Peraturan Akad Nikah TINJAUAN PUSTAKA

k. Memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan. l. Memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga Negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang dan sah sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dari beberapa pernyataan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterbukaan atau transparansi informasi publik sangat dibutuhkan dan diperlukan dalam pelayanan publik untuk mencapat pelayanan publik yang berkualitas sehingga tercapai tujuan dari suatu pelayan. 5. Struktur KUA Adapun struktur dari masing-masing KUA yang ada di Bandar Lampung yaitu meliputi Kepala KUA yang mempunyai bidang Tatat Usaha, bidang Pengurusan Administrasi NR, bidang keuangan, bidang penghulu, bidang zawaibsos, bidang kemasjidan, bidang kemitraan dan terdapat Pembantu PPN di setiap masing-masing Kelurahan.

D. Kerangka Pikir

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya dan memberikan penilaian. Pernikahan merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan manusia, karena pernikahan tidak saja menyangkut pribadi kedua calon suami istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Pada umumnya pernikahan dianggap sebagai sesuatu yang suci dan karenanya setiap agama selalu menghubungkan kaedah-kaedah pernikahan dengan kedah-kaedah agama. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam juga mengatur pernikahan adalah suatu akad yang kuat. Oleh karena itu, bagi yang ingin melangsungkan pernikahan mesti memperhatikan prosedur-prosedur hukum akad nikah, atau pun ketentuan resmi yang diberlakukan pada masyarakat muslim Indonesia. Salah satu ketentuan itu adalah setiap akad nikah mesti dilakukan di hadapan dan diawasi secara langsung serta dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah dan membayar sesuai ketentuan yang berlaku. Sudah seharusnya masyarakat mengetahui peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam melaksanakan pernikahan. Ketidaktauan masyarakat mengenai pembayaran yang harus di keluarkan apabila ingin menikah dimanfaatkan oleh oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab untuk meraup keuntungan, terlihat pada kasus Kepala KUA di Kota Kediri yang di tangkap atas tuduhan kasus gratifikasi. Suatu peraturan ataupun kebijakan sudah seharusnya dijalankan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah dibuat dan disepakati bukan untuk di disalah gunakan serta sesuai dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Selain itu, masyarakat pun harus tau dan memahami serta ikut mengawasi jalannya peraturan ataupun kebijakan-kebijakan yang berlaku, bukan ikut melakukan pelanggaran. Memberi uang lebih dari ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan akad nikah merupakan tindak pidana korupsi yang disebut gratifikasi. Dalam penelitian ini, dapat dilihat bahwa yang akan diteliti adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan Kementerian agama dalam pelaksanaan peraturan akad nikah. Adapun dalam mengukur persepsi masyarakatnya menggunakan indikator pengetahuan, sikap dan penilaian masyarakat terhadap pelaksanaan peraturan akad nikah, yang di tuangkan dalam bentuk pertanyaan yang memiliki pilihan jawaban dimana setiap jawaban memiliki masing-masing nilai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencegah terjadinya tindak korupsi berupa gratifikasi di badan pemerintahan khususnya dalam Kementrian Agama. Gambar 1. Kerangka Pikir Negatif Robbins Positif Robbins Persepsi PMA No 11 Tahun 2007 1. Pengetahuan Tempat Nikah kognisi 2. Sikap Biaya Nikah Afeksi 3. Penilaian Kinerja PPN Konasi

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya atau dapat dikatakan proposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu disajikan dalam bentuk statement yang menghubungkan secara eksplisit maupun implisit satu variabel dengan satu lebih variabel lainnya. Masyhuri dan Zainuddin, 2008: 136. Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono 2012: 159 di arikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pertanyaan mengenai keadaan populasi parameter yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian statistik. Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol. “The null hypothesis is used for testing. It is statement that no different exists between the parameter and statistic being compare” Emory, 1985. Jadi hipotesis nol adalah pertanyaan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik data sampel. Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis nol diberi notasi Ho, dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha. Berdasarkan pengertian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha. Persepsi masyarakat terhadap suatu kebijakan terbilang negatif. Ho. Persepsi masyarakat terhadap suatu kebijakan terbilang positif.