Indira Fitri Apriani, 2014 PEMILIHAN BAHASA OLEH MAHASISWA ASING DI PERGURUAN TINGGI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
multilingual yang dialami O
1
. Kode bahasa Inggris dalam percakapan ini lebih sering muncul ketika O
1
bertutur dengan tuturan yang panjang, dengan konteks menceritakan negaranya atau dirinya. Hal ini dapat terjadi karena ia tidak
menemukan padanan kata yang tepat unutk apa yang ingin ia ungkapnkan, walaupun sebenarnya kata-kata tersebut ada padanannya dalam kode bahasa
Indonesia. Ketika ingin mengiyakan sesuatu, O
1
lebih sering menggunakan leksikon dengan kode bahasa Inggris, yakni yes daripada leksikon ya dalam kode
bahasa Indonesia. Adapun serpihan bahasa Sunda yang muncul dalam percakapan ini, yakni leksikon hiji. Walaupun O
1
tidak memiliki kempmpuan untuk bertutur denagn menggunakan kode bahasa Sunda, tetapi O
1
mengenal beberapa kata dalam bahasa Sunda. Hal ini ia dapatkan dari masyarakat di lingkungannya karena
ia tinggal di tatar Sunda. Lalu, komponen cara dalam peristiwa tutur ini, yakni disampaikan dengan
santai dan keras. Hal ini terjadi karena peristiwa tutur berlangsung pada sebuah ruamh makan bernama Ampera yang merupakan setting atau latar dalam peristiwa
tutur ini. Dengan latar seperti ini memang memungkinkan untuk partisipan bertutur dengan santai sambil memakan makanan yang tersedia, sedangkan
dengan keras karena suasana di rumah makan Ampera sedang berlangsung sebuah pertunjukan musik akustik yang membuat partisipan harus berbicara agak keras
agar dapat apa yang diperbincangkan dapat terdengar.
4.1.1.1.3. Deskripsi dan Pembahasan Peristiwa Tutur 3
Selanjutnya akan dipaparkan pembahasan cuplikan peristiwa tutur 3. Data bahasa ini diambil pada tanggal 27 Juni 2014 di tempat foto kopi.
O
1
: berapa ini, pak? Z
: lima ratus …
Cuplikan peristiwa tutur 3 di atas memiliki S latar di tempat foto kopi. Dengan P partisipan yang terdiri dari O
1
sebagai objek penelitian dan Z sebagai bapak penjaga foto kopi. E tujuan dalam percakapan ini adalah O
1
bermaksud menanyakan biaya foto kopian miliknya. Lalu, Z bermaskud menjawab
pertanyaan dari O
1.
Seperti terlihat dalam A pesan, O
1
menanyakan dalam
Indira Fitri Apriani, 2014 PEMILIHAN BAHASA OLEH MAHASISWA ASING DI PERGURUAN TINGGI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kalimat ‘berapa ini, pak?’. Lalu Z menjawab sebagaimana terlihat pada kutipan ‘lima ratus’ yang memiliki maksud biaya yang harus dikeluarkan oleh O
1
adalah lima ratus rupiah. Komponen K cara dalam percakapan ini adalah dengan sopan.
Komponen I sarana dalam percakapan ini adalah bahasa lisan dengan menggunakan kode bahasa Indonesia. Komponen N norma dalam berbicara
dengan orang yang lebih tua, pemilihan ragam bahasa yang dilakukan sudah sesuai dengan situasi yang melatarbelakangi percakapan ini, dan G jenis
percakapan ini, yakni percakapan tidak resmi. Semua komponen tutur dalam wacana peristiwa tutur 3 dapat terpenuhi.
Dengan terpenuhinya komponen-komponen tutur, seperti adanya setting atau latar, penutur dan petutur sebagai partisipan yang diwakili Z sebagai bapak
penjaga foto kopi dan O
1
sebagai objek penelitian, adanya tujuan percakapan, adanya media komunikasi dan bahasa sebagai instrumen percakapan, dan
sebagainya, maka percakapan di atas sudah memenuhi syarat untuk disebut sebagai sebuah peristiwa tutur. Oleh sebab itu, peristiwa tutur dapat berjalan.
Adapun mengenai pilihan bahasa yang dipakai oleh O
1
selaku objek penelitian, dapat dilihat dari instrumen peristiwa tutur yang digunakan O
1
saat menjalani peristiwa tutur.
Kode bahasa Indonesia dipilih O
1
sebagai instrumen dalam menjalani peristiwa tutur dengan bapak penjaga foto kopi. Dengan cara
yang sopan, terlihat dari penggunaan sapaan pak sebagai panggilan kepada laki- laki yang lebih tua. Hal ini juga menunjukkan bahwa norma dalam peristiwa tutur
ini sudah berjalan sesuai situasi yang melatarbelakanginya.
4.1.1.2. Deskripsi Objek Penelitian Kedua