Fungsi Media Radio Dalam Penyampaian Pesan (Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program ”BukakDasar” Bagi Mahasiswa)

(1)

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN (Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program ”BukakDasar” Bagi

Mahasiswa)

SKRIPSI

PUTRI NAZRIA 090904109

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN (Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program ”BukakDasar” Bagi

Mahasiswa)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S-1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Diajukan Oleh:

PUTRI NAZRIA 090904109

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(3)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun diujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbuki melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya

bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Putri Nazria Nim : 090904109

Tanda Tangan: ……… Tanggal: 24 Maret 2014


(4)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Putri Nazria NIM : 090904109 Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif ( Non- ekslusif Royalti- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program “Bukakdasar” Bagi Mahasiswa)

beserta perangkat yang ada ( jika diperlukan ). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ( database ), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 24 Maret 2014

Yang Menyatakan,


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Putri Nazria

NIM : 090904109 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN (Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star Fm Medan Dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program

”Bukakdasar”Bagi Mahasiswa)

Medan, Maret 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Haris Wijaya, S.Sos.,M.Comm

NIP. 197711062005011001 NIP.195102191987011001 Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A

Dekan FISIP USU

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil'alamin. Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Berkat, Rahmat dan Krunia-Nya maka peneliti dapat menyelesaikan penyusuan Skripsi yang berjudul “Fungsi Media Radio Dalam Penyampaian Pesan (Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star Fm Medan Dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program ”Bukakdasar” Bagi Mahasiswa)” yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih peneliti haturkan dari lubuk hati terdalam kepada orang-orang terkasih terutama kepada orang tua tercinta, Alm. Syarifuddin M Syarief dan Almh. Rosdah Isma yang tidak henti-hentinya memanjatkan doa untuk kesuksesan peneliti, memberikan kasih sayang, perhatian, semangat serta dukungan baik segi materil maupun moril. Begitu juga kepada saudara-saudara tersayang, Lia Syafrianty, S.E.Ak dan Dedek Firmansyah, S.T, terima kasih atas segala perhatian dan dukungannya selama ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik.

Pada kesempatan kali ini peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih peneliti ucapkan kepada:

1. Bapak Prof. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan FISIP USU.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm, selaku dosen wali peneliti yang telah banyak memberikan pengarahan dan juga bimbingan selama masa perkuliahan.

4. Seluruh Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi yang pernah membimbing peneliti selama masa perkuliahan.

5. Seluruh Staff di Departemen Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu.


(7)

6. Teman-teman dari Menejemen USU angkatan 2009 yang sudah bersedia menjadi informan, terima kasih atas kerjasamanya.

7. Disa, Patricia, Cynthia, Cecilia, Dessy, Ayu, Efira dan seluruh teman-teman yang ada di komunikasi regular ’09 dan juga kepada senior-senior dari angkatan terdahulu. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan.

8. Aldino Agusta, S.I.Kom, terima kasih atas segala dukungan dan saran-saran yang tidak akan pernah bisa diucapkan oleh kata-kata. Terima kasih atas ilmu-ilmu yang diberikan hingga peneliti bisa menyelesaikan tugas akhir ini. You’re the best.

9. Albhika Helizafani, Astri Amaliasari, Siti Soraya Nasution dan teman-teman lain yang namanya tidak dapat peneliti ucapkan satu persatu, terima kasih banyak buat dukungan dan semangat serta canda tawa yang kalian berikan.

Semoga Tuhan memberikan imbalan dan rakhmat-Nya atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Peneliti menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Kiranya semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, Maret 2014


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Fungsi Radio dalam Penympian Pesan, Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New pada Program “Bukak Dasar” Bagi Mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk fungsi radio STAR FM Medan dalam penyampaian pesan pada program acara “Bukak Dasar” bagi mahasiswa S1 Manajemen USU.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan interpretatif. Penelitian dengan menggunakan analisis data kualitatif. Data akan dicari dan disusun secar sistematis melalui wawancara. Objek dalam penelitian ini adalah segmen What’s New pada program “Bukak Dasar” Star FM Medan. Subjek penelitian adalah mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmen What’s New pada program “Bukak Dasar” Star FM Medan diterima dengan baik oleh pendengar. Durasi penyajian, ketepatan waktu dan pemilihan waktu dinilai pendengar dengan baik. Informasi yang diterimaa oleh pendengar pada segmen What’s New pada program “Bukak Dasar” Star FM Medan dinilai sudah memberikan informasi yang menambah pengetahuan pendengar. Oleh sebab itu, radio menunjukkan bahwa fungsi radio dalam penyampaian pesan adalah baik.

Kata kunci:


(9)

ABSTRACT

Thistitle of this research is Radio’s Function in Messages Delivery, Study Qualitative Descriptive of Media Radio Star FM Medan in Messages Delivery in Segmen What's New in the program "Bukak Dasar " For Students. This study aims to get radio function field in the message delivery program “Bukak Dasar" of STAR FM for S1 Management students of University of North Sumatra.

This study uses qualitative and interpretative approach . Research using qualitative data analysis . Data will be sought and arranged systematically in abundance through interviews . Objects in this study is a segment of the What's New in the program "Bukak Dasar" Star FM Medan . Subjects were students of S1 Management Faculty of Economics University of North Sumatra.

The results showed that the segment of the What's New in the program “Bukak Dasar” Star FM Medan well received by listeners. The duration of the presentation, punctuality and timing properly assessed listener . Information diterimaa by listeners on the What's New segment on the program "Bukak Dasar" Star FM field is considered to provide information that adds to the knowledge of the listener. Therefore, the radio show that the radio function in the delivery of the message is good .

Keywords: :


(10)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Abstrak ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian ... 9

2.2 Kjian Pustaka ... 11

2.2.1 Komunikasi ... ... 11

2.2.2 Komunikasi Massa ... 13

2.2.3 Media Massa ... 14

2.2.4 Radio ... ... 25

2.2.5 Program dan Audiens ... 27

2.2.6 Teori Agenda Setting ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 40

3.2 Objek Penelitian ... 40

3.3 Subjek Penelitian ... 40

3.4 Kerangka Analisis ... 41

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 48

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48

4.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 48

4.1.3 Gambaran Umum Radio Star FM ... 49

4.1.4 Program Acara BukakDasar dan Segmen What’s New... 57

4.1.5 Hasil Wawancara dengan Pendengar ... 60


(11)

4.2 Pembahasan ... 63

4.2.1 Frekuensi Penyajian Acara ... 64

4.2.2 Kredibilitas Penyiar ... 66

4.2.3 Menarik Minat Pendengar ... 68

4.2.4 Penyajian Informasi ... 70

4.2.5 Kesesuaian Kebutuhan Informasi Pendengar ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 76

5.2 Saran ... 77

5.3 Implikasi ... 77

DAFTAR REFERENSI ... 78

LAMPIRAN ... 80 Biodata Peneliti


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Model Agenda Setting ... 39 Gambar 3.1 Kerangka Analisis ... 42 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 52


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Format dan Indikator Program Acara ... 34

Tabel 2.2 Ciri-ciri Informasi yang Baik ... 36

Tabel 3.1 Panduan Wawancara ... 44

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 45

Tabel 4.1 Karakteristik Radio Star FM Medan ... 57

Tabel 4.2 Program Acara BukakDasar Radioo Star FM Medan ... 59

Tabel 4.3 Rangkuman Wawancara Pendengar ... 60

Tabel 4.4 Rangkuman Wawancara Radio ... 62

Tabel 4.5 Pendapat Pendengar terhadap Pertanyaan No.1 ... 65

Tabel 4.6 Pendapat Pendengar terhadap Pertanyaan No. 2 ... 67

Tabel 4.7 Pendapat Pendengar terhadap Pertanyaan No. 3 ... 69

Tabel 4.8 Pendapat Pendengar terhadap Pertanyaan No. 4 ... 71


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Fungsi Radio dalam Penympian Pesan, Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New pada Program “Bukak Dasar” Bagi Mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk fungsi radio STAR FM Medan dalam penyampaian pesan pada program acara “Bukak Dasar” bagi mahasiswa S1 Manajemen USU.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan interpretatif. Penelitian dengan menggunakan analisis data kualitatif. Data akan dicari dan disusun secar sistematis melalui wawancara. Objek dalam penelitian ini adalah segmen What’s New pada program “Bukak Dasar” Star FM Medan. Subjek penelitian adalah mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmen What’s New pada program “Bukak Dasar” Star FM Medan diterima dengan baik oleh pendengar. Durasi penyajian, ketepatan waktu dan pemilihan waktu dinilai pendengar dengan baik. Informasi yang diterimaa oleh pendengar pada segmen What’s New pada program “Bukak Dasar” Star FM Medan dinilai sudah memberikan informasi yang menambah pengetahuan pendengar. Oleh sebab itu, radio menunjukkan bahwa fungsi radio dalam penyampaian pesan adalah baik.

Kata kunci:


(15)

ABSTRACT

Thistitle of this research is Radio’s Function in Messages Delivery, Study Qualitative Descriptive of Media Radio Star FM Medan in Messages Delivery in Segmen What's New in the program "Bukak Dasar " For Students. This study aims to get radio function field in the message delivery program “Bukak Dasar" of STAR FM for S1 Management students of University of North Sumatra.

This study uses qualitative and interpretative approach . Research using qualitative data analysis . Data will be sought and arranged systematically in abundance through interviews . Objects in this study is a segment of the What's New in the program "Bukak Dasar" Star FM Medan . Subjects were students of S1 Management Faculty of Economics University of North Sumatra.

The results showed that the segment of the What's New in the program “Bukak Dasar” Star FM Medan well received by listeners. The duration of the presentation, punctuality and timing properly assessed listener . Information diterimaa by listeners on the What's New segment on the program "Bukak Dasar" Star FM field is considered to provide information that adds to the knowledge of the listener. Therefore, the radio show that the radio function in the delivery of the message is good .

Keywords: :


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Dalam artian, manusia selalu menginginkan sesuatu yang baru. Media massa pun terus memberikan inovasi-inovasi untuk disuguhkan kepada masyarakat dalam rangka memberikan informasi yang terbaru, terkini dan teraktual. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih, kita dapat berkomunikasi maupun memperoleh informasi dengan cepat. Jarak bukanlah menjadi suatu hambatan lagi dalam memperoleh informasi. Stephen Robbins mengatakan bahwa pada tahun 1980an dengan berkembangnya teknologi elektronik baru dalam berkomunikasi telah membentuk cara baru bagi manusia dalam berkomunikasi. Dengan adanya teknologi komunikasi yang semakin canggih, semakin mempermudah manusia dalam mencari dan bahkan memperoleh informasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan pada manusia. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan yang positif maupun negatif.

Kebutuhan akan informasi terkini semakin meningkat seiring dengan derasnya arus globalisasi. Mobilitas yang tinggi, tuntutan pekerjaan dan pergaulan menuntut wawasan yang luas dan informasi terbaru. Kecanggihan teknologi komunikasi masa kini, mendukung perpindahan informasi yang kian mudah dan cepat, juga kemudahan mengakses media penyedia informasi. Banyak ragam media massa yang dapat dipilih untuk memperoleh informasi, baik melalui media cetak ataupun media elektronik. Koran, televisi, majalah, internet, ataupun radio merupakan media massa yang lazimnya dimanfaatkan untuk mendapatkan berita-berita terkini.

Seiring perkembangan jaman, semakin pesat pula perkembangan media massa di Indonesia, bukan hanya di wilayah-wilayah perkotaan, tetapi juga merambah di wilayah pedesaan. Seperti kita ketahui di beberapa wilayah di Indonesia telah banyak bermunculan media massa baik media massa cetak


(17)

atau media massa elektronik, baik yang didirikan oleh pemerintah ataupun swasta. Media massa ini sangat banyak memberikan kontribusi dan pengaruh yang cukup besar dan signifikan bagi perkembangan masyarakat setempat.

Penemuan-penemuan teknologi merupakan salah satu dari gejala-gejala globalisasi yang dapat dirasakan pada saat ini. Penemuan ini antara lain: televisi, telepon genggm, internet, kompputer, radio dan lain-lain. Kesemuan penemuan ini digunakan sebagai media massa untuk mempermudah interaksi antara manusia dengan manusia lain. Akibatnya, jarak yang memisahkan bukan menjadi penghlang untuk mempermudah interaksi tersebut.

Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui media massa yang semakin banyak berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan mudah di masyarakat. Informasi dalam bentuk apapun dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat sehingga mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya suatu bangsa.

Arus informasi yang cepat menyebabkan kita tidak mampu untuk menyaring pesan yang datang. Akibatnya tanpa sadar informasi tersebut sedikit demi sedikit telah mempengaruhi pola tingkah laku dan budaya dalam masyarakat. Kebudayaan yang sudah lama ada dan menjadi tolak ukur masyarakat dalam berperilaku kini hampir hilang dan lepas dari perhatian masyarakat. Akibatnya, semakin lama perubahan-perubahan sosial di masyarakat mulai terangkat ke permukaan.

Media komunikasi adalah suatu media ataupun alat bantu yang digunakan oleh suatu organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja dengan hasil yang maksimal. Salah satu alat komunikasi tersebut yaitu televisi, radio dan sumber ajar elektronik menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk yang berhubungan dengan pendidikan, karena dapat memperkaya pengalaman pendidikan dan juga ide-ide yang kreatif. Dengan demikian, alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan.


(18)

Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak, menjadi penyediaan permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.

Salah satu dari bagian teknologi adalah media komunikasi massa. Media komunikasi massa adalah suati istilah yang penyebutnya dapat dipisaah-pisah dan memiliki pengertian sendiri. Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah, antara atau media massa dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu: (1) fungsi pengawasan lingkungan, (2) fungsi korelasi, (3) fungi sosialisasi serta (4) fungsi hiburan dan periklanan. Media massa dapat dibagi dalam tiga bagian antara lain media massa dalam bentuk tampak (visual) yang umumnya dikerjakan oleh mesin cetak. Contohnya buku, koran, majalah dan lain-lain. Bentuk kedua adalah berupa suara (audio) contohnya kaset dan radio. Bentuk ketiga adalah gabungan antara bentuk tampak dan suara (audiovisual) contohnya televisi dan rekaman video kaset. Radio dan televisi dapat juga dikategorikan sebagai media massa elektronik karenaa bekerjaaa dengan sistem elektronik (Depdikbud, 1988:4-5). Sedangkan para ahli lain juga membagi media komunikasi massa dalam empat bagian juga antara lain pers, film, radio dan televisi. Namun, jika kita lihat dengan seksama pembagian media massa itu pada dasarnya sma saja hanya dalam penyebutnya sedikit berbeda.

Radio merupakan barang elektronik yang dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Sejak pertama kali diperkenalkan sistem radio FM (frequency modulation) pada tahun 1933, radio masih menjadi andalan dalam menerima dan mengirimkan informasi dengan berbagai kelebihan dan daya


(19)

tarik yang dimilikinya dibanding media massa lain. Radio tidak terikat medan, tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawa ke manapun, murah dan tidak memerlukan banyak konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan.

Radio adalah salah satu media massa yang mempunyai banyak kelebihan, antara lain pesan yang yang disampaikan oleh radio dapat diterima oleh pendengarnya dengan tidak mengenal jarak dan rintangan (Effendy, 2000:108). Selain itu radio juga cukup murah harganya dan mudah dijangkau oleh masyarakat pedesaan yang ekonominya menengah ke bawah. Dengan begitu masyarakat dapat menikmati segala bentuk informasi dengan cepat, karena radio menggunakan teknologi elektromagnetik yang dipancarkan oleh satelit, sehingga dengan waktu yang singkat dapat mencapai sasaran yang cukup besar.

Radio dianggap memiliki kekuasaan yang begitu hebat, hal ini disebabkan oleh tiga faktor, yakni pertama, radio siaran sifatnya adalah langsung. Untuk mencapai sasarannya, yakni para pendengar, sesuatu hal atau program yang akan disampaikan oleh media radio tidaklah mengalami proses yang kompleks. Kedua, radio siaran tidak merupakan sebuah masalah. Bagaimanapun jauhnya jarak sasaran yang akan dituju, dengan media radio akan dengan mudah dicapainya. Ketiga, radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini karena disebabkan oleh sifatnya yang serba hidup. Hal ini berkat tiga unsur yang ada pada media radio, yakni musik, kata-kata (yang disampaikan oleh penyiarnya) dan efek suara (Effensy, 1981:140-141).

Dari beberapa kelebihan yang dimiliki oleh radio menjadikan media ini banyak diminati oleh masyarakat dan menarik untuk didengarkan. Selain itu radio juga memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasikan begitu banyak suara dan berupaya menvisualisasikan ruang penyiar atau informasi penyiar melalui telinga pendengar (Masduki, 2001:9). Dengan mendengarkan siaran radio disini pendengar bisa berimajinasi dengan bebas, terlebih lagi program siaran seperti ceramah agama atau talk show tentunya butuh keahlian seorang penyiar dalam menyampaikan materi kepada pendengar karena siaran radio


(20)

yang hanya berupa audio agar pesa yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan baik.

Radio merupakan suatu kegiatan siaran (pengiriman) suara ataupun bunyi melalui udara dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Gelombang berisi informasi (suara ataupun bunyi) tersebut diterima oleh alat penerima gelombang radio. Sistem radio FM yang memberi penerimaan jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi memungkinkan radio menjadi salah satu media massa yang memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan dan jangkauannya luas. Radio bersifat langsung karena dalam penyampaian pesan yang disiarkan dilakukan tanpa proses yang rumit, serta tidak mengenal jarak dan rintangan.

Radio menjadi sangat fleksibel bagi penikmatnya. Karena itulah mendia ini menjadi pilihan utama dalam berbagai kesempatan. Sebagai sarana hiburn, lantunan suara penyiar dan kombinasi lagu pilihan adalah pengisi waktu yang tepat. Jika membutuhkan berita, radio berita juga memiliki kecepatan berita yang tidak bisa ditandingi. Radio dapat menyiarkan peristiwa bersamaan dengan kejadiannya, karena mereka hanya memerlukan line telepon. Bandingkan dengan televisi yng membutuhkan peralatan yang lebih bnyk termasuk satelit untuk melakukan siaran langsung. Maka dengan berbagai keunggulan itu pula yang menjadikan radio sebagai pilihan utama masyarakat.

Program acara merupakan bagian terpenting dari sebuah radio siaran. Radio siaran harus memiliki program acara yang segar dan menarik untuk merebut hati pendengarnya dan dapat bersaing dengan radio siaran yang lain. Visi dan misi, target pendengar, format, isi siaran, gaya dan bahasa siaran, serta durasi siaran harus dikonsep dengan matang dan diselaraskan secara internal dan eksternal. Secara internal maksudnya adalah disesuaikan dengan program acara yang dirancang, jenis musik, target iklan, serta sumber daya (perangkat siaran dan tenaga penyiar). Sedangkan secara eskternal maksudnya adalah disesuaikan dengan kebutuhan, keingingan dan selera pendengar. Umumnya, program acara radio siaran terdiri dari acara


(21)

pemutaran lagu (music program), obrolan atau bincang-bincang (talk show) dan program berita (news program).

Program acara siaran dikatakan berhasil jika mendapat respon positif dari pendengar dan mampu bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa program acara tersebut diterima, diakui dan dibutuhkan oleh masyarakat. Informasi yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Kota Medan sangat beraneka ragam, mulai dari informasi yang ringan dan bersifat menghibur sampai pada informasi yang penting dan aktual.

Kebutuhan akan informasi yang tidak hanya terikat pada berita-berita dalam negeri namun juga pada kejadian-kejadian penting di luar negeri dipenuhi oleh radio Star FM Medan dengan mengemasnya pada program acara yang menghibur dan tidak membosankan dengan nama “BukakDasar” dengan segmen What’s New yang akan diteliti. What’s New dirancang untuk menyajikan berita-berita terbaru dari dalam dan luar negeri.

Program “BukakDasar” on air setiap hari Senin-Jumat pukul 06.00-09.00. Waktu tersebut adalah waktu prime time dimana ada banyak orang yang akan mendengarkan radio. Di Medan, pada jam tersebut banyak orang mendengarkan radio di perjalanan sambil menunggu macet berakhir. Program ini dibawakan oleh seorang penyiar bernama Astrid. Di dalam program ini terdapat banyak segmen, salah satunya adalah segmen What’s New yang on air sekitar pukul 07.30-08.00.

Segmen lain yang terdapat dalam program “BukakDasar” adalah I’ve Got The Power sebagai sarana request lagu, Tanggal Penting yang berisi informasi kejadian penting dan ulang tahun tokoh di tanggal tersebut, serta Info K-pop yang memberikan informasi mengenai Korean Wave. Dikarenakan on air pada pagi hari, program ini memiliki interaksi dengan pendengar dan sebagian besar lagu-lagu yang diputar ber-genre up beat.

Radio Star FM Medan, dengan tagline “Musiknya Anak Medan”, berusaha menyajikan program-program acara yang hits ataupun terkini. Star FM adalah radio anak muda di Medan yang memiliki segmentasi pendengar utama yang berumur 15 sampai 29 tahun dan berstatus pelajar, mahasiswa, pegawai kantor, sampai dengan professional muda, sehingga program berita


(22)

yang dikemas tidak kaku, menghibur namun menambah pengetahuan, sangat cocok diadakan.

Pemilihan objek penelitian mahasiswa S1 Manajemen USU angkatan 2009, selain untuk pengiritan biaya, mahasiswa S1 Manajemen USU angkatan 2009, yang rata-rata berusia 21-23 tahun, merupakan pendengar yang berada pada pertengahan rentang usia yang menjadi target pendengar Star FM. Selain kemudahan akses penelitian, mahasiswa merupakan individu yang mulai lebih kritis menyikapi berbagai hal, memiliki pandangan terhadap suatu hal, dan dianggap dapat menilai secara ilmiah dan objektif sebagai akademisi. Mahasiswa Manajemen USU dikenal sebagai mahasiswa yang gaul, trendi, keren, santai namun up to date di kalangan mahasiswa USU sehingga dapat dipastikan bahwa kebutuhan terhadap informasi terkini tinggi untuk menunjang pergaulan.

Pelaksanaan suatu program acara tidak terlepas dari harapan akan tersampaikannya pesan dan tujuan yang direncanakan kepada para pendengar. Keselarasan konsep secara internal dan eksternal yang dirancang oleh Star FM pada program “BukakDasar” ini tentulah harus diuji kembali. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti fungsi media radio Star FM dalam program acara “BukakDasar” bagi mahasiswa S1 Manajemen USU angkatan 2009 sebagai pendengar.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah fungsi media radio Star FM dalam penyampaian pesan pada program acara “BukakDasar” bagi mahasiswa S1 Manajemen USU angkatan 2009 sebagai pendengar?”


(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi media radio Star FM dalam penyampaian pesan pada program acara “BukakDasar” bagi mahasiswa S1 Manajemen USU angkatan 2009 sebagai pendengar.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian yang menggunakan teori komunikasi dan memperluas cakrawala pengetahuan terutama di bidang penyiaran radio bagi peneliti serta mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas ruang lingkup penelitian dalam bidang komunikasi khususnya siaran radio. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

Star FM dan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Kajian

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan suatu kebenaran. Usaha untuk mencari kebenaran dilakukan oleh peneliti melalui model tertentu. Model tersebut biasnya dikenal dengan paradigma. Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian yang berfungsi (perilaku di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu) (Moleong, 2005:49).

Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandang terhadap dunia, penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran yng dilakukan oleh para filsuf, peneliti maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model itu disebut dengan paradigma (Moleong, 2010:49).

Paradigma juga merupakan kekuatan dasar yang mampu mempertahankan keberadaan sebuah ilmu pengetahuan. Paradigma pada wilayah riset penelitian sebenarnya merupakan seperangkat konstruksi cara pandang dalam menetapkan nilai-nilai dan tujuan penelitian serta memberikan arah tentang bagaimana pengetahuan harus didapat dan teori-teori apa yang seharusnya digunakan dalam sebuah penelitian. Pada hakikatnya, paradigma memberikan batasan-batasan tertentu apa yang harus dikerjakan, dipilih dan diprioritaskan dalam sebuah penelitian. Pada aspek lain, paradigma akan memberikan rambu-rambu tentang apa yang harus dihindari dan tidak digunakan dalam penelitian.

Paradigma sangat penting dalam mempengaruhi teori, analisis maupun tindak perilaku seseorang. Secara tegas dikatakan bahwa tidak ada suatu pandangan atau teori yang bersifat netral dan objektif, melainkan salah satu di antaranya sangat bergantung para paradigma yang digunakan. Karen


(25)

menurut Kuhn (1970) paradigma menentukan apa yang tidak kita pilih, tidak kita inginkan, tidak ingin kita lihat, dan tidak ingin kita ketahui.

Paradigma mempengaruhi pandangan seseorang apa yang baik dan buruk, suka atau tidak suka. Oleh karena itu, jika ada dua orang yng melihat sebuah realitas sosial yang sama atau membaca lembaran tulisan buku yang sama, akan menghasilkan pandangan, penilaian, sikap dan perilaku yang berbeda pula. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan paradigma yng dimiliki, yang secara otomatis mempengaruhi persepsi dan tindak komunikasi seseorang.

Perspektif atau paradigma yang peneliti gunakan adalah kualitatif dimana pendekatan sistematis dan subjektif dalam menjelaskan pengalaman hidup berdasarkan kenyataan lapangan (empiris). Sementara itu penelitian kualitatif tidak menggunakan statistik, data hasil penelitian diperoleh secara langsung, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam dan studi dokumen sehingga peneliti mendapat jawaban apa adanya (Iskandar :35-37).

Peneliti menggunakan pendekatan interpretif dimana bernagkat dari upaya untuk mencari penjelasan tentang peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan pengalaman orang yang diteliti. Pendekatan interpretif diadopsi dari orientasi praktis. Secara umum pendekatan interpretif merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail langsung mengobservasi (Newman, 1997:68). Selain itu interpretif juga melihat fakta sebagai sesuatu yang unik dan memiliki konteks dan makna yang khusus sebagai esensi dalam memahami makna sosial. Interpretif melihat fakta sebagai hal yang cair (tidak kaku) yang melekat pada sistem makna dalam pendekatan interpretif. Fakta-faktaa tidaklah imparsial, objektif dan netral. Fakta merupakan tindakan yang spesifik dan konstekstual yang bergantung pada pemaknaan sebagian orang dalam situasi sosial. Interpretif menyatakan situasi sosial mengandung ambiguitas yang besar. Perilaku dan pernyataan dapat memiliki makna yang banyak dan dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara (www.wordpress.com).

Ada bermacam-macam paradigma dalam mengungkap hakekat realitas atau ilmu pengetahuan yang berkembang dewasa ini yaitu:


(26)

positivisme, postpositivisme, kontruksivisme (constructivism) dan teori kritik (critical theory). Perbedaan paradigma ini bisa dilihat dari cara mereka memandang realitas dan melakukan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, ditinjau dari empat dimensi pertanyaan : epitemologis, ontologis, metodologis dan aksiologis.

2.2 Kajian Pustaka 2.2.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan. Memahami komunikasi berrati memahami apa yang sedang berlangsung. Komunikasi berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama” atau communicare yang berarti “bercakap-cakap”. Komunikasi bertujuan untuk meningkatkan kesamaan makna atau pengertian akan suatu hal. Komunikasi adalah kegiatan verbal ataupun nonverbal yang dapat mengubah perilaku seseorang dikarenakan informasi yang disampaikan.

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan sebuah persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 2004:1).

Komunikasi mreupakan unsur penting bagi kehidupan manusia. Sebagai konsekuensi makhluk sosial, setiap manusia akan melaksanakan kegiatan komunikasi bila ingin mengadakan relasi dengan pihak lain. Oleh sebab itu terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi. Kata lain yaang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencaapai


(27)

tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak ada komunitas. Komunikasi bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, dan komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan itu. Oleh karena itu, komunkasi juga berbagi bentuk-bentuk komunikasi yang berkaitan dengan seni, agama dan bahasa, dan maasing-masing perspektif, pandangan yang mengakar kuat dalam sejarah komunikasi tersebut.

Lasswell (1960) menyatakan bahwa pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan hasil apa. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003:253).

Komunikasi menurut Everet M.Rogers (Cngara, 2000:19) adalah proses dimna suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

1. Komunikator

Sering disebut sumber, oengirim, pembicara atau origintor. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber bolah jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.

2. Pesan

Apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesaan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yng mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen : makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa) yang dapat merepresentasikn objek (benda), gagasan dan perasaan baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah dan sebagainya) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet dan sebagainya). Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga


(28)

dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata dan sebagainya), juga melalui musik, lukisn, patung, tarian dan sebagainya.

3. Komunikan

Adalah orang yang menerima atau menterjemahkan pesan. Sering jugaa disebut sasaran/tujuan, penyandi balik, khalayak, pendengar dan penafsir.

4. Media

Ataupun saluran. Yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelim indra kita untuk menerima pesan dari orng lain. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan, apakah langsung atau lewat mediaa cetak atau media elektronik.

5. Efek

Apa yang terjadi pada penerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidk tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi sedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu dan sebagainya.

2.2.2 Komunikasi Massa

Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan informasi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satu cara untuk mendapatkan informasi adalah dengan berkomunikasi. Komunikasi massa tidak sesederhana komunikasi antar pribadi. Komunikasi massa


(29)

menyebarkan informasi, gagasan, dan sikap. “Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media atau peralatan modern. Media massa saat ini dapat berupa surat kabar, radio, televisi, film” (Effendy, 2003:20).

Melakukan kegiatan komunikassi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi interpersonal. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda satu sama lain tetapi pada waktu yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan komunikasi secara pribadi. Dalam komunikasi massa, komunikator memiliki dua tugas, yakni mengetahui apa yang ia komunikasikan dan mengetahui bagaimana menyampaikannya, sehingga berhasil melancarkan penetrasi kepada benak komunikan. Komunikasi massa dapat disebarkan melalui media audio atau visual, misalnya dalam bentuk film, televisi, radio, atau surat kabar.

2.2.3 Media Massa

a. Pengaruh Perkembangan Media Massa Terhadap Masyarakat

Pengaruh yang ditimbulkan media massa berdasarkan teori kontemporer Pengaruh media terhadap masyarakat telah menumbuhkan pembaharuan-pembaharuan yang cepat dalam masyarakat. Pembaharuan yang berwujud perubahan ada yang ke arah negatif dan ada yang ke arah positif. Pengaruh media tersebut berkaitan dengan aspek-aspek lain seperti sifat komunikator, isi/informasi dari media itu sendiri, serta tanggapan dari masyarakat.

Sadar atau tidak sadar masyarakat sering dipengaruhi oleh media massa, misalnya media membujuk untuk menggunakan suatu produk tertentu ataupun secara tidak langsung membujuk untuk mendukung ideologi politik tertentu maupun partai tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa teori kontemporer yang berkaitan dengan pengaruh komunikasi massa yang digolongkan dalam empat bagian, yaitu:

a) Teori perbedaan Individu, Menurut teori ini terdapat kecendrungan baru dalam pembentukan watak sesorang melalui proses belajar. Adanya


(30)

perbedaan pola pikir dan motivasi didasarkan pada pengalaman belajar. Perbedaan individu disebabkan karena perbedaan lingkungan yang menghasilakan perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Lingkungan akan mempengaruhi sikap, nilai-nilai serta kepercayaan yang mendasari kepribadian mereka dalam menaggapi informasi yang datang. Dengan demikian pengaruh media terhadap individu akan berbeda-beda satu sama lain.

b) Teori Penggolongan Sosial, Penggolongan sosial lebih didasarkan pada tingkat penghasilan, seks, pendidikan, tempat tinggal maupun agama. Dalam teori ini dikatakan bahwa masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang cenderung sama akan membentuk sikap-sikap yang sama dalam menghadapi stimuli tertentu. Persamaan ini berpengaruh terhadap tanggapan mereka dalam menerima pesan yang disampaikan media massa.

c) Teori Hubungan Sosial, Menurut teori ini kebanyakan masyarakat menerima pesan yang disampaikan media banyak di peroleh melalui hubungan atau kontak dengan orang lain dari pada menerima langsung dari media massa. Dalam hal ini hubungan antar pribadi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penyampaian informasi oleh media.

d) Teori Norma-Norma Budaya, Teori ini menganggap bahwa pesan/informasi yang disampaikan oleh media massa dengan cara-cara tertentu dapat menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda oleh masyarakat sesuai dengan budayanya. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa media mempengaruhi sikap individu tersebut. Ada beberapa cara yang ditempuh oleh media massa dalam mempengaruhi norma-norma budaya. Pertama, informasi yang disampaikan dapat memperkuat pola-pola budaya yang berlaku serta meyakinkan masyarakat bahwa budaya tersebut masih berlaku dan harus di patuhi. Kedua, media massa dapat menciptakan budaya-budaya baru yang dapat melengkapi atau menyempurnakan budaya lama yang tidak bertentangan. Ketiga, media massa dapat merubah norma-norma


(31)

budaya yang telah ada dan berlaku sejak lama serta mengubah perilaku masyarakat itu sendiri.

b. Orientasi dari media massa

Perubahan sosial merupakan gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat dan merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan sosial di masyarakat meliputi beberapa orientasi, antara lain (1) perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau.

Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang memberikan kekuatan pada orientasi perubahan tersebut, antara lain adalah sebagai berikut: (1) sikap, dalam hal ini baik skala individu maupun skala kelompok yang mampu menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya produktivitas kerja itu sendiri, (2) adanya kemampuan untuk mentolerir sejumlah penyimpangan dari bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas, (3) mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek, (4) tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi semua fihak yang membutuhkannya.


(32)

Suatu proses perubahan sosial tidak selalu berorientasi pada kemajuan semata. Tidak menutup kemungkinan bahwa proses perubahan sosial juga mengarah pada kemunduran atau mungkin mengarah pada suatu degradasi pada sejumlah aspek atau nilai kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan. Suatu kemunduran dan degradasi (luntur atau berkurangnya suatu derajat atau kualifikasi bentuk-bentuk atau nial-nilai dalam masyarakat), tidak hanya satu arah atau orientasi perubahan secara linier, tetapi juga memiliki dampak sampingan dari keberhasilan suatu proses perubahan. Contohnya perubahan iptek, dari iptek yang bersahaja ke iptek yang modern (maju), mungkin menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada unsur-unsur atau nilai-nilai yang tengah berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, yang sering disebut sebagai culture-shock.

c. Peran dan Fungsi Media Massa sebagai penunjang perubahan

Sadar atau tidak sadar media massa telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Melalui media massa kita dapat belajar banyak hal yang bisa di jadikan pelajaran. Berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri maupun dalam negeri dapat diketahui dengan cepat dan mudah melalui media massa. Hal ini karena media massa memiliki kemampuan untuk memberikan informasi-informasi secara efektif.

Adapun peran media massa ialah: pertama, media dapat memperluas cakrawala pemikiran. Kebanyakan orang yang hidup dalam masyarakat tradisional menganggap media memiliki kekuatan gaib sewaktu pertama kali mengenalnya sebab media massa dapat membuat seseorang melihat dan mengetahui tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya serta mengenal orang-orang yang belum pernah ditemuinya. Media telah membantu masyarakat Negara sedang berkembang mengenal kehidupan masyarakat lain sehingga mereka memperoleh pandangan baru dalam hidupnya. Media massa dapat


(33)

menjadi jembatan peralihan antara masyarakat tradisional kearah masyarakat modern.

Kedua, media massa dapat memusatkan perhatian. Masyarakat tradisional yang bergerak ke arah modern sedikit demi sedikit mulai menggantungkan pengetahuannya pada media massa sehingga hal-hal mengenai apa yang penting, yang berbahaya, apa yang menarik dan sebagainya berasal dari media. Akibatnya lama kelamaan masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan atau budayanya dan menganggap budaya tersebut sebagai sesuatu yang kuno dan tidak modern. Oleh karena itu, media massa harus bisa memutuskan dengan tepat informasi atau rubric apa yang akan disampaikannya sebab media dapat mempenggaruhi pola pikir masyarakat dan membangkitkan aspirasi masyarakat.

Ketiga, media massa mampu menumbuhkan aspirasi. Secara tidak langsung aspirasi masyarakat tumbuh melalui siaran-siaran atau informasi yang disampaikan media massa. Banyak hal-hal baru yang disampaikan oleh media, misalnya dari gaya berpakaian atau potongan rambut yang membuat masyarakat terdorong untuk melakukan atau menggunakan hal yang sama seperti yang dilihat mereka melalui media. Hal penting yang perlu disadari dan diperhatikan bahwa terkadang aspirasi yang berlebihan akan membawa resiko dan buruknya hal tersebut tidak dianggap sebagai suatu kesalahan.

Fungsi media massa sebagai penunjang perubahan social yaitu: pertama, sebagai pemberi informasi. Dalam hal ini fungsi penyampaian informasi dapat dilakukan sendiri oleh media. Tanpa media, sangat mustahil informasi dapat disampaikan secara tepat dan cepat. Kedua, sebagai pengambilan keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang yang mana menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan mengambil keputusan, disamping itu diharapkan adanya perubahan sikap, kepercayaan, dan norma-norma sosial. Hal ini berarti media massa berperan dalam menghantarkan informasi sebagai bahan diskusi, menyampaikan pesan para pemuka masyarakat serta


(34)

memperjelas masalah-masalah yang disampaikannya. Ketiga, media berfungsi sebagai pendidik. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat

d. Pengaruh media massa terhadap perubahan sosial masyarakat

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti media massa, menyebabkan terjadi perubahan secara cepat dimana-mana. Media massa sedikit demi sedikit membawa masuk masyarakat ke suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir serta budaya perilaku masyarakat. Tanpa disadari media massa telah ikut mengatur jadwal hidup kita serta menciptakan sejumlah kebutuhan.

Keberadaaan media massa dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta banyak membawa pengaruh pada penetapan pola hidup masyarakat. Beragam informasi yang disajikan dinilai dapat memberi pengaruh yang berwujud positif dan negatif. Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan masyarakat terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.

Media memperlihatkan pada masyarakat bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, sehingga secara tidak langsung menyebabkan masyarakat menilai apakah lingkungan mereka sudah layak atau apakah ia telah memenuhi standar tersebut dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang di lihat, didengar dan dibaca dari media. Pesan/informasi yang disampaikan oleh media bisa jadi mendukung masyarakat menjadi lebih baik, membuat masyarakat merasa senang akan diri mereka, merasa cukup atau sebaliknya mengempiskan kepercayaan dirinya atau merasa rendah dari yang lain.

Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud perubahan pola tingkah laku lainnya


(35)

yaitu gaya hidup. Perubahan gaya hidup dalam hal peniruan atau imitasi secara berlebihan terhadap diri seorang firgur yang sedang diidolakan berdasarkan informasi yang diperoleh dari media. Biasanya seseorang akan meniru segala sesuatu yang berhubungan dengan idolanya tersebut baik dalam hal berpakaian, berpenampilan, potongan rambutnya ataupun cara berbicara yang mencerminkan diri idolanya (Trimarsanto, 1993:8). Hal tersebut diatas cenderung lebih berpengaruh terhadap generasi muda.

Secara sosio-psikologis, arus informasi yang terus menerpa kehidupan kita akan menimbulkan berbagai pengaruh terhadap perkembangan jiwa, khususnya untuk anak-anak dan remaja. Pola perilaku mereka, sedikit demi sedikit dipengaruhi oleh apa yang mereka terima yang mungkin melenceng dari tahap perkembangan jiwa maupun norma-norma yang berlaku. Hal ini dapat terjadi bila taayangan atau informasi yang mestinya di konsumsi oleh orang dewasa sempat ditonton oleh anak-anak (Amini, 1993).

Dampak yang ditimbulkan media massa bisa beraneka ragam diantaranya terjadinya perilaku yang menyimpang dari norma-norma sosial atau nilai-nilai budaya. Di jaman modern ini umumnya masyarakat menganggap hal tersebut bukanlah hal yang melanggar norma, tetapi menganggap bagian dari trend massa kini. Selain itu juga, perkembangan media massa yang teramat pesat dan dapat dinikmati dengan mudah mengakibatkan masyarakat cenderung berpikir praktis.

Dampak lainnya yaitu adanya kecenderungan makin meningkatnya pola hidup konsumerisme. Dengan perkembangan media massa apalagi dengan munculnya media massa elektronik (media massa modern) sedikit banyak membuat masyarakat senantiasa diliputi prerasaan tidak puas dan bergaya hidup yang serba instant Gaya hidup seperti ini tanpa sadar akan membunuh kreatifitas yang ada dalam diri kita dikemudian hari.

Rubrik dari layar TV dan media lainnya yang menyajikan begitu banyak unsur-unsur kenikmatan dari pagi hingga larut malam membuat


(36)

menurunnya minat belajar dikalangan generasi muda. Dari hal tersebut terlihat bahwa budaya dan pola tingkah laku yang sudah lama tertanam dalam kehidupan masyarakat mulai pudar dan sedikit demi sedikit mulai diambil perannya oleh media massa dalam menyajikan informasi-informasi yang berasal dari jaringan nasional maupun dari luar negeri yang terkadang kurang pas dengan budaya kita sebagai bangsa timur.

e. Dampak Positif Dan Negatif Media Massa

Pengaruh media massa pada pribadi Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.

Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang pemirsa lihat dari media.

Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi memengaruhi apa yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, dimana kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka mulai menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh tersebut.

Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian. Sementara untuk orang


(37)

dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la "Catatan si Boy".

Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", dimana mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain.

1. Dampak Positif

Kesan positif media massa terhadap masyarakat ialah masyarakat akan memperoleh sesuatu berita dengan lebih pantas. Contohnya berita pengeboman WTC dan peperangan di Iraq,walaupun berada di negara yang berbeza namum maklumat dan informasi dengan pantas melaluimedia massa. Hal ini akan menyebabkan masyarakat bersikap lebih peka terhadap isu-isusemasa. Selain itu melalui penggunaan internet dan telefon bimbit membolehkan masyarakatkeluar dari kepompongnya. Hal ini kerana apabila adanya interaksi dua hala antara sesuatumasyarakat dengan masyarakat yang lain maka menyebabkan kita tidak melihat dari sudutpandangan berdasarkan kaca mata kita sahaja. Sebaliknya kita akan membuat penilaianmengenai masyarakat luar juga. Pertukaran idea dan pendapat ini mampu mendorong masyarakatuntuk berusaha ke arah yang lebih baik. Selain itu media amat mempengaruhi kesan kognitif media seperti pembentukkan sikap iaitu perkara yang berlaku dalam persekitaran yang berkaitandengan ekonomi, politik, agama, kemanan, mahupun peristiwa semasa (Nor Azuwan, 2008: 55). Contohnya media massa memaparkan kempen-kempen seperti kempen membaca, kempen


(38)

antirokok, kempen Cintai Alam Sekitar dan sebagainya yang dilihat berjaya untuk mempengaruhikhalayak untuk menyertainya. Apabila adanya penyertaan oleh masyarakat yaitu sambutan yangditunjukkan menggalakkan maka menjustifikasikan bahwa khalayak mampu dipengaruhi oleh media massa.

2. DampakNegatif

Media massa merupakan salah satu alat untuk menyebarkan informasi, pesan, opini, rumor, gossip, propaganda dll kepada masyarakat luas. Media massa terdiri dari televisi, surat kabar, majalah, radio dan film. Media massa akan mempengaruhi masyarakat ketika pola pemerintahan yang dianut oleh negara tersebut menganut sistem pers liberalisme dan sistem pers tanggung jawab sosial. Apa itu sistem pers liberalisme? Yaitu sistem pers yang mana semua informasi, pesan, stimulis bebas disebar dan tidak ada larangan dari sistem pemerintahan tersebut.Sistem pers tanggung-jawab sosial adalah sistem pers yang sebebas apapun berita yang di sebar, pemerintah masih turut andil dalam menyaring atau memfilterasi berita yang masuk dan berita keluar.Sisterm pers ini dilindungi oleh hukum yang berlaku yaitu undang-undang.Dan Indonesia merupakan salah satu contoh sistem pers tanggung-jawab sosial.

Di era globalisasi zaman sekarang, semua serba modern.Setiap perubahan terasa sangat cepat.Trend fashion, musik, selera makanan-minuman, semua berubah terasa sangat cepat.Berbeda dengan zaman dahulu yang semua pergerakan terasa lamban dan tidak terburu-buru. Begitu juga dengan media massa. Media massa di zaman era globalisasi terasa begitu cepat penyebarannya. Media massa menjadi wadah untuk menampung berita-berita tersebut dan siap di sebar luaskan ke publik. Peran media massa di era globalisasi ini adalah, dengan adanya televisi, radio, majalah, film, surat kabar mengakibatkan berita yang tersebar semakin tidak berkualitas bahkan terkadang melanggar hukum walaupun penyebarannya semakin cepat.


(39)

Sering kali sekarang banyak pemberitaan yang melakukan adegan kekerasan, menampilkan suatu aksi pornografi, musik yang disampaikan juga tidak sesuai umur yang mengakibatkan efek negatif dari anak-anak dibawha umur.Pengawasan orang tua menjadi hal yang paling penting disini.Tetapi, di era globalisasi ini, terkadang orang tua ingin sesuatu yang praktis.

Mereka tidak begitu perduli dengan apa yang media massa sampaikan ke publik. Dan terkadang pola pikir dari anak-anak dibawha umur tersebut sudah terlanjur “terbius” oleh dampak media massa, sehingga nasihat-nasihat yang orangtua berikan tidka berpengaruh apa-apa.

Dampak negatif yang lainnya adalah, media massa zaman sekarang bisa “diatur” penyiarannya. Di era globalisasi ini banyak seklai orang yang “menghalalkan” segala cara. Jadi media amssa yang menjadi wadah untuk menyampaikan berita pun menjadi “tertular”.Banyak sekarang beberapa Stasiun TV mempropagandakan suatu pesan untuk mendukung tokoh tertentu. Contoh: Iklan Partai Nasdem terdapat di Stasiun Metro TV, RCTI, Trans TV, Trans 7. Seharusnya seorang yang bergelut dibidang pers itu bersifat netral.Mengapa netral?Karena mereka adalah jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan.Dengan adanya sifat berpihak tersebut membuat berita yang disampaikan dari komunikator ke komunikan menjadi tidak murni lagi.Isi dari pemberitaan terkesan sudah di manipulasi sehingga berita yang tersebar seakan-akan berita benar dan aktual padahal kenyataannya berita itu palsu. Contoh: Dufan adalah salah satu arena hiburan yang sering bermasalah dengan wahana-wahana permainannya. Tetapi pihak Dufan menyogok pihak media agar permasalahan tersebut tidak di umbar ke media. Jadi yang masyarakat tahu sekarang itu Dufan adalah arena bermain yang aman tanpa mereka ketahui bahwa banyak juga korban dari wahana-wahana tersebut.


(40)

2.2.4 Radio

Radio siaran merupakan salah satu jenis media massa yang bersifat auditif (Triartanto, 2010:32), yakni dikonsumsi dengan telinga atau pendengaran. Memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan bahasa lisan. Keuntungan bagi komunikan adalah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil melakukan kegiatan apapun. Karena sifatnya auditori, untuk didengarkan, pesan akan lebih mudah disampaikan dalam bentuk acara yang menarik.

Penyajian yang menarik sangat penting, oleh karenanya dalam menyampaikan informasi naskah yang dibuat harus jelas agar apa yang disampaikan bisa diterima dan mudah dipahami oleh pendengar. Dalam sebuah radio, apa yang sudah disampaikan tidak dapat diulang seperti halnya media massa lain seperti majalah dan surat kabar yang apabila tidak dimengerti dapat dibaca berulang kali.

Radio sering disebut “theater of mind” dikarenakan radio mampu menciptakan gambar dalam imanjinasi pendengar dengan kekuatan suara dan kata (Romli,2004:22-23).

Romli (2004:22) menjelaskan mengapa radio termasuk media komunikasi massa, sebab radio memiliki karakteristik media massa sebagai berikut:

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.

2. Universalitas, persannya bersifat umum. 3. Periodisitas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus menerus sesuai periode mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualias, berisi hal-hal baru.

Keanekaragaman tawaran program acara radio menjadikan radio sebagai media yang populer untuk mendapatkan hiburan maupun berita. Namun, radio juga memiliki kelemahan dan keunggulan. Keunggulan radio (Romli, 2004 : 23-25) antara lain:


(41)

1. Cepat dan langsung. Sarana tercepat, lebih cepat dari koran ataupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuk waktu banyak, seperti siaran televisi atau sajian media cetak.

2. Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. 3. Dekat. Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar.

4. Hangat. Panduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar.

5. Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik, bagi pengelola maupun pendengar.

6. Tanpa batas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA (suku, agama, ras, antar golongan) dan kelas sosial. 7. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga

televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah.

8. Bisa mengulang. Radio memiliki kesetaraan alami (transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi ynag sudah disampaikan.

9. Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain.

Keunggulan-keunggulan tersebut membuat radio menjadi media yang paling populer di kalangan masyarakat. Selain itu, kelemahan yang dimiliki oleh radio (Romli, 2004 : 25-26) antara lain:

1. Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengarnya tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan.

2. Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angka-angkanya pun dibulatkan. Misalnya penyiar akan menyebutkan seribu lebih untuk angka 1.053.

3. Batasan waktu. Waktu siaran relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar, yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. Waktu 24 jam sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau lebih.


(42)

4. Beralur linier. Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Beda dengan surat kabar, pembaca bisa langsung ke rubrik yang ia sukai.

5. Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor”.

Secara komersial, stasiun penyiaran radio berusaha mengoptimalkan pendapatannya dari target dan perolehan pendengar. Tujuannya adalah untuk menyiarkan atau mengudarakan sesuatu yang bisa menarik perhatian pendengar, kemudian bisa “dijual” kepada para pengiklan.

Radio menjadi media periklanan yang potensial karena berbiaya rendah, cakupan jangkauannya, dan dapat diudarakan kapanpun. Tidak dapat disangkal bahwa hidup radio komersial bergantung pada pemasangan iklan. Ketika pendengar radio mengalami penurunan, otomatis angkat rating pendengar juga akan turun, sehingga radio tidak dilirik oleh banyak pengiklan.

Kehati-hatian menyusun format acara sebaiknya memperhatikan faktor persaingan penyiaran radio, geografis-demografis-psikografis-perilaku individu dalam jumlah jumlah populasi penduduk. Prayudha (2004) mengatakan, “Dalam penataan acara, kita akan berhadapan dengan elemen pendukung acara seperti musik, kata-kata, identitas stasiun, gaya siaran, dan penjadwalan acara sesuai dengan segmen-segmen waktu yang direncanakan”.

2.2.4.1 Sejarah Radio

Radio sudah mengalami perkembangan dari masa ke mas dan membuat sejarah perkembangan radio itu sendiri. Pada tahun 1860, Duke of Devonshire menghadiahkan sebuah institut riset baru dalam bidang eksperimental kepada Universitas Cambridge dan James Clerk Maxwell terpilih sebagai ketua pertama. Laboratorium itu disebut Cavendish. Maxwell kemudian menghasilkan sebuah teori yang mengatakan bahwa gelombang


(43)

elektromagnetis merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan kecepatan cahaya. Ketika gelombang ini dilepaskan dari keping metal pada induktor, kedua bola pada celah ressonator dihubungkan dengan bunga api. Untuk pertama kalinya gelombang elektromagnetis telah dibuat secara sistematis. Namun demikian, tidak semua ahli dan ilmuan yang percaya akan teori yang dikemukakan oleh Maxwell tersebut. Baru setelah sepuluh tahun Maxwell meninggal dunia, teorinya dibuktikan kebenarannya oleh seorang ahli fisika bangsa Jerman, Heinrich Hertz. Pada tahun 1887, Hertz menyusun suatu mesin induksi di salah satu sudut laboratoriumnya. Di sudut lainnya, ia membuat suatu resonator, yang terbuat dari cincin kawat konduktor yang berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter (Uchjana, 2001:146-147.

Penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal adalah Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia ketika perang Thusima pada tahun 1901. Radio digunakan juga untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua belah pihak pada perang dunia II. Jerman menggunakan komunikasi radio untuk menyampaikan pesan diplomatik kepada AS ketika perang berlangsung.

Setelah perang dunia II selesai dan setipa negara kembali menumpahkan perhatiannya kepada pembangunan di dalam negeri masing-masing, radio siaran pun mulai mengalami kemajuan yang pesat. Perang dunia tersebut telah menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi radio, mulai dari mikrofane dan pesawat penerima sampai pemancar tampak pengembangan yang jauh lebih maju daripada tahun-tahun sebelum perang, mikrofon semakin peka dan pemancar mempunyai daya jangkau yang lebih jauh.

Kemajuan teknologi bidang radio ini mengundang perhatian para pemimpin di berbagai negara untuk mencegah terjadinya pengaruh mempengaruhi antara satu negara dengan negara yang lain yang bisa menimbulkan kerugian.


(44)

Melalui situsnya dijelaskan bahwa RRI atau Radio Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman, Jalan Menteng Dalam, Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.

Penghapusan Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan government owned radio ke arah Public Service Boradcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000.

Saat ini RRI memiliki 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri dengan didukung oleh 8500 karyawan. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas. Di Stasiun Cabang Utama Jakarta terdapat 6 programa yaitu programa I untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Programa II untuk segment pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan Informasi, Programa IV Kebudayaan, Programa V untuk saluran Pendidikan dan Programa VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan "Suara Indonesia" (Voice of Indonesia) menyelenggarakan siaran dalam 10 bahasa.

a. Sekilas Sejarah Amatir Radio di Indonesia

Kegiatan Amatir radio merupakan kegiatan orang-orang yang mempunyai hobby dalam bidang tehnik transmisi radio dan elektronika,


(45)

kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi secara global baik oleh Badan-badan telekomunikasi international seperti ITU dan IARU maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya mereka mempunyai dan berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO.

Kegiatan amatir radio di Indonesia dimulai pada tahun 1930-an ketika Indonesia masih dalam jajahan Belanda atau Hindia Belanda. Sangat sedikit orang yang dipercaya oleh kekuasaan untuk memiliki izin amatir radio saat itu. Dua diantara mereka yang disebut-sebut sebagai pelopor adalah : Rubin Kain (YB1KW) yang izinnya didapat tahun 1932. Beliau telah meninggal pada tahun 1981. Yang kedua adalah B. Zulkarnaen (YB0AU) yang izinnya didapat pada tahun 1933. Beliau juga telah meninggal pada tahun 1984.

Semua aktifitas amatir radio dihentikan pada saat pendudukan Jepan dan Perang Dunia II, namun ada dari sebagian mereka yang tetap nekat beroperasi dibawah tanah untuk kepentingan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tahun 1945, proklamasi kemerdekaan RI disiarkan ke seluruh dunia dengan menggunakan sebuah pemancar radio revolusioner yang dibuat sendiri oleh seorang amatir radio yang bernama Gunawan (YB0BD). Jasa YBoBD ini diakui oleh Pemerintah dan sebagai penghargaannya, pemancar radio buatan Gunawan tersebut di simpan di Museum Nasional Indonesia.

Selanjutnya, kegiatan amatir radio diselenggarakan kembali pada tahun 1945 sampai dengan 1949. Namun karena alasan keamanan dalam negeri, pada tahun 1950, pemerintah melarang kegiatan amatir radio hingga tahun 1967. Landasan pelarang itu adalah Undang-undang No. 5/1964 yang menegaskan hukuman yang sangat berat bagi mereka yang memiliki pemancar radio tanpa izin.

Pada tahun 1966, amatir radio memperjuangkan kepentingannya kepada pemerintah agar amatir radio dapat diselenggarakan kembali di Indonesia. Akhirnya, dengan Peraturan Pemerintah No. 21/1967, pemerintah mengizinkan kembali kegiatan amatir radio.


(46)

Melalui Konferensi Amatior Radio yang pertama pada tgl. 9 Juli 1969 di Jakarta, didirikan organisasi yang bernama Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Pada Munas ORARI tahun 1977, nama organisasi dirubah menjadi Organisasi Amatir Radio Indonesia dengan singkatan yang sama hingga sekerang.

Terbentuknya ORARI dapat dikatakan berawal di Jakarta dan Jawa Barat atau pulau Jawa pada umumnya dan diprakarsai oleh kegiatan aksi mahasiwa , pelajar dan kaum muda, diawal tahun 1965 sekelompok mahasiwa publistik yang tergabung dalam wadah KAMI membentuk radio siaran perjuangan bernama Radio Ampera, mulai saat itu juga bermunculanlah radio siaran lainya seperti Radio Fakultas Tehnik UI, Radio Angkatan Muda, Kayu Manis, Draba, dll.

Sudah tentu semua radio siaran itu merupakan siaran yang tak memiliki izin alias Radio gelap. Sadar karena semakin banyaknya radio siaran bermunculan yang memerlukan suatu koordinasi demi tercapainya perjuangan ORBA maka dibentuklah pada tahun 1966 oleh para mahasiwa suatu wadah yang diberi nama PARD (Persatuan Radio Amatir Djakarta) diantaranya terdapat nama-nama koordinatornya seperti Willy A Karamoy. Ismet Hadad, Rusdi Saleh, dll.

Di Bandung juga terbentuk PARB. Bagi anggota yang hanya berminat dalam bidang teknik wajib menempuh ujian tehnik dan bagi kelompok radio siaran disamping perlu adanya tehnisi yang telah di uji juga wajib menempuh ujian tehnik siaran dan publisistik. Setelah itu kesemuanya diberi callsign menggunakan prefix X, kode area 1 s/d 11 dan suffix 2 huruf sedangkan huruf suffix pertamanya mengidentifikasikan tingkat keterampilannya A s/d F seperti X6AM, X11CB dsb sedangkan untuk radio siaran diberi suffix 3 huruf.

Pada mulanya PARD merupakan wadah bagi para amatir radio dan sekaligus radio siaran . Sehingga pada saat itu secara salah masyarakat mengidentikan Radio amatir sebagai radio siaran non RRI. Karena adanya tingkatan keterampilan, PARD saat itu juga menyelenggarakan ujian kenaikan tingkat. Disamping itu terdapat juga para Amatir era 1945-1952


(47)

yang tergabung dalam PARI (Persatoean Amatir Repoeblik Indonesia 1950), diantaranya terdapat nama - nama , Soehodo †. (YBØAB), Dick Tamimi †. (YBØAC), Soehindrio (YBØAD), Agus Amanto † (YBØAE), B. Zulkarnaen †. (YBØAU), Koentojo † (YBØAV) dll. Diantara mereka ternyata ada juga yang menjadi anggota PARD seperti, (YBØAE) dan (YBØAU).

b. Radio Siaran Swasta

PRSSNI sebagai wadah organisasi radio swasta di Indonesia menuliskan bahwa keberadaan radio siaran di Indonesia, mempunyai hubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa, baik semasa penjajahan, masa perjuangan proklamasi kemerdekaan, maupun didalam dinamika perjalanan bangsa memperjuangkan kehidupan masyarakat yang demokratis, adil dan berkemakmuran.

Di zaman Penjajahan Belanda, radio siaran swasta yang dikelola warga asing menyiarkan program untuk kepentingan dagang, sedangkan radio siaran swasta yang dikelola pribumi menyiarkan program untuk memajukan kesenian, kebudayaan, disamping kepentingan pergerakan semangat kebangsaan. Ketika pendudukan Jepang tahun 1942, semua stasiun radio siaran dikuasai oleh pemerintah, programnya diarahkan pada propaganda perang Asia Timur Raya. Tapi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu 14 Agustus 1945 para angkasawan pejuang menguasai Radio Siaran sehingga dapat mengumandangkan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia. Selanjutnya sejak proklamasi kemerdekaan RI sampai akhir masa pemerintahan Orde Lama tahun 1965, Radio Siaran hanya diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal ini Radio Republik Indonesia atau RRI.

Secara defacto Radio siaran swasta nasional Indonesia tumbuh sebagai perkembangan profesionalisme “radio amatir” yang dimotori kaum muda diawal Orde baru tahun 1966; secara yuridis keberadaan radio siaran swasta diakui, dengan prasyarat, penyelenggaranya ber-Badan Hukum dan dapat menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah RI nomor 55 tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah, yang mengatur fungsi,


(48)

hak, kewajiban dan tanggungjawab radio siaran, syarat-syarat penyelenggaraan, perizinan serta pengawasannya.

Hingga saat ini, saya mengamati perkembangan radio swasta semakin membaik, apalagi setelah jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998. Terima kasih reformasi, karena sekarang saya dapat mendengarkan berita-berita aktual setiap saat melalui siaran radio swasta yang lebih kredibel. Kita tidak lagi terpasung mendengarkan berita pada jam-jam tertentu. Itu satu hal yang positif, bagaimana industri melihat peluang yang ada pada saat bergulirnya reformasi.

2.2.5 Program dan Audiens

Keberadaan departemen program sangat menentukan pendapatan dan prospek suatu media penyiaran. Sebab, departemen program adalah bagian yang paling bertanggung jawab dalam mengelola program atau acara pada suatu stasiun penyiaran dan bertugas untuk membawa audien kepada suatu sistem penyiaran melalui berbagai programnya. Media penyiaran yang bersangkutan akan mendapatkan pemasang iklan dan mendapat pemasukan jika program yang dipasang bisa menarik banyak audiens dan karakter program tersebut sesuai dengan kebutuhan pemasang iklan untuk mempromosikan produknya.

Bagian atau departemen program bertugas merencanakan, memilih, dan menyusun acara. Membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan disuguhkan kepada audiens. Seorang perencana acara yang baik akan selalu mempertimbangkan bagaimana agar acara itu digemari. Program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment) adalah dua bagian besar dari berbagai jenis program.

Departemen program harus meramal apa yang diinginkan oleh khalayak, sehingga bisa membuat program acara yang sesuai kebutuhan dan digemari khalayak agar terus didengarkan.

Sebuah program siaran interaktif mengajak para pendengarnya untuk terlibat dalam siaran tersebut dengan pendengar berada di luar studio, dengan atau tanpa dilengkapi kehadiran pembicara dari luar


(49)

(Brandt, 2001:139). Layaknya seorang reporter, pendengar turut aktif memberikan informasi. Program siaran interkatif juga bisa berupa wawancara yang dilakukan oleh penyiar kepada orang-orang yang bukan jurnalis.

Masduki (2004) menjelaskan format sederhana program acara berikut indikatornya. Secara ringkas dijelaskan dalam tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1

Format dan Indikator Program Acara

Format Indikator Keterangan

1. Frekuensi Penyajian Acara

a. Intensitas durasi b. Pengaturan waktu

a. Lamanya waktu yang digunakan dalam menyiarkan suatu program siaran.

b. Batas waktu yang telah ditentukan dalam menyiarkan suatu program siaran.

2. Kredibilitas penyiar atau pembawa acara

a. Menguasai masalah dan jalannya diskusi b. Artikulatif

a. Tahu persis apa yang sedang terjadi atau apa yang sedang dibicarakan dengan tingkat pengetahuan ynag memadai, serta mengetahui bagaiman cara mengendalikan jalannya

pembicaraan dan menyeimbangkan porsi antara

narasumber dan penyiar.

b. Terampil menuturkan dan merumuskan pandangan-pandangan terhadap masalah yang sedang terjadi selama acara tersebut berlangsung dan


(50)

improvisasi.

3. Kredibilitas Narasumber

a. Kompetensi

terhadap topik yang dibahas

b. Artikulatif

a. Memiliki pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

b. Memiliki kemampuan

berbicara yang baik, jelas, runtut, dan berisi.

4. Saluran Informasi

Akses yang disediakan oleh pihak radio dalam menyampaikan informasi.

Sumber: Masduki (2004), Diolah Peneliti 2013

Stasiun radio ialah media penyiaran yang sudah sangat tersegmentasi, misalnya: membidik kalangan remaja, perempuan, pebisnis dan lain-lain. Bagi radio penyiaran, pendengar adalah aset yang sangat berharga dan menentukan kesuksesan sebuah acara.

Pendengar radio siaran sifatnya selektif dan personal, maksudnya mereka akan memilih program siaran yang disukainya. Agar dapat menarik simpati dan perhatian pendengar, seorang penyiar harus mengetahui siapa saja orang yang mendengarkan siarannya, sifat-sifat dari pendengar, kemauan pendengar, dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pendengar.

Beberapa alasan kenapa harus mendengarkan siaran di radio dijelaskan dengan alasan logis dan alasan emosi. Alasan logis menyatakan bahwa pendengar membutuhkan teman di saat mereka kesepian, sendirian dan juga di saat mereka membutuhkan informasi baru. Sedangkan, alasan emosi merupakan penilaian apa yang didapatkan dari penyiar saat sedang menyampaikan informasi dan penilaian bagaimana penyiar memperlakukan pendengar.

Tipologi formasi audiens (McQuail, 1987) antara lain:

1. Kelompok atau publik, yaitu pengelompokan sosial yang ada (misalnya komunitas, keanggotaan minoritas politis, religious, atau etnis) dan


(51)

dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya dan sebagainya.

2. Kelompok kepuasan, terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas dari media.

3. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa, terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (gaya) atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual tertentu.

4. Audiensi medium, yaitu berasal dari dan dipertahankan oleh kebisaaan atau loyalitas pada sumber media tertentu, misalnya surat kabar, majalah, saluran radio atau televisi.

Sebuah informasi baru dikatakan baik jika dapat menarik minat pendengar, pemilihan topik serta cara penyajiannya sesuai dengan pilihan pendengar (Brandt et al, 2001:139-142). Brandt et al juga menjelaskan indikator-indikator yang menerangkan ciri-ciri tersebut yang diringkas dalam tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2

Ciri-Ciri Informasi yang Baik

Ciri-Ciri Indikator Keterangan

1. Pemilihan topik dan cara penyajian

a. Topik yang aktual b. Variasi materi c. Gaya bahasa

a. Topik tersebut masih jadi pembicaraan ramai dan hangat di kalangan masyarakat.

b. Keanekaragaman materi siaran yang diberikan dalam setiap siaran acara.

c. Kekhasan dalam bertutur, sehingga menimbulkan aksen berbeda di dalam penyampaian.

2. Kebutuhan informasi pendengar

a. Langsung b. Cepat c. Mendidik

a. Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan isi atau kandungan


(52)

programnya secara langsung kepada pendengar.

b. Radio dapat menyajikan setiap informasi kepada pendengarnya secara cepat dan sulit ditandingi oleh media jenis lain.

c. Informasi di radio sangan efektif untuk dipakai sebagai media pendidikan, informasi di radio merupakan pendidikan praktis yang mudah diterima dan dicerna pendengar.

Sumber: Brandt et al (2001), Diolah Peneliti 2013

2.2.6 Teori Agenda Setting

Teori Agenda Setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan itu (Rakhmat, 2001:68). Sederhananya, apa yang dianggap penting oleh media, maka akan dianggap penting oleh masyarakat.

Teori Agenda Setting menitikberatkan pada variabel media massa, variabel antara, variabel efek, dan variabel efek lanjutan. Fungsi media diukur dengan dua pengukuran. Pertama, mengukur agenda media dengan analisis isi secara kuantitatif atau dengan menentukan batas waktu tertentu, mengklasifikasikan berbagai isi program, dan mengurutkan isi tersebut berdasarkan panjang (waktu penyiaran dan sebaran wilayah), penonjolan ukuran headline, lokasi dalam radio, frekuensi pemunculan positif dalam radio dan konflik (cara penyajian bahan).

Kedua, mengukur agenda masyarakat dengan menganalisis self-report pendengar. Menghitung topik-topik yang penting menurut pendengar, mengurutkannya, dan mengorelasikannya dengan isi ranking media. Kondisi-kondisi antara (contingent conditions) yang


(1)

Nama : Hadi Mahardika Lubis Umur : 22 tahun

6. Frekuensi Penyajian Acara

e. Bagaimana menurut Anda mengenai durasi atau lamanya penyajian segmen What’s New dalam acara “BukakDasar”? Apakah cukup untuk menyampaikan informasi?

Lumayan panjang waktunya dan cukup untuk menyampaikan informasi.

f. Apakah menurut anda segmen What’s New selalu dimulai tepat waktu? Apa keuntungan atau kerugian yang anda rasakan dengan ketepatan waktu penyajian program tersebut?

Selalu mulai tepat waktu. Jadi enak dengarnya selama dijalan.

g. Apakah pemilihan waktu penyajian segmen What’s New sudah tepat dengan informasi yang disampaikan?

Sudah tepat.

h. Apakah dengan waktu penyajian segmen tersebut anda berminat mendengarkan dari awal sampai akhir?

Cukup berminat.

7. Kredibilitas Penyiar

d. Apakan menurut Anda penyiar dalam program acara ini memiliki wawasan yang luas mengenai berita terbaru baik dalam negeri maupun luar negeri?

Wawasan penyiarnya cukup luas.

e. Bagaimana menurut anda mengenai artikulasi penyiar dalam

menyampaikan informasi? Apakah sudah legas, tegas dan berwibawa? Apakah sudah dapat merumuskan pandangan-pandangan yang mencuat selama siaran?


(2)

Sudah cukup baik. 8. Menarik Minat Pendengar

d. Apakah menurut Anda penyiar menyampaikan informasi yang aktual dan faktual pada segmen “What’s New?

Iya, informasi yang disampaikan aktual dan faktual.

e. Apakah menurut anda informasi yang disampaikan segmen “Whats New” merupakan hal yang penting untuk didengar? Mengapa? Cukup penting. Karena info-infonya seru.

f. Apakah isi informasi pada segmen “What’s New?” bermanfaat bagi anda?

Lumayan bermanfaat. 9. Penyajian informasi

e. Apakah informasi yang aktual menjadi pertimbangan anda untuk mendengarkan segmen “What’s New?”

Iya, benar.

f. Apakah informasi yang disampaikan penyiar cukup variatif? Cukup variatif.

g. Bagaimana menurut anda mengenai gaya bahasa yang digunakan penyiar dalam memberikan informasi? Apakah sudah layak?

Bahasanya layak dipakai.

h. Apakah menurut anda gaya bahasa yang digunakan penyiar mudah dimengerti?

Mudah untuk dimengerti. 10. Kebutuhan informasi pendengar

d. Apakah variasi informasi yang disampaikan dalam segmen What’s New secara langsung dan cepat dapat memenuhi kebutuhan

informasi anda? Iya, benar.


(3)

e. Apakah segmen “Whats New” meningkatkan kebutuhan informasi anda? Ya.

f. Apakah topik yang disajikan dapat menambah wawasan anda? Lumayan menambah wawasan.

Nama : Manna Doloksaribu Umur : 23 tahun

1. Frekuensi Penyajian Acara

e. Bagaimana menurut Anda mengenai durasi atau lamanya penyajian segmen What’s New dalam acara “BukakDasar”? Apakah cukup untuk menyampaikan informasi?

Iya, lumayan.

f. Apakah menurut anda segmen What’s New selalu dimulai tepat waktu? Apa keuntungan atau kerugian yang anda rasakan dengan ketepatan waktu penyajian program tersebut?

Tepat waktu dan menurut saya menguntungkan karena sesuai dengan jadwal saya.

g. Apakah pemilihan waktu penyajian segmen What’s New sudah tepat dengan informasi yang disampaikan?

Sudah tepat.

h. Apakah dengan waktu penyajian segmen tersebut anda berminat mendengarkan dari awal sampai akhir?

Iya, saya berminat.

2. Kredibilitas Penyiar

d. Apakan menurut Anda penyiar dalam program acara ini memiliki wawasan yang luas mengenai berita terbaru baik dalam negeri maupun luar negeri?


(4)

e. Bagaimana menurut anda mengenai artikulasi penyiar dalam

menyampaikan informasi? Apakah sudah legas, tegas dan berwibawa? Apakah sudah dapat merumuskan pandangan-pandangan yang mencuat selama siaran?

Iya sudah tegas dan berwibawa dan sepertinya sudah dapat merumuskan pandangan-pandangan selama siaran.

f. Apakah menurut anda penyiar sudah memandu acara dengan baik? Sudah.

3. Menarik Minat Pendengar

d. Apakah menurut Anda penyiar menyampaikan informasi yang aktual dan faktual pada segmen “What’s New?

Iya.

e. Apakah menurut anda informasi yang disampaikan segmen “Whats New” merupakan hal yang penting untuk didengar? Mengapa?

Lumayan penting karena ada beberapa info yang saya baru tau dari segmen itu. f. Apakah isi informasi pada segmen “What’s New?” bermanfaat bagi

anda? Bermanfaat. 4. Penyajian informasi

e. Apakah informasi yang aktual menjadi pertimbangan anda untuk mendengarkan segmen “What’s New?”

Iya.

f. Apakah informasi yang disampaikan penyiar cukup variatif? Lumayan cukup variatif.

g. Bagaimana menurut anda mengenai gaya bahasa yang digunakan penyiar dalam memberikan informasi? Apakah sudah layak?


(5)

h. Apakah menurut anda gaya bahasa yang digunakan penyiar mudah dimengerti?

Mudah dimengerti

5. Kebutuhan informasi pendengar

d. Apakah variasi informasi yang disampaikan dalam segmen What’s New secara langsung dan cepat dapat memenuhi kebutuhan informasi anda? Tidak secara langsung dan cepat tapi masih dapat memenuhi kebutuhan informasi saya.

e. Apakah segmen “Whats New” meningkatkan kebutuhan informasi anda? Iya.

f. Apakah topik yang disajikan dapat menambah wawasan anda? Iya.


(6)

BIODATA PENELITI

Nama : Putri Nazria

Tempat/Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 21 Juni 1991

Alamat : Jl. Ekarasmi No. 55 Gedung Johor, Medan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orangtua : Alm. Syarifuddin M Syarief

Almh. Rosdah ISma

Nama Saudara : Lia Syafrianty

: Dedek Firmansyah

Pendidikan : SD Negeri II Lhokseumawe

SDI Al-Azhar II Medan SLTP Harapan III Medan SMA Negeri II Medan


Dokumen yang terkait

Respon pendengar aktif Radio Elgangga 1003 FM terhadap program acara agama islam dawai wayah petang

0 5 90

Respon pendengar aktif Radio Elgangga 100.3 FM terhadap program acara agama islam dawai wayah petang

0 6 90

Line Sebagai Media Penyampaian Pesan (Studi Deskriptif Mengenai Efektivitas Jejaring Sosial Line Sebagai Media Penyampaian Pesan Kampanye WWF Tiggy Tiger Berdasarkan Perhitungan Customer Response Index Pada Pengguna Line).

1 3 11

SKRIPSI Line Sebagai Media Penyampaian Pesan (Studi Deskriptif Mengenai Efektivitas Jejaring Sosial Line Sebagai Media Penyampaian Pesan Kampanye WWF Tiggy Tiger Berdasarkan Perhitungan Customer Response Index Pada Pengguna Line).

0 3 14

PENDAHULUAN Line Sebagai Media Penyampaian Pesan (Studi Deskriptif Mengenai Efektivitas Jejaring Sosial Line Sebagai Media Penyampaian Pesan Kampanye WWF Tiggy Tiger Berdasarkan Perhitungan Customer Response Index Pada Pengguna Line).

0 4 40

Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam Penyampaian informasi Di Radio PR FM 107,5 Bandung.

0 0 8

Twitter Sebagai Media Komunikasi Walikota Bandung Dalam Penyampaian Pesan.

0 2 2

Fungsi Media Radio Dalam Penyampaian Pesan (Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program ”BukakDasar” Bagi Mahasiswa)

0 0 39

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN (Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program ”BukakDasar” Bagi Mahasiswa) SKRIPSI

0 0 13

KAJIAN SUFISTIK TERHADAP MADIHIN SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN PESAN-PESAN SPIRITUAL

0 0 13