Kritik Eksternal Kritik Sumber

Octaviany Maulida , 2015 PERKEMBANGAN UPACARA ADAT MITEMBEYAN DI DESA LINGGAMUKTI KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 1984-2005 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menggunakan kritik internal yaitu pengkajian yang dilakukan terhadap isi dari sumber sejarah tersebut. Tujuan dilakukannya kritik eksternal dan kritik internal yaitu untuk menguji kebenaran dan ketepatan dari sumber tersebut, dan menyaring sumber- sumber tersebut sehingga diperoleh fakta-fakta yang sesuai dengan kajian skripsi ini dan membedakan sumber-sumber yang benar atau meragukan. Kejelasan dan keamanan sumber-sumber tersebut dapat diperoleh melalui pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap sumber itu sendiri. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sjamsuddin 2007: 102-103 bahwa ada lima pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan yaitu: a. Siapa yang mengatakan itu? b. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu bisa diubah? c. Apakah sebenarnya yang dimaksud oleh orang itu dengan kesaksiannya? d. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata yang kompeten, apakah ia mengetahui fakta itu? e. Apakah saksi itu mengatakan yang sebenarnya dan memberikan kepada kita fakta yang diketahui itu? Tahapan kritik menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketetapan akurasi dari sumber itu. Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal meliputi pengujian pada bahan materi sumber sedangkan kritik internal meliputi pengujian pada isi sumber. Untuk lebih rinci penulis akan memberikan penjelasan mengenai kritik eksternal dan kritik internal sebagai berikut.

3.4.2.1 Kritik Eksternal

Kritik eksternal adalah cara pengujian sumber terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah secara terinci. Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal- usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui Octaviany Maulida , 2015 PERKEMBANGAN UPACARA ADAT MITEMBEYAN DI DESA LINGGAMUKTI KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 1984-2005 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang- orang tertentu atau tidak Sjamsuddin, 2007: 133-134. Dengan demikian kritik eksternal pada dasarnya menitikberatkan pada pengujian otensitas dan integritas sumber. Sebagaimana dijelaskan oleh Sjamsuddin 2007: 134 bahwa kritik eksternal harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa: 1. Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang itu atau pada waktu itu atau otensitas authenticity. 2. Kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan, atau penambahan dan penghilangan fakta-fakta yang substansial.Karena memori manusia dalam menjelaskan peristiwa sejarah terkadang berbeda setiap individu, malah ada yang ditambah ceritanya atau dikurangi tergantung pada sejauh mana narasumber mengingat peristiwa sejarah itu sendiri. Kritik eksternal bertujuan untuk menilai sejauh mana kelayakan sumber- sumber yang telah didapatkan, sebelum mengkaji isi sumber. Peneliti melakukan kritik eksternal tehdap sumber tertulis dan sumber lisan.Kritik eksternal yang dilakukan terhadap sumber tertulis bertujuan untuk melakukan penelitian asal-usul sumber terutama yang berbentuk dokumen. Peneliti juga melakukan pemilihan terhadap buku-buku yang dianggap berhubungan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Buku-buku yang digunakan memuat nama penulis buku, penerbit, tahun terbit, dan tempat terbitnya. Selain melakukan kritik eksternal terhadap sumber tertulis, peneliti juga melakukan kritik eksternal terhadap sumber lisan, yaitu dengan mempertimbangkan usia narasumber yang disesuaikan dengan tahun kajian peneliti yaitu antara tahun 1984-2005, kemudian pendidikan, kedudukan, mata pencaharian, tempat tinggal, dan keberadaannya, terutama faktor kesehatan saat diwawancarai apakah daya ingatnya masih kuat atau tidak. Proses ini dilakukan Octaviany Maulida , 2015 PERKEMBANGAN UPACARA ADAT MITEMBEYAN DI DESA LINGGAMUKTI KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 1984-2005 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dikarenakan semua data yang didapatkan peneliti baik dari sumber tertulis maupun sumber lisan tingkat keberadaannya tidak sama. Buku pertama yang diseleksi dalam tahapan kritik eksternal adalah buku karya Kebudayaan Sunda Suatu Pendekatan Sejarah Jilid I karya Edi S. Ekadjati di Bandung tahun 2005. Edi S. Ekadjati merupakan seorang guru besar di bidang filologi Universitas Padjajaran, melihat kredibilitas pengarang buku tersebut penulis menganggap layak dijadikan referensi dalam penulisan karya ilmiah ini. Kritik eksternal juga dilakukan pada buku Adat Istiadat Sunda karya Hasan Mustafa yang diterbitkan di Bandung tahun 2010. Secara eksternal buku ini layak dijadikan referensi dalam penulisan karya ilmiah ini, karena latar belakang penulis yang merupakan seorang budayawan Sunda dianggap mengetahui seluk beluk adat istiadat Sunda terutama dalam pelaksanaan upacara adat setelah panen. Selanjutnya kritik eksternal dilakukan terhadap buku karya Koentjaraningrat yaitu buku Ritus Peralihan di Indonesia tahun 1990. Berdasarkan latar belakang akademis pengarang yang merupakan seorang guru besar antropologi, penulis menganggap buku karya Koentjaraningrat tersebut layak dijadikan sebagai referensi dari segi eksternal. Kritik eksternal terhadap sumber lisan dilakukan dengan cara melakukan identifikasi terhadap narasumber. Dalam melakukan kritik eksternal terhadap narasumber, penulis menentukan beberapa pertimbangan yang meliputi usia narasumber, kondisi fisik, kedudukan di masyarakat, pekerjaan, agama, perilaku serta keberadaannya selama kurun waktu 1984-2005. Adapun narasumber yang penuls wawancarai rata-rata memiliki usia yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda sehingga memiliki daya ingat yang masih cukup baik. Kritik eksternal terhadap sumber lisan dilakukan terhadap Abah Yaya 61 tahun dan Bapak Haji Jamal 43 tahun. Penulis mengajukan pertanyaan mengenai darimana kedua narasumber tersebut memiliki pengetahuan tentang Octaviany Maulida , 2015 PERKEMBANGAN UPACARA ADAT MITEMBEYAN DI DESA LINGGAMUKTI KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 1984-2005 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu upacara adat mitembeyan. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa Abah Yaya merupakan sesepuh yang memimpin upacara adat mitembeyan di Desa Linggamukti Kabupaten Purwakarta. Sedangkan Bapak Haji Jamal merupakan tokoh masyarakat yang dimana beliau juga mempunyai sebuah padepokan yang bernama Padepokan Gentra Pangauban. Dengan pertimbangan tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa Abah Yaya maupun Bapak Haji Jamal layak dijadikan narasumber dalam penulisan ini. Kritik eksternal terhadap sumber lisan juga dilakukan kepada Bapak Syafe’I 35 tahun merupakan seorang tokoh agama di Desa Linggamukti yang terlibat aktif dalam pelaksanaan upacara adat mitembeyan. Beliau juga mempunyai perhatian terhadap kebudayaan khususnya dalam pelaksanaan upacara adat mitembeyan. Melihat aspek eksternal tersebut, penulis beranggapan bahwa informasi yang diperoleh dari Bapak Syafe’I layak dijadikan sebagai sumber dalam penulisan hasil penelitian. Di samping itu, narasumber lainnya adalah Bapak Cucu 40 tahun dan Bapak Udus 35 tahun. Beliau merupakan seorang pegawai di Kantor Desa Linggamukti yang juga mengetahui tentang pelaksanaan upacara adat mitembeyan. Melihat aspek eksternal tersebut, penulis beranggapan bahwa informasi yang diperoleh dari Bapak Cucu dan Bapak Udus layak dijadikan sebagai sumber dalam penulisan hasil penelitian.

3.4.2.2 Kritik Internal