Strategi Komunikasi Strategi Kreatif

57 BAB IV STRATEGI DAN HASIL PERANCANGAN

4.1 Strategi

Strategi perancangan dibagi menjadi strategi komunikasi yaitu konsep besar perancangan, strategi kreatif yaitu pendekatan ide dan cara mencapainya, serta strategi visual yaitu konsep dasar perancangan. Strategi-strategi ini dibuat berdasarkan data-data dan teori yang telah terkumpul pada bab I s.d. III.

4.1.1 Strategi Komunikasi

Dalam perancangan environmental graphic, yang terpenting adalah fungsi utamanya yaitu untuk menyampaikan informasi dan memperjelas lingkungan yang kompleks, selain juga untuk meningkatkan kualitas estetisnya. Environmental graphic yang baik juga dibuat dengan meneliti lokasi yang akan dirancang, seperti dikutip dalam Cossu 2010:6 bahwa tanpa penelitian, sign tidak akan berfungsi dengan baik tidak peduli betapa indahnya sign tersebut. Karena itulah perancangan environmental graphic di Pasar Baru menjadi jawaban dari permasalahan yang ada yaitu untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Kenyamanan pengunjung ditingkatkan dengan menyampaikan informasi dan memperjelas lingkungan yang kompleks, sesuai dengan fungsi environmental graphic. Perancangan ini juga dilakukan karena dapat mengedukasi pengunjung kelas menengah bawah tentang penggunaan environmental graphic yang baik dan melalui elemen-elemen estetisnya dapat memberikan pemahaman tentang sebuah sistem desain pada suatu lokasi. Oleh karena itu konsep komunikasi yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan sistem yang konsisten dan teratur. Sistem yang konsisten akan membuat audiens mudah mengenali environmental graphic yang ada, membedakannya dari ribuan sign lain yang saling ‘berteriak’ di Pasar Baru. 58

4.1.2 Strategi Kreatif

Untuk merancang environmental graphic Pasar Baru ini, dibutuhkan suatu sistem yang memudahkan pengunjung mengenali lingkungan mereka. Sistem ini akan dibangun dengan konsistensi penggunaan warna yang sama pada masing-masing lantai. Setiap lantai akan diberi warna yang berbeda sehingga pengunjung mudah mengenali dan mengingat di mana mereka dan ke mana mereka ingin menuju. Warna-warna yang dipakai menggunakan warna-warna hangat dan cerah, yang menggambarkan suasana Pasar Baru sendiri yang hangat dan ramai, sesuai survei yang telah dilakukan. Warna-warna tersebut juga dipilih mempertimbangkan kemudahannya untuk dicari di tengah suasana Pasar Baru yang begitu berwarna- warni, sehingga konsistensi warna signage menjadi sangat penting supaya mudah ditemukan. Sedangkan desain dengan bentuk-bentuk teratur digunakan untuk menciptakan suasana ramai namun teratur. Sistem yang konsisten dicapai dengan konsistensi penggunaan warna yang berbeda pada tiap lantai. Penggunaan warna yang berbeda dari signage di setiap lantai akan membuat audiens mengenali di mana ia berada sehingga akan memudahkan ia mengingat dari mana ia masuk, di mana ia harus keluar, dan mengingat pada lantai berapa ia harus mencari barang yang ia inginkan baik untuk kedatangan pertama maupun pada kedatangan selanjutnya apabila ia ingin mencari toko yang pernah dikunjunginya. Untuk perancangan signage juga akan digunakan komunikasi visual dan verbal. Untuk visual, akan digunakan piktogram, gambar, atau simbol yang umum dan mudah diterjemahkan oleh audiens di Pasar Baru dengan mempertimbangkan tingkat edukasi mereka yang tidak terlalu tinggi. Penggunaan gambar akan lebih mudah diterjemahkan bagi sebagian besar orang. Pada bagian-bagian tertentu yang didesain tanpa tulisan, audiens—khususnya masyarakat dari kalangan menengah ke bawah— juga diajak untuk berpikir dan menerjemahkan arti dari bahasa visual ini. Hal ini dimaksudkan juga untuk secara tidak langsung mengedukasi dan membiasakan masyarakat kelas menengah ke bawah untuk melihat piktogram atau simbol-simbol yang sering dipergunakan di luar lingkungan Pasar Baru sendiri. Selain itu, edukasi juga diterapkan dengan penggunaan elemen grafis yang estetis, memperlihatkan bahwa penunjuk arah bukan hanya “sekedar penunjuk arah”, namun merupakan 59 bagian dari suatu sistem environmental graphic, membuat mereka terbiasa melihat suatu sistem desain yang khas pada lingkungan tertentu. Komunikasi verbal juga tetap dibutuhkan dalam perancangan environmental graphic ini yaitu dengan pemilihan kata-kata yang tepat dan penggunaan font yang baik sehingga mudah terbaca oleh audiens. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dan bahasa Inggris sebagai bahasa sekunder. Hal ini mempertimbangkan target pasar utama di Pasar Baru merupakan masyarakat Bandung sendiri dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya, dan target sekunder yaitu turis lokal maupun mancanegara yang sedang melakukan wisata. Penggunaan bahasa Inggris dimaksudkan untuk mempersiapkan Pasar Baru di era globalisasi ini agar siap untuk dikunjungi oleh turis mancanegara, sekaligus dapat sedikit banyak mengedukasi penghuni dan pengunjung Pasar Baru yang belum mengenal bahasa Inggris. Diharapkan dengan edukasi penggunaan environmental graphic melalui desain dari environmental graphic ini sendiri, audiens dapat secara mandiri mengenali, mendapatkan informasi, menuju dan tiba di lokasi tertentu yang mereka inginkan. Dengan kemudahan membaca lokasi ini, maka arus perpindahan atau flow di Pasar Baru juga akan relatif lebih baik. Dengan perputaran pengunjung yang relatif lebih baik ini, maka Pasar Baru pun dapat menampung lebih banyak orang dengan tingkat kenyamanan yang lebih baik, yang otomatis juga akan meningkatkan omset Pasar Baru sesuai dengan misinya. Untuk pembagian seri environmental graphic digunakan pembagian warna color coding per lantai untuk daerah perbelanjaan. Selain itu pengelompokan signage dibedakan menjadi empat tipe signage menurut Apelt, dkk. 2007 yaitu Identification Sign, Information Sign, Directonal Sign, dan Regulatory Sign lihat teori Tipe Signage hal.15. Bentuk dan warna pada desain disesuaikan dengan suasana dan target market Pasar Baru yaitu wanita kalangan menengah dan menengah bawah yang suka belanja dan menyukai warna-warna yang cerah, serta mempertimbangkan kemudahan pencariannya dalam suasana Pasar Baru. Gaya desain menggunakan gaya Art Deco yang banyak ditemui di Bandung yang kaya akan bangunan Art Deco dengan 60 menggunakan garis-garis hias dan yang mengesankan gerak dan kecepatan, melambangkan modernitas yang memang merupakan konsep Pasar Baru sebagai pasar tradisional dengan konsep modern. Selain itu gaya Art Deco juga merupakan gaya yang ideal dan universal sehingga mudah diterima di semua kalangan.

4.1.3 Strategi Visual