Kembali lagi pada pertanyaan tentang kekerasan di televisi. Ini merupakan hukum bagi stasiun untuk kekerasan grafis di udara.
Stasiun yang menyiarkan gambar kekerasan tidak melanggar aturan hukum. Akan tetapi, apakah etis? Apakah kita harus menuntut
penghapusan kekerasan tersebut dari layar kita? Baran, 2011 : 32
F. Landasan Teori
Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Response ini
semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan
ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur- unsur dalam teori ini adalah :
a. Pesan Stimulus, S b. Komunikan Organism, O
c. Efek Response, R Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
―how‖ bukan ―what‖ dan ―why‖. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini
how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap bisa berubah hanya jika
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya ―Sikap Manusia, Perubahan serta
Pengukurannya‖ mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel
penting, yaitu: a. Perhatian
b. Pengertian c. Penerimaan
Penelitian ini menggunakan Teori S-O-R karena keefektifan media penyampaian pesan diukur melalui respon peserta di kegiatan literasi media
yang berupa pemahaman akan stimulus yang diberikan umpan balik secara tepat mengenai media televisi dan literasi media itu sendiri.
Bagan teori S-O-R dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Gambar 2. 1 Teori S-O-R STIMULUS
Organisme
Response Perubahan Sikap