Rindianti Puspitasary,2013 Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran
masyarakatnya juga tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat di wilayahnya. Kesenian lahir dan berkembang dari kreativitas masyarakat didalamnya
yang semuanya terbentuk dari keadaan sosial ekonomi masyarakat, letak geografis dan pola kegiatan keseharian. Perbedaan berbagai ragam jenis kesenian tradisional
yang dimiliki oleh setiap daerah di wilayah Jawa Barat, menjadi salah ciri khas dan identitas masyarakatnya.
Keragaman kesenian tradisional mempunyai ciri khas dan memberikan kebanggaan kepada masyarakat di dalamnya, maka sudah tentu adanya usaha
pelestarian dan pengembangan kesenian yang terus menerus yang digalang oleh berbagai pihak. Pencarian, pelestarian dan pengembangan kesenian daerah terus
digalakan dengan melalui berbagai jalur dengan mengikut sertakan berbagai instansi Subang adalah satu daerah yang memiliki beragam kesenian tradisional
seperti Seni Topeng, Sisingaan, Doger Kontrak, Belentuk Ngapung, Bajidoran, Tayuban, Gembyung dan Bajet. Dari sekian banyak jenis kesenian yang berada di
Subang hanya satu kesenian yang menjadi simbol dari kota Subang, yaitu kesenian Sisingaan.
Keberadaan kesenian Sisingaan dibangun oleh masyarakat itu sendiri, dimana kesenian Sisingaan hidup di kalangan masyarakat Subang sebagai cerminan
pemberontakan jiwa masyarakat Subang yang tertindas oleh penjajah. Sebagaimana yang dikatakan Munajar1986: 2 adalah sebagai berikut.
Sisingaan yang diusung para buruh mengandung ekspresi dari jiwa masyarakat yang memberontak sebagai kompensasi atas ketidakadilan dangan
menyimpan amanat perjuangan bagi generasi muda, agar nanti berjuang
Rindianti Puspitasary,2013 Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
menghadapi penjajah. Sedangkan anak yang ada di atas Sisingaan yaitu merupakan jawaban bagi generasi penerus bahwa kelak pada suatu hari nanti
mereka bisa menumpas untuk melepaskan diri dari kaum penjajah.
Nilai filosofis yang terkandung dalam kesenian Sisingaan sudah memasyarakat dan sudah menjadi bagian dari kehidupan serta kebudayaan, dalam
artian bahwa kesenian Sisingaan sudah menjadi suatu tradisi masyarakat Subang sebagai hasil perjuangan masyarakat yang gigih dengan disertai rasa persatuan dan
kesatuan. Sisingaan itu sendiri adalah suatu kesenian khas masyarakat Subang yang
menampilkan 2-4 boneka singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari. Di atas boneka singa yang diusung itu biasanya duduk seorang anak yang akan dikhitan
atau seorang tokoh masyarakat. Jika melihat sejarahnya, ada beberapa versi mengenai asal asul kesenian
Sisingaan. Pertama, bahwa Sisingaan diciptakan sekitar tahun 1840 oleh para seniman
yang berasal
dari daerah
Ciherang http:uun-
halimah.blogspot.com200809sisingaan-kesenian-tradisional.html . Sisingaan lahir sebagai suatu bentuk perlawanan rakyat Subang terhadap
kedua bangsa penjajah, yaitu negara Belanda dan Inggris. Untuk menegaskan bahwa Kesenian Sisingaan adalah suatu bentuk perlawanan, maka digunakan dua buah
boneka singa yang merupakan lambang dari negara Belanda dan Inggris. Kemudian berkembang ke daerah Cigadung dan daerah lainnya di sekitar kota
Subang. Tokoh-tokoh yang mempopulerkannya antara lain Ki Demang Ama Bintang, Ki
Rumsi, Lurah
Jani Mama
Narasoma, dan
Ki Alhawi
http:www.jabarprov.go.idindex.phpsubMenu43. Versi kedua mengatakan, bahwa sisingaan muncul sekitar tahun 70-an di
anjungan Jawa Barat di TMII. Pada saat itu ditampilkan kesenian gotong singa atau Sisingaan yang bentuknya masih sederhana. Kemudian, dari penampilan di anjungan
Jawa Barat itulah kemudian kesenian Sisingaan menjadi dikenal oleh masyarakat hingga saat ini.
Rindianti Puspitasary,2013 Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Berbicara mengenai seni, kita mengetahui bahwa semua seni di Jawa Barat adalah hasil karya dari seseorang yang ada kaitannya dengan tatanan kehidupan
bermasyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan yang ada, seni pun ikut berkembang bergerak terus untuk mengimbanginya. Demikian pula
dengan kesenian Sisingaan yang terus berkembang megikuti perkembangan dan tuntutan zaman, yang berakibat para seniman Sisingaan dituntut kemampuan,
keuletan, ketekunan dan kelincahan baik dari tariannya, musiknya dan juga lagu- lagunya agar penyajian kesenian Sisingaan lebih menarik.
Perubahan dari waktu ke waktu merubah bentuk penyajian kesenian Sisingaan di kabupaten Subang. Jika melihat dari bentuk patung atau boneka Sisingaan, kini
semakin disempurnakan sehingga lebih terlihat bagus dan lebih gagah, serta kostum dari pengusungnya pun semakin terlihat glamor. Selain itu fungsi dari kesenian
Sisingaan pun mengalami perkembangan sesuai dengan tuntunan zaman, dimana awalnya kesenian Sisingaan sebagai hiburan rakyat yang sifatnya heleran pada acara
khitanan anak sunat dengan cara berkeliling kampung. Namun kini kesenian Sisingaan memiliki fungsi yang beragam diantaranya kesenian Sisingaan dikemas
untuk dipentaskan pada acara penyambutan tamu-tamu agung atau tamu negara,upacara adat gunting pita peresmian gedung, upacara adat pengantin dan acara
festival. Dengan adanya perkembangan pada fungsi kesenian Sisingaan, sudah tentu bentuk penyajiannya pun berbeda. Sebagai kesenian heleran kesenian Sisingaan
ditampilkan dengan durasi waktu 2-3 jam. Akan tetapi bila pada acara penyambutan tamu, upacara adat gunting pita peresmian gedung, upacara adat pengantin dan acara
festival, durasi waktu hanya sekitar 10-15 menit, ini dikarenakan ditiadakan bagian arak-arakan atau acara berkeliling kampung, serta dari penyajiannya pun dikemas
kembali dengan dihilangkan sebagian gerak serta pengurangan pada gerak pengulangan.
Berbicara tentang bentuk penyajian kesenian Sisingaan khususnya pada jenis kemasan, tentu semua tidak terlepas dari peran seniman yang ikut serta dalam menata
baik dari tari, gerak ataupun musiknya. Banyaknya grup kesenian Sisingaan di
Rindianti Puspitasary,2013 Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
kabupaten Subang, sudah tentu bentuk penyajiannya pun berbeda sesuai dengan seniman yang menatanya.Peneliti sangat tertarik pada penyajian pertunjukan kesenian
Sisingaan dalam bentuk kemasan pada salah satu grup Sisingaan di kabupaten Subang yaitu grup Setia Wargi Muda, dimana penatanya adalah H. Edih. A.S.
H. Edih. A.S adalah tokoh seniman yang terkenal di daerah Subang. Beliau memiliki popularitas yang tinggi bukan saja di daerahnya yaitu Subang, namun juga
di Solo, Yogyakarta, Jakarta dan kota-kota lainnya. Selain penata kesenian Sisingaan, beliau juga adalah pencipta lagu “Sisingaan” yang sudah sangat popular dan menjadi
salah satu musik dalam pertunjukan kesenian Sisingaan hingga sekarang. Karena pengalamannya dalam dunia seni khususnya kesenian Sisingaan, maka tidak heran
kemasan H. Edih. A.S ini sudah sering ditampilkan ke berbagai kota pada acara-acara besar, bahkan sudah pernah tampil di Istana Negara. Bentuk penyajian karya H. Edih.
A.S ini terdiri dari tiga babak yaitu babak pembuka, babak isi dan babak penutup, dengan durasi waktu hanya 10 menit. Menurut keterangan H. Edih. A.S, sangatlah
jarang seniman Sisingaan dapat mengkemas dalam durasi 10 menit. Selain itu grup Setia Wargi Muda adalah salah satu grup Sisingaan di
Kabupaten Subang yang sudah terkenal. Grup ini sudah melakukan pertunjukan ke beberapa daerah di luar kota Subang. Selain itu grup Setia Wargi Muda adalah
penerus dari grup Sadarmanah, yaitu grup Sisingaan yang pertama kali memperkenalkan Sisingaan secara nasional dalam lomba festival kesenian rakyat di
Jakarta dan mendapat juara I pada tahun 1978. Berdasarkan pada alasan tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
kemasan Sisingaan karya H. Edih. A.S pada grup Setia Wargi Muda. Adapun judul
yang akan diangkat peneliti adalah Kemasan Sisingaan pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang.
B. Rumusan Masalah