39 1.
Dalam Pasal 184, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menyatakan bahwa :
a Alat bukti yang sah ialah:
1 Keterangan saksi;
2 Keterangan ahli;
3 Surat;
4 Petunjuk;
5 Keterangan terdakwa.
b Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
2. Dalam Pasal 185, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana menyatakan
bahwa : a
Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.
b Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa
terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. c
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ayat 2 tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.
d Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu
kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada .hubungannya satu dengan yang lain
sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu.
e Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja,
bukan merupakan keterangan saksi. f
Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan
1 Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
2 Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
3 Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi
keterangan yang tertentu; 4
Cara hidup dan kesusilaán saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu
dipercaya.
3. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang
lain tidak merupakan alat bukti namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan
alat bukti sah yang lain.
40 4.
Analisis yuridis adalah kajian atau pembahasan dari aspek hukum terhadap fenomena ataupun suatu lembaga hukum atau kegiatan hukum untuk dibahas
dalam bagian bagian atau unsurnya agar dapat diketahui bagaimana kedudukan hukum, hubungan hukum, perbuatan hukum, akibat hukum,
kekuatan hukum dari fenomena atau lembaga hukum atau kegiatan hukum atau kegiatan hukum tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normatif, dimulai dengan menganalisis ketentuan yang
berhubungan dengan permasalahan. Metode ini digunakan oleh karena masalah- masalah yang akan diteliti berkisar mengenai ketentuan-ketentuan yang mengatur
tentang tindak pidana pemalsuan dalam sistem pendidikan nasional serta peranan penyidik dalam menerapkan proses penyidikan dalam kasus pemalsuan akta
otentik berupa izin operasioanal pendirian Sekolah Menengah Kejuruan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui kantor wilayah pendidikan dan kebudayaan
Prov. Lampung dilakukan oleh penyidik pada subdit II Direktorat Kriminal Umum Polda Lampung, sebagai penunjang digunakan pendekatan yuridis
normatif, yaitu di dalam pengkajian dan pengujian didasarkan pada data primer. Dalam menganalisis data juga dilakukan wawancara dengan responden yaitu
penyidik pembantu dan penyidik yang menanggani kasus tindak pidana pemalsauan izin pendirian sekolah.
42
B. Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini berasal dari studi pustaka
dan studi lapangan. Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu berdasarkan studi kasus pada laporan hasil kemajuan penyidikan dan
hasil gelar perkara dala kasus pemalsuan izin operasioanl sekolah X. Sedangkan data sekunder, berasal bahan-bahan hukum yang meliputi :
1. Bahan Hukum Primer antara lain :
a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana KUHAP. b
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 jo Undang-Undang No 73 Tahun 1958 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP.
c Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Republik Indonesia. d
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.
e Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Yayasan.
f Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
2.
Bahan Hukum Sekunder antara lain :
a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
43 b
Kepmendiknas RI Nomor 060U2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah.
c Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan
Tindak Pidana. 3.
Bahan hukum tersier antara lain :
Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang diperoleh dari literatur hukum
umumnya dan literatur kejaksaan yang dapat menunjang penelitian. Bahan-bahan yang diperoleh dari kamus atau ensiklopedia dan majalah yang ada keterkaitan
dengan peneitian ini.
C. Narasumber
Narasumber dalam penelitian ini yakni adalah :
1. Tenaga PengajarGuru.
2. Dosen.
3. Pejabat Pemerintah yang berwenang terhadap penyelenggaraan pendidikan.
4. Ahli Hukum.
D.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan dan pengolahan dalam penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : Data primer berdasarkan pada data-data yang bersumber dari saksi korban dan penyidik pada subdit II Direktorat Kriminal
Umum Polda lampung. Sedangkan untuk mengumpulkan data sekunder dilakukan
44 dengan cara membaca, menelaah dan mengutip bahan-bahan pustaka seperti
buku-buku tentang hukum pidana, hasil penelitian, peratauran perundang- undangan, dokumen-dokumen dan sumber informasi lain yang berhubungan
dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
E. Teknik Pengolahan Data
Setelah seluruh data yang dibutuhkan terkumpul, maka dillakukan kegiatan
editing yaitu memeriksa kembali data yang telah diperoleh dari tempat penelitian guna menghindari terjadinya kesalahan dapat meningkatkan validitas data yang
diperlukan selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap data dan analisis guna penyusunan hasil penelitian.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
mengenai perihal di dalam rumusan masalah serta hal-hal yang diperoleh dari suatu penelitian pendahuluan. Dalam proses analisis data ini, digunakan analisis
kualitatif secara sistematis menurut klasifikasinya kemudian diuraikan dan dianalisis secara kualitatif, yakni dengan memberikan pengertian terhadap data
yang dimaksud menurut kenyataan yang diperoleh di lapangan, sehingga hal tersebut benar-benar dari pokok masalah yang ada dan disusun dalam bentuk
kalimat ilmiah secara sistematis yang berupa jawaban permasalahan berdasarkan hasil penelitian.