Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPn dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang 2011-2015)

  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

  Nama : Nabila Awliarahman NIM : 21112059 Tempat Tanggal Lahir: : Bandung, 15 November 1994 Agama : Islam Alamat : Komp. Griya Bandung Asri 1 No. 147, Bandung.

  Telp/HP : 08882032001 Email : nabilaarh@yahoo.com Status : Mahasiswi Pendidikan Formal :

  Tahun Pendidikan Keterangan

  2000- 2006 SD Negeri Cijagra II Bandung Lulus dan Berijazah 2006- 2009 SMP Negeri 13 Bandung Lulus dan Berijazah 2009- 2012 SMA Negeri 22 Bandung Lulus dan Berijazah 2012-2016 Universitas Komputer Indonesia Bandung Lulus dan Berijazah Pengalaman Organisasi /Magang :

  

Tahun Pengalaman Keterangan

  2015 Magang di PT. Bio Farma (Persero) Membantu bagian Keuangan (Treasury) 2016 Magang di KPP Pratama Sumedang Membantu dibagian PDI (Pusat Data dan Informasi)

  

PENGARUH SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN DAN SURAT

TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI

(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode 2011-2015)

  

THE INFLUENCE OF VAT PERIODIC TAX RETURN AND TAX

COLLECTION LETTER ON VALUE ADDED TAX REVENUE

( Case Study at Tax Service Offices Pratama Sumedang Period 2011-2015)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempung Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Pada Program Studi Akuntansi oleh : Nabila Awliarahman

  21112059

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatu Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahnya rahmat dan karunia serta hidayatnya yang telah diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maksud dari penulisan adalah untuk memenuhi salah satu syarat jenjang pendidikan Strata Satu Program Studi Akuntansi pada Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul

  “Pengaruh Surat

  

Pemberitahuan Masa PPN dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai .

  Penulis menyadari bahwa Usulan Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang berguna dan membangun bagi semua pihak, baik bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya untuk waktu yang akan datang.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi pembelajaran kedepannya untuk penulis agar bisa menjadi lebih baik lagi. Sangat disadari bahwa skripsi ini tak iv selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dan terimakasih yang tak terhingga juga kepada:

  1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  4. Prof. Dr. Hj. Umi Narmimawati, Dra., SE., dan Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak., CA, selaku dosen penguji yang dengan penuh keikhlasan berkenan meluangkan waktunya untuk menguji dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

  5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Wali Akuntansi 3 Seluruh Staff dan Karyawan KPP Pratama Sumedang.

  6.

  7. Orangtua tercinta yang telah memberikan dorongan dan dukungan baik secara moril maupun materil serta perhatian dan curahan kasih sayang yang dapat memberikan semangat kepada penulis.

8. Adik-adikku M. Faizal Asyari, Fauzie Rachman Ali dan Saskia Tami

  Auziawati juga seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan v

  10. Sahabat-sahabat saya Fadly Adam Noor, Astri Pujianti, Magdalena Retno, Patiana, Martian Miftah dan semuanya yang telah memberikan semangatnya kepada saya.

  11. Seluruh teman Akuntansi-3 UNIKOM angkatan 2012.

  12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung ataupun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

  Akhir kata, semoga Allah SWT, membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga bermanfaat dan memberikan pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Aamiin yaAllah YaRabbalAlamin.

  Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

  Bandung, Agustus 2016 Nabila Awliarahman

  NIM. 21112059

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..............................

  

ABSTRACT .......................................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

  1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1

  1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 4

  1.3 Rumusan Masalah.............................................................................. 5

  1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian .......................................................... 5

  1.4.1 Maksud Penelitian..................................................................... 5

  1.4.2 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

  1.5 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6

  1.5.1 Kegunaan Praktis ...................................................................... 6

  1.5.2 Kegunaan Akademis ................................................................. 6

  BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ............................................................................................

  2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 8

  2.1.1 Surat Pemberitahuan Masa PPN ................................................ 8

  2.1.1.3 Pelaporan dan Penyampaian SPT.................................. 10

  2.1.1.4 Indikator Surat Pemberitahuan Masa PPN .................... 12

  2.1.2 Surat Tagihan Pajak ................................................................... 12

  2.1.2.1 Pengertian Surat Tagihan Pajak .................................... 12

  2.1.2.2 Fungsi Surat Tagihan Pajak .......................................... 13

  2.1.2.3 Penerbitan Surat Tagihan Pajak .................................... 14

  2.1.2.4 Indikator Surat Tagihan Pajak ....................................... 14

  2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ........................................ 15

  2.1.3.1 Pengertian Pajak ........................................................... 15

  2.1.3.2 Pengertian Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ......... 16

  2.1.3.3 Karakteristik Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ..... 17

  2.1.3.4 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ........... 18

  2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 19

  2.2.1 Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

  20

  2.2.2 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ...................................................................... 21

  2.3 Hipotesis .............................................................................................. 22

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 24

  3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan ................................................ 24

  3.2 Operasionalisasi Variabel................................................................. 25

  3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................. 28

  3.3.1 Sumber Data ............................................................................ 28

  3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 29

  3.4 Populasi, Sample dan Tempat serta Waktu Penelitian ..................... 31

  3.4.1 Populasi .................................................................................. 31

  3.4.2 Penarikan Sample ................................................................... 31

  3.4.3.2 Waktu Penelitian....................................................... 32

  3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 33

  3.6 Rancangan Analisis ......................................................................... 37

  3.6.1 Rancangan Analisis ................................................................. 37

  3.6.2 Pengujian Hipotesis .................................................................. 42

  

BAB IV HASIL ANALISIS DAN ANALISIS .................................................. 44

  4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 44

  4.1.1 Hasil Analisis Deskripsi .......................................................... 44

  4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif ........................................................ 56

  4.1.2.1 Hasil Asumsi Klasik .................................................... 56

  4.1.2.2 Analisis Regresi Berganda .......................................... 61

  4.1.2.3 Pengaruh SPT masa PPN Terhadap Penerimaan PPN 62

  4.1.2.4 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan PPN ............................................................................. 64

  4.2 Pembahasan ..................................................................................... 66

  4.2.1.1 Pengaruh SPT masa PPN Terhadap Penerimaan PPN ......... 66

  4.2.1.2 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan PPN . 68

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 71

  5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 71

  5.2 Saran ............................................................................................... 72

  5.2.1 Saran Operasional ................................................................... 72

  5.2.2 Saran Akademis ...................................................................... 72

  

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 79

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................

  74

DAFTAR PUSTAKA

  Abdul Halim, Amin Dara dan Icuk Rangga Bawono. 2014. Perpajakan: Konsep, Aplikasi,Contoh, dan Studi Kasus. Jakarta : Penerbit Salemba. Agus Suharsono. 2011 Ketentuan Umum Perpajakan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Ahmad Prayudi. 2011. PENGARUH SURAT PEMBERITAHUAN MASA

  TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI. Jurnal MANDIRI ISSN : 1907 – 4158.

  Andi Supangat. 2010. Statistik Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Arif Nurokhman. 2013. Analisis Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan SPT

  Masa Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada KPP Pratama Semarang Gayamsari Bambang Brodjonegoro. 2016. Perusahaan Asing Tak Bayar Pajak Negara Rugi Rp.

  500 Triliun. Diakses pada 1 April 2016, dari :

  Budi Santoso. 2016. Dongkrak Setoran Petugas Pajak di Jatim Akan Buru Aset Wajib

  Pajak Bandel. Diakses pada 5 April 2016, dari :

  Chairil Anwar Pohan. 2014. ogor: Mitra Wacana Media. Christina Trimanda. 2013. Pengaruh SPT dan SSP terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada KPP Pratama Palembang Seberang Ulu. Damodar N Gujarati. 2003. Ekonomika Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga. Damodar N. Gujarati and Dawn C. Porter. 2012. Dasar

  • –dasar Ekonometrika. Jakarta:

  Salemba Empat Dedy Setya Utama Pandiangan. 2014. Pengaruh Surat Ketetapan Kurang Bayar,

  75 Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Diana Sari. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung : PT Refika Adimata. Diaz Priantara. 2012. Perpajakan Indonesia. Bekasi : Mitra Wacana Media. Djoko Mulyono 2010. Panduan Brevet Pajak. Yogyakarta: Andi. Djoko Mulyono dan Baruni Wicaksono. 2009. Akuntansi Pajak Lanjutan. Yogyakarta : Andi. Edi Slamet Irianto. 2013. I Love Pajak. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo. Edi Slamet Irianto. 2013. Pajak Undercover. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo. Erly Suandy. 2011. Perencanaan Pajak (Edisi 5). Jakarta : Salemba Empat. Ferra Pujianty. 2015. Rahasia Cepat Menguasai Laporan Keuangan KhususUntuk Perpajakan dan UKM. Jakarta: Lembar Pustaka Indonesia. Gustian Djuanda dan Irwansyah Lubis. 2011. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah. Jakarta: Gramedia. Haula Rosdiana dan Edi Slamet Irianto. 2011. Pengantar Ilmu Pajak: Kebijakan dan Implementasi di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Husein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis (Edisi 2).

  Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Ida Zuraida dan L.Y. Hari Sih Advianto. 2011. Penagihan Pajak (Pajak Pusat dan

  Pajak Daerah). Ghalia Indonesia

  Ika Nursanti Dan Yazid Yud Padmono. 2013. PENGARUH SELF ASSESSMENT

  SYSTEM DAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1, Januari 2013.

  Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

  Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jonathan Sarwono. 2009. Statistika itu mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar

  76 Kresna Yohanes. 2014. Pengaruh Self Assesment dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada KPP Madya Bekasi . Mardiasmo. 2011.Perpajakan (Edisi Revisi).Yogyakarta : Andi. Nadian Kusuma. 2015. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak, Surat Tagihan Pajak, dan

  

Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25

Orang Pribadi Tahun 2008-2014 Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara.

  Nanang Martono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers. Nufransa Wira Sakti dan Asrul Hidayat. 2015. E-Faktur: Mudah dan Cepat. Jakarta: Visimedia. Nufransa Wira Sakti. 2014. Buku Pintar Pajak E-Commerce. Jakarta: Visimedia. Radityo Yughie. 2015. Pengaruh Self Assesment dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada KPP Madya Bekasi. Rimsky K.Judisseno. 2015. Perpajakan (Edisi Revisi). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Rismawati Sudirman dan Antong Amiruddin. 2015. Perpajakan Pendekatan Teori dan Praktek. Malang: Empatdua Media. Rizky Yuslam. 2015. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Surakarta). Silvia Nurcholivah. 2015. Pengaruh Self Assesment System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama Jambi. Singgih Santoso. 2014. Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka. Siti Kurnia Rahayu. 2010 Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Siti Kurnia dan Ely Suhayati. 2010. Perpajakan : Teori dan Teknis. Perhitungan.

  Yogyakarta:Graha Ilmu. Siti Resmi.2011.Perpajakan: Teori & Kasus Buku Satu. Jakarta. Salemba Empat.

  77 Soemarso. 2011. Perpajakan: Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba Empat.

  

Suharsimi Arikanto.2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

  Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

  Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supramono & Theresia. 2015. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Andi. Supriyati. 2011. Metodologi Penelitian.Bandung: Labkat Press . Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Raih Asa Sukses. Tintin Verigawati. 2011. Hubungan Antara Penerbitan Surat Tagihan Pajak dengan

  Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Ilir Timur Palembang. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Vol.1 No.3. Tony Masyahrul. 2011. Pengatar Perpajakan. Jakarta: Grasindo. Tony Wijaya. 2013. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu. Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Uma Sekaran. 2011. Research Methods for business Edisi 1 and 2. Jakarta: Salemba Empat. Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.

  78 Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Yessy Izzatun Rizky. 2014. Pengaruh PKP Terdaftar, SSP PPN, SPT MASA PPN,

STP PPN,dan Inflasi, Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

Yoyok Satiotomo. 2016. Pengemplang Pajak Rp.1,9M Ditangkap. Diakses pada 4

  April 2016, dari:

  

  Yustinus Prastowo, Agus Priyatna dan Yosep E. Nugraha. 2011. Buku Pintar

  Menghitung Pajak Profesi, Badan Usaha dan Peristiwa Khusus. Jakarta: Raih Asa Sukses.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

  Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun kajian pustaka pada penelitian ini meliputi konsep mengenai kompetensi Surat Pemberitahuan Masa PPN, Surat Tagihan Pajak dan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

2.1.1 Surat Pemberitahuan Masa PPN

2.1.1.1 Pengertian Surat Pemberitahuan Masa PPN

  Definisi surat pemberitahuan menurut Suparmono dan Theresia (2015:24) adalah sebagai berikut “Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, juga harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

  ” Sedangkan menurut Siti Kurnia dan Ely Suhayati (2010:44) adalah sebagai berikut: “SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam masa pajak

  ” Dan pengertian dari SPT Masa PPN itu sendiri menurut Yustinus, dkk. (2011:40) mengemukakan bahwa:

  “Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai adalah surat yang digunakan oleh pengusaha kena pajak (PKP) untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang.

  .” Jadi dapat dikatakan bahwa Surat Pemberitahuan Masa PPN adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam masa pajak dan sebagai sarana bagi pengusaha kena pajak untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan perhitungan jumlah pajak pertambahan nilai yang sebenarnya terutang.

  Menurut Suparmono dan Theresia (2015:178) terdapat dua macam Surat Pemberitahuan (SPT), yaitu :

  a. SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk perhitungan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak (satu bulan takwim) atau pada suatu saat. Dan SPT Masa terdiri dari SPT Masa PPh, SPT Masa PPN dan PPnBM.

  b. SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk perhitungan atau pembayaranpajak yang terutang dalam suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. SPT Tahunan terdiri dari SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi 2.1.1.2 Fungsi Surat Pemberitahuan Masa PPN .

  Menurut Diana Sari (2013: 12) Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) harus disampaikan selambat-lambatnya 20 hari setelah akhir masa pajak. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai berfungsi bagi Pengusaha Kena Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;

  b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku;

  c. Bagi pemotong atau pemungut pajak fungsinya sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang dipungut atau dipotong.

  2.1.1.3 Prosedur pelaporan dan penyelesaian SPT Menurut (Ahmad Prayudi, 2010:7) prosedur pelaporan dan penyelesaian

  Surat Pemberitahuan (SPT) adalah sebagai berikut :

  1. Wajib Pajak dapat mengambil sendiri Surat Pemberitahuan (SPT) di tempat yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak atau mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Wajib Pajak juga dapat mengambil Surat Pemberitahuan (SPT) dengan cara lain, misalnya dengan mengakses situs Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh formulir Surat Pemberitahuan (SPT) tersebut.

  2. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, huruf Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

  3. Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam

  4. Penandatanganan Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan secara biasa, dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital, yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

  5. Bukti-bukti yang harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan (SPT), antara lain : a. Untuk Wajib Pajak yang mengadakan pembukuan: Laporan Keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak.

  b. Untuk SPT Masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.

  c. Untuk Wajib Pajak yang menggunakan norma perhitungan: Perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dalam tahun pajak yang bersangkutan. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dan

  Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan laporan bulanan yang harus disampaikan oleh Pengusaha Kena Pajak meskipun Nihil, mengenai penghitungan Pajak Masukan yang berasal dari pembelian Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa Kena Pajak, Pajak Keluaran yang berasal dari penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak dan penyetoran pajak/kompensasi.

  Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) harus disampaikan selambat-lambatnya 20 hari setelah akhir Masa Pajak. Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan Masa serta keterangan dan dokumen yang harus dilampirkan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

  Apabila SPT Masa tidak atau tidak sepenuhnya dilampiri dengan keterangan dan dokumen yang telah ditetapkan, maka Surat Pemberitahuan Masa tersebut langsung ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak (KPP) atau dikirimkan melalui PT. Pos Indonesia secara tercatat atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) PPN.

2.1.1.4 Indikator Surat Pemberitahuan Masa PPN

  Indikator SPT masa PPN dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari Edi Irianto (2013:232) yang mengatakan bahwa: “Cara melaporkan pajak adalah dengan melaporkan Surat Pemberitahuan oleh wajib pajak, dengan dua jenis Surat Pemberitahuan yaitu, SPT Masa dan SPT Tahunan” Indikator SPT masa PPN dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari menurut Ferra Pujiyanti (2015:43) dalam bukunya yang menyatakan: “PPN dan PPnBM yang terutang dihitung sendiri oleh PKP harus dilaporkan dalam SPT Masa dan disampaikan kepada KPP setempat, selambat-lambatnya 20hari setelah masa pajak berakhir

  ” Dari hasil pemikiran diatas maka indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh surat pemberitahuan masa PPN adalah dengan mengetahui besarnya jumlah SPT Masa PPN yang dilaporkan dapat dilihat dari laporan Surat Pemberitahuan Masa.

2.1.2 Surat Tagihan Pajak

2.1.2.1 Pengertian Surat Tagihan Pajak

  Definisi surat tagihan pajak menurut Rismawati dan Antong (2015: 38) adalah sebagai suatu koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak

  ” Dan menurut Djoko Mulyono dan Baruni Wicaksono (2009:273) definisi surat tagihan pajak adalah.: “Surat yang diterbitkan oleh DJP beserta jajarannya sebagai fiskus dengan cara dilakukan penelitian atau pemeriksaanterhadap kewajiban yag harus dilakukan oleh wajib pajak atas pokok atau sanksi yang berkaitan dengan kewajiban yang belum dilakukan secara benar”.

  Adapun definisi surat tagihan pajak menurut Rimsky K (2015:382) yaitu sebagai berikut: “Surat Tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

  ” Jadi dapat dikatakan Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda yang diterbitkan oleh

  DJP dikarenakan kewajiban yang belum dilakukan benar oleh wajib pajak.

2.1.2.2 Fungsi Surat Tagihan Pajak

  Menurut Tony Marsyahrul (2011:51) fungsi dari Surat Tagihan Pajak adalah:

  1. Sebagai suatu koreksi atas jumlah pajak terutang menrut SPT Wajib Pajak Artinya, jika pajak tahun berjalan yang tidak atau kurang bayar/ disetor ataupun kekurangan pembayaran/penyetoran pajak, akibat salah tulis atau salah hitung dalam surat pemberitahuan.

  2. Sebagai sarana dalam mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda kepada wajib pajak Artinya, sanksi administrasi berupa denda Rp. 50.000 untuk SPT masa dan RP. 100.000 Untuk SPT Tahunan jika wajib pajak tidak atau terlambat menyerahkan SPTnya; Sanksi administrasi berupa bunga itu dalam hal wajib pajak membetulkan sendiri SPTnya apabila wajib pajak terlambat atau tuidak membayar pajak yang sudah jatuh tempo pembayarannya.

  Artinya, karena surat tagihan pajak kekuatan hukumnya sama dengan surat ketetapan pajak sehingga dalam hal penagihannyadapat juga dilakukan dengan surat paksa.

  2.1.2.3 Penerbitan Surat Tagihan Pajak

  Menurut Rismawati dan Antong (2015: 38) Surat Tagihan Pajak diterbitkan apabila: 1) Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidakdibayar atau kurang bayar 2) Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga. 3) Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN tapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan saebagai PKP. 4) Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP tetapi telah membuat faktur pajak atau pengusaha yang dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat atau mengisi faktur pajak secara lengkap.

  2.1.2.4 Indikator Surat Tagihan Pajak

  Sedangkan Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:186) yang dijadikan sebagai dasar penagihan pajak adalah Surat Tagihan Pajak (STP). Pengertian surat tagihan pajak sebagai berikut:

  “Surat tagihan pajak adalah untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda”.

  Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:186) yang dijadikan sebagai dasar penagihan pajak adalah Surat Tagihan Pajak (STP) “Jumlah Surat Tagihan Pajak (STP) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak dalam penagihan pajak yang tercantum dalam STP, dapat juga dilakukan penagihan dengan Surat Paksa (UU No. 19/ 1990)”.

  Dari hasil pemikiran diatas maka indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh surat tagihan pajak adalah dengan mengetahui besarnya jumlah Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan dapat dilihat dari laporan Surat Tagihan Pajak.

2.1.3 Penerimaan Pajak Pertmbahan Nilai

2.1.3.1 Pengertian Pajak

  Menurut Mardiasmo (2011:1), pengertian pajak adalah sebagai berikut: “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  ” Pengertian pajak menurut P.J.A. Adriani yang dikutip Waluyo (2011:18), adalah sebagai berikut:

  “Pajak adalah iuran kepada kas Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.

  Sedangkan menurut M.J.H. Smeets yang dikutip Erly Suandy (2011:2), pengertian pajak adalah sebagai berikut: “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma- norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”.

  Berdasarkan ketiga pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa pajak merupakan iuaran rakyat kepada kas negara berdasarkan peraturan perundang- undangan yang tidak mendapatkan timbal balik (kontraprestasi) secara langsung, untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

  Menurut Mardiasmo (2011:1), Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang mempunyai dua fungsi yaitu : 1) Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi pemerintah, untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2) Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat pengatur atau melaksanakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.

2.1.3.2 Pengertian Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

  Menurut Nufransa Wira Sakti dan Asrul Hidayat (2015:17) Penerimaan Pajak adalah senagai berikut: “Penerimaan pajak adalah semua penerimaan Negara yang berasal dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan bangungan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, cukai, dan pajak lainya.” Sedangkan menirut Timbul H dan Mukhlis Imam (2012:28) definisi dari

  Penerimaan Pajak sebagai berikut: “Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber pemasukan bagi negara dan merupakan komponen penting dalam rangka kemandirian pembiayaan dan pembangunan bagi negara.

  ” Dan menurut Rismawati dan Antong (2015:276) pengertian Pajak Pertambahan

  Nilai itu sendiri adalah :

  Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi

  Berdasarkan ketiga pengertian diatas maka dapat dikatakan penerimaan pajak pertambahan nilai adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pajak atas konsumsi barang atau jasa kena pajak di dalam daerah pabean dalam penjualan ataupun penyerahan barang yang telah adiolah atau diproses sehingga dari sifat aslinya menjadi barang baru yang bertambah nilai ataupun daya gunanya.

2.1.3.3 Karakteristik Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

  Menurut Siti Resmi (2012:3) Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut: a.Pajak Tidak Langsung Secara ekonomis beban PPN dapat dialihkan kepada pihak lain Tanggung jawab pembayaran pajak yang terutang berada pada pihak yang menyerahkan barang atau jasa, sedangkan pihak yang menanggung beban pajak berada pada penanggung b.Pajak Objektif Timbulnya kewajiban membayar pajak sangat ditentukan oleh adanya objek pajak. Kondisi subjektif subjek pajak tidak dipertimbangkan. c.Multistage Tax PPN dikenakan secara bertahap pada setiap mata rantai jalur produksi dan distribusi (dari pabrikan sampai ke pritel). d.Nonkomulatif PPN tidak bersifat komulatif (nonkomulatif) meskipun memiliki karakteristik multistage tax karena PPN mengenal adanya mekanisme pengkreditan Pajak Masukan. Oleh karena itu, PPN yang dibayar bukan unsur dari harga pokok barang dan jasa. e.Tarif Tunggal PPN di Indonesia hanya mengenal satu jenis tariff yaitu 10% (sepuluh persen) untuk penyerahan dalam negri dan 0% (nol persen) untuk ekspor Barang Kena Pajak. f.Credit Method/Invoice Method/Indirect Substruction Method Metode ini mengandung pengertian bahwa pajak yang terutang diperoleh dari hasil pengurangan pajak yang dipungut atau dikenakan pada saat penyerahan dibayar pada saat pembelian barang atau penerimaan jasa yang disebut Pajak Masukan (input tax). g.Pajak atas Konsumsi Dalam Negeri Atas impor Barang Kena Pajak dikenakan PPN sedangkan atas ekspor Barang Kena Pajak tidak dikenakan PPN. Prinsip ini menggunakan prinsip tempat tujuan (destination principle), yaitu pajak dikenakan ditempat barang atau jasa akan dikonsumsi. h.Consumtion Type Value Added Tax (VAT) Dalam PPN di Indonesia, Pajak Masukan atas pembelian dan pemeliharaan barang modal dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang dipungut atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak.

2.1.3.4 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

  Indikator penerimaan pajak pertambahan nilai dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari Suparmono dan Theresia (2015:1) mengugkapakan bahwa:

  “Naik turunnya penerimaan pajak dapat dilihat dari realisasi penerimaan pajak.

  ” Indikator penerimaan pajak dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari Haula Rosdiana dan Edi Irianto (2011:1) berkata bahwa: “Efektifnya pencapaian target dan realisasi penerimaan pajak akan sangat mempengaruhi penerimaan negara.

  ” Dari hasil pemikiran diatas maka indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai adalah dengan Besarnya jumlah penerimaan PPN dapat dilihat dari laporan penerimaan PPN.

2.2 Kerangka Pemikiran

  Menurut Sugiyono (2013:93), menyatakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Maka dibawah ini adalah kerangka pemikiran yang saya buat:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

  1. Silvia Nurcholivah Pengaruh Self Hasil penelitian yang dilakukan (2015) Assesment System oleh menyatakan bahwa SPT terhadap Masa PPN yang dilaporkan

  Penerimaan Pajak berpengaruh positif Pertambahan Nilai Penerimaan PPN di KPP di KPP Pratama Pratama Jambi Jambi

  2. Christina Pengaruh SPT dan Hasil penelitian menyatakan Trimanda (2013) SSP terhadap bahwa variabel jumlah SPT

  Penerimaan Pajak Masa PPN yang dilaporkan Pertambahan Nilai memiliki pengaruh yang positif pada KPP Pratama terhadap Penerimaan PPN Palembang Seberang Ulu

  3. Kresna Y (2014) Pengaruh Self Dan variabel jumlah SPT Masa Assesment System PPN tidak berpengaruh dan Surat Tagihan terhadap Penerimaan PPN dan Pajak terhadap Surat Tagihan Pajak Penerimaan Pajak berpengaruh negatif terhadap Pertambahan Nilai Penerimaan PPN

  4. Tintin Verigawati Hubungan antara Hasil penelitiannya (2011) Penerbitan Surat menyatakan bahwa hubungan

  Tagihan Pajak korelasional negative yang dengan signifikan antara penerbitan Penerimaan Pajak surat tagihan pajak dengan penerimaan pajaknya menjadi kecil, tapi bila sedikit jumlah penerbitan surat tagihan pajak, maka jumlah penerimaan pajaknya besar,

  5. Radityo Yughie (2015)

  Pengaruh Self Assesment dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada KPP Madya Bekasi

  Hasil diperoleh bahwa secara parsial SPT masa PPN berpengaruh positif terhadap

  Penerimaan PPN dan STP PPN tidak berpengaruh terhadap Penerimaan PPN

  

2.2.1 Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai

  Menurut Djuanda dan Irwansyah Lubis (2011:57) mengemukakan bahwa: “Setiap wajib pajak (PKP) yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT Masa PPN dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada penerimaan negara

  .” Dengan kata lain, dengan wajib pajak harus melaporkan SPT masa PPN secara benar, agar tidak menimbulkan kerugian dan secara langsung akan meningkatkan penerimaan PPN.

  

2.2.2 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai

  Menurut Ida Zuraida dan L.Y. Hari Sih Advianto (2011:139) terhadap penerimaan negara. Oleh karena itu, tindakan penagihan pajak dengan surat tagihan pajak harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk menjaga penerimaan negara.

  ” Adapun menurut Chairil Anwar Pohan (2014: 168) “Salah satu ujung tombak dari penerimaan pajak adalah hasil dari penagihan pajak yang dilakukan oleh aparat seksi penagihan pajak dengan surat tagihan pajak maupun dengan surat paksa.

  ” Dengan kata lain, dengan dilakukannya tindakan penagihan pajak oleh fiskus dengan mengeluarkan surat tagihan pajak, wajib pajak harus membayar pajak yang terutang dan secara langsung akan meningkatkan penerimaan PPN.

  Berdasarkan uruian diatas, Penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk paradigma kerangka pemikiran sebagai berikut:

  Djuanda dan Irwansyah Lubis (2011:57) Silvia N (2015)

  Christina Trimanda (2013) Kresna Y (2014)

  Surat Pemberitahuan Masa PPN (X 1 )

  1. Jumlah Surat Pemberitahuan Penerimaan Pajak Pertambahan

  Masa PPN yang dilaporkan Nilai (Y)

  1. Jumlah realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

  Surat Tagihan Pajak (X ) 2

  1. Jumlah Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan Ida Zuraida dan L.Y. Hari Sih Advianto (2011:139).

  Chairil Anwar (2014:168) Tintin Verigawati (2011) JENIUS VOL 1

  NO.3 Radityo Yughie (2015)

  Nadian Kusuma (2015)

Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran

2.3 Hipotesis

  Setelah adanya kerangka pemikiran, maka diperlukannya suatu pengujian hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

  Menurut Sugiyono (2013:64), menyatakan bahwa pengertian hipotesis

  “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.

  Sedangkan hipotesis menurut Umi Narimawati (2010:7), menyatakan bahwa “Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya dalam suatu analisis statistik.” Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diuji dan merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.

  Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai kesimpulan sementara sebagai berikut: H1: Surat Pemberitahuan Masa PPN berpengaruh terhadap Penerimaan

  Pajak Pertambahan Nilai H2: Surat Tagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak

  Pertambahan Nilai

  

PENGARUH SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN DAN SURAT TAGIHAN PAJAK

TERHADAP PENERIMAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode 2011-2015)

THE INFLUENCE OF VAT PERIODIC TAX RETURN AND TAX COLLECTION LETTER ON

  

(Case Study at Tax Service Offices Pratama Sumedang Period 2011-2015)

Pembimbing:

Lilis Puspitawati,SE.,M.Si.,Ak,CA

Oleh:

  

Nabila Awliarahman

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Email: nabilaarh@yahoo.com

  

ABSTRACT

This research was conducted on Tax Service Office Pratama Sumedang, a VAT periodic

tax return and tax collection letter is one of the factors that affect the acceptance of the value

added tax revenue. A phenomenon that occurs in the study on when quantity of VAT periodic tax