Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) Dari Kerang Yang Diperoleh Dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom

Analisa Kadar Logam Cd2+ dari Kerang Secara Spektrofotometer Serapan Atom (Zul Alfian)
ANALISIS KADAR LOGAM KADMIUM (Cd2+) DARI KERANG YANG DIPEROLEH DARI DAERAH BELAWAN SECARA SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Zul Alfian Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak

Kerang adalah hewan yang termasuk Phylum Mollusca dari klass pelecypoda. Kerang merupakan salah satu bahan makanan tambahan yang berasal dari laut yang digemari oleh masyarakat Sumatera Utara. Pada umumnya kerang diperoleh dari daerah perairan Belawan. Metode destruksi yang digunakan dalam analisis ini adalah destruksi basah yang dilakukan secara spektrofotometer serapan atom. Dari data yang diperoleh bahwa kadar kadmium pada sampel ternyata telah melewati batas maksimum konsentrasi Kadmium yang masih diperbolehkan dalam bahan makanan hasil laut yaitu 0.2 ppm (SNI).

Kata Kunci: Analisis, Spektrofotometer Serapan Atom.

PENDAHULUAN
Kerang merupakan salah satu bahan makan tambahan hasil laut yang memperoleh makananya juga berasal dari laut, yaitu berupa plankton algae.
Air laut yang telah mengandung kadmium dalam konsentrasi tinggi yang berasal dari sisa-sisa buangan industri akan segera diubah oleh mikroorganisme- mikroorganisme dari bentuk anorganik menjadi organiknya.
Senyawa organik tersebut akan terserap oleh plankton algae, selanjutnya plankton algae ini merupakan makanan dari kerang dan binatang laut lainnya. Akibatnya, melalui rantai makanan ini dalam tubuh kerang terdapat kadmium. Apabila kerang-kerang tersebut dimakan oleh manusia, akan merupakan racun yang berbahaya karena terjadi penumpikan kadmium dalam tubuh manusia.
Sebagai contoh kasus yang terjadi di Jepang yang dikenal dengan penyakit itai-itai (ouch-ouch). Penyakit itai-itai terjadi akibat keracunan kadmium. Peristiwa ini terjjadi di Fuchu, dimana terdapat pertambangan Pb, Zn, Cd yang

airnya menuju ke hulu sungai yang

kemudian


mengalir

kedaerah

persawahan penduduk. Karena beras

yang dimakan telah mengandung

kadmium, mengakibatkan penduduk di

daerah sekitar itu menderita penyakit

rematik dan mialgia (nyeri otot) yang

disebut dengan penyakit itai-itai.

Kadmium adalah logam berat yang

termasuk dlam golongan II B dalam


periodik sistem. Logam-logam ini akan

mudah bereaksi dengan ligan-ligan yang

mengandung unsur-unsur O,S dan N.

dalam tubuh logam-logam ini bersifat

toksik, karena bereaksi dengan ligan-

ligan yang penting untuk fungsi normal

tubuh.

Didalam sel hidup terdapat berbagai ligan, seperti: OH, - COO-, -OPO3H-, C=O,-SH, -S-S-, -NH2 dan NH yang dpat membentuk ikatan kompleks

dengan logam.

Afinitas yang kuat dari kadmium


dengan gugus sulfhidril, menyebabkan

inaktivasi enzim yang mengandung

gugusan sulfhidril sehingga hal ini akan

menggangu funsi normal tubuh.

Kadmium sangat sedikit diabsorbsi

disaluran cerna, yaitu paling banyak ± 5

73

%, sedangkan absorbsinya melalui

saluran napas lebih sempurna. Setelah

diabsorbsi, kadmium akan terikat kuat


dalam hati dan ginjal. Pada pemberian

suntikan Kadmium secara intravena

terhadap

binatang

percobaan,

ekskresinya lebih banyak melalui

empedu dari pada melalui urine.

(Klassen dan kotsonis, 1977).

Keracunan akut kadmium dapat

disebabkan karena pemasukannya baik


melalui pernafasan maupun melalui

oral. Efek keracunan yang umum adalah

iritasi saluran pernafasan bagian atas,

mual, muntah, salivasi, mencret dan

kejang pada perut.

Kadmium lebih bersifat toksis bila

terhirup melalui pernafasan. Keracunan

kronis timbul bila konsentrasi kadmium

dalam ginjal mencapai 200 µg per gram

terjadi kerusakan ginjal. Efek keracunan


kronis yang lain yaitu: emphysema,

hipertensi dan osteomalacia.

Untuk itulah penulis ingin

menganalisa logam cd yang terdapat

dalam kerang dari daerah Belawan

dengan menggunakan metode

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

BAHAN DAN METODA
Bahan Merkuri Klorida, Kadmium asetat, Asam Nitrat pekat, NatriumSulfida, Dithizon, Kloroform, Asam Klorida pekat, Asam sitrat, Amonium Hidroksida pekat, Aquadest, Thymol

Alat Atomic Absorption Spectrophotometer (Shimadzhu AA – 640), Neraca listrik (Sartorius), Penangas uapBlender, Krusentang, Oven, Lemari es, pH meter Hot Plate, Alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium kimia Batu didih, kapas, dan kertas saring, Pendingin balik,Tabung Reaksi, Indikator UniversilBlue.

74


Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, 2005: 73-76

Cara Kerja

Pengambilan Sampel Sampel diambil dari nelayan,
dilakukan secara cuplikan, untuk masing-masing sampel sebanyak 2 kg. Kemudian sampel dicuci, lalu diikuliti dan diambil isi bagian dalamnya. Kemudian isi bagian dalam sampel tersebut dicuci dengan aquadest lalu masukkan dalam blender, digiling sampai halus. Masukkan masingmasing sampel yang telah halus kedalam beaker glass yang telah diberi nomor kode, dan sampel siap untuk ditimbang dan diperiksa.

Pemeriksaan Kuantatif Kadmium

secara Spektrofotometri Serapan

Atom

Pembuatan kurva kalibrasi Kadmium

- Timbang seksama 237,2 mg Cd

(CH3COO)2.2H2O,


kemudian

larutkan dalam aquadest. Pindahkan

kedalam labu takar 100 ml,

cukupkan dengan aquadest sampai

garis tanda. Larutan ini mengandung

Cd = 1,003 mg/ml, lalu diberi tanda

sebagai larutan induk I.

- Pipet 10 ml larutan induk I kedalam

labu takar 1ltr, encerkan dengan

HCl 2N sampai garis tanda. Larutan


ini mengandung Cd = 10 mg/ml,

lalu diberi tanda sebagai larutan

induk II.

- Dari larutan induk II ini dipipet

masing-masing sebanyak 4; 5; 6; 8;

10; 12 dan13 ml kedalam labu takar

100 ml, kemudian encerkan dengan

HCl 2N sampai garis tanda dan buat

seri kepekatan larutan standar 1; 1,5;

2; 2,5; 3; 3,5; dan 4


- Ukur resapan dari masing-masing

larutan standard pada panjang

gelombang 288 nm, dengan bllanko

HCl 2N.

Analisa Kadar Logam Cd2+ dari Kerang Secara Spektrofotometer Serapan Atom (Zul Alfian)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.

Data larutan standar Cd pada panjang gelombang 228,8 nm secara spektrofotometer serapan atom (SSA).

Konsentrasi Cd (ppm)
1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0

Absorbansi

0,0222 0,0278 0,0324 0,0432 0,0542 0,0644 0,0694

Tabel 2. Data-data hasil pemeriksaan Kadmium dalam sampel secara spektrofotometer serapan atom.

Kode Sampel

Berat sampel (gram)

Serapan (Abs)

Kadar Cd (ppm)

Deviasi Standar

Kadar rata-rata

HB2 25,1003 0,0362 0,2525 5,586 X 10-3 ±0,2521 25,1132 0,0361 0,2514 25,1045 0,0362 0,2524
BB2 25,0640 0,0477 0,3569 4,426 X 10-3 ±0,3573 25,0755 0,0478 0,3576 25,1053 0,0477 0,3572
DB2 25,2146 0,0336 0,2279 8,554 X 10-3 ±0,2288 25,2250 0,0337 0,2287 25,2216 0,0338 0,2297

Keterangan: H = kerang hijau batu B = kerang bulu

D B2

= kerang = Belawan

PEMBAHASAN

Penetapan kadar kadmium dalam kerang yang diperoleh dari daerah Belawan karena daerah tersebut merupakan tempat penghasil kerang. Dimana pantai daerah tersebut merupakan muara sungai yang dilalui daerah-daerah industri, sehingga limbah dari industri kemungkinan telah mencemari air sungai tersebut.
Kadar Kadmium pada kerang yang diperoleh dari daerah Belawan

dengan menggunakan metode

spektrofotometer serapan atom yang

diperoleh, yaitu: kerang hijau (HB2) =

±0,2525 ppm, kerang bulu (BB2)

= ±0,3570 ppm dan kerang batu (DB2)

= ±0,2286 ppm.

Dari hasil pemeriksaan ini kadar

Kadmium dari Belawan ternyata dari

ketiga jenis kerang tersebut telah

melebihi ambang batas SNI.

Diusahakan inaktivasi dan

mengeluarkan logam-logam ini dari

saluran cerna dengan bilas lambung

memakai anti dotum, yaitu sering

menggunakan protein, diantaranya

dalam bentuk protein susu.

Untuk menginaktivasi logam yang

telah

diabsorbsi,

disuntikkan

Dimekaprol atau N-asetilpenisilamin

secara intra muskuler, namun gejala

kilnik sukar dihilangkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan kadar

Kadmium dalam sampel dari daerah

Belawan

dengan

metode

spektrofotometri Serapan atom (SSA),

ternyata keseluruhan sampel yang

diperiksa telah melebihi ambang batas

SNI

Saran Dari hasil percobaan ini disarankan
kepada pemerintah melalui Instansi yang berwenang, agar memberikan bimbingan atau penyuluhan tentang cara-cara pembuangan limbah, terutama industri-industri yang mempergunakan senyawa-senyawa logam berbahaya seperti Hg, Pb, As dan lain-lain.

75

DAFTAR PUSTAKA

Arthur L, Vogel, Text Book of Semi Macro and

Semi Micro Qualitative Inorganic

Analysis, 4th ed, The English Langage

Book Sociaty And Longman.

Association of Offcial Agriculture Chemists

(1980), William Mor with Editor,

Halaman 388-389 dan 405-407

Ewing G.W.Instrumental Methods of Chemical

Analysis, 4th edition, Mc.Craw Hill.Ltd

(1969), Halaman 183-188.

Fries J. H. Getrost. Organic Reagent For Trace

analysis, E. merck Darmstadt, 1977

Majalah BA TAN, volume XIV, No.1 April

1981, halaman 2-8

Majalah Intisari, Terbitan Februari 1984,

Halaman 57-64

Morris, B. Jacobs. The Chemical Analysis of

Foodsand, Food Product, Third Edition,

Halaman 182-238

Robinson, J.W. Atomic Absorbtion

Spectroscopy, 1st edition, Marcel Dekker

Inc, New York, (1964), halaman 8-9

Sudjana M. A. Metoda Stastika, Penerbit

Tarsito, Bandung, 1982

Shimadzu,

Atomic

Absorption

Spectrophotometri for Beginners.

Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, 2005: 73-76

76