Menggali Hikmah Kehidupan Buku Akidah Akhlak MA 10 Siswa www.divap

Buku Siswa Kelas X MA 50 dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah sebagaimana dalam ketentuan hukum-Nya. Dalam kata al-hikmah terdapat makna pencegahan, dan ini meliputi beberapa makna, yaitu: 1 Adil akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kezaliman. 2 H ҕilm akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kemarahan. 3 Ilmu akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kejahilan. 4 Nubuwwah, seorang Nabi tidak lain diutus untuk mencegah manusia dari menyembah selain Allah, dan dari terjerumus kedalam kemaksiatan serta perbuatan dosa. al-Qur’an dan seluruh kitab samawiyyah diturunkan oleh Allah agar manusia terhindar dari syirik, mungkar, dan perbuatan buruk. Lafad al-h ҕikmah tersebut dalam al-Qur’an sebanyak dua puluh kali dengan berbagai makna. a. Bermakna pengajaran Al-Qur’an “Dan apa yang telah diurunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab Al-Qur’an dan al-hikmah, Allah memberikan pengajaran mau’iz ҕah kepadamu dengan apa yang diturunkannya itu “ QS. Al-Baqarah [2] : 231 b. Bermakna pemahaman dan ilmu Hai Yahya, ambillah Al kitab Taurat itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. QS. Maryam [19 ]: 12 c. Bermakna An-Nubuwwah kenabian. QS.An-Nis Ɨ [4] :5 4 dan QS ৡƗd [38] : 20 d. Bermakna al-Qur’an yang mengandung keajaiban-keajaiban dan penuh rahasia QS. Al-Baqarah [2] : 269 Abdurrahman As-Sa’di menafsirkan kata Al-hikmah denganilmu- ilmu yang bermanfaat dan pengetahuan-pengetahuan yang benar, akal yang lurus, kecerdasan yang murni, tepat dan benar dalam hal perkataan maupun perbuatan.” ... ÊǾÊƥ ÌǶÉǰÉǜÊǠÈȇ ÊƨÈǸÌǰÊÌū¦È ʧƢÈƬÊǰÌdz¦ ÈǺÊǷ ÌǶÉǰÌȈÈǴÈǟ ȾÈDŽ̺ǻÈ¢ ƢÈǷÈÂ... Akidah Akhlak, Kurikulum 2013 51 Kemudian beliau berkata, “seluruh perkara tidak akan baik kecuali dengan al-hikmah, yang tidak lain adalah menempatkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya; mendudukkan perkara pada tempatnya, mengundurkan waktu jika memang sesuai dengan kondisinya, dan memajukan waktu jika memang sesuai dengan yang dikehendaki.” b. Anjuran Memiliki Hikmah Hikmah itu adalah Setiap perkataan yang benar dan menyebabkan perbuatan yang benar. Hikmah ialah: ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, kebenaran dalam perbuatan dan perkataan, mengetahui kebenaran dan mengamalkanya. Tidaklah cukup dalam mengamalkan ajaran agama hanya dengan al-Qur’an saja tanpa dengan al-Hikmah yang berarti as-sunnah atau pemahaman yang benar tentang al-Qur’an, karena itulah as- sunnah juga disebut sebagai al-hikmah. Orang yang dianugerahi al-hikmah adalah: Orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya secara nyata dalam kehidupan. Orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya adil. Orang yang mampu memahami dan menerapkan hukum Allah Swt Setelah seseorang mendapatkan hikmah, maka baginya wajib untuk menyampaikan atau mendakwahkannya sesuai dengan ¿rman Allah Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. An- ৅ahl [16] : 125 Hikmah dalam berdakwah tidak terbatas pada makna: perkataan yang lemah lembut, pemberian motivasi, hilm tidak cepat emosi dan tidak bersikap masa bodoh, halus ataupun pemaaf. Namun, hikmah juga mencakup pemahaman yang mendalam tentang berbagai perkara berikut hukum-hukumnya, sehingga dapat menempatkan seluruh perkara tersebut pada tempatnya, yaitu Buku Siswa Kelas X MA 52 1 Dapat menempatkan perkataan yang bijak, pengajaran, serta pendidikan sesuai dengan tempatnya. Berkata dan berbuat secara tepat dan benar 2 Dapat memberi nasihat pada tempatnya 3 Dapat menempatkan mujadalah dialog yang baik pada tempatnya. 4 Dapat menempatkan sikap tegas 5 Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu yang dibutuhkannya c. Keutamaan Hikmah 1 memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan dan membela kebenaran ataupun keadilan, 2 menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan, 3 mampu berkomunikasi denga orang lain dengan beragam pendekatan dan bahasan, 4 memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf nahi munkar, 5 senantisa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua persoalan yang dihadapi, 6 memiliki daya penalaran yang obyektif dan otentik dalam semua bidang kehidupan, 7 orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa selaras dengan sunnah Rasulullah

3. Membiasakan Sikap Iffah

a. Pengertian ‘Iffah Secara etimologis, ‘iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya’iffu- ‘iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, iffah juga berarti kesucian tubuh. Secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya. Iffah al-iffah juga dapat dimaknai sebagai usaha untuk memelihara kesucian diri al-iffah adalah menjaga diri dari segala tuduhan, ¿tnah, dan memelihara kehormatan. b. Iffah dalam Kehidupan iffah hendaklah dilakukan setiap waktu agar tetap berada dalam keadaan kesucian. Hal ini dapat dilakukan dimulai memelihara hati qalbu untuk tidak membuat rencana dan angan-angan yang buruk. Sedangkan kesucian diri terbagi ke dalam beberapa bagian: Akidah Akhlak, Kurikulum 2013 53 a Kesucian Panca Indra; QS. An-N njr [24] : 33 Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. QS. An-N njr [24] : 33 b Kesucian Jasad; QS. Al-A তzƗb [33] : 59 Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: «Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka». yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al-A তzƗb [33] : 59 c Kesucian dari Memakan Harta Orang Lain; QS. An-Nisa [4] : 6 Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. ke mudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas pandai memelihara harta, Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan janganlah kamu tergesa-gesa membelanjakannya sebelum mereka dewasa. barang siapa di antara pemelihara itu mampu, Maka hendaklah ia menahan diri dari memakan harta anak yatim itu dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi tentang penyerahan itu bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas atas persaksian itu. QS. An-Nis Ɨ [4] : 6 ... ÊǾÊǴ ÌǔÈǧ ÌǺÊǷ Éƅ¦ ÉǶÉȀȺȈÊǼÌǤɺȇ ċŕÈƷ ƢÅƷƢÈǰÊǻ ÈÀÂÉƾÊÈŸ ȏ ÈǺȇÊǀċdz¦ ÊǦÊǨÌǠȺƬÌLjÈȈÌdzÈ ÌǺÊǷ ċǺÊȀÌȈÈǴÈǟ ÈśÊǻÌƾÉȇ ÈśÊǼÊǷÌƚÉǸÌdz¦ Ê ƢÈLjÊǻÈ ÈǮÊƫƢÈǼȺƥÈ ÈǮÊƳ¦ÈÂ̱ȋ ÌDzÉǫ ČÊœċǼdz¦ ƢÈȀČºȇÈ¢ ƢÈȇ ÒÖ ƢÅǸȈÊƷÈ° ¦Å°ȂÉǨÈǣ Éƅ¦ ÈÀƢÈǯÈ ÈǺÌȇȯÌƚɺȇ ȐÈǧ ÈǺÌǧÈǂÌǠɺȇ ÌÀÈ¢ ÈŇ̮Ȣ ÈǮÊdzȯ ċǺÊȀÊƦȈÊƥȐÈƳ ÌǶÊȀÌȈÈdzʤ ¦ȂÉǠȺǧÌ®ƢÈǧ ¦Åƾ ÌNjÉ° ÌǶÉȀ̺ǼÊǷ ÌǶÉƬ ÌLjÈǻ¡ ÌÀÊƜÈǧ ȬƢÈǰďǼdz¦ ¦ȂÉǤÈǴȺƥ ¦È¯Ê¤ ċŕÈƷ ȄÈǷƢÈƬÈȈÌdz¦ ¦ȂÉǴȺƬ̺ƥ¦È ÌǦÊǨÌǠȺƬÌLjÈȈÌǴȺǧ ƢčȈÊǼÈǣ ÈÀƢÈǯ ÌǺÈǷÈ ¦ÂÉǂȺƦÌǰÈȇ ÌÀÈ¢ ¦Å°¦ÈƾÊƥÈ ƢÅǧ¦ÈǂÌLJʤ ƢÈǿȂÉǴÉǯÌƘÈƫ ȏÈ ÌǶÉÈ٦ÈȂÌǷÈ¢ ¦ÂÉƾÊȀÌNjÈƘÈǧ ÌǶÉÈ٦ÈȂÌǷÈ¢ ÌǶÊȀÌȈÈdzʤ ÌǶÉƬÌǠȺǧÈ® ¦È¯ÊƜÈǧ Ê»ÂÉǂÌǠÈǸÌdzƢÊƥ ÌDzÉǯÌƘÈȈÌǴȺǧ ¦ÅŚÊǬÈǧ ÈÀƢÈǯ ÌǺÈǷÈÂ Ó ƢÅƦȈÊLjÈƷ ÊƅƢÊƥ ȄÈǨÈǯÈ ÌǶÊȀÌȈÈǴÈǟ