Metafora dalam surah Ali-Imran dan Al Jumu'ah : analisis terjemahan al-qur'an Mahmud Yunus

METAFORA DALAM SURAH ALI-IMRAN DAN AL JUMU'AH
(Analisis Terjemahan AI-Qur'an Mahmlld Yunus)

Skripsi
Diajllkan Kepada Fakultas Adab dan Humaniol'a
Guna Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Sast/'a

OIeh:
ERIKDIKWAN
NIM:I02024024412

JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMAN][ORA
DIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H / 2007 M

METAFORA DALAM SURAH ALI-IMRAN DAN AL JUMU' AH
(Analisis Terjemahan AI-Qur'an Mahmud Yunus)


Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Hlllmaniora
Guna Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Sastra

Oleh:
Erik Dikwan
NIM: 102024024412

Dibawah Bimbingan,
/i

DR. H. A. Syatori Ismail MA
NIP:150 274 620

JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIEF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 Hl2007 M


PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul METAFORA DALAM SURAH ALI IMRAN DAN
AL JUMU'AH (Analisis Terjemahan AI-qur'all Mahll1lUd

YUIIUS)

telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Maret 2007. Skripsi telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program
pada Jurusan

Strata I (S I)

t。セェ ュ ィN

Jakarta. 12 Maret 2007


Sidallg Muuaqasyah

Ketua Merallgkap Allggota

セ [ヲ

Sekretllris Merangkap AIIggOt8

!\hmad Syaekhlldc1.in. M.At.:
NIP. 150303001

NIP. 150231 354
Auggota
Pellgllji

DR. H. A. Sayllti A. NaslItioll, MA
NIP. 150268589

Pe:mbhnbRng


RQエMセ

Dr. H,A. Syatori Ismail
NIP. 150274620

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah swt pencipta semua makhluk yang mengetahui apa-apa
yang ada di langit dan di bumi, yang nyata maupun yang tersembunyi, baik dalam
keadaan terang benderang maupun keadaan gelap gulita. Kami memuji, memohan
pertolongan, ampunan dan perlindungan kepada-Nya dad kejahatan jiwa dan
keburukan amal perbuatan kami. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan
kepada rasulullah saw, yang telah membawa manusia kepada kesempumaan akhlak,
juga bagi keluarganya, para sahabat dan para pengikut beliiau dari masa terdalmlu
hingga masa yang akan datang.
Kiranya itulah kalimat pengawal yang pantas penulis ungkapkan sebagai rasa
syukur yang tak terhingga dengan terselesaikannya skripsi ini. Putus asa sempat
terbesit, tatkala satu persatu ternan sepeJjuangan lebih dul'll meninggalkan bangku

kuliah dengan mengenakan toga, tapi dengan melihat mereka membangkitkan
semangat dan memberikan motivasi kepada diri penulis untuk segera mengejar,
walaupun hambatan-hambatan menerpa diberbagai arah, namun tulisan demi tulisan
terkumpul menjadi sebuah skripsi. Penulis sadar, skripsi ini tidak akan rampung tanpa
adanya pertolongan dan hidayah dad Allah swt, karena Dia-Iah yang telah
memberikan sedikit ilmu dan akal bagi penulis untuk berpikir.

Penulis menyadari, penulisan shipsi inipun tidak akan terselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu hanya ucapan terima kasih yang
sebesar-besamya yang dapat penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Ikhwan Azizi Selaku ketua Jurusan Tarjamah yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam membimbing dan sebagai konsultan bagi penulis
selama menempuh studi di Jmusan Tarjamah.
3. Bapak Dr. B.A. Syatori IsmaiL Selaku dosen pembimbing dalanl menyusun
shipsi ini yang telah meluangkan waktU11ya untuk mengoreksi, membimbing
serta mengarahkan penulis guna mendapatkan skripsi yang lebih baik.
4. Segenap dosen yang telah membimbing dengan ilmunya kepada penulis selama

menempuh perkuliahan di Jurusan Tmjamah Fakultas Aclab dan Hmuaniora UIN
Syarif Hiclayatullah Jakarta.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Aclab dan Humaniora
yang telah membantu penuis untuk menclapatkan reierensi berupa kepustakaan
dengan mengizinkan untuk memakai fasilitasnya.
6. Ayahancla bapak Nana Putrawan clan Decleh Hemi Ibuncla yang telah
membesarkan, menyayangi, mendididk penulis clengml ikhlas. Langkahmu adalah
sejarah masa depanku. Perjuanganmu adalah teladan masa hidupku. Kakanda

Asep Herdyawan yang telah meminjamkan komputemya selama pengerjaan
shipsi ini selesai. Semoga Allah memberkahi, yang selalu memberi motivasi dan

do'a yang tiada henti-hentinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
bangktt perkuliahan.
7. Ternan-ternan sepetjuangan, keluarga Besar Tarjamah lmgkatan 2002, Cerita
perjalanan kita tidak alran pernah berakhir.

Symoga amal danjasa baik mereka diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda, Amiin ya robbal 'alamin. Selanjutnya penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 1 Februari 2007

Penulis

DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR lSI

iv'

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah


BAB II

.

B. Pcmbahasan dan Pcrumusan Masalah

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

7

D. Mctodologi Pcnelitian

7

E. Sistematika Penulisan

9


KERANGKA TEORI
A. Teori Terjemah Secara Umum
1. Dcfinisi Terjcmah

1f

2. Klasifikasi Terjemahan

12

3. Prinsip-prinsip Penerjemahan

13

B. Penerjemahan AI-Qur'an
1. Definisi Terjemahan AI-Qur'an

15


2. Macam-macam Terjemah AI-Qur'an

16

a. Tcrjcmah Harfiyah

16

b. Terjemah Tafsiriyah

17

1). Kcabsahan

t」セェ ュ。ィ

Hafsiriyyah

18


2). Kcabsahan Tcrjcmah Tafsiriyyah

19

3. Syarat -syarat PcnCljcmahan AI-Qur'an

20

4. TCljcmah AI-qur'an kc da1am Bahasa-bahasa Dunia

22

C. Mctafora dalam AI-Qur'an

BAB III

1. Dcfinisi Mctafora (' Amstal) Sccara Umum

24

2. Kcdudukan Mctafora dalam AI-Qur'an

26

3. Facdah-facdah 'Amstal..

27

BIOGRAFI MAHMUD YUNUS DAN KARYA PENERJEMAHAN
A. Riwayat Mahmud yunus

BAB IV

,.. 30

B. Karya-karya Mahmud Yunus

33

C. Latar Bclakang Mcncrjcmahkan AI-Qur'an

37

ANALISIS PENERJEMAHAN AYAT-AYAT METAFORA DALAM
SURAH ALI-IMRAN DAN AL-JUMU'AlI

BAB V

,

38

PENUTUP
A. Kcsimpulan

46

B. Saran-Saran

46

BABI

PENDAHULUAN
A.

Latar Belalmng Masalah
AI-Qur'an merupakan risalah Allah kepada seluruh manusia melalui perantaraan

rasul-Nya dengan lafadz dan maknanya. AI-qur'an adalah mukjizat yang paling besar
yang merupakan petunjuk manusia. AI-qur'an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan
yang tidak akan kering walaupun digali seCal'a terus menerus, termasuk dala1l1 bidang
pendidikan dan peneJjemahan. 1
AI-Qur'an akan memberi nilai positif dala1l1 kehidupan kita, jika kita akrab dall
mencintainya, yaitu dengan membaca, berusaha memahami kandungarmya dan
mengaplikasikan dalam kehidupan sesuai dengan ketentuannya. Karena al-qur'an
merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak akan kering walaupun kita menggali
terus-menerus.
AI-Qur'an merupakan mukjizat yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi
Muha1l1mad saw yang terkandung didalalnnya petunjuk dan rahrnah bagi ala1l1 semesta.
Siapa yang berpegang teguh padanya pasti baginya memperoleh

kebahagiaan dan

kemulian baik didunia maupun diakhirat.
Selain itu, al-qur'all sebagai acuan konstitusi kehidupan bagi manusia sekaligus
pembeda bagi yang haq dan yang bathil malm mau tidak man rnanusia harus rnengkaji
dan mengaplikasikan dalarn aktivitas sehari-hari, derni terwujudnya cita-cita kodrati
manusia, untuk mencal'i keballagiaan hidup didlmia dan akhirat.

Hakikat manusia daIam pandangan aI-qur'an adalah amalnya, karyanya yang
tertuang dalam nilai-nilai kemanusiaan. Manusia menampakkan dirinya dengan hasil
karya yang tercipta melalui kebudayaan. Kebudayaan merupakan penjelmaan kesatuan
eksistensi diri manusia sebagai hamba Allah adalah karya nyata dari manusia sebagai
khalifah Allah dimuka bumi. Salah satu karya manusia adalah terjemah bahasa.
Sebagai petnnjuk bagi umat manusia, al-qur'an harns dipanami oleh seluruh umat
manusia baik bangsa Arab maupun 'Ajam (bukan Arab). Untuk mengatasi masalah ini
maka al-qur'an perlu diterjemahkan dalam bahasa lain. Ini bertujuan agar manusia
mengerti dan memahami isi yang terkandung di dalamnya, tetapi teIjemahan al-qur'an
keindahan bahasa aslinya yaitu bahasa Arab.
Kesukaran dalam memahami al-qur'an yang ditulis dengan menggunakan bahasa
Arab, memberikan motivasi dan inspirasi pada sebagian ulama dim para pakar bahasa di
dunia umtuk mengalihbahasakan al-qu'ran ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa
Indonesia.
Di Indonesia telah banyak teIjemahan al-qur'an yang dicetak dan dikembangkan
oleh para ahIi bahasa, semuanya mempunyai tujuan yang sarna, yaitu agar aI-qur'an dapat
dipahami dan dimengelii pesan dan makna yang terkandung didalanmya oleh kaum
muslim yang tidak mengerti bahasa al-qur'an.
Diantara terjemahan al-qur'an yang telah beredar yaitu Tafsir al-qur'an oleh Prof.
H. Mahmud Yunus (I 950),Tafsir al-Furqan oleh A. Hasan (1956), Tafsir al-qur'an oleh

H. Zainuddin Hamidy Hs (1959), al-qur'an dan terjemahanya oleh Tim Departemen

Agama RI (1982), Bacaan Mulia oleh H.BJassin (1975), dan masih banyak lagi yang
.
2
Iamnya.

Ragam penerjemahan Mahmud Yunus adalah ragam peneljemahan harfiah. Gaya
penerjemahan Mahmud Yunus lebih sesuai dan tepat sebagaimana aslinya, jadi sama
sekali tidak berbeda dengan kalimat aslinya. Beliau juga ingin mencoba memberikan
penerjemahan yang terbilang tekstual' jadi sesuai dan tidak merubah arti dari teks aslinya.
Dengan cara menyerupalcan sesuatu yang ghaib dengan yang nyata, yang abstrak
dengan yang kongkrit, dan dengan menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa.
Betapa banyak makna menjadi indah, menarik dan mempesona oleh tamtsil. Karena itu
maIm tamtsillebih mendorong jiwa untuk menerima malma yang dimaksud dan membuat
akal merasa puas dengarmya. Dan tamtsil adalah salah satu Uslub Quran dalam
mengungkapkan berbagai penjelasan dan segi-segi kemukjizatannya. 3
Hakikat yang tinggi makna dan tujumlliya akan lebih menarik jika dituangkan
dalam kerangka ucapan yang baik dan mendekatkan kepada pemahaman, melalui analogi
dengan sesuatu yang telah diketahui secara yakin. Tamtsil (membuat perumpamaan,
permisalan) merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk
hidup dan mantap dalam pikiran.
Didalam aI-qur'an, Allah membuat tamtsil bagi manusia dari diri mereka sendiri
bukan dari diri-Nya. Agm' mereka dapat mengetahui apa yang mereka belum ketahui,
sebab dari situlah akan ditemukan suatu kebenaran yang hakiki mengenai kekuasaan
Allah, yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu. Disamping itu tamtsil

2 Muhammad Amin Suma, Study Ilmu-ilmu Alquran, (Jakarta; Pustaka Firdaus, 2000), Cet, ke-I,
h.150-151
3 Manna Khalil al-qattan, Studi Ilmu-ilmu Alquran, (Bogor; Litera Antar Nusa, 1996), Cet, ke-3,

juga sebagai sarana untuk meginterpretasikan permasalahan atau peristiwa yang belum
dipahami oleh manusia. 4
Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat dibawah ini :

Artinya: "dan janganlah seperti perempuan yang menguraikan pintalan menjadi benang

cerai berai, sesudah (tadinya dipintalnya dengan) kuat. Kamu gunakan sumpahmu untuk
melakukan penipuan diantara kamu

" (An-Nahi: 92)

Perumpamaan orang yang ingkar janji adalah ibarat tenunan yang diurai oleh
perempuan bodoh itu. Orang yang ingkar diumpamakan seorang perempuan bodoh yang
mengurai tenunannya, seperti ia tidak akan mengambil manfaatnya.

,:!«;;J

......... セiG[ᄋ ャセ

" ..

Artinya: "perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya taurat, kemudiaan
mereka tidak memikulnya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang teba!'
Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu
Jumuah:5)

4

Fuad Kauma, Tamtsil Alquran Memahami Pesan-pesan Moral dalam Ayat-ayat Tamtsil,

"(Al-

Perumpamaan orang yang diberikan petunjuk, namun mereka tidak mengamalkan isinya
antm'a lain tidak membenm'kan kedatangan Muhammad saw. Mereka diumpamakan
keledai yang membawa kitab-kitab tebal keledai adalah binatang bodoh.
Dalam bahasa Arab, metafora (perumpamaan) sering disebut dengan kata syibh.
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung5 contoh
Pemuda adalah bunga bangsa. Sedangkan metafora dalam ilmu Balaghah sering juga

disebut sebagai tasbih tamtsU6 atau bisa diartikan dengan pemakaiml kata-kata bukan arti
sebenamya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Contoh Rakyat adalah tiang negara. 7 Dikatakan tasybih tamtsil apabila wajah syibehnya
berupa gambaran yang dirmlgkai dari keadaml beberapa hal. Contohnya:

"Dan seakan-akan bulan sabit itu hurufnun dari perak yang tenggelam dari piring besar
yang biru. "

As-smi menyerupakan keadaan bulan sabit yang berkilau yang berbentuk
melengkung dan terletak dilangit yang bim dalam keadaan huruf nuun yang terbuat dari
perak dan disimpan didalam piring besar biru. Wajah sibeh nya adalah gambaran yang
diambil dari beberapa hal, yakni adanya sesuatu yang putih berbentuk melengkung
terletak di suatu tempat yang berwama biru.
Sedangkan dalam al-qur'an metafora sering disebut sebagai 'Amtsal al-qur'an
yang berarti perumpamaml-perumpmaan yang disajikan dalam bentuk kisah-kisah orang

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1984), h.139.
Ali AI-Jarim dan Musthafa Usman, Ai-Ba/gatu Wadhihah, (Bandung: Sinar Bam Algensindo,
2000), hA3
5
6

terdahulu, sifatnya informative dan bagaimana Allah menjelaskan sesuatu ajaran melalui
perumpamaan dengan tujuan agar lebih mudah dicema. 8
Karena pembahasan ini membahas terjemahan al-qur'an Mahmud Yunus dalam
surah Ali-Imran dan AI-Jumuah, maka penulis akan menguraikarl secara global tentang
surah Ali-Imran. Ali-Imran terdiri dari 200 ayat, termasuk golongan surat Madaniyyah.
Surah ini dinamakan surat Ali-Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang didalam
kisah disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s. persamaan kejadiaunya dengan Nabi Adam a.s.,
kenabian dan beberapa mu'jizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam putri 'Imran,
ibu dari Nabi Isa a.s.
Sedangkan isi pokok dari kandungan surah Ali Imran adalah keimanan, dalil-dalil
dan aIasan-alasan yang membantah orang Nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa a.s.,
ketauhidan adalah dasar yang dibawa oleh seluruh Nabi. Hukum, musyawarah, larangan
melakukan riba. Kisah-kisah, kisah keluarga lnu'an, perang Badar dan perang Uhud dan
pelajaran yang dapat diambil daripadanya.
Surah Al Jumu' ah terdiri dari 11 ayat, termasuk golongan surat Madaniyah,
naman surah Al jumuah diambil dari kata Al Jumu'ah yang terdapat pada ayat 9 pada
surat ini yang artinya "hari Jum'at". Kandungan surat ini adalah menjelaskan sifat orang
munafik dan sifat-sifat buruk pada umll1nnya, diantaranya berdusta, bersumpah palsu dan
penakut, menagjak orang-orang mukmin supaya taat dan patuhkepada Allah dan
Rasulnya dan supaya bersediamenafkahkan harta untuk menegakkan agamanya sebelum
datang ajal.

Dengan adanya penerjemahaan al-qur'an yang sangat berbeda itu, maka penulis
sangat tertarik melakukan penelitian dan mempelajari lebih dalam mengenai Metafora
dalam Surat Al-Jumu'ah dan Ali-Irnran khususnya terjemahan Mahmud Yunus.
Mengacu pada ungkapan diatas, penulis menganalisa Alquran surat Al-Jumu'ah yang
mengandung Metafora. Dengan judul METAFORA DALAM SURAH AL-JUMU'AH
DAN ALI-IMRAN (Analisis Terhadap Terjemahan Alquran Prof. H. Mahmud Yunus)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Setelah mengungkap latar belakang masalah diatas, maka Penulis merasa perlu
untuk memberikan pembatasan dan pemmusan masalah agar skripsi ini tidak terlampau
meluas dari pembahasan, yaitu ayat-ayat metafora yang ada dalam al-qur'an. Hal ini juga
disesuaikan dengan metodologi dan keterbatasan penulis.
Sedangkan pemmusannya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.

Bagaimana eksistensi terjemahan ayat-ayat metafora Mahmud Yunus?

2.

Apa karakteristik penerjemallan ayat-ayat metafora Mahmud Yunus?

3.

Apa keistimewaan penerjemahan ayat-ayat metafora Mahmud Yunus?

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan.

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui keistimewaan ayat-ayat metafora.

2.

Untuk mempetjelas makna yang tersirat dan tersurat.

3.

Menelaah tetjemahan Mahmud Yunus dan DEPAG dalam ayat metafora.

Adapun kegunmaan dalam penelitian iui adalah:
a. secara teoritis
selain memperkaya, penelitian ini bertujuan untuk mencarl manfaat yang dapat
menambah pengetahuan bagi penulis khususnya, para mahasiswa dan bagi masyrakat
luas pada umunya, khususnya tentang ayat-ayat metafora yang terdapat dalam surah Ali
lmran dan Al Jumu'ah.
a). Memberi motivasi untuk lebih mengenal bentuk-bentuk penterjemahan al-qur'an.

b. Secara Praktis.
a). Sumbangan Literatur untuk Fakultas Adab khususnya untuk perpustakaan Adab.
b). Sebagai acuan atau referensi untuk mahasiswali Fakultas Adab dan Humaniora pada
umunya, untuk jurusan bahasa pada khususnya.

D. Metode Penelitian.
I. Metode Pembahasan
Pembahasan

ini

menggunakan

metode

diskriptif,

yaitu

dengan

cara

mengumpulkan data-data dari Alquran dan membaca terjemahcm Alquran yang dibuat
oleh Mahmud Yunus berulang-ulang serta mengumpulkan ayat-ayat metafora daIam
Surat AI-Jumu'ah dan Ali-lmran terjemahan Mahmud Yunus.
2. Metode Pengumpulan Data.
Skripsi ini merupakan pembahasan naskah yang datanya diperoleh melalui
sumber literer (library research) yaitu kajian literature melalui kepustakaan. Yaitu
merujuk pada terjemahan al-qur'an Mahmud Yunus sebagai bahan primer dengan jalan

terjemahan AI-qur'an Mahmud Yunus kemudian menganalisa. Sedangkan untuk bahan
sekunder adalah dengan mengumpulkan dari berbagai literature yang relevan dengan
pokok permasalahan, baik dari arikiel, majalah, internet maupun buku-buku lain yang
berkaitan.
3. Metode Penulisan
Metode penulisan skripsi mangacu pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis
dan desertasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press bekerja sarna dengan Logos, cet. I,
tahun 2000.
a.

Mengumpulkan dan mengeluarkan ayat-ayat metafora yang terdapat dalam surah Al

Jumu'ah dan Ali hnran terjemahan al-qur'an Mahmud Yunus.
b. Menganalisa ayat-ayat metafora yang terdapat dalam surah Ali lmran dan Al Jumu'ah
teljemahan Mahmud Yunus.
4. Metode Analisa
Langka-Iangkah penulis dalarn menganalisa ayat-ayat metafora yang terdapat
dalarn surah Ali lmran dan Al Jumu'ah teljemahan Mahmud Yunus menggunalcan
analisis semantik.

E. Sistematika Penulisan.

Dalarn penulisan skripsi ini, Penulis menyusunnya dalam beberapa bab dan sub
bab. Untuk mempemudall pemaharnan malca Penulis membuat sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab Pertama terlebih dahulu diuraikan pendahuluan yang memuat latar belalcang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, metode
nenelitian dan sistematika nenulisan.

Bah Kedua berisikan Kerangka teori yaitu meliputi: pengertian teljemah,

berisikan definisi, macam-macam terjemahan al-qur'an, syarat penerjemah al-qur'an,
peneIjemahan al-qur'an kedalam bahasa Asing. Metafora dalam surah AI-Jumu'ah
berisikan definisi, kedudukan metafora dalam al-qur'an dan lain-lain.
Bah Ketiga Biografi Mahmud Yunus dan Karya-karya Malnnud Yunus.
Bah Keempat Analisa terjemahan Mahmud Yunus terhadap ayat-ayat Metafora

dalam Surat AI-Jumu'ah dan Ali-Imran.
Bah Kelima adalah penutup, yang berisikan kesimpulan dan Rekomendasi

BABII
KERANGKA TEORI

A. Teori Terjemah Secara Umum
1. Definisi terj emah
Eugene A. Nida dab Charles R. Taber, dalam buku mereka The Theory

and

Practice

of Translation,

mendefinisikan

penerjernahan

sebagai

berikut:

Meneljemahkan merupakan kegiatan menghasilkal1 kembali di dalarn bahasa penerima
barang yang sedekat-dekatnya dan sewajarnya, sepadan del1gan pesan dalarn bahasa
sumber, pertarna-tarna menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya. 9
Savory (1968) mengemukakan halcikat penerjemahan didalarn bukunya

The Art of Translation dengan menerjemah menjadi mungkin dengan adanya gagasan
yang sepadan dibalik ungkapan verbal yang berbeda. lo
Newmark, sepelti yang dikutip oleh Rochyah Machali, mengatakan, bahwa yang
dimaksud dari peneIjemahan: Rendering the meaning ofa text into another language in

the way that the author intended the text. (MeneIjemahkan makl1a suatu teks kedalarn
bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang). II
Catford dalarn bukunya A Linguistic Theory ofTranslation juga mengutarakan

definisi penerjemahan tersebut: The replacement oftextual material in one language (Sl)

A, Widysmsrtsys, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h.ll
Zuchridin Smyawinata dan Sugeng Haeiyanto, Translation Bahasan teori dan penuntun Praktis
Meneljemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 11
9

to

11n __ I-_._L

... " __ 1-_1:

n_J

r>

.'n

,

__

.T-.

/T_L __ -,- __ T"'T"

,,

,

,_

................. "

__ •

TT



,

,.

by equivalent material in another language (FI) (mengganti bahan teks dalam bahasa
snmber dengan bahan teks yang sepadan dengan bahasa sasaran).12
J. Levy, agak berlainan dari catford dalam menyatakan definisi penerjemahan. Yang

ia tonjolkan adalah terjemah sebagai salah satu keterampilan, dimana kejelasan dari
penerjemah tampak tercel1nin dalam opininya. Dalam bukunya Translation as A Decision

process, seperti yang dikutip Nurachman Hanafi ia menyatakan: Translatian is a creative
process with always leaves the translater a freedom of choice betwen several
approximately equivalent passibilities of realizing situational meaning. (Teljemahaan
merupakan proses kreatif yang memberikan kebebasan bagi penerjemah buat memilih
padanan yang dekat dalam mengungkapkan makna yang sesuai dengan situasi).13
Menerjemahkan dapat diartikan sebagai memindahkan suatu amanat yang berasal
dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, dengan memperhatikan maksud yang terdapat
dalam bahasa sumber.
Bisa dikesimpulkan bahwa apa yang dikemukakan oleh para ahli linguistik terdapat
adanya tiga persamaan, yaitu:
a. adanya perubahan dari bahasa satu ke bahasa lain.
b. adanya makna atau pesan yang dipertahaukan.
c. adanya kewajiban bagi penterjemah untuk mempeltahaukan padanan.
2. Klasifikasi Penerjemahan
Pada dasamya, kegiatan peneljemahan dibagi menjadi dua bagian,
kegiatan terjemah Iisan dan tulisan. Terjemah lisan (live translation) dan terjemah tulisan

12

J.C. Calford, A Linguistic Theory o/Transtation, (London: Oxfi)rd University Press, J979), cet.

Ke-4, h. 20
11 ...

T

(written translation) adalah dua kegiatan yang sangat berbeda dan memerlukan
keterampilan khusus yang berlainan pula.
Pada penerjemahan lisan, sang penerjemah dituntut untuk terampil dalam
mengalih bahasa dan ujaran secara langsunng, cepat dan tepat tanpa dibeti kesempatan
sekejappun untuk memperbaiki unsur-unsur bahasa dan ujaran yang salah atau yang tidak
tepat padanan katanya. Seorang teljemah lisan disyaratkan memiliki kemampuan
berbicara yang lancar dan fasih, baik dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran,
berpengatahuan luas, dan mampu menafsirkan apa-apa yang diujarkan oleh penutur yang
diterjemahkan.

Pada terjemahan tulisan, sang penerjemah masih diberi kesempatan untuk
memperbaiki kembali unsur-unsur bahasa yang salah atau yang menurut anggapannya
kurang tepat padanan terjemahannya. Kefasihan berbicara seorang peneJjemah tulisan
tidaklah meJ1iadi syarat mutlak. Penguasaan kedua bahasa sumber dan bahasa sasaran
secara fasifpun tidak menjadi hambatan untuk menjadi penerjemah tilisan yang baik. 14

3. Prinsip-Prisip Peneljemahan

Para ahli terjemah memberikan prinsip-ptinsip dasar bagi seorang
penerjemah secara berbeda, namun penulis lebih cendrung memilih pendapat Ian Finlay,
seperti yang dikutif Suhendra Yusuf sebagai landasan teoritis karena pendapatnya lebih
komperehensif dibandingkan dengan yang lain. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Memiliki pengetahuan bahasa sumber yang sempurna dan up-to date.

14

Suhendra Yusuf, Teori Teljemoh Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolongislik,

b. memahami materi yang akan diterjemahkan.
c. Mengetahui telminologi-temlinologi padanan terjemahan di dalam bahasa
sasaran.
d. Berkemampuan mengekpresikan, mengaresiasikan, dan merasalean gaya, irama,
nuansa, dan register kedua babasa sumber dan bahasa sasaran. Hal demikian alean
sangat membantu menciptalean mood atau keadaan yang diinginkan penulis
aslinyaY
Keempat prinsip tersebut penulis anggap sudab mewaleili prinsip-prinsip
penerjemahan yang ditawarkan oleh para palear lainnya. Karena tanpa pengetahuan yang
up-to date seorang peneljemah alean kesulitan dalam memabami objek-objek terjemab
apalagi bila objek itu merupakan studi-studi baru. Namun begitu, walau seorang
penerjemab memiliki banyak pengetahuan tapi tidak memahami objek teljemabarmya
juga alean mustahil teljadi proses penerjemaban. Ditambah lagi, apalagi ia mengetabui
padanan telminologi-terminologi objek penerjemabarmya malm hasil teljemaban alean
makin sempuma. Karena diantara masalab-masakab yang sering dihadapi oleh seorang
penerjemah adalab ketika ia menerjemabkan istilab-istilah atau terminologi objek
penerjemaban, bila ia menguasai maka proses penerjemaban akan berjalan lancar dan bila
tidale menguasai alean sebaliknya. Akhimya, walau seorang peneljemab memiliki ketiga
prinsip penerjemaban sebelumnya, tapi ia tidale mampu mengapresiasikan dalam bentuk
tulisan (terjemahan) maka semua kerja kerasnya juga alean sis-sia. ltulah kiranya yang
dibutuWcan seorang penerjemab dalanl proses menerjemaWcan.

セQ

... . • •

F.r

B. Penerjemahan al-qur'an
1. Definisi Terjemah al-Qur'an

Secara harfiyah, terjemah berarti menyalin atau memindahkan sesuatu
pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain, atau singkatnya mengalih bahasakan
dari satu bahasa ke bahasa yang lain. 16
Menurut Muhammad Husain al-Dzahabi, kata terjemah digunakan untuk dua
macam pengertian, yaitu:
a. mengalih atau memindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke
bahasa lain, tanpa menerangkan makna bahasa asal yang diterjemaWmn.
b. menafsirkan suatu pembicaraan dengan menenmgkan maksud yang
terkandung di dalanmya, dengan menggunakan bahasa lain. 17
Apa yang telah diungkapkan diatas dapat disimpulkan bahwa terjemah adalah
memindaWcan bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan memperhatiakan maksud yang
terkandung didalam bahasa sumber atau dengan kata lain mengalih ballasakan
serangkaian pembicaraan dari bahasa satu ke bahasa lain, dengan tujuan memahami
maksud yang terkandung di dalam bahasa asal.
Kata teljemah dalam bahasa Arab juga umum diartikan dengan biografi (riwayat

hidup seseorang). Misalnya dalam ungkapan tarjamah ai-imam al-Bukhari dan
tarjamahan ai-Imam Hanafi, yang masing-masing bermii Imam Bukhari dan biografi
Imam Bukhari.

16

Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Kamus Besal' Bahasa Indonesia, (J'\iarta: Balai Pustaka, 1989), h. 938
17 Muhammad Husayn al-Dzahabi, al-Tafsil' >Va al-Mufassil'un, ({t, k}:{t, p}, 1976), h.23

2. Macam-macam Terjemah al-qur'an
a. Terjemah Harfiyah
Sesnai pengertian terjemah yang telah dijabarkan, maka pembagian terjemahan
dibagi kedua bagian, yaitu: Terjemah harfiyah juga disebut dengan teljemahall lafziyyah
adalah terjemahan yang mengacu kepada teIjemahan secara literal, kata demi kata,
kemudian mengacu kepada pegalihan kata-kata dad bahasa asli ke bahasa lain yang
sepadan, susunan kata-kata harns sesuai dengan bahasa lain dan begitupun gaya
bahasanya disesuaikan dengan bahasa lain. IS
Muhammad Husain a1-Dzahabi, membedakan teljemah harfiyah kedalarn dua
bentuk:
I. Terjemah harfiyah bi
adanya,

al-Mitsl adalall teIjemahan yang dilakukan apa

terkait dengan

SUSlillan dan struktm bahasa asal yang

diterjemahkan.
2. Terjemahan bi Ghair al-MUsI adalah terjemahan yang pada dasarnya sarna
dengan teljemahan harfiyyah Bi al-MUsI, hanya saja sedikit lebih longgar
ketedkatannya

dengan

susunan

dan

struktur

bahasa

asal

yang

· . ahkan. 19
dIterJem

l' Manna Khalil AI-Qattan,

Mabahitsfi Ulum A/-Qur'an, (Beirut:Muassasah Al-Risalah, 1983), h.

313
19

Muhammad Husyn al-Dzahabi, Gp. Cit, h.24

b. Teljemah Tafsiriah
Menurut Amir Abdul Aziz, teljemah tafsiriyyah adalah penafsiran atau ilustrasi
terjemahan. Kemudian mengaeu pada penjelasan arti kata dalam bahasa-bahasa lain tanpa
membatasi susunan kata-kata asli atau perimbangan organisasi bahasanya20
Teljemahan Tafsiriyyah bisa disebut juga dengan terjemahan maknawiyah yaitu
tetjemahan yang dilakukan oleh mutarjim (seorang penerjemah) dengan lebih
mengutamakan maksud atau isi yang terkandung dalam bahasa asal yang diterjemahkan.
Terjemahan tafsiriyyah atau terjemah maknawiyyah tidak terkait dengan struktur atau
susunan gaya bahasa yang diterjemahkan.
Perlu diketahui teljemah tafsiriyyah atau maknawiyyah berbeda dengan tafsir.
Menurut Muhammad Husayn al-Dzahabi, perbedaan antara

エ・セェ ュ。ィ

tafsiriyyah dengan

tafsir terietak pada dua hal:
Pertama: terietak pada bahasa yang digunakan. Bahasa tafsir dimungkinkan sarna
dengan bahasa asli (al-qur'an yang diterjemahkan), sedangkan terjemah tafsiriyyah
menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa asli yang diterjemahakan.
Kedua: dalam tafsir, pembaea kitab (bnku tafsir) dimungkinkan melaeak teks
aslinya jika terdapat keraguan di dalamnya. Berbeda dengan teljemahan tafsiriyyah yang
tidak mudah untnk mengeeek keasliaunya jika terdapat keraguan atau kesalahan yang
dijumpai pembaea. 21
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjemah harfiyyah begitu identik
dengan terjemahan leterlek atau dalam bahasa Inonesia disebut dengan terjemahan IUnls,
yakni teljemahan yang dilakukan dengan eara menyalin kata demi kata atau word ofword

20

Amir Abdul Aziz, Dirasat Fi 'Ulum Alquran, (Beimt: Daar AI-Furqan, 1983), h.231

21 ..

E. __ ' .

_

_



,

_,

........... _ •. _ ' . '

r..

rr·,

'-

......

translation. Terjemahan harfiyah terikat dengan struktur dan SUSl1nan bahasa asal yang

diterjemahkan dan bersifat kaku. Sedangkan terjemah tafsiriyah sama persis dengan
terjemahan bebas dan bersifat luwes. Kekakuan terjemah harfiyyah dan keluwesan
tarjamah tafsiryah akan semakin terasa jika digunakan clalam menerjemahkan Alquran.
Sebagai eontoh ayat dibawah ini:

Artinya: "Janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah
kamu terlalu mengulur kannya, karena itu kamujadi tercela dan menyesal" AI-Israa:29.

Jika diteljemahkan seeara harfiyyah, maka pengertiannya berarti Allah melarang
seseorang membelenggu atau mengikat tangan diatas punclaknya. Padahal yang climaksud
clengan ayat ini adalah larangan bersifat pelit clalam membelanjakan harta clijalan Allah
clan melarang bersifat boros.

I). Keabsahan Terjemah Harfiah
Kemukjizatan al-qur'an terletak pacla ballasa al-qur'an yakni bahasa Arab
merupalmn alctivitas ketaatan, hanya clengan membaea kalimat-·kalimat, huruf-huruf serta
susunan katanya yang sesuai

dalam al-qur'an. Para ulama memandang bahwa ilmu

al-qur'an telah cliwahyukan keclalam bahasa Arab, terjemahan mana saja ticlak dapat
menandingi bahasa al-qur'an. Maim dari terjemahan kata demi kata tidak dibenarkan
clikarenakan tidak adanya idiom-idiom dan frase-frasenya yang digunakan, maka akan
menyimpang dari aspek-aspek kemukjizatan al-qur'an. Berclasarkan pembahasan ini,
clisimpulkan oleh sebagian ulama bahwa teljemahan seeara literal tidak cliperbolehkan.

AI-Qur'an adalah kalam Allah swt yang tidak ada bandingannya, yang merupakan
firman-Nya, dan membacanya adalah ibadah. Tidak ada seorangpun yang mengklaim
bahwa terjemahan ai-qur'an sesuai dengan firman Allah s,iVt yang sebenarnya.
Sesungguhnya Allah swt tidak berfirman kecuali apa yang dapat kita pahami melalui
bahasa Arab. 22

2). keabsahan Terjemah Tafsiriah
Tarjamah tafsiriyyah adalah pokok kajian yang tidak mudah dilaksanakan, karena
tidak ada suatu bahasapun yang sesuai benar dengan bahasa Arab, baik istilah-istilah
maupun kata-katanya yang dijelaskan oleh ulama balaghah (retorika) dan ahli-ahli
bahasa lainnya. 23
AI-Syatibi menyebutkan adanya kesesuaian makna asal dengan makna kedua.
Menurut pandangannya, penafsiaran Alquran adalah asli dan otentik serta penjelasan
maknanya bagi masyarakat umum dan bagi mereka yang belum memahami Alquran dan
belum mampu menangkap malma-makna yang dikandungnya. 24 cara ini diperbolehkan,
menurut kesepakatan ulama. Kesepakatan dan persetujuan menjadi otoritas untuk
mementukan kredibilitas dan kevalidan terjemah menurut maknanya yang asli.
Walaupun begitu, terjemahan makna yang orisinil tidak akan bebas dari pergeseran
(distorsi), karena kata tertentu dalam al-qur'an cendrung mempunyai dua pengertian atau
lebih. Penerjemahan mungkin saja menempatkan kata yang mengisaratkan suatu
pengertian, padallal ia tidak menemukan suatu kata yang tepat de:ngan bahasa Arab yang
kemungkinan mempunyai malu1a ganda.
22
23

314

Amir Abdul Aziz, Dirasat Fi 'Ulum Alquran, (Beirut: Dar al-Furqan, 1983), h.231
Manna Khalil al-qattan, Mabahits fi 'Ulum Alquran. (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), h.

AI-Qur'an kadang-kadang menggunakan kata-kata tertentu dalam mengartikan
metaforis (majazi). Penerjemah dapat mengajukan kata yang sinonim dengan kata Arab

dalam malenanya yang asli. Kesimpulan ada kemungkinan tel:jadi kesalahan-kesalahan
malena.
Menurut sebagian pendapat, terjemahan malma al-qur'an telall dilakukan pada masa
Nabi Muh=ad saw sebagai solusi bagi mereka yang tidak mengerti bahasa

al-

qur'an. 25 ini terbukti, khsusnya dari peristiwa sejarah, ketika nabi menyampaikan misi ke
Bizantium dibawah kekuasaan hiraklius, ayat-ayat al-qur'an juga disertakan dalam misi
itu, tetapi ayat-ayat tersebut tidak diterjemahkan. Abu SofYan ketika menceritakan hal itu,
mengatakan bahwa para penerjemall diundang ke istana ketika pembicaraan berlangsung
antara raja dan Abu SofYan.

3. Syarat-syarat penerjemahan al-qur'an
Kegiatan menerjemah, apalagi menerjemahkan al-qur'an kedalam bahasa Asing,
bukan merupakan perbuatan mudah yang dilakukan oleh sembarangan orang kecuali
orang-orang yang berminat dan berbakat untuk menjadi seorang penerjemall. Untuk
meerjemahkan al-qur'an dalam bahasa-bahasa lain, seorang mutarjim harns memenuhi
beberapa syarat.
Syarat-syarat mutarjim yang dikemukakan oleh al-Dzahabi26 adalah sebagai berikut:
a. Mutarjim al-qur'an haruslah memenuhi prasyarat yang dimiliki oleh para mufasir,
seperti: i'tikad baik, niat yang tulus ( husn al-niyyah), menguasai ilmu-ilmu yang

25

144

Ahmad Von Denffer, 'VI"m Alquran. The Islamic Foundation, (Leicester: {Ip}, 1983), h.143-

7" _ .


diperlukan diantaranya; ilmu kalam, ilmu fikih, ushul fiqih, ilmu akhlak, dll. Agar
terhindar dari kesalahan dan kekeliman dalam meneljemahkan.
b. Mutarjim al-qur'an hams memiliki akidah islamiyyah yang kuat dan lums (shihat
al-i'tikad)
c. Mutarjim hams menguasai dengan baik dua bahasa yang bersangkutan, yakni
bahasa asal yng diterjemahkan dan bahasa terjemah itu sendiri.
d. Sebelum meneljemahkan al-qur'an, penerjemah hams lebih dulu menulis ayat-ayat
al-qur'an yang akan diterjemahkan agar memudahkan pembaca mengecek makna
yang sesunggguhnya apabila terdapat kesalahan dalam teljemahan al-qur'an yang
diragukan kebenarannya dan dalam rangka mempertahankan otentisitas leks

aI-

qur'an.
Dibanding ketiga syarat yang disebutkan diatas, malca syarat keempatlah yang lebih
mendapat perhatian oleh para mutaljim.
Sedangkan syarat-syarat yang dikemukakall oleh Ali aI-Shabuni yallg hams
dipenuhi oleh mutarjim al-qur'an baik secara literal maupun tematik, sebagai berikut:
a.Seorang penerjemah haiuS menguasai secara benar gaya dall karakteristik bahasabahasa yallg alcan diterjemahkan.
b. penerjemah hams menguasai dua bahasa: bahasa asli dan bahasa terjemah.
Versi terjemahan harus otentik dan sedapat mungkin sesuai dengan bahasa aslinya.
a). Untuk menyempumakan terjemah beserta selumh makna asli dan tujuantujuan yang terkandung di dalamnya, maka ada dna syarat yang hams
dipenuhi;
1). Eksislensi kata-kata dalam bahasa terjemah sesuai dengan kala-kata tunggal yang
diperoleh dalam nahasa aslilnya.

2). Penggabungan dua bahasa dalam ucapan-ucapan yang tersembunyi dan hubungan
erat antar kalimat untuk melahirkan kontruksi kalimat sempurna. Apa yang telah
diuraikan diatas oleh al-Dzahabi dan Ali al-shabuni masing-masing mempunyai
persamaan, yaitu bahwa penerjemah harus menguasai dua bahasa yakni, bahsa
sumber dan bahasa sasaran.
4. Teljemahan al-qur'an ke dalam bahasa-bahasa Dunia
Hampir semua bahasa yang dipakai oleh umat islanl di dunia memiliki teljemahan
alquran. Jika ballasa tidalc berkembang, banyak kata-kata Arab diambil alih secara
emplisit kedalam terjemah untuk disesuaikan dengan kata-kata bahasa lain. Bahkan
bahasa yang SUdall berkembang, seperti bahasa Persia, Turki atau 'urdu. Pengenalan
istilah dari bahasa melahirkan sejumlah kata-kata yang sudah urnum dikenal diseluruh
dunia Islam. Kata-kata Arab dipinjam dan digunakan secara leluasa dalam bahasa-bahasa
lain. 27
Menjadi keinginan setiap muslim untuk dapat membaca dan memahami a1-qur'an
dalam bahasa aslinya (bahasa Arab). Tetapi tidak semua orang mampu memallami dan
mengerti bahasa tersebut. Untuk dapat memahaminya maka dapat dicapai dengan cara
menteljemah al-qur'an.
Pada tahun 1689 Marraci telah membuat terjemah al-qur'an versi bahasa latin
dengan teks Arab, dan dipilih sedemikian rupa untuk

ュセォゥイ・「

kesan buruk tentang

islam di Eropa. Marraci adalah seorang Roma Khatolik yang sangat pandai dan
terpelajar. 28 Dalam meneljemahkan al-qur'an itu jelas tujuarmya ialah untuk Mォ・ャセュ
jelekan Islam dikalangan Eropa, dengan mengambil pendapat ulama-ulanla Islam sendiri

27

1983, h.xii

Abdullah Yusuf' Ali, Holy Quran: Translation and commentmy, (U.S.A: Amana Corporation,

yang menurut pendapatnya menunjukkan kerendahan Islam. Tel:jemahan al-qur'an ini
dipersembahkan kepada "Emperor Romawi" dan dia memperkenalkannya dengan sebuah
pengantar yang mengandung "Bantahan terhadap al_qur'an".29
Mengingat Marraci bertujuan untuk menjekek-jelekan Islam. Maim ini sangat
menarik perhatian dan dianggap sebagai terjemahan yang paling baik dalam bahasa
Inggris dan dimasukkan dalam seri "Chandos Classices" serta mendapat pujian dan restu
dari Sir E. Deniso. 3o
J.M. Rodwel untuk menyusun surah-Surall al-qur'an dalam urutan berdasarkan
turunnya terjemahan itu terbit pada tahun 1861. Dia berusaha untuk memberi ungkapanungkapan secara jujur tetapi catatannya merupakan pikiran-pikiran seseorang "Pendeta"
Kristen yang lebih memperlihatkan pendapatnya kekeurangan-kekurangan aI-qur'an dari
pada kelebihan al-qur'an.
Tel:jemahan E.H. Palmer diterbitkan pada tahun 1876 dan dinilai kurang bennutu
ballasanya. Ia tidak memahami keindahan dan keagungan gaya bahasa al-qur'an yang
ditulis dalam bahasa Arab. Bagi dia gaya bahasa Arab itu kasar dan tidak teratur, oleh
karena itu orang-orang menilai bahwa tel:jemahannya sangat sembrono dan tidak teliti.
Karena luasnya tujuan-tujuan yang tidak balk yang dilakukan oleh Orientalist Barat
yang bukan Islam dalam penterjemahan al-qur'an, ini menyebabkan penulis Muslim
berusaha untuk menerjemahkan al-qur'an kedalam Bahasa Inggris. Diantaranya adalah,
Dr. Muhammad Abdul Hakim Chan dari Patiala pada tahun 1905. Mirza Heirat dari
Delhi pada tahun 1919. Ahmadiyah Lahore menel:jemahkan terjemahan Maulvi
Muhantmad Ali pada tahun 1917.

Zセ Abdullah Yusuf'Op. Cit, セクNィ

Terjemahan-terjemahan itu adalah terjemahan ilmiah yang diberi catatan-catatan
yang luas, pendahuluan, dan indeks yang cukup. Tetapi bahasa Inggrisnya sangat lemah
dan kurang menarik bagi mereka yang kurang mengerti bahasa Arab.
Al-Qur'an juga ditetjemahkan kedalam bahasa Urdu, Persia, Turki, Tamil, Pastho,
Beggali, Indonesia, dan berbagai kepulauan Timur serta beberapa bahasa Afrika,
Tionghoa dan Jepang.
Terjemahan Urdu pertama dibuat oleh Syah Abdul Qadir dati Delhi. Sedangkan
terjemahan al-qur'an dalam bahasa Indonesia dibuat pada pertengan abad ke-17 oleh
abdul Ra'uf Al-Fansuri dengan gaya bahasa Melayu. Walaupun dalam terjemahan itu
belum sempuran dari sudut kebahasaan akan tetapi merupakan pekerjaan mulia bagi
perintisnya.

C. Metafora dalam al-Qur'an

1,

Definisi Meta/ora (Amtsal) Secara Umum
Dalam bahasa Arab, metafora ( perumpamaan) sering disebut dengan kata

'amtsal. Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung,31 Contohnya "dunia ini panggung sandiwara".
'Amtsal adalah bentuk jamak dari "matsala ", Kata matsala, mitsl, dan matsil
adalah sama dengan kata syabaha, syibh, dan syabih, baik lafadz maupun malmanya. Jadi
arti lughawi "amtsal" adalah membuat perbandingan, perumpamaan, dan permisalan,32

31
セN

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1984), h.139
-

_





.".



fT"



...

6'

1

.....

,,____

L MNLッ N Lセ

L

""

Sedangkan menurut Abduraluuan an-Nahlawi, am/sal adalah sifat sesuatu yang
dapat menjelaskan dan menyingkap halcikat sesuatu itu, atau apa yang dimaksud untuk
menjelaskan, baik sifat maupun karalcteristik.
Dalam sastra "matsal" adalah suatu ungkapan yang dihikayatkan dan sudah
populer dengan malcsud menyerupalcan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu
dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diuc.apkan. 33 Malcsudnya,
menyerupalcan sesuatu (seseorang, keadaan) dengan apa yang terkandtmg dalam
perkataan itu, misalnya:
Seperti pengembala yang berteriak kepada binatang yang hanya mendengar
panggilan dan teriakan, mereka tuli, bisu, dan buta mereka tiada mempunyai pikiran. 34
Malcsudnya, perumpamaan orang yang menyem orang-orang kafir kepada kebenaran
adalah seperti pengembala yang terialc. Rasul dan para da'i diibaratkan dengan
pengembala, sedangkan para pengikut tradisi usang (orang kafir) itu seperti binatang.
Mereka mendengar panggilan dan terialcan tetapi tidalc memahami atau tidak dapat
memanfaatkan suara panggilan itu.
Menurut Zamakhsari dalam al-Kasysyafuya, matsal berarti al-Milsl atau an-Nazir
(yang serupa atau sebanding). Kemudian setiap perkataan yang berlaku dan populer
untuk menyerupalcan sesuatu (orang, keadaan atau sebagainya) dengan mauridnya
perkataan itu disebut sebagai matsa!. Kemudian matsal dipalcai atau dipinjam jika
perkataan itu dianggap penting dan mempunyai keanehan.

33

402

Manna Khalil al-Qattan, Silldy Ilmu-ilmu Alquran, (Bogar: Pustaka Litera Antal' Nusa, 1996),

Amtsal juga dapat berarti menonjolkan sesuatu makna yang abstrak dalam bentuk
indrawi agar mel\iadi indah dan menarik. Dengan pengertian ini matsal tidak diharuskan
mempunyai rnaurid sebagaimana tidak diharuskan pula bagi rnqjaz murakkab.
Dari definisi-definisi yang telah disebutkan diatas penulis menarik kesimpulan
bahwa metafora atau 'amtsal adalah suatu analogi perbandingan antara yang abstrak dan
yang kongkrit agar mencapai makna yang abstrak dalam bentuk iudrawi agar mencapai
indah dan menarik.

2.

kedudukan Arntsal dalarn Al-Qur 'an

Ibnu Qayyim mendefinisikan arntsal Alquran dengan menyerupakilll sesuatu
dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya, dan mendekatkan sesuatu yang abstrak
(rna 'qui) dengan yang indrawi (kongkrit, rnahksus), atau mendekatkan salah satu dari dua

makhsus yang lain dan mengilllggap salah satunya sebagai yang lain.
Matsal-matsal al-qur'an yang disebutkan oleh para pangarang dan peneljemah, kita
a1(an menemui bahwa mereka mengemukakan ayat-ayat yang berisi penggambaran
keadaall sesuatu hal dengan keadaan lain, baik penggambaran itu dengan cara isti 'arah
maupun dengan tasybih sarih (penyerupaan yang jelas), ayat-ayat yang menunjukkan
malma yang menarik, singkat, dan padat. Lain kata ayat-ayat yillig dapat dipergunakan
bagi sesuatu yang menyerupai dengan ayat yang berkaitan dengan ayat itu. Sebab Allah
swt mengungkapkan ayat itu secara langsung, tanpa sumber yang lllendahulninya.
Dengan delllikian, maka arntsal al-qur 'an tidak dapat diartikan secara etimologis,
Juga tidak tepat diartikan dengan kitab-kitab kebahasaan yang dipakai oleh para
pengubah arntsal, sebab Amtsal al-qur'an bukanlah perkataan-perkataall yang digunakan
untuk menyerupakan sesuatu dengan isi perkataan itu, juga tidal( tepat diartikilll dengan

arti matsal menumt ulama Bayan, karena diantara amtsal al-qur' an ada yang bukan
isti' arah dan penggunaan tidak begitu populer.
Penulis berkesimpulan untuk mendefinisikan mengenai 'amtsal al-qur'an adalah
menonjolkan makna dalam bentuk perkataan yang memllik dan padat selia mempunyai
pengaruh mendalam terhadap jiwa, baik bempa tasybih maupun perkataan bebas (lepas,
bukan tasybih).

3.

Hilanah-hilanah Amtsal
Amtsal memberiakn konteribusi yang cukup besar dalam daya pikir bagi

umat islam dalam mendalami pemahaman terhadap al-qur'an. Untuk mengetahui betapa
besar urgensi amtsal al-qur'an maka penulis utaralcan beberapa faedah amtsal, Manna'
Qattan mengemukakan dalam kitabnya Mabahits fi 'ulumil Quran sebagai berikut:
1. Menonjolkan sesuatu yang ma'bul (yang hanya bisa dijangkau akal, abstrak)
dalam bentuk kongkret yang dapat dirasalcan indra manusia, sehingga akal dapat
menerimanya, sebab pengertian abstralc tidak akan tertal1am dalam benah kecuali
jika ia dituangkan dalam bentuk il1drawi yang dekat dengan pemahaman.
Misalnya firman Allah mengenai keadaan orang yang menafkahkan harta dengan
riya; ia tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun dari perbuatannya. (Q.S. 2:262)
2. Menyingkap hakikat-hakikat dan mengemukakan yang tidak nampak seakan-akan
sesuatu yang tampak. Misalnya dalam (Q.S. 2:275)
3. Mengumpulkan makna yang menerik lagi indah dalam ungkapan yang padat.
4. mendorong orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal, jika
ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Misalnya firman Allah SWT mengenai
orang yang menafkahkan halia dijalan Allah, ia akan memberikan kebaikan yang
banyak. (Q.S. 2: 261)

5. Untuk menjauhkan (tanfir, kebalikan no.4), jika isi matsal berupa sesuatu yang
dibencijiwa. Misalnya fimlan Allah swt tentang larangan bergunjing (Q.S. 49:12)
6. Untuk memuji orang yang diberi matsal. Sepelii firman-Nya tentang para sahabat,
artinya: demikianlah perumpamaan mere1ca dalam Taurat dan perumpamaan
(matsal) mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak
IUrlis di atas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya,
karena Allah menjengkelkan hati orang-orang kafir, (dengan kekuatan orangorang mukmin). "QS. 48:29) demikianlah keadaan para sahabat. Pada mulanya
mereka hanya golongan minoritas, kemudian tumbuh berkembang hingga
keadaannya semakain Imat dan mengagumkan hati karena kebesaran mereka.
7. Untuk menggambarkan dengan matsal itu sesuatu yang mempunyai sifat yang
dipandang buruk oleh orang banyak. Misalnya tentang keadaan orang yang
dikaaruniai kitabullah tetapi ia tersesat jalan sehingga tidak menganlalkannya.
(QS.7:175-176)
8. Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasehat,
lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati:
Misalnya firman Allah dalam QS. 39:27
Demikianlah beberapa faedah yang terdapat dalam mempelajari amtsal ini sehingga
kita dapat menemukan urgensi dalam al-qur'an. Dari uraian diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Amtsal merupakan salah satu cara untuk menyampaikan isi kandungan al-qur'an
kedalam hati sanubari pembacanya.

\

Penggumaan amtsal itu disamping untuk memudahkan pemahaman juga untuk
memudahkan mengingatnya.
Pengetahuan tentang amtsal penting sekali bagi mufasir, karena ia merupakan
suatu perlengakapan dalam mangadakan pengkajian dan penafsiran terhadap isi
al-qur' an.

RAHIll
RIOGRAFI MAHMUD ¥UNUS

Riwayat Hidup Mahmud ¥unus

A.

Mahmud ¥unus dilahirkan "di Sungayang Batu Sangkar, Sumatra Bat'at, pada
hari Sabtu 10 Februari 1899 (10 RaJ.lladhan 1316)". Ayahnya bemaJ.lla ¥unus bin Incek
dan ibunya bemaJ.lla Hafsah binti Muhammad Thahir. Buyutnya dari pihak ibu adalah
"seorang ulaJ.lla besar di Sungayang Batu Sangkar, bernaJ.lla Muhatumad Ali gelar Angku
Kolok".35
Batu sangkar, SumatraBarat, 10 Februari 1899 Jakatia, 16 Januari 1982. tokoh
muslim Indonesia yang banyak mengemukakatl ide-idenya untuk memajukan agama
islaJ.ll di Indonesia, khususnya dibidang pendidikan agaJ.lla Islam. Ayahnya bernaJ.lla
Hafsah binti Muhammad Tahir. Dari silsilah keturunatmya, Mahmud ¥unus dalah
keturunan seorang ulaJ.lla besar di desanya, yakni dari pihak buyutnya yaJ.lg bemaJ.lla
Buya Muhatumad Ali dengan gelatO Angku Kolok. 36
Sejak usia tujuh tahun Mahmud Yunus mulai mengenal dan mendalaJ.lli Alquran
dan bahasa arab secara sungguh-sungguh dari kakeknya. MuhaJ.llmad Tahir. Pada masa
itu tingkat sekolalah dasar barn

mencapai kalas tiga dan Mahmud ¥unus sempat

menempuh pendidikan sekolah dasar ini saJ.llpai kelas tiga tersebut. Dengan bekal ilmu
pengetahuan agama yang diperoleh oleh kakeknya, Mahmud Yunus meneruskan ke
Madrasah Diniyah yang dipimpin oleh syekh H M. Thaib Vmar. Berkat ketekunan dan

35
36
L

1 Ar A

H. Harun Naslltion, Ensiklopedia Islam Indonesia. (Djarnbatan: Jakarta, 1992, h. 592
Dahlan, Abdul Azis, Ensiklopedia }Jukum Islam, (Ichtial' Baru V,rn Hoeve, Jakarta, 1996,

keuletan belajar, dalam waktu hanya empat tahun ia telah dapat mengajarkan ilmu yang
diperoleh kepada orang lain. Khususnya kepada santri yang belajar di surau tersebut. Ia
sanggup mengajarkan kitab-kitab mutakhir seperti Mahalli, Alfiyah Ibn Malik, dan
Jamal-Jawami, ketika gurunya (syekh H m. Thaib Umar) tersebut berhenti mengajar

karena sakit, ia ditunjuk sebagai gantinya.
Setelah mengabdi beberapa tahun di madarasah tersebut, pada tahu

1924

Mahmud Yunus memperoleh kesempatan untuk memperdalam ilmu pengetahuannya ke
Universitas aI-Azhar, Cairo, dan memperoleh ijazah setahun berikutnya. Kemudian ia
melanjutkan studinya ke Univeritas Darul Hum Ulya, Cairo. Dengan mengambil
spesialisasi tadris, hingga berhasil memperoleh ijazah pada ta'hun 1930. ia tercatat
sebagai orang indonesia pertama yang belajar di Universitas tersebut.
Ketika ia kembali dari Timur Tengah, Waktunya bertepatan dengan bangkitnya
semangat pembaharuan Islam di Minangkabau. Iapun mengabdi diri diberbagai
perguruan Islam antara lain al-Jami'ah al-IslamiyaIl di Batu Sangkar (1931-1932), Kuliah
Mu'alimin Islamiyah (atau NormaIlslam) di Padang (1943-1946). Ia ikut mendirikan
M