dapat diperkirakan sebelumnya yang didasarkan pengalaman hal tersebut, perusahaan sebaiknya mengadakan persediaan musiman seaseonal inventory
Asdjudiredja, 1999:114. Selain fungsi-fungsi diatas menurut Herjanto 1997:168, terdapat enam
fungsi penting yang terkandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan antara lain: 1 menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman
bahan baku; 2 menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan; 3 menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga
barang atau inflasi; 4 untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia
dipasaran; 5 mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas quantity discount; dan 6 memberikan pelayanan kepada langganan
dengan tersedianya barang yang diperlukan.
2.2.5 Jenis-jenis persediaan
Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang, sebagai berikut.
1. Persediaan bahan baku, yaitu persediaan barang-barang berwujud yang
digunakan dalam proses produksi. Barang ini diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari supplier atau perusahaan yang membuat atau
menghasilkan bahan baku untuk perusahaan lain yang menggunakannya. 2.
Persediaan komponen-komponen rakitan, yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain
yang dapat secara langsung dirakit atau di-asembling dengan komponen lain tanpa melalui proses produksi sebelumnya.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong, yaitu persediaan barang-barang
yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses, yaitu persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah.
2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku
Donald Delmar 1985 mengemukakan bahwa dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan terdapat beberapa faktor terkait yang
memerlukan perhatian. Faktor-faktor tersebut antara lain. 1.
Inventory turnover Inventory turnover perputaran persediaan merupakan frekuensi perputaran
suatu item sediaan yang telah digantikan selama periode waktu tertentu. Perhitungan Perputaran Persediaan inventory turnover bagi suatu perusahaan
sangat penting, yaitu antara lain untuk mengetahui: 1 apakah pengelolaan persediaan telah dilakukan dengan baik atau tidak; 2 kecepatan dari pergantian
persediaan, dimana semakin tinggi pergantian persediaan, maka semakin tinggi biaya yang dapat dihemat sehingga laba perusahaan naik; dan 3 pada dasarnya
suatu perusahaan yang baik adalah apabila persediaan barang yang dijual atau diproduksi cepat berganti sehingga biaya penyimpanan serta tingkat kerusakan
barang semakin rendah yang dapat menyebabkan kenaikan laba perusahaan. Perputaran dari persediaan didapat dengan jalan membagi harga pokok penjualan
dengan persediaan rata-rata.
2. Lead time
Lead time adalah interval waktu antara penyampaian pesanan dan diterimanya pesanan sediaan itu dari pemasok. Produk atau komponen yang
diproduksi secara internal, lead time dapat didefinisikan sebagai waktu total yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku yang diperlukan atau membeli
komponen, melaksanakan pengolahan yang diperlukan, pabrikasi, dan langkah- langkah perakitan serta pengepakan serta pengiriman barang-barang itu ke divisi
lain di dalam perusahaan atau kepada pelanggan. 3.
Customer service level Customer service level merupakan derajat layanan kepada pelanggan yang
mengacu pada persentase dari pesanan yang dapat diisi dengan sediaan atau produk jadi yang akan diserahkan, berdasarkan suatu tanggal tertentu yang telah
disetujui. Derajat layanan kepada pelanggan ini merupakan fungsi langsung dari titik pemesanan kembali reorder point dan didefinisikan sebagai level sediaan
atau waktu mana suatu order telah ditetapkan untuk mengganti unit sediaan yang sudah terpakai atau terjual.
4. Stock-out cost
Stock-out cost adalah biaya atas kekurangan sediaan yang terjadi ketika permintaan melebihi tingkat persediaan biaya yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan sediaan meliputi hilangnya citra baik dari pelanggan, terhentinya proses produksi yang sedang berlangsung, dan tindakan cepat yang perlu diambil
untuk menghindari atau memperkecil tekanan kekurangan sediaan tersebut. Citra baik dari pelanggan berhubungan langsung dengan derajat layanan kepada
pelanggan dengan anggapan citra baik itu berhubungan dengan kuantitas, bukan
pada aspek kualitas yang rendah. Saat citra baik dan pelanggan terjadi, berarti pada saat yang sama timbul derajat layanan kepada pelanggan.
5. Biaya persediaan bahan baku
Biaya persediaan terdiri atas biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, sebagai berikut.
1 Ordering cost biaya pemesanan
Biaya ini mencakup biaya sewa bensin, upah sopir, dan biaya sewa pick up. Sehubungan dengan itu, untuk meminimumkan biaya pemesanan, perusahaan
harus melakukan pemesanan dalam jumlah besar, yang pada gilirannya meminimumkan biaya pemesanan. Jumlah unit yang dipesan berbanding terbalik
dengan frekuensi pemesanan. Jumlah unit yang dipesan diperbesar maka frekuensi pemesanan berkurang. Unit yang dipesan diperkecil maka frekuensi pemesanan
meningkat. Tingkat biaya pemesanan yang optimal diperoleh pada titik keseimbangan antara biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan.
2 Storage or holding biaya penyimpanan, or carrying costs
Biaya atas sediaan yang terjadi sehubungan dengan penyimpanan sejumlah sediaan tertentu dalam perusahaan. Biaya ini mencakup biaya penyusutan gudang,
biaya listrik, biaya air, dan upah tenaga kerja. Biaya penyimpanan umumnya dihitung dengan persen tertentu terhadap harga sediaan, misalnya 10 s.d 35.
Menurut Assauri 1999, dalam menentukan jumlah pembelian atau pemesanan ekonomis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu.
1 Menggunakan tabel tabular approach
Pendekatan ini jumlah pemesanan yang ekonomis dapat dilakukan dengan menyusun tabel jumlah biaya per tahun, dimana nantinya jumlah pesanan yang
menunjukkan biaya terendah merupakan jumlah pesanan atau pembelian yang paling ekonomis.
2 Menggunakan grafik graphical approach
Penentuan jumlah pesanan atau pembelian yang ekonomis dengan pendekatan grafik ini dilkukan dengan cara menggambarkan grafik-grafik, biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, dan total biaya dalam satu gambar. Sumbu horizontal menentukan jumlah besarnya pesanan, biaya penyimpanan, dan total
biaya. 3
Menggunakan rumus formula approach Pendekatan ini menggunakan rumus matematika dalam menentukan jumlah
pemesanan yang paling ekonomis. Pendekatan ini dilakukan dengan memperhatikan bahwa total biaya persediaan yang minimum terjadi pada biaya
pemesanan sama dengan biaya penyimpanan.
2.3 Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku