Latar Belakang s pgsd kelas 1101364 chapter1

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan suatu pengantar berkomunikasi dalam sebuah kebudayaan. Dengan berbahasa manusia dapat saling mengerti satu sama lain. Menurut Jacques Barzun dalam Sudiati Widyamartaya, 2005, hlm. 10 „Hidup suatu kebudayaan manapun bertumpu pada sarana paling mendasar untuk berkomunikasi: bahasa.‟ Untuk bisa berbahasa dengan baik, setiap manusia harus memiliki kemampuan bahasa yang baik pula. Meskipun manusia telah dibekali dengan talenta berbahasa, namun kemampuan tersebut perlu ditingkatkan dalam proses pembelajaran pada jenjang pendidikan. Langkah awal proses pembelajaran di jenjang pendidikan yang harus ditempuh untuk meningkatkan kemampuan berbahasa terdapat pada tataran sekolah dasar. Pembelajaran bahasa di sekolah dasar salah satunya adalah mempelajari bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan agar siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Siswa tidak hanya sekedar mempelajari teori semata, tetapi siswa belajar secara aplikatif. Siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan berbahasa dan kompetensi komunikatif saat siswa telah menyelesaikan belajarnya di sekolah dasar dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini selaras dengan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dalam Depdiknas 2006, hlm. 22 Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulisan, 2. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 3. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, 4. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial, 5. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, 6. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia ada dalam keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut sangatlah berkaitan. Diawali dengan belajar menyimak dan berbicara, kemudian belajar membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari pada masa prasekolah, sedangkan membaca dan menulis mulai dipelajari di sekolah. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif. Artinya penyimak dan pembaca hanya menerima informasi secara pasif apa yang mereka simak atau baca. Berbeda halnya dengan keterampilan berbicara dan menulis yang bersifat produktif. Pembicara dan penulis harus memproduksi sendiri informasi secara lisan atau tulisan. Keterampilan menulis di sekolah dasar dinilai sebagai keterampilan yang berada dalam tingkat kesulitan paling tinggi di antara empat keterampilan lainnya. Sebelum menulis siswa harus mampu menyimak dan membaca karena menulis erat kaitannya dengan keterampilan tersebut. Hal ini diperkuat oleh pendapat Cahyani dan Rosmana 2006, hlm. 97 “Kegiatan menulis memang kegiatan yang unik. Tidak setiap orang yang sudah menguasai kaidah-kaidah bahasa dengan sendirinya secara lini er akan terampil menulis.” Selain itu, keterampilan menulis juga harus diajarkan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Pendapat ini didukung oleh Resmini dkk. 2006, hlm. 193 bahwa “Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya.” Tujuan keterampilan menulis menurut Tarigan 2013, hlm. 4 adalah “Agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, ide, pendapat, dan pengetahuan secara sistematis dan tertulis serta memiliki kegemaran menulis.”Selain itu, melalui menulis, siswa dapat meningkatkan kreativitasnya serta sebagai sarana peningkatan kemampuan berkomunikasi secara tulisan. Pada proses pembelajarannya, keterampilan menulis di sekolah dasar terbagi ke dalam dua kategori yaitu menulis permulaandan menulis lanjut. Menulis permulaan diberikan di kelas I sampai kelas III dengan materi menulis huruf, kata, kalimat, dan cerita sederhana. Menulis lanjut diberikan pada kelas IV sampai kelas VI dengan materi menulis yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti surat, prosa, puisi, pidato, laporan, naskah drama, pengumuman, iklan, mengisi formulir, dan menulis ringkasan. Keterampilan menulis di tingkat lanjut yang harus dikuasai siswa sekolah dasar salah satunya adalah meringkas isi buku. Keterampilan ini terdapat di kelas V sekolah dasar. Meringkas isi buku merupakan kegiatan menulis yang diperoleh dari kegiatan membaca suatu buku, selanjutnya mengungkapkan kembali hal penting dari buku yang telah dibaca secara singkat. Menulis ringkasan buku bertujuan agar siswa dapat membuat simpulan dari sebuah buku dengan ejaan yang benar. Menurut Keraf dalam Olivia, 2009, hlm. 29 „Membuat ringkasan dapat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Latihan membuat ringkasan akan mempertajam daya kreasi dan konsentrasi penulis ringkasan tersebut.‟ Selain itu, menurut Sudiati dan Widyamartaya 2005 latihan meringkas merupakan latihan menulis awal sebagai suatu jembatan perantara untuk melatih keterampilan menulis yang mempersiapkan siswa agar terampil mengarang. Namun, tidak semua siswa dengan mudah dapat membuat ringkasan buku dengan baik dan benar. Permasalahan ini terjadi pada siswa kelas V SDN Sirahcipelang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Siswa belum bisa memenuhi tujuan pembelajaran untuk dapat menjelaskan pengertian dan tahapan meringkas, meringkas isi buku dengan gagasan yang lengkap dan panjang ringkasan sesuai dengan aturan meringkas, serta menggunakan ejaan huruf kapital dan tanda titik yang benar. Hanya lima orang siswa yang mampu melewati batas kriteria ketuntasan minimal KKM 70 atau 20,83 dari 24 siswa dengan nilai rata-rata kelas 50. Siswa yang tidak memenuhi KKM bisa menghapal tahap meringkas tetapi mereka belum memahami pengertian dan tahapan meringkas. Mereka hanya dapat menghapalnya saja tanpa bisa mengaplikasikannya. Hal ini menjadikan gagasan yang mereka tulis dalam ringkasan yang dibuat tidak lengkap. Panjang ringkasan banyak yang sesuai dengan aturan karena kertas yang digunakan telah dibatasi sesuai panjang ringkasan yang diharapkan. Namun, gagasan dalam ringkasan masih belum lengkap. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa masih belum bisa memilih kalimat kunci pada gagasan sehingga siswa menuliskan semua kalimat dalam gagasan yang menyebabkan ruang dalam kertas yang disediakan habis digunakan sebelum semua gagasan dalam buku dapat diringkas. Hal tersebut terbukti berdasarkan nilai yang diperoleh pada tabel berikut. Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Siswa Kelas V SDN Sirahcipelang dalam Pembelajaran Meringkas Buku No. Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai Interpretasi A B C D E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Adis Saputra 1 3 2 3 9 52.94 BT 2 Alif Setiawan 2 3 2 2 9 52.94 BT 3 Andini Putri Lestari 1 4 3 2 3 13 76.47 T 4 Anggyta Sry Wulandary 1 4 2 2 2 11 64.71 BT 5 Azka Saputra 2 2 2 6 35.29 BT 6 Dea Septiani 1 4 2 2 2 11 64.71 BT 7 Dede Andi Triana 2 1 1 4 23.53 BT 8 Edwar 1 2 1 4 23.53 BT 9 Elen Windita 1 3 3 1 8 47.06 BT 10 Ganjar Mujijat 1 1 1 3 17.65 BT 11 Heryanto 2 2 2 6 35.29 BT 12 Irna Ningsih 1 4 2 1 2 10 58.82 BT 13 Lisnawati 1 3 2 2 2 10 58.82 BT 14 Muhamad Farhan A. 3 2 2 7 41.18 BT 15 Nur Fadilah Aini A. 1 4 3 2 3 13 76.47 T 16 Opik Ramadan 3 1 4 23.53 BT 17 Septi Rahma Juwita 1 4 2 1 2 10 58.82 BT 18 Shelomita 1 3 2 1 1 8 47.06 BT 19 Sinta Laudya Maharani 1 4 2 2 3 12 70.59 T 20 Siti Hapiya 1 4 2 2 3 12 70.59 T 21 Siti Nurhasanah 1 4 1 1 3 10 58.82 BT 22 Taofik Hidayat 2 1 2 5 29.41 BT 23 Tari Febriani 1 4 2 2 3 12 70.59 T 24 Vipit Maryani 1 2 2 1 1 7 41.18 BT Jumlah 204 1200 19 5 Persentase 79,17 20,83 Rata-rata 8,5 50 Keterangan: 1 Aspek yang dinilai A kolom 3 = pengertian ringkasan B kolom 4 = tahapan meringkas C kolom 5 = kelengkapan gagasan D kolom 6 = panjang ringkasan E kolom 7 = penggunaan ejaan 2 Skor ideal adalah 17. 3 KKM= 70 T = Tuntas BT = Belum Tuntas 4 Tuntas apabila ≥ 70. Dilihat dari hasil siswa yang telah dinilai berdasarkan aspek kognitif menjelaskan pengertian meringkas, 14 siswa atau 58, 33 dari 24 siswa dapat menjelaskan pengertian meringkas dengan benar, 10 siswa atau 41,67 dari 24 siswa masih menjelaskan pengertian meringkas dengan salah. Sedangkan untuk menjelaskan tahapan meringkas, 10 siswa atau 41,67 dari 24 siswa menjawab empat tahap dengan benar, tiga siswa atau 12,5 dari 24 siswa menjawab tiga tahap dengan benar, dua orang siswa atau 8,3 dari 24 siswa menjawab dua tahap dengan benar, satu siswa atau 4,17 dari 24 siswa menjawab satu tahap dengan benar, dan delapan orang siswa atau 33,33 dari 24 siswa menjawab dengan semua tahap salah. Berdasarkan keterampilan menulis ringkasan, dalam aspek kelengkapan gagasan tidak ada siswa atau 0 dari 24 siswa yang menulis ringkasan dengan 21-18 gagasan sesuai buku, tujuh orang siswa atau 29,7 dari 24 siswa menulis ringkasan dengan 17-12 gagasan sesuai buku, 14 siswa 58,33 dari 24 siswa menulis ringkasan dengan 16-11 gagasan sesuai buku, tiga orang siswa atau 12,5 dari 24 siswa menulis ringkasan dengan 5-1 gagasan sesuai buku, tidak ada siswa atau 0 dari 24 siswa yang menulis ringkasan tanpa ada gagasan yang sesuai dengan buku. Dalam aspek panjang ringkasan, tidak ada siswa atau 0 dari 24 siswa yang membuat ringkasan dengan panjang ringkasan 2,5 halaman dan gagasan lengkap, tidak ada siswa atau 0 dari 24 siswa yang membuat ringkasan dengan panjang kurang dari 2,5 halaman tetapi gagasan lengkap, 14 siswa atau 58,33 dari 24 siswa membuat ringkasan dengan panjang 2,5 halaman tetapi gagasan tidak lengkap, delapan siswa atau 33,33 dari 24 siswa membuat ringkasan dengan panjang kurang dari 2,5 dan gagasan tidak lengkap, dua siswa atau 8,3 dari 24 siswa membuat ringkasan dengan panjang lebih dari 2,5 halaman dan gagasan tidak lengkap. Dalam aspek penggunaan ejaan, tidak ada siswa atau 0 dari 24 siswa yang tidak salah dalam penulisan huruf kapital dan tanda titik, tujuh siswa atau 29,7 dari 24 siswa terdapat 1-29 kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda titik, 10 siswa atau 41,67 dari 24 siswa terdapat 30-61 kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda titik, delapan siswa atau 33,33 dari 24 siswa terdapat 62- 94 kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda titik, tidak ada siswa atau 0 dari 24 siswa yang melakukan lebih dari 94 kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. Setelah diketahui permasalahan yang terjadi, dilakukan analisis penyebab terjadinya permasalahan dengan melakukan observasidan wawancara. Aspek yang menjadi fokus perhatian adalah kinerja guru,aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran keterampilan meringkas isi buku. Kinerja guru pada saat pembelajaran dinilai cukup baik dalam kesesuaian pembelajaran dengan rencana. Namun, guru kurang mempersiapkan kegiatan pembelajaran, seperti kurang mempersiapkan materi, metode, dan media pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi. Guru menyampaikan materi pembelajaran lalu memberikan tugas pada siswa. Hal ini berdampak pada kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru.Guru memang memberikan penjelasan lebih ketika siswa bertanya mengenai hal yang mereka kurang pahami. Tetapi siswa masih kurang mengerti saat memilih gagasan yang penting. Guru memiliki kekurangan dalam mengatur waktu karena buku yang diringkas siswa terlalu tebal. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran terlihat kondusif dan tidak ribut. Namun, saat mendengarkan penjelasan guru sekitar sembilan orang siswa bercanda dengan temannya hingga ada yang menggangu teman lainnya yang sedang fokus mendengarkan penjelasan guru. Pada saat mengerjakan tugas, enam siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar siswa laki-laki merasa gelisah karena tidak bisa mengerjakan tugas sehingga berjalan-jalan dan melihat-lihat pekerjaan temannya yang lain dan terkadang saling bercanda. Setelah dilakukan validasi dengan mewawancarai siswa, ternyata sebagian besar siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran. Mereka merasa bosan karena harus banyak menulis dan hanya mendengarkan guru saja. Berdasarkan permasalahan dan penyebab yang telah dikemukakan, seharusnya pembelajaran bisa bersandar pada karakteristik siswa dengan mempertimbangkan beban materi yang harus diajarkan. Penggunaan metode yang inovatif dapat digunakan agar membantu siswa belajar dengan lebih mudah dan bermakna. Peningkatan keterampilan meringkas isi buku dapat diupayakan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran 6P. Adanya ketidaksesuaian antara pembelajaran keterampilan menulis ringkasan buku yang ideal dengan kenyataan yang terjadi di sekolah dasar khususnya di kelas V SDN Sirahcipelang mendorongdiadakannya penelitian tindakan kelas ini yang diberi judul “Peningkatan keterampilan menulis ringkasan buku dengan menggunakan metode 6P pada siswa kelas V SDN Sirahcipelang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.”

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah