digunakan pada kasus Non-Destructive Testing NDT dengan menggunakan frekuensi antena sekitar 900 MHz.
Gambar 9.
Skema pengukuran Radar Tomography Abdul syukur, 2009.
D. Time Window
Jendela waktu di estimasi berdasarkan persamaan
W = 1.3
ns 19
Dimana harga kedalaman adalah kedalaman maksimum dan besarnya dapat di estimasi sesuai dengan frekuensi antena yang digunakan, sedangkan harga
kecepatan yang diasumsikan adalah kegiatan minimum material, sehingga estimasi ini tergantung litologi daerah survei Annan, 2001.
E. Sampling Interval t
Sampling frekuensi merupakan pencuplikan sinyal analog menjadi digital dengan nilai tertentu dalam frekuensi, pencuplikan ini secara langsung juga menyebabkan
pencuplikan dalam waktu dengan interval tertentu yang disebut sebagai sampling interval atau sampling rate. Dipadukan dengan nilai jumlah sampel dalam satu
trace maka sampling ini menentukan panjang rekaman yang mampu diambil, dengan mengecilkan sampling frekuensi akan menyebabkan sampling rate
membesar sehingga akan mengubah panjang rekaman. Hubungan antara sampling interval dengan frekuensi tengah Annan, 2001.
t
=
20
F. Jarak Antar Stasiun Pengukuran
Pemilihan jarak pergeseran antena dan reciever pada saat pengukura sangat mempengaruhi pengukuran diskrit georadar disamping pemilihan antena frekuensi
dan konstanta dielektrik dari material. Untuk menghindari respon tanah agar tidak mengalami aliasing, maka pada saat interval sampling nyquist harus tepat.
Persamaannya dituliskan sebagai berikut : =
√
=
√
22
G. Offset Jarak antar antena
Konfigurasi sistem pengukuran biasanya memisahkan antara antena transmitter dan receiver, walaupun kedua antena berada dalam satu wadah. Pemisahan ini
bertujuan untuk mengoptimalkan dari target deteksi mendapatkan puncak dari sinyal yang terbiaskan pada antena transmiter dan receiver pada kedalaman
tertentu dan lintasan akuisisi. Estimasi jarak pisah optimum dan antena
dirumuskan sebagai berikut :