, pagar kayu, pepohonan, rumah tetangga, kebun atau halaman di sekitar rumah dan tempat penampungan air di luar rumah.

.

Gambar III.3 Referensi Visual Latar Animasi Adit Sopo Jarwo Sumber : www.duniaku.net

(Diakses pada 10/01/2016)

Desain permainan kartu akan di rancang untuk ukuran 6,5 cm x 9 cm dengan template kartu dibagian atas untuk judul, bagian tengah gambar atau visual dan bagian bawah yaitu bagian teks penjelasan. Kartu di desain dengan 2 model yaitu kartu menyerang dan kartu bertahan. Bagian belakang kartu di desain berbeda dengan karakter bertahan, sesuai karakter menyerang yaitu karakter kuman dan kartu bertahan di desain dengan berbagai visual cara bertahan dari serangan kuman karena anak usia 7 sampai 12 tahun sangat tertarik pada gambar-gambar dan bermacam-macam warna. Cara bermainnya adalah pemain di sarankan untuk duduk berhadapan dengan lawan dengan membagikan kartu bertahan kepada pemain masing-masing pemain 4 kartu dan kartu menyerang yang sudah di acak ditaruh tertutup di lantai sebanyak 8 kartu. Kemudian kartu di buka satu persatu dan pemain mengeluarkan kartu bertahan untuk melawan berbagai macam kartu menyerang. Semakin cepat kartu habis atau semakin banyak mengalahkan kartu menyerang itulah pemenangnya. Pemain yang kalah bersiap menerima konsekuensi dari lawan yang menang sesuai kesepakatan diantara pemain sebelumnya.


(51)

38 III.2.1 Format Desain

Untuk membuat desain yang baik diperlukan konsep untuk menentukan format desain yang akan dibuat. Format desain merupakan kesesuaian antara desain dan media yang digunakan. Pada tahapan attention dan interest format yang di pakai adalah ukuran media poster yang dibutuhkan yaitu ukuran kertas A3 karena akan menyangkut tempat penempelan poster dan keterbacaan informasi di dalamnya. Pada tahapan action format media mengikuti standar format kartu yang ada dipasaran.

Gambar III.4 Referensi Visual Permainan Kartu Sumber : www.duniaku.net

(Diakses pada 10/01/2016)

Adapun format desain dari permainan kartu adalah sebagai berikut: Media : kertas

Ukuran : 6,5 cm x 9 cm Jumlah kartu : 32 kartu

III.2.2 Layout

Dalam buku “Layout” yang ditulis oleh Gavin Ambrose dan Paul Harris (2005,p11) layout adalah sebuah pengaturan elemen-elemen desain dalam kaitannya dengan ruang atau bidang di mana elemen-elemen tersebut berada dan dalam keserasian dengan tampilan secara keseluruhan dari segi estetis. Sasaran utama layout adalah untuk menampilkan elemen-elemen visual maupun tekstual tersebut yang dikomunikasikan dalam cara yang teratur sehingga memungkinkan pembaca untuk menangkapnya dengan mudah. Tidak ada aturan “emas” dalam mengatur layout, karena ada berbagai penanganan yang berbeda bagi tiap media yang berbeda. Layout dalam kampanye sosial “Menjaga Kesehatan Kuku” ditampilkan dengan cara yang lebih bebas dan ekspresif namun masih teratur.


(52)

39 III.2.3 Tipografi

Berikut ini adalah pedoman penggunaan tipografi yang benar menurut Danton Sihombing (2001) :

1. Readibility (keterbacaan)

Merupakan tingkat atau level dimana sebuah tulisan dapat dipahami atau dibaca dengan mudah berdasarkan kompleksitas penggunaan kata-kata dalam kalimat.

2. Clearity (kejelasan)

Kejelasan adalah hal yang paling penting dalam memilih suatu jenis huruf. Menurut David Ogilvy, tipografi yang baik adalah yang “menolong” orang untuk membaca, sebaliknya yang buruk adalah yang “mencegah” orang untuk membaca.

3. Visibility (dapat dilihat)

Pemakaian tipe huruf harus disesuaikan dengan komposisi yang baik. Peletakan huruf yang terhalang oleh gambar atau warna yang hampir sama dengan latar belakang akan mempersulit pembaca.

4. Legibility

Merupakan kejelasan visual dari penulisan teks, biasanya berdasarkan ukuran, jenis huruf, kontras, text block, dan spasi antar huruf yang digunakan.

III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam sebuah desain. Ilustrasi juga dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan perbedaan bahasa. Gambar dapat menjadi pelengkap dari teks atau bahkan sebaliknya meskipun ilustrasi dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan efektif daripada teks. Dalam kampanye ini, ilustrasi menjadi elemen yang diutamakan. Ilustrasi yang digunakan dalam kampanye ini berupa ilustrasi kartun atau animasi yang bertujuan untuk menarik perhatian anak-anak, karena anak-anak pada umumnya suka dengan gambar-gambar yang berupa kartun. Paul Laseau (1986) 70-80% pengetahuan diperoleh lewat mata. Mata


(53)

40 sebagai indra terbaik dalam menangkap informasi karena merupakan sarana utama dalam memahami dunia dan menerjemahkannya sebagai informasi dalam kesan penglihatan.

III.2.5 Warna

Dari semua bentuk komunikasi nonverbal, warna merupakan metode yang paling tepat untuk menyampaikan pesan dan tujuan. Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda disekitarnya. Warna juga meningkatkan brand recognition sebanyak 80%, menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola, Chicago, Amerika. Karena itu memilih warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain identitas visual. Warna merupakan bagian dari proses perlengkapan identitas. Menurut Martha Gill berdasarkan sumber jurnal binus makna warna pada target audience biasanya berbeda-beda dan dipengaruhi oleh :

Basic personality

Basic personality yaitu bagaimana pola pikir kepribadian target audience itu sendiri. Warna yang identik dengan dunia anak adalah warna yang terang dan warna yang mempunyai karakteristik yang kuat.

Culture

Budaya dan tempat dimana ia tinggal dan kepercayaan adat yang ada mempengaruhi “besar kekuatan” sebuah warna. Kampanye menjaga kesehatan kuku, sesuatu yang bersih pasti sehat sehingga warna yang dipilih adalah warna yang mewakili kebersihan dengan menanamkan budaya bersih pada anak-anak. Warna putih, biru, dan hijau cocok untuk menggambarkan suasana yang bersih dan sehat.

Trend

Trend yang tercipta di lingkungan, bagaimana perkembangan zaman, mode, etnik serta media. Kampanye ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus


(54)

41 2016 di sekolah dasar. Warna yang digunakan pun akan menyesuaikan perkembangan zaman dan tren warna 2016 yaitu warna kuning menyala.

Age

Umur mempengaruhi persepsi seseorang terhadap warna. Target permainan kartu ini adalah kalangan anak-anak yang masih “segar” dalam menerima berbagai perubahan, sehingga warna yang digunakan pun akan lebih berani dan bereksperimen.

III.2.6 Maskot

Maskot adalah orang, hewan, benda, atau apapun yang digunakan sebagai lambang untuk merepresentasikan suatu organisasi atau lembaga. Pada kampanye ini, akan menggunakan maskot seorang anak usia sekolah dasar yang mampu melawan berbagai penyakit atau kuman yang bersarang pada kuku. Diharapkan anak dapat meniru sisi baik dan positif dari maskot. Dengan adanya maskot, anak-anak akan lebih cepat menangkap dan mengingat jenis kampanye sosial lewat permainan kartu kukuruyuk.

Gambar III.5 Maskot Permainan Kartu Kukuruyuk Sumber : dokumen pribadi


(55)

42 III.2.7 Psikologi Anak

Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yaitu masa awal kanak-kanak 2-6 tahun dan masa akhir anak-anak yaitu 6-12 tahun. Kampanye sosial “Menjaga Kesehatan Kuku” ini akan mengambil target dari masa akhir kanak-kanak, yaitu usia SD 6-12 tahun. Masa sekolah adalah masa akhir kanak-kanak karena umur anak yang sudah saatnya sekolah untuk memperoleh dasar-dasar pengetahuan. Psikolog memberi nama usia berkelompok karena mereka menghendaki diterima teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok. Anak yang berumur 7-8 tahun lebih tunduk pada kelompoknya sendiri daripada dengan orangtua, guru, maupun kehendaknya sendiri. Usia pada akhir masa kanak-kanak ini disebut juga dengan usia kreatif. Keterampilan pada usia anak sekolah dasar, anak dapat menguasai keterampilan yang kompleks dengan cepat setara dengan orang dewasa, misalnya dalam main piano, gitar, olahraga, menari, dan sebagainya.


(56)

43 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI

IV.1 Pra Produksi

Sebelum memasuki tahapan produksi media yang sebenarnya, tahap yang harus dilalui yaitu perancangan produksi yang meliputi:

 Sketsa

Sketsa merupakan tahapan awal setelah konsep dibuat. Sketsa merupakan gambaran sederhana tampilan visual yang akan dibuat. Dibuat secara manual yang selanjutnya akan dibuat dan diolah melalui teknis komputerisasi.

Gambar IV.1 Sketsa Sumber : dokumen pribadi

 Pengolahan Gambar

Setelah desain dibuat secara manual maka langkah selanjutnya yaitu gambar diolah di komputer.

Gambar IV.2 Tracing Sumber : dokumen pribadi


(57)

44 Sketsa yang sudah dibuat kemudian di digitalisasi melalui software Adobe Illustrator CS5. Dalam pembuatan visual kampanye sosial menjaga kesehatan kuku ini penulis menggunakan 3 software desain, diantaranya Adobe Photoshop dan Adobe Illustrator CS5. Pengolahan gambar secara keseluruhan meliputi penempatan logo, headline, dan tagline kampanye.

 Pemilihan Alternatif

Pengolahan gambar dibuat dalam beberapa alternatif, untuk memilih mana yang paling cocok untuk digunakan. Setelah alternatif terpilih, tampilan akan diperbaiki, dan dimaksimalkan hasilnya.

Gambar IV.3 Tahap Pemilihan Alternatif Sumber : dokumen pribadi

 Tahap Produksi

Desain yang telah terpilih dipersiapkan untuk proses cetak, teknis cetak disesuaikan dengan kebutuhan media yang akan dibuat. Tahap produksi di desain pada software Adobe Photoshop CS5, Adobe Ilustrator CS5.


(58)

45 Gambar IV.4 Tahap Produksi Desain Flyer

Sumber : dokumen pribadi

Gambar IV.5 Tahap Produksi Desain X-Banner Sumber : dokumen pribadi

Gambar IV.6 Tahap Produksi Desain Poster Sumber : dokumen pribadi


(59)

46 IV.2 Teknik Produksi

Teknis media dibuat berdasarkan pengelompokan tahapan perancangan media kampanye sebagai berikut:

IV.2.1 Media Utama

Poster ( Media Cetak)

Poster termasuk ke dalam media luar ruangan, poster dapat ditempatkan di tempat umum dan dilalui oleh banyak orang. Sehingga pesan akan dapat mudah tersebar. Penggunaan poster sebagai media utama karena mempunyai jangkauan dan penempatan yang luas dan tingkat keterbacaan tinggi. Poster dibuat secara masal melalui teknik cetak. Dengan menggunakan art paper 230 gr berukuran A3.

Gambar IV.7 Desain Poster Attention 1 Sumber : dokumen pribadi


(60)

47 Fungsi Poster 1

Poster 1 menjelaskan permasalahan yang terjadi pada masyarakat, bahwa pada kuku usia anak sekolah dasar lebih banyak kuman bersarang dan dapat merusak kesehatan kuku. Selain itu kuman yang tidak terlihat di perbesar menggunakan kaca pembesar. Dari poster 1 ini di harapkan anak menjadi penasaran akan informasi selanjutnya.

Gambar IV.8 Desain Poster Attention 2 Sumber : dokumen pribadi Fungsi Poster 2

Pada poster 2 permasalahan yang dijawab yaitu bahwa ada seorang anak yang kuat dan dapat membunuh kuman-kuman dengan gagah berani atau memunculkan maskot. Penjelasan ini dicantumkan pada bagian bawah poster berupa body teks. Bahwa tidak perlu takut dengan kuman tetapi kuman harus di lawan dengan mendatangkan keberanian dalam diri anak.


(61)

48 Gambar IV.8 Desain Poster Interest 1

Sumber : dokumen pribadi Fungsi Poster 3

Menjelaskan tentang lanjutan poster sebelumnya di poster 3 ini kewajiban anak untuk menjaga kesehatan kuku harus ditunjukkan bahwa kuman harus di lawan dan menunggu acara yang akan di selenggarakan di tiap sekolah dasar. Sehingga dalam visual yang dijelaskan dalam headline “Nantikan Kedatangan Kami”.

Gambar IV.10 Desain Poster Interest 2 Sumber : dokumen pribadi


(62)

49 Fungsi Poster 4

Menampilkan produk dari acara dalam rangka meningkatkan tanggung jawab anak dalam menjaga kesehatan kuku dengan isi pesan “Datang dan mainkan kartunya”.

Kartu Bermain ( Kukuruyuk )

Kartu main di cetak pada kertas Art Papper dengan menambahkan laminasi agar terlihat mengkilap.

Adapun format desain dari permainan kartu adalah sebagai berikut: Media : kertas

Ukuran : 6,5 cm x 9 cm Jumlah kartu : 32 kartu

Gambar IV.11 Desain Kartu Bermain Sumber : dokumen pribadi

Alas Main ( Kukuruyuk )

Alas main di cetak pada kertas Art Papper dengan menambahkan laminasi agar terlihat mengkilap.


(63)

50 Gambar IV.12 Desain Arena Bermain

Sumber : dokumen pribadi

Packaging kartu

Gambar IV.13 Desain Packaging Kartu Sumber : dokumen pribadi


(1)

50 Gambar IV.12 Desain Arena Bermain

Sumber : dokumen pribadi

Packaging kartu

Gambar IV.13 Desain Packaging Kartu Sumber : dokumen pribadi


(2)

51 IV.2.2 Media Pendukung

1. Media Traffic

Media traffic adalah media yang dipasang di tempat umum atau dijalan raya dan merupakan sarana para pengguna jalan. Dengan media ini diharapkan pesan dapat tersampaikan secara tepat, karena target sasaran termasuk kedalam pengguna jalan. Adapun media traffic yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:  Billboard dan Spanduk

Billboard adalah media yang sering kita jumpai khususnya di ruas-ruas jalan, ukurannya yang besar dapat menjadi pusat perhatian. Akan tetapi tingkat keterbacaannya rendah, karena pengguna jalan akan melihat billboard secara sekilas. Sehingga butuh jangka waktu penempelan yang cukup lama agar pesan dapat tersampaikan dengan pola melihat secara berulang-ulang.

Spanduk sebagai media lanjutan dari billboard mempunyai isi pesan yang sama akan tetapi berbeda dalam penempatan. Media ini akan dipasang di depan sekolah-sekolah. Teknis pembuatan yaitu digital printing dengan ukuran 150 x 45 cm. Bahan yang digunakan yaitu flexi.

Gambar IV.14 Desain Billboard Sumber : dokumen pribadi


(3)

52 2. Media Cetak

Media cetak adalah media yang hasil akhirnya berupa karya tiga dimensi dan dua dimensi. Jumlah yang dihasilkan banyak, sesuai dengan keinginan.

Kaos

Gambar IV.15 Desain Kaos Sumber : dokumen pribadi  X-Banner

Gambar IV.16 Desain X-Banner Sumber : dokumen pribadi


(4)

53  Mini X-Banner

Gambar IV.17 Desain Mini X-Banner Sumber : dokumen pribadi  Tumbler (Tempat Minum)

Gambar IV.18 Desain Tempat Minum Sumber : dokumen pribadi


(5)

54

Flyer

Gambar IV.19 Flyer Sumber : dokumen pribadi  Bendera Gantung

Gambar IV.20 Bendera Gantung Sumber : dokumen pribadi


(6)

55  Sticker Identitas Buku

Gambar IV.21 Sticker Identitas Buku Sumber : dokumen pribadi

Topi

Gambar IV.22 Desain Topi Sumber : dokumen pribadi