melebihi kebutuhan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan Amerika selama enam tahun dengan responden berusia 30 sampai dengan 120 tahun menyimpulkan bahwa orang yang
biasa   tidur   lebih   dari   8   jam   sehari   memiliki   resiko   kematian   yang   lebih   cepat.   Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari.
Dalah hal makanan Rasulullah bersabda “Hai anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat  yang lebih  jelek dari  perutnya.  Cukuplah bagi  mereka  beberapa  suap  yang dapat
memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka ia dapat mengisi perutnya dengan   sepertiga   untuk   makanan,   sepertiga   untuk   minuman,   dan   sepertiganya   lagi   untuk
pernafasan.” HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibbah. Rasulullah melarang untuk makan lagi sesudah kenyang . “Kami adalah kaum yang
tidak makan sebelum merasa lapar dan bila kami makan tidak pernah kekenyangan” HR. Bukhari dan Muslim. Selain itu juga Rasulullah tidak tidak langsung tidur setelah makan.
Sedangkan   cara   minum   Rasulullah   adalah   seperti   yang   di   hadist   kan   beliau “Janganlah   sekali-kali   salah   seorang   diantara   kamu   sekalian   minum   dengan   berdiri.
Barangsiapa yang terlupa maka hendaklah ia memuntahkannya” HR. Muslim
2.3. Makanan Sumber Kesehatan
Lebih jauh bila ditelusuri kata-kata akala makan dalam berbagai bentuknya didalam Al Quran, maka dapat ditemukan-dalam konteks pembicaraan Tuhan tentang pemeliharaan
dan   nikmat-Nya   kepada   manusia-makanan   makanan   daging      QS   16:5,   ikan   QS   16:4 tumbuh- tumbuhan dan buah-buahan disebutkan secara khusus. Sedangkan ayat-ayat yang
berbicara tentang syariba minum akan ditemukan bahwa bahwa susu  QS 16:66 , madu QS 16:69, dan air QS 56:68 selanjutnya disebutkan bahwa perintah makan, yang dalam
Al-Quran disebut sebanyak 27 kali
12
. Apabila berbicara tentang makanan yang dimakan, maka akan selalu menekankan
salah satu dari dua sifat halal boleh dan thayyib baik. Bahkan ditemukan empat ayat yang menggabungkan kedua sifat-sifat tersebut, yaitu  QS 5: 88, 2:168, 8:69 ,dan 16:114.
Rangkaian kedua sifat ini menunjukkan bahwa yang diperintahkan untuk dimakan adalah memenuhi kedua syarat tersebut. Perintah lain yang ditemukan di dalam Al Quran
berkaitan dengan perintah makan adalah Maka makanlah ia sebagai makanan yang sedap lagi
12 M. Quraish Shihab, Membumikan Al Quran, Bandung , Mizan, 1994,  hlm 289
10
baik akibatnya  QS 4:4. Ayat ini menunjukkan bahwa makanan yang diajarkan adalah yang sedap   juga   mempunyai   akibat   yang   baik   terhadap   yang   memakannya.   Di   samping   itu,
ditekankannya juga bahwa , makan dan minumlah tetapi jangan berlebih-lebihan QS 7:31. Bahkan ditemukan celaan kepada orang yang makan seperti binatang QS 47:12, dan bahwa
yang tersiksa kelak di hari Kemudian akan makan dengan memenuhi perutnya QS 37:66. Ayat-ayat diatas memberikan petunjuk-petunjuk untuk meperhatikan dan memilih makanan
yang baik, tidak seperti binatang, dan tidak pula sebagaimana halnya orang yang tersiksa yang makan dengan memenuhi perut mereka.
Secara khusus Al-Quran berbicara tentang makanan bayi, yakni bahwa air susu ibu ASI merupakan makanan utama bayi, dan karena itu ayah diperinatahkan untuk memberi
imbalan kepada ibu yang menyusukan QS 65:6. Ini antara lain digunakan untuk menjaga kondisi kesehatan ibu yang enggan menyusukan anaknya QS 65:6, sebagaimana dijelaskan
bahwa masa penyusuan yang sempurna adalah dua tahun penuh , 24 bulan QS 2:233, atau 30 bulan dikurangi masa kehamilan QS 46:15.
Perut adalah rumah penyakit, sedang berpantang adalah pangkal segala obat. Karena itu Rasulullah SAW seeperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Hibba, menegaskan
bahwa “Putra Adam tidak memenuhi suatu tempat yang lebih jelek daripada perut. Cukuplah bagi   putra-putri   adam   beberapa   suap   yang   dapat   memfungsikan   tubuhnya.   Kalau   tidak
ditemukan   jalan   lain,   maka   manusia   dapat   mengisi   perutnya   dengan   sepertiga   untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernafasan.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah menegaskan bahwa   perbandingan   makanan   seorang   muslim   dan   kafir   adalah   satu   berbanding   tujuh.
Sebagaimana   ditekankannya   pula   bahwa:   “Sumber   segala   penyakit   adalah   memasukkan makanan dia atas makanan.”
Makanan   yang   paling   Rasulullah   adalah   daging,   susu,   dan   madu,   walaupun   hal tersebut jarang sekali beliau dapati. Sedangkan gandum semacamnya, beliau anjuran untuk
ditumbuk dan tidak diayak , agar kulit arinya tetap. Sayuran juga makanan yang dianjurkan oleh Rasulullah, beliau bersabda: “Berilah
kurma kepada wanita yang telah hampir  melahirkan.”. Kurna disini tentunya hanya sebagai contoh.   Ini   terbukti   dari   fakta   bahwa   beliau,   sambil   menunjuk   kepada   sejenis   sayuran,
bersabda   “Berilah   makan   wanita-wanita   hamil   sayuran   ini,   karena   dengan   demikian, anaknya akan menjadi sehat. Dan karena itu tidak sedikit pemuka agama teradahulu yang
11
enggan   makan   kecuali   apabila   tersedia   sayur-sayuran   dihadapannya.   Mereka   sering menegaskan bahwa makanan yang bergizi mampu menolak banyak penyakit, dan karenanya,
ia lebih baik daripada obat. Sebab, betapapun, tidak suatu obat pun yang tidak mengandung pennyakit efek sampingan.
Sebagaimana   diuraikan   sebelum   ini,   halal-nya   makanan   merupakan   persyaratan mutlak yang digarisbawahi selalu oleh Al Quran. Menarik pula untuk diperhatikan bahwa
ketika Al-Quran berbicara tentang jenis makanan yang diharamkan, dijelaskan sebab larangan tersebut, yaitu dia adalah fisq QS 5:3 6:121, 6:145.
2.4 Makanan Dalam Al-Quran Dan Hadist Yang Berfungsi Sebagai Obat