Setelah dilakukan validasi dengan mewawancarai siswa, ternyata sebagian besar siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran. Mereka merasa bosan karena
harus banyak menulis dan hanya mendengarkan guru saja. Berdasarkan permasalahan dan penyebab yang telah dikemukakan,
seharusnya pembelajaran bisa bersandar pada karakteristik siswa dengan mempertimbangkan beban materi yang harus diajarkan. Penggunaan metode yang
inovatif dapat digunakan agar membantu siswa belajar dengan lebih mudah dan bermakna. Peningkatan keterampilan meringkas isi buku dapat diupayakan oleh
guru dengan menggunakan metode pembelajaran 6P. Adanya ketidaksesuaian antara pembelajaran keterampilan menulis
ringkasan buku yang ideal dengan kenyataan yang terjadi di sekolah dasar khususnya di kelas V SDN Sirahcipelang mendorongdiadakannya penelitian
tindakan kelas ini yang diberi judul “Peningkatan keterampilan menulis ringkasan
buku dengan menggunakan metode 6P pada siswa kelas V SDN Sirahcipelang Kecamatan Conggeang Kabupaten
Sumedang.”
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. bagaimana perencanaan pembelajaran menulis ringkasan buku dengan
menggunakan metode 6P pada siswa kelas V SDN Sirahcipelang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang ?
b. bagaimana kinerja guru saat melaksanakan pembelajaran menulis ringkasan
buku dengan menggunakan metode 6P pada siswa kelas V SDN Sirahcipelang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang ?
c. bagaimana aktivitas siswa saat pembelajaran menulis ringkasan buku dengan
menggunakan metode 6P pada siswa kelas V SDN Sirahcipelang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang ?
d. bagaimana peningkatan kemampuan menulis ringkasan buku dengan
menggunakan metode 6P pada siswa kelas V SDN Sirahcipelang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang ?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan pemaparan masalah yang terjadi di kelas V SDN Sirahcipelang di mana siswa belum mampu untuk membuat ringkasan buku
dengan gagasan yang lengkap, panjang ringkasan sesuai aturan, dan ejaan yang benar, maka tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian untuk mengatasi
masalah tersebut adalah menggunakan metode 6P.Metode 6P merupakan kependekan dari pasangan, pantau, pangkas, padukan, panggil, periksa. Metode
6P merupakan pengembangan dari metode 4P yang dikembangkan oleh Femi Olivia hanya saja ditambahkan tahap pasangan, dan periksa.Metode ini terlingkup
dalam model pembelajaran
cooperative script
. Adapun penjelasan metode 6P adalah sebagai berikut.
a. Pasangan
Di tahap awal ini, siswa diminta untuk berkelompok dengan jumlah anggota empat orang.
b. Pantau
Pada tahap kedua yaitu pantau, siswa diminta untuk membaca buku yang ia pilih agar mendapat pemahaman yang menyeluruh mengenai tipe teks dan isi
penting dari buku tersebut. Siswa membuka-buka buku, melihat sampul, daftar isi, dan isi buku.
c. Pangkas
Pada tahap pangkas, siswa diminta untuk mencari dan memilih kata kunci dengan menandainya, seperti menggarisbawahi atau memberikan tanda yang
dimengerti. Siswa juga diminta untuk membuat catatan kecil dari kata kunci tersebut baik dipinggir buku maupun di kartu indeks.
d. Padukan
Pada tahap ini, siswa diminta untuk memadukan kata kunci yang telah dipilih dengan membuat pemetaan pikiran secara bersama-sama. Pemetaan ini
menggunakan pulpen warna-warni atau menggunakan gambar yang dapat dibuat dan dimengerti siswa.
e. Panggil
Pada tahap panggil, siswa diminta untuk mengingat kembali isi buku dengan saling bergantian menceritakan pemetaan yang telah dibuat secara
bersama-sama. Teman yang mendengrakan dapat membantu mengingatkan kembali atau menambahkan hal yang kurang. Hal ini dilakukan secara bergantian
dalam kelompok. Kemudian siswa diminta untuk menuliskan apa yang telah ia ceritakan sesuai pemetaan ke dalam sebuah ringkasan dengan kertas yang telah
dibatasi oleh guru. Misalnya siswa hanya bisa menuliskan ringkasan dalam 6 baris pada kertas yang telah ditentukan.
f. Periksa
Siswa diminta untuk memeriksa hasil pekerjaannya dengan temannya. Kemudian siswa menjelaskan isi ringkasan pada pasangannya, pasangannya
diminta untuk memeriksa apakah sesuai dengan buku atau tidak. Siswa juga diminta untuk memeriksa ejaan yang digunakan dengan menandainya. Hal ini
dilakukan secara bergantian dalam kelompok. Metode 6P dapat mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan karena
pada setiap tahapnya terdapat langkah yang dapat membantu siswa mempermudah dalam membuat ringkasan. Pembelajaran yang dilakukan secara
learning by doing
dalam tahapan-tahapan membuat siswa mengalami sendiri tahapan meringkas sehingga mereka tidak hanya hapal melainkan dapat memahami bagaimana
tahapan meringkas. Pada setiap langkah, siswa berada dalam kelompok yang heterogen. Hal ini mengharapkan agar siswa dapat saling memperbaiki dan
mengevaluasi pemahaman mereka dalam meringkas. Pada langkah pangkas, siswa difokuskan untuk mencari hal-hal penting
dari pokok pikiran buku dengan mencari dan menandai kata kunci. Siswa tidak akan lagi menuliskan hal yang tidak penting yang membuat ringkasan menjadi
tidak ringkas. Pada langkah padukan dan panggil siswa mengingat kembali dan mendaftar gagasan-gagasan yang seharusnya ada dalam ringkasan sehingga tidak
ada lagi gagasan yang terlewat. Pada langkah padukan siswa mengkontruksi kembali ingatannya berdasarkan kata kunci yang telah mereka peroleh.
Pemerolehan kata kunci dilakukan dengan cara memperhatikan susunan materi bacaan, memanfaatkan kalimat awal pada paragraf karena tempat tersebut
berpotensi menyimpan kata kunci. Dengan belajar berkelompok, pengalaman dalam konteks sosial dapat mengembangkan pemikiran mereka sehingga mereka
dapat saling membantu dalam mengkontruksi ingatannya.
Proses menceritakan pada teman sekolompoknya di tahap panggil membantu siswa memeriksa kembali gagasan yang telah ia temukan ada yang
kurang atau tidak.Selain itu, pada tahap periksa, siswa saling memeriksa penggunaan huruf kapital dan tanda titik. Hal ini dilakukan karena terkadang jika
yang mengevaluasi diri sendiri sering terjadi ketidaksadaran. Inilah manfaat dari bekerja dalam kelompok.
Pada saat siswa membuat pemetaan pikiran dilangkah padukan, siswa menuliskan kata kunci dengan pensil berwarna dan gambar-gambar yang menjadi
sebuah tanda pengingat. Siswa bebas mengeksplorasi pemetaan pikiran sesuai seleranya agar terlihat menarik dan mudah mengingatkan mereka pada isi buku.
Hal ini membuat siswa dapat lebih antusias dalam belajar karena terdapat unsur menggambar yang mereka sukai.
Adapun prosedur pembelajaran menulis ringkasan dengan menggunakan metode 6P secara garis besar yaitu siswa diminta untuk berkelompok pasangan,
membuka-buka buku pantau,menggarisbawahi kata kunci yang penting pangkas,memadukan kata kunci yang telah dipilih dengan menggunakan
pemetaan pikiranpadukan,mengingat kembali isi buku dengan saling bergantian menceritakan pemetaan yang telah dibuat secara bersama panggil,menuliskan
apa yang telah ia ceritakan sesuai pemetaan ke dalam sebuah ringkasan dengan kertas yang telah dibatasi oleh guru, saling memeriksa ejaan yang digunakan
dengan menandainya periksa, mempersingkat kalimat jika masih melebihi batas, kemudian perwakilan kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas.
Target proses dan hasil pembelajaran yang dicapai untuk meningkatkan keterampilan menulis ringkasan isi buku dengan menggunakan metode 6P di SDN
Sirahcipelang adalah sebagai berikut. a.
Target Proses Target aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis ringkasan isi buku
dengan menggunakan metode 6P di SDN Sirahcipelang yaitu 85 siswa memiliki interpretasi skor dengan kriteria baik. Kriteria baik diperoleh jika skor akhir dari
aspek mengerjakan tugas, memperhatikan penjelasan guru, serta antusiasme adalah berkisar antara 7-9.
Target yang dicapai dalam kinerja guru baik perencanaan dan pelaksanaan secara keseluruhan adalah 100 dengan kriteria baik sekali.
b. Target Hasil
Target hasil pembelajaran yang diharapkan dalam pembelajaran menulis ringkasan isi buku dengan menggunakan metode 6P di SDN Sirahcipelang yaitu
85 siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM. KKM dari pembelajaran ini adalah 70. Persentase target pencapaian ini mengacu pada
konsep belajar tuntas
mastery learning
. Menurut Suryosubroto 2009 dalam belajar tuntas, siswa dapat pindah ke materi selanjutnya jika 85 populasi kelas
telah mencapai taraf penguasaan 75.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian