HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48 KESIMPULAN DAN SARAN 58

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Tahap – Tahap Model Pembelajaran Inkuiri 18 Tabel 2.2. Tahap – Tahap Pembelajaran Konvensional Di Sekolah 20 Tabel 2.3. Massa Jenis beberapa Zat 28 Tabel 3.1. Two Group Pretest – Posttest Design 32 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Materi Pokok Zat dan Wujudnya 33 Tabel 3.3. Validitas Instrumen Penelitian 34 Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 36 Tabel 3.5. Ringkasan Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Tes 37 Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas, Tingkat Kesukaran Tes, dan Daya 39 Pembeda Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Pretes 50 Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 50 Tabel 4.4. Uji Kemampuan Rata-Rata Pretes 51 Tabel 4.5. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data Postes 54 Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Data Postes 54 Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Uji Rata-Rata Postes 55 Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis 55 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Inquiry Model 13 Gambar 2.2. Skematik Model Pembelajaran Konvensional 22 Gambar 2.3. Contoh dan Letak Partikel Zat Padat yang Tersusun 22 Teratur Gambar 2.4. Contoh dan Partikel-Partikel Zat Cair yang Tersusun 22 Tidak Teratur Gambar 2.5. Contoh dan Partikel-Partikel Dalam Gas Dapat Bergerak 23 dengan Bebas Gambar 2.6. Diagram Perubahan Wujud Zat 23 Gambar 2.7. Kohesi antara Partikel Air di Permukaan Daun 25 Gambar 2.8. Meniskus Cekung dan Meniskus Cembung 26 Gambar 2.9. Peristiwa Kapilaritas 27 Gambar 2.10. Bagan Kerangka Konseptual 29 Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan 49 Kelas Kontrol Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan 53 Kelas Kontrol DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 64 Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa LKS 85 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 95 Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 110 Lampiran 5. Instrumen Tes Hasil Belajar 121 Lampiran 6. Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian 125 Lampiran 7. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 128 Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda 130 Instrumen Lampiran 9. Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian 134 Lampiran 10. Tabulasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas 137 Kontrol Lampiran 11. Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Estándar Deviasi Data 141 Pretes Lampiran 12. Uji Normalitas Data Pretes 142 Lampiran 13. Uji Homogenitas Varians Data Pretes 146 Lampiran 14. Uji Hipotesis Nilai Pretes Uji t Dua Pihak 148 Lampiran 15. Tabulasi Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas 151 Kontrol Lampiran 16. Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Estándar Deviasi Data 155 Postes Lampiran 17. Uji Normalitas Data Postes 156 Lampiran 18. Uji Homogenitas Varians Data Postes 160 Lampiran 19. Uji Hipotesis Nilai Postes Uji t Satu Pihak 162 Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian 167 Lampiran 21. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 171 Lampiran 22. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 172 Lampiran 23. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 174 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia SDM seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Pengembangan kualitas SDM ini menjadi suatu keharusan yang di emban pendidikan formal dalam memasuki globalisasi dewasa ini. Akan tetapi masalah utama dalam pembelajaran pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya Trianto, 2009 : 5. Dalam proses pembelajaran fisika, guru juga sering menjadikan siswa sebagai objek belajar bukan sebagai subjek belajar. Guru selalu menyajikan materi fisika dalam bentuk rumus-rumus dan perhitungan yang sulit, sehingga banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran fisika karena menganggap belajar fisika itu sulit , tidak menarik, dan membosankan. Padahal Fisika pada dasarnya menarik untuk dipelajari karena di dalamnya dapat dipelajari gejala-gejala atau fenomena yang terjadi di jagad raya. Pernyataan diatas juga didukung oleh kenyataan dilapangan, dimana berdasarkan pengalaman peneliti ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu PPLT di SMA Negeri 1 Sei Bamban, di kalangan siswa telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami, dan membosankan. Faktor-faktor penyebab munculnya kesan yang tidak baik terhadap mata pelajaran fisika ini antara lain, karena model belajar yang digunakan cenderung berpusat pada guru teacher centered dan 2 tidak bervariasi sehingga menyebabkan kejenuhan pada siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Proses pembelajaran yang seperti ini secara langsung maupun tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada setiap jenjang pendidikan. Hal yang sama juga peneliti temukan di SMP Santo Yoseph Medan. Dimana dari yang angket yang diberikan kepada siswa 37 orang siswa, 57,5 siswa menganggap fisika itu sulit dan kurang menarik. Adapun yang menjadi alasan mereka adalah karena selama ini guru hanya menyuruh siswa mengerjakan soal-soal yang banyak mengandung rumus-rumus. Respon siswa terhadap fisika ini juga terlihat dari hasil ujian fisika semester ganjil di kelas VII yang memiliki rata – rata 56.1 sementara Ketuntasan Kompetensi Minimal KKM di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 60. Nilai rata-rata ini masih belum mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Rengki Sitanggang, S.Si selaku guru fisika di SMP Santo Yoseph, mengatakan bahwa model pembelajaran yang sering digunakan Bapak Rengki Sitanggang, S.Si masih model konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal serta model pembelajaran cooperative yaitu diskusi. Dimana model pembelajaran ini masih bersifat teacher centered. Menurut Trianto 2009 : 6 juga telah dipaparkan dalam bukunya mengenai rendahnya hasil belajar siswa karena pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konvensional. Artinya dalam pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Siswa tidak memiliki keterlibatan untuk menemukan dan merumuskan sendiri informasi sebagai bahan pengajaran. Berdasarkan pemaparan masalah di atas, diperlukan suatu cara yang bisa memperbaiki proses pembelajaran, salah satu cara yang ditawarkan adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Alasan ini didasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yakni proses pembelajaran yang menekankan pada ingatan dan pemahaman materi pelajaran yang berpusat pada guru sehingga kegiatan berfikir siswa tidak dioptimalkan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

6 82 69

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GADINGREJO TP.2012/2013

0 8 45

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 57

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

2 41 56

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

0 0 12

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA SMA

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

1 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II MTsN 2 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 20142015

0 0 24

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID

0 0 8