Analisis Kadar Logam Cu, Zn, dan As Dari Bihun Yang Beredar Di Kota Medan Menggunakan Alat Spektrofotometer Serapan Atom

(1)

Gambar 1 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Tembaga (Cu) dengan Spektrofotometer Serapan Atom

y = 0,1784x + 0,0007 R² = 0,9998

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

Ab

sorbans

i

Konsentrasi

Series1 Linear (Series1) Linear (Series1)


(2)

Gambar 2 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Seng (Zn) dengan Spektrofotometer Serapan Atom

y = 0,6073x + 0,0218 R² = 0,9963

-0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

Ab

sorbansi

Konsentrasi

Series1

Linear (Series1) Linear (Series1)


(3)

Gambar 3 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom

y = 0,0008x + 0,0274 R² = 0,9989

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04

0 2 4 6 8 10 12

Ab

sorbansi

Konsentrasi

Series1 Linear (Series1) Linear (Series1)


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M., 2000, Membuat Mi Bihun, Niaga Swadaya, Jakarta

Almatsier, S., 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta Basset, J.et.al., 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik,

EGC kedokteran, Edisi Keempat, Jakarta

Darmono, 1995., Logam Berat Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, UI Press, Jakarta

Darmono, 2006., Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam, UI Press, Jakarta

Day, R.A.Jr.,Underwood A.L., 1988, Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta Haswell, S. J., 1991, Atomic Absorption Spectrofotometry Theory, Design,

and Application, Elsevier Science Publishing Company Inc, New

York

Ismono., 1981, Cara-cara Optik Dalam Analisa Kimia, Departemen Kimia ITB, Bandung

Khopkar, S.M., 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta

Kurnia, R., 2011, Proses Pembuatan Bihun, Fakultas Teknologi Pertanian Jember, Jember

Rohmat, B, 2011, Perencanaan Pengadaan Bahan Baku Bihun Untuk

Meminimasi Total Biaya Persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera, PT. Tiga


(6)

Simanjuntak, H.A, 1994,Analisis Logam Seng (Zn) dalam Abu Rokok dengan

Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi. Medan : Departemen

Kimia FMIPA USU

Vogel, A.I, 1994., Buku Teks Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro, Edisi Kelima, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta

Wardani, N., 2011, Teknologi Pengolahan Bihun, Fakultas Teknologi Pertanian Jember, Jember

Yulianti., 2002, Analisis Strategi Pemasaran Produk Bihun Kering Rose Brand, Fakultas Pertanian ITB, Bogor


(7)

BAB 3

METODOLOGI

3.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan antara lain :

a. Alat Spektrofotometer Serapan atom 7000 shimadzu

b. Neraca analitik ohauss

c. Gelas Erlenmeyer 250 ml pyrex d. Gelas Beaker 100 ml pyrex

e. Pipet ukur 20 ml pyrex

f. Spatula g. Pipet tetes

h. Pipet volume 10 ml pyrex i. Bola karet

j. Kertas saring whatman No.42 k. Tissue gulung

l. Cawan porselen

m. Oven 105ºC memmert

n. Waterbath 375ºC memmert

o. Tanur 550ºC

p. Hotplate 100ºC fisons

q. Labu ukur 100 ml pyrex


(8)

s. Cuvet

t. Blender Miyako

3.2. Bahan-bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain : a. Bihun

b. Aquadest panas c. HNO

d. Aquadest asam e. Aquabidest asam(aq) f. Larutan induk Cu g. Laruta induk Zn h. Larutan induk As

3.3. Prosedur kerja

3.3.1 Preparasi sampel bihun

Bihun yang digunakan dalam penelitian ini adalah bihun kering yang diperoleh dari pabrik pembuatan bihun yang berada di kota Medan. Bihun kering dihaluskan secukupnya dengan menggunakan blender, kemudian ditimbang sebanyak 5 gram, dimasukkan kedalam cawan porselen. Kemudian dimasukkan kedalam oven pada suhu 100 0C selama 2-3 jam. Kemudian dipanaskan diatas bunsen sampai berubah menjadi arang. Lalu dimasukkan kedalam tanur pada suhu 550 0C selama 2-3 jam sampai menjadi abu. Didinginkan dalam desikator, diteteskan aquadest panas secukupnya, kemudian ditambahkan aquadest asam secukupnya. Lalu ditambahkan 2ml HNO3, lalu disaring dan kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml. Ditambahkan aquadest asam sampai garis


(9)

tanda lalu dihomogenkan. Kemudian ditentukan kadar unsur Cu pada ��� �� �� 324,58 nm, unsur Zn pada ��� �� �� 213,9 nm, unsur As pada ��� �� ��193,73 nm dengan meggunakanalat AAS AA-7000 SHIMADZU.

3.3.2 Pembuatan Larutan Standart Cu, Zn, As Pembuatan larutan standart Cu, Zn, As 100 ppm

- Masing-masing larutan Cu, Zn, As 1000 ppm dipipet sebanyak 10 ml - Kemudian masukkan kedalam labu ukur 100 ml

- Lalu tambahkan aquabides asam sampai garis tanda - Lalu homogenkan

Pembuatan larutan standart Cu, Zn, As 10 ppm

- Masing-masing 10 ml larutan Cu, Zn, As 100 ppm dipipet - Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml

- Lalu tambahkan aquabides asam sampai garis tanda - Lalu homogenkan

Pembuatan larutan seri standart Cu, Zn 0,2 ;0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1,0 ppm

- Dipipet 2 ml larutan standart Cu, Zn 10 ppm. Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml. Lalu tambahkan aquabides asam sampai garis tanda. Lalu homogenkan ( 0,2 ppm )

- Dipipet 4 ml larutan standart Cu, Zn 10 ppm. Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml. Lalu tambahkan aquabides asam sampai garis tanda, lalu homogenkan ( 0,4 ppm )

- Dipipet 6 ml larutan standart Cu, Zn 10 ppm. Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml. Lalu tambahkan aquabides asam sampai garis tanda, lalu homogenkan ( 0,6 ppm )


(10)

- Dipipet 8 ml larutan standart Cu, Zn 10 ppm. Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml. Lalu tambahkan aquabides asam sampai garis tanda, lalu homogenkan ( 0,8 ppm )

- Dipipet 10 ml larutan standart Cu, Zn 10 ppm. Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml.Lalu tambahkan aquabides asam sampai garis tanda, lalu homogenkan ( 1,0 ppm )

Pembuatan larutan standart As 1 ppm

- Dipipet 10 ml larutan As 10 ppm

- Kemudian masukkan kedalam labu ukur 100 ml - Lalu tambahkan aquabides asam sampai garis tanda - Lalu dihomogenkan

Pembuatan larutan seri standart As 5; 10; 15; 20; 25 ppb

- Dipipet 10 ml larutan As 1 ppm, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 100ml, lalu tambahkan asam sulfat pekat 10 ml, lalu encerkan dengan aquabidest asam lalu dihomogenkan (100 ppb)

- Dipipet 5 ml larutan standar As 100 ppb, kemudian masukan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu tambahkan asam sulfat pekat 10 ml, lalu diencerkan dengan aquabidest asam lalu dihomogenkan (5 ppb)

- Dipipet 10 ml larutan standar As 100 ppb, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu tambahkan asam sulfat pekat 10ml, lalu diencerkan dengan aquabidest asam lalu dihomogenkan (10 ppb)

- Dipipet 15 ml larutan standar As 100 ppb, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu tambahkan asam sulfat pekat 10 ml, lalu encerkan dengan aquabidest asam lalu dihomogenkan (15 ppb)


(11)

- Dipipet 20 ml larutan standar As 100 ppb, kemudian masukkan kedalam labu ukur 100 ml,lalu tambahkan asam sulfat pekat 10 ml, lalu encerkan dengan aquabidest asam lalu dihomogenkan (20 ppb)

- Dipipet 25 ml larutan standar As 100 ppb, kemuidan masukkan kedalam labu ukur 100 ml, lalu tambahkan asam sulfat pekat 10 ml, lalu diencerkan dengan aquabidest asam lalu dihomogenkan (25 ppb)

3.3.3 Pengoperasian AAS AA-7000 Merk SHIMADZU

1. Hubungkan steker voltage regulator dan kompresor ke stop kontak 220 volt 2. Pastikan lampu katoda yang akan digunakan sudah terpasang dengan baik

(posisinya diingat)

3. Hidupkan voltage emulator, komputer dan exhaust system

4. Buka kran gas asetilen / nitrous oxyde (sesuai keperluan) dan hidupkan alat spektrofotometer serapan atom

5. Klik “Wizard” pada komputer . Pilih “OPERATION” lalu klik gambar AA

-7000

6. Pada menu user tulis “Admin” password tidak perlu diisi lalu OK

7. Pada menu “Wizard” selection , pilih “ Element Selection” lalu OK

8. Pada menu “Element Selection” klik ”Select Element”. Lalu ketik parameter yang ingin di uji. Misalnya Pb. Lalu OK

9. Jika belum disetting maka akan muncul pertanyaan.Pilih YES lalu OK

10. Klik “Lamp pos setup”. Lalu ketik posisi lampu sesuai dengan socket yang


(12)

11. Pada menu “Preparation parameters”,pilih menu “Calibration curve setup”. Pada kolom “conc unit” tulis konsentrasi standar yang dibuat misalnya ppm.

Pada kolom “No of Lines “ ketik jumlah standar yang dibuat lalu pilih update

12. Pada kolom “True Value” ketik konsentrasi yang dibuat

13. Klik “Repeat Conditions” pada kolom sampel, “number of repeats” diisi

dengan angka 3. Lalu pilih OK dan OK keluar dari menu

14. Pilih “Sample Group Setup” pada kolom “actual conc unit” pilih konsentrasi

sampel yang dibuat misalnya “ppm”

15. Pada kolom “No of Sample” ketik jumlah sampel yang ada lalu update

16. Pada kolom “Sample ID” ketik nama sampel misalnya PM0022 lalu OK.

Kemudian klik Next

17. Pilih Connect/send parameter .Jika muncul pertanyaan klik yes

18. Alat akan melakukan Inizialiting. Jika muncul menu, pilih “purge C2H2”

tunggu sampai alat selesai. Lakukan sampai 5 kali. Lalu pilih “ purge air” tunggu sampai selesai kemudian close

19. Jika muncul pertanyaan untuk mengecek N2O, klik yes jika menggunakan gas nitrous. Klik No jika tidak menggunakannya

20. Jika ada pertanyaan apakah akan mengecek drain. Maka jika sudah expired klik yes. Lalu buka drain, klik yes lalu masukkan kembali dan tutup lalu OK

21. Jika muncul pertnyaan lagi pilih “Check it” lalu OK. Tunggu sampai semua

dicek kemudian close

22. Pada menu “Optick parameter” klik “lamp on” tunggu sampai lampu siap

(warna abu-abu) lalu pilih “line search” tunggu sampai semuanya OK lalu klik close


(13)

23. Pilih yes kemudian atur posisi atomizer. Lalu finish.Tunggu sampai alat OK

24. Nyalakan alat dengan menekan “purge” dan “ignite” secara bersama-sama.

Tunggu sampai api nyala.Kemudian masukkan blanko biarkan teraspirasi

25. Klik “autozera atau F3” tunggu sampai ready lalu klik “blanko atau F4” atur

sampai nilai blanko tidak minus

26. Masukkan standar dari standar konsentrasi kecil. Lalu klik “Start atau F5/F6”

kemudian lanjutkan dengan sampel

27. Maka absorbansi dari larutan standar dan sampel akan terbaca

28. Jika sudah selesai pilih menu file lalu “save as”. Beri nama sesuai tanggal

29. Jika ingin memprint hasil file lalu “print data parameter” lalu pilih parameter

yang ingin di print lalu OK

30. Jika analisa setelah selesai pilih “instrumen” klik “connect” lalu OK.

Kemudian tutup semua menu, kemudian matikan komputer

31. Tutup kompresor dan gas lalu pada alat tekan purge sampai gas habis 32. Kemudian matikan exhaust system


(14)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

Penetapan kadar logam Cu, Zn, dan As pada Bihun dengan alat spektrofotometer serapan atom, maka diperoleh kadar sebagai berikut :

4.1.1 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Cu

Data hasil pengukuran absorbansi logam tembaga dari larutan seri standar 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 secara berurutan ,yaitu: 0; 0,0355; 0,0737; 0,1087; 0,1435; 0,1780. Tabel 4.1.1 Data pengukuran Kadar Logam Tembaga (Cu) dari larutan seri standar Tembaga (Cu)

No

Konsentrasi (mg/L)

Absorbansi (A)

1 0,0000 0,0000 2 0,2000 0,0355 3 0,4000 0,0737 4 0,6000 0,1087 5 0,8000 0,1435 6 1,0000 0,1780

4.1.2 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Zn

Data hasil pengukuran absorbansi logam seng darilarutan seri standar 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 secara berurutan , yaitu: -0,0005; 0,1446; 0,2899; 0,3982; 0,5154; 0,6057.

Tabel 4.1.2 Data pengukuran Kadar Logam Seng (Zn) dari larutan seri standar Seng (Zn)


(15)

4.1.3 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam As

Data hasil pengukuran absorbansi logam arsen dari larutan seri standar 2; 4; 6; 8; 1 secara berurutan , yaitu: 0,0289; 0,0304; 0,0321; 0,0341; 0,0357.

Tabel 4.1.3 Data pengukuran Kadar Logam Arsen (As) dari larutan seri standar Arsen (As)

No

Konsentrasi (µg/L)

Absorbansi (A)

1 2,0000 0,0289 2 4,0000 0,0304 3 6,0000 0,0321 4 8,0000 0,0341 5 10,0000 0,0357 No

Konsentrasi (mg/L)

Absorbansi (A)

1

0,0000 -0,0005 2

0,2000 0,1446 3

0,4000 0,2899 4

0,6000 0,3982 5

0,8000 0,5154 6 1,0000 0,6057


(16)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penetapan Kadar Logam Tembaga Pada Bihun

Hasil dari pengukuran absorbansi, maka akan di dapat kadar logam tembaga pada bihun dari penurunan persamaan garis regresi dengan metode kurva kalibrasi. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi Untuk Logam Tembaga

No Xi Yi (Xi-̅ ( Yi-̅ ( Xi-̅)2 (Yi-̅ 2 (Xi-̅ ( Yi-̅

1 0 0 -0,5 -0,0899 0,25 0,008082 0,04495 2 0,2 0,0355 -0,3 -0,0544 0,09 0,0029594 0,01632 3 0,4 0,0737 -0,1 -0,0162 0,01 0,0002624 0,00162 4 0,6 0,1087 0,1 0,0188 0,01 0,0003534 0,00188 5 0,8 0,1435 0,3 0,0536 0,09 0,002873 0,01608 6 1 0,1780 0,5 0,0881 0,25 0,0077616 0,04405

Σ 3 0,5394 0 0 0,7 0,0222918 0,1249

X̅ = Σ = , = 0.5000 Y̅ = Σ = , = 0.0899

Dimana, ̅ = konsentrasi, ̅ = absorbansi

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan : y = ax + b

Dimana a = slope, b = intersept

Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :


(17)

a = Σ i− ̅ �− ̅

Σ i− ̅

a = ,

, = 0,1784

Selanjutnya harga intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

b = y – ax

b = 0,0899- (0,1784)(0,5) = 0,0899 – 0,0892 = 0,0007

Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah :

y = 0.1784x + 0.0007

a. Koefisien korelasi

r = Σ i− ̅ i−̅

√Σ i−̅ i−̅

Maka untuk kadar logam tembaga diperoleh harga r : r = ,

√ , ,

= ,

, = 0,9998

Tabel 4.2.1.1 Hasil pengukuran absorbansi logam tembaga pada bihun

Sampel Absorbansi

�̅ Bihun

A1 A2 A3 A4

0,0112 0,0118 0,0119 0,0116 0,0116

Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan meggunakan persamaan garis regresi y = ax + b, maka x = −


(18)

x : Konsetrasi Cu pada sampel y : Absorbansi rata-rata a : slope

b : intersept

b. Penentuan konsentrasi

Konsentrasi Cu = . − , .

= 0,0610 mg/L

c. Maka kadar logam Cu dalam mg/Kg :

Kadar logam Cu = g/L

e e g / e e L x mg/Kg

= ,

, . / . − x mg/Kg = , x mg/Kg


(19)

4.2.2 Penetapan Kadar Logam Seng Pada Bihun

Hasil dari pengukuran absorbansi, maka akan di dapat kadar logam seng pada bihun dari penurunan persamaan garis regresi dengan metode kurva kalibrasi. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2.2 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi

X̅ = Σ = , = 0.5000 Y̅ = Σ = , = 0.3255

Dimana, ̅ = konsentrasi, ̅ = absorbansi

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan : y = ax + b

Dimana a = slope, b = intersept

Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

a = Σ i− ̅ �− ̅

Σ i− ̅

No Xi Yi (Xi-̅ ( Yi-̅ ( Xi-̅)2 (Yi-̅ 2 (Xi-̅ ( Yi-̅

1 0 -0,0005 -0,5 -0,32605 0,25 0,1063086 0,163025 2 0,2 0,1446 -0,3 -0,18095 0,09 0,0327429 0,054285 3 0,4 0,2899 -0,1 -0,03565 0,01 0,0012709 0,003565 4 0,6 0,3982 0,1 0,07265 0,01 0,005278 0,007265 5 0,8 0,5154 0,3 0,18985 0,09 0,036043 0,056955 6 1 0,6057 0,5 0,28015 0,25 0,078484 0,140075 Σ 3 1,9533 0 0 0,7 0,2601275 0,42517


(20)

a = ,

, = 0,6073

Selanjutnya harga intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

b = y – ax

b = 0.3255- (0,6073)(0,5) = 0.3255– 0,3036 = 0,0218

Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah :

y = 0,6073x+ 0,0218

a. Koefisien korelasi

r = Σ i− ̅ i−̅

√Σ i−̅ i−̅

Maka untuk kadar logam seng diperoleh harga r : r = ,

√ , ,

= ,

, = 0,9963

Tabel 4.2.2.1Hasil pengukuran absorbansi logam seng pada bihun

Sampel Absorbansi

�̅ Bihun

A1 A2 A3 A4

0,0832 0,0842 0,0799 0,0776 0,0812

Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan meggunakan persamaan garis regresi y = ax + b, maka x = −

Keterangan :


(21)

y : Absorbansi rata-rata a : slope

b : intersept

b. Penentuan konsentrasi

Konsentrasi Zn = . − , ,

= 0,0978 mg/L

c. Maka kadar logam Zn dalam mg/Kg :

Kadar logam Zn = g/L

e e g / e e L x mg/Kg

= ,

, . / . − x mg/Kg = , x mg/Kg


(22)

4.2.3 Penetapan Kadar Logam Arsen Pada Bihun

Hasil dari pengukuran absorbansi, maka akan di dapat kadar logam arsen pada bihun dari penurunan persamaan garis regresi dengan metode kurva kalibrasi. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2.3 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi

X̅ = Σ = , = 6,0000 Y̅ = Σ = , = 0,0322

Dimana, ̅ = konsentrasi, ̅ = absorbansi

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan : y = ax + b

Dimana a = slope, b = intersept

Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

a =

Σ i− ̅ �− ̅ Σ i− ̅

a = , = 0,0008

No Xi Yi (Xi-̅ ( Yi-̅ ( Xi-̅)2 (Yi-̅ 2 (Xi-̅ ( Yi-̅

1 2 0,0289 -3 0,0020333 9 0,0000041 -0,0061 2 4 0,0304 -1 0,0035333 1 0,0000124 -0,003533 3 6 0,0321 1 0,0052333 1 0,0000273 0,0052333 4 8 0,0341 3 0,0072333 9 0,0000523 0,0217 5 10 0,0357 5 0,0088333 25 0,0000780 0,0441667


(23)

Selanjutnya harga intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

b = y – ax

b = 0,0322- (0,0008)(6) = 0,0322 – 0,0048 = 0,0274

Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah :

y = 0,0008x + 0,0274

a. Koefisien korelasi

r = Σ �− ̅ �− ̅

√Σ �− ̅ �− ̅

Maka untuk kadar logam tembaga diperoleh harga r : r = ,

√ � ,

= ,

, = 0,9989

Tabel 4.2.3.1 Hasil pengukuran absorbansi logam arsen pada bihun

Sampel Absorbansi

�̅ Bihun

A1 A2 A3 A4

-0,0089 -0,0083 -0,0091 -0,0096 -0,0089

Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan meggunakan persamaan garis regresi y = ax + b, maka x = −

Keterangan :

x : Konsetrasi As pada sampel y : Absorbansi rata-rata


(24)

a : slope b : intersept

b. Penentuan konsentrasi

Konsentrasi As = − , − ,

,

= -45,3375 µg/L

= -45,3375 x 10-3 mg/L

c. Maka kadar logam As dalam mg/Kg :

Kadar logam As = g/L

e e g / e e L mg/Kg

= − , � −

, . / . − mg/Kg = , mg/Kg

= -0,9066 mg/Kg = 0 mg/Kg

Penentuan kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen (As) dalam bihun dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang untuk tembaga (Cu) ��� �� �� 324,8 nm, seng (Zn) ��� �� �� 213,9 nm dan arsen (As) ��� �� ��193,7 nm.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen (As) memenuhi syarat mutu SNI 01-2975-2006 tentang bihun, kadar maksimum cemaran logam tembaga 10 mg/Kg, cemaran logam seng 40 mg/Kg, cemaran logam arsen 0,5 mg/Kg.


(25)

Hasil analisa yang telah dilakukan maka diperoleh kadar logam tembaga, logam seng, logam arsen dalam bihun masing-masing sebesar : 1,2061 mg/Kg; 1,9367 mg/Kg; -0,9066 mg/Kg. Sehingga bihun layak untuk dikonsumsi karena memeuhi syarat mutu (SNI 01-2975-2006. Tahun 2000. BSN)


(26)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Kadar logam tembaga, seng, dan arsen yang terkandung dalam bihun yang beredar di kota Medan, yaitu: 1,2061 mg/kg untuk logam Cu, 1,9367 mg/kg untuk logam Zn, -0,9066 mg/kg untuk logam As.

2. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kadar cemaran logam tembaga, seng, dan arsen dalam bihun tidak melampaui baku mutu SNI 01-2975-2006 dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat jika ditinjau dari kadar logam tembaga, seng, dan arsen.

5.2 Saran

Pada penelitian ini untuk bahan pangan bihun logam yang dianalisa adalah Cu, Zn, dan As, selanjutnya perlu diteliti kandungan logam berat seperti timbal (Pb), dan merkuri (Hg). Untuk mengetahui apakah bahan pangan bihun layak untuk dikonsumsi.


(27)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bihun

Bihun berasal dari bahasa Tionghoa, yaitu “Bi” artinya beras dan “Hun” artinya tepung. Sebenarnya bihun atau mihun merupakan salah satu jenis makanan dari Tiongkok, bentuknya seperti mie namun lebih tipis. Bahan baku bihun sendiri terbuat dari tepung beras. Makanan tersebut sangat terkenal dari negara China dan Asia Selatan, seperti India. Bihun adalah salah satu bahan makanan pokok yang sesungguhnya cukup familiar di tengah masyarakat Indonesia. Namun kepopuleran bihun masih kalah jauh dibandingkan dengan mie, lebih-lebih lagi dengan mi instan. Padahal potensi ekonomis bihun sangat besar, juga lebih cocok untuk ketahanan pangan di Indonesia karena bahan bakunya adalah beras. Dalam bahasa inggris disebut rice vermicelli atau rice noodles atau rice sticks (Kurnia., 2011).

Biasanya bihun dijual dalam keadaan kering di pasar. Sebelum diolah menjadi masakan, bihun direndam dahulu dalam air mendidih ± 3 menit lalu ditiriskan agar teksturnya menjadi lunak, sehingga mudah diolah menjadi aneka masakan. Jika ingin rasa bihun yang lebih gurih, bisa juga direndam dalam kuah kaldu yang mendidih, baru kemudian diolah. Bihun yang siap diolah hanya bertahan satu hari jika disimpan pada suhu udara terbuka, namun jika dimasukkan kedalam kulkas bisa bertahan 4-5 hari dengan catatan harus membuang semua air pada saat meniriskannya dan ditaruh dalam wadah bersih kedap udara. Bihun bisa dijadikan berbagai macam olahan masakan, seperti untuk isian pastel, lumpia, pie,


(28)

bihun goreng, bihun rebus, campuran soto dan ketoprak, bahkan menjadi schootel bihun (Wardani., 2011).

Bihun merupakan produk makanan yang tergolong basic food atau seni komoditi yaitu jenis produk makanan sebagai bahan baku yang harus diolah terlebih dahulu untuk menjadi makanan yang siap saji. Produk ini biasa disebut

industrial product atau bisnis to bisnis product, artinya pembeli kebanyakan dari

para pedagang yang akan mengolah produk ini menjadi bahan yang siap untuk dikonsumsi. Bahan baku pembuatan bihun adalah beras dan tepung dengan komposisi bahan 95:5 (Rohmat., 2011).

Meskipun bihun yang diproduksi mempunyai bermacam-macam jenis, namun bahan baku dan proses produksinya sama, yang membedakan adalah berat bihun tiap ball dan kemasannya saja. Terdapat produk olahan beras lain yang mempunyai bentuk hampir sama dengan bihun yaitu sohun. Namun, perbedaannya ada pada bahan dasar pembuatnya. Bihun menggunakan amilosa sebagai bahan dasar dan dalam pembuatannya dikukus dan direbus, sedangkan sohun terbuat dari bahan dasar amilopektin dan dalam pembuatannya harus direbus (Yulianti., 2002).

2.2 Cara Pembuatan Bihun

Bahan baku bihun terdiri atas bahan baku utama yaitu beras. Pada pembuatan bihun, beras digiling menjadi tepung kemudian dimasak dan dicetak menjadi benang-benang, lalu dilipat dalam bentuk empat persegi panjang, kemudia dikeringkan. Jenis beras yang baik untuk digunakan adalah beras pera (kadar amilosa 27-30%), misalnya PB5, PB36, IR42, dan IR66. Beras pera akan menghasilkan bihun yang tidak lengket bila dimasak, sedangkan penggunaan


(29)

beras pulen (kadar amilosa 15-18%) akan menghasilkan bihun yang lembek dan lengket. Beras yang digunakan sebagai bahan baku sebaiknya beras giling dari gabah yang baru dipanen agar bihun tidak mudah tengik (Astawan.,1999).

Cara pembuatan bihun instan:

1. Pada pembuatan bihun instan, digunakan air kan-sui (air obat) yang ditambahkan kedalam adonan tepung, sebelum adonan tersebut mengalami proses pemasakan tahap pertama

2. Pemasakan tahap pertama dilakukan lebih lama dibandingkan pada pembuatan bihun biasa agar sekitar 80% pati yang ada menjadi matang. Kalau pada pembuatan bihun biasa waktu pemasakannya sekitar 1 jam maka pada bihun instan waktunya menjadi lebih lama sekitar 1,5 jam (tergantung juga pada adonan yang dimasak).

3. Pencetakan bihun dengan ekstruder dilakukan dengan ukuran cetakan yang lebih kecil dibandingkan bihun biasa sehingga dihasilkan bihun yang lebih halus dan lembut. Ukurannya yang halus ini menyebabkan luas permukaan bihun menjadi bertambah sehingga lebih mudah meyerap air pada saat dimasak. Inilah yang menyebabkan bihun instan lebih cepat matang dibanding bihun biasa.

4. Pemasakan tahap kedua juga dilakukan dengan waktu yang lebih lama agar 100% pati menjadi matang (pati tergelatinisasi sempurna). Pemasakan tahap kedua bisa dilakukan sampai 2 jam, tergantung jumlah bahannya. Oleh karena pati bihun telah matang sempura maka proses pemasakan bihun instan tentu saja mejadi lebih cepat dibandingkan bihun biasa (Kurnia., 2011).


(30)

2.3 Syarat Mutu Bihun

Tabel 2.1 Syarat mutu bihun berdasarkan SNI 01-2975-2006 adalah No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 1.1 1.2 2 3 4 5 6 7 7.1 7.2 7.3 7.4 8 9 9.1 9.2 9.3 Keadaan: Bau Warna Benda asing Daya tahan Kadar air Kadar abu

Protein (N x 6,25)

Cemaran logam Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Raksa (Hg) Arsen (As)

Cemaran mikroba :

Angka lempeng total Kapang E.coli - - - - % fraksi massa % fraksi massa % fraksi massa

mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg koloni/g koloni/g APM/g Normal Normal Tidak ada

Tidak hancur jika direndam dalam air pada suhu kamar selama 10 menit

maks 12 maks 1 maks 4 maks 1,0 maks 10.0 maks 40,0 maks 0,05 maks 0,5 maks 1,0x maks 1,0x <3 2.4 Logam

2.4.1 Logam Tembaga (Cu)

Tembaga adalam logam merah-muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Tembaga melebur pada suhu 1038ºC. Karena potensial elektrode standarnya positif, (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu +), tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga (Vogel.,1994).


(31)

Tembaga dianggap sebagai zat gizi esensial pada tahun 1928, ketika ditemukan bahwa anemia hanya dapat dicegah bila tembaga dan besi keduanya ada di dalam tubuh dalam jumlah cukup. Dalam melakukan fungsinya dalam tubuh, tembaga banyak berinteraksi dengan seng, moliben, belerang, dan vitamin C. Tembaga ada dalam tubuh sebnayak 20-120 mg. Sekitar 40% ada dalam otot, 15% di dalam hati, 10% di dalam otak, 6% di dalam darah dan selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh lain. Di dalam plasma, 60% dari tembaga terikat pada seruloplasmin, 30% pada transkuprein dan selebihnya pada albumin dan asasm amino (Almatsier.,2009).

2.4.1.1 Fungsi Tembaga Dalam Tubuh

Fungsi utama tembaga di dalam tubuh adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen. Tembaga merupakan bagian dari enzim metaloprotein yang terlibat dalam fungsi rantai sitokrom dalam oksidasi di dalam mitokondria, sintesis protein-protein kompleks jaringan kolagen di dalam kerangka tubuh dan pembuluh darah serta dalam sintesis pembawa rangsang saraf (neutrotansmitter) seperti noradrenalin dan neuropeptida, seperti ensefalin. Sebagian besar tembaga di dalam sel darah merah terdapat sebagai metaloenzim superoksida dismutase yang terlibat di dalam pemunahan radikal bebas (sebagai antioksidan). Tembaga memegang peranan dalam mencegah anemia dengan cara (a) membantu absorpsi besi; (b) merangsang sintesis hemoglobin; (c) melepas simpanan besi dari ferritin dalam hati. Sebagai bagian dari enzim seruloplasmin, tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu pigmen rambut dan kulit. Kekurangan tembaga


(32)

dikaitkan dengan albinisme, yaitu kekurangan warna kulit dan rambut. Disamping itu tembaga berperan dalam pengikatan silang kolagen yang diperlukan untuk menjaga kekuatannya (Almatsier.,2009).

2.4.2 Logam Seng (Zn)

Seng adalah logam yang putih-kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110-150ºC. Zink melebur pada 410ºC dan mendidih 906ºC. Logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial. Mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer dengan mengeluarkan hidrogen (Vogel.,1994).

Logam seng merupakan salah satu dari golongan logam esensial dan terdapat pada kebanyakan makanan, khususnya pada makanan yang kadar proteinnya tinggi seperti kerang dan makan-makanan laut, lainnya seperti gandum, hati, ragi, dan daun-daunan yang mengadung logam seng cukup untuk kebutuhan manusia (Simanjuntak.,1994).

Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar di hampir semua sel. Sebagian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot, dan tulang. Jaringan yang banyak mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut dan kuku. Di dalam cairan tubuh, seng terutama merupakan ion intraseluler. Seng di dalam plasma hanya merupakan 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh yang mempunyai masa pergantian yang cepat (Darmono.,1995).


(33)

2.4.2.1 Fungsi Seng Dalam Tubuh

Seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh.Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari dua ratus enzim, seng berperan dalam berbagai aspek metabolisme, seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degredasi karbohidrat, protein, lipida dan asam nukleat. Misalnya, sebagai bagian dari karbonik anhydrase dalam sel darah merah, seng berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa dengan cara membantu mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan serta mengangkut dan mengeluarkan karbon dioksida dari paru-paru pada pernapasan.

Enzim yang sama berperan dalam pengeluaran ammonia dan dalam produksi hidroklorida yang diperlukan untuk pencernaan. Seng juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma. Seng juga berperan dalam fungsi kekebalan, yaitu dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B. Karena seng berperan dalam reaksi-reaksi yang luas, kekurangan seng akan berpengaruh banyak terhadap jaringan tubuh terutama pada saat pertumbuhan (Almatsier.,2009).

2.4.3 Logam Arsen (As)

Arsenik adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas dan memiliki kilap logam. Jika dipanaskan arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih yang khas, ketika dipanaskan dalam aliran udara yang bebas, arsenik terbakar dengan nyala biru, menghasilkan asap putih arsenik(III) oksida. Semua senyawa arsenik beracun. Unsur ini tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, tetapi larut dengan mudah dalam asam nitrat encer (Vogel.,1994).


(34)

2.4.3.1 Toksitas Arsen Dalam Tubuh

Masuknya arsen kedalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah. Sekitar 90% arsen yang terabsorpsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam hati, ginjal, dinding saluran pencernaan, limfa dan paru-paru. Juga tersimpan dalam jumlah sedikit dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu beberapa tahun setelah keracunan kronis. Di dalam darah yang normal ditemukan arsen 0,2µg/100ml. Sedangkan pada kondisi keracunan ditemukan 10µg/100ml dan pada orang mati keracunan arsen ditemukan 60-90µg/100ml. Arsen anorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka dihati dan ginjal (Darmono.,2006).

Kegunaan Arsen adalah sebagai campuran dalam insektisida, dipakai dalam konduktor listrik, tetapi tidak sebagus logam lain, sebagai pembasmi gulma dan bahan pengawet kayu, dipakai untuk mewarnai kertas yang dibuat untuk dinding, karena harganya relatif murah (Darmono.,1995).

2.5 Spektrofotometri Serapan Atom 2.5.1 Prinsip Dasar Analisa SSA

Metode Spektrofotometri Serapan Atom berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom menyerap cahaya tersebut pada panjang geombang tertentu,


(35)

tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm, sedang kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada panjang pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-macam. Misalkan unsur Na pada nomor atom 11 mempunyai konfiguurasi elektron � � � � , tingkat dasar untuk elektron valennsi 3, artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini dapat tereksitasi ketingkat 3p dengan energi 2,2eV ataupun ketingkat 4p dengan energi 3,6eV, masing-masing sesuai panjang gelombang 589 nm dan 330 nm. Kita dapat memilih diantar panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum. Inilah yang dikenal dengan garis-garis resonansi. Garis-garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya (Khopkar.,1990).

2.5.2 Instrumentasi

Gambar 2.1 Skema Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) (Day, R.A. Jr.,Underwood A.L.1988)


(36)

A. Lampu Katoda Berongga

Lampu katoda berongga terdiri dari tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda atau anoda. Katoda tersebut berbentuk silinder berongga yang terbuat dari atau yang permukaannya dilapisi dengan unsur yang sama dengan unsur yang akan dianalisa. Tabung lampu tersebut diisi dengan gas mulia neon atau argon, intensitas pancaran lampu yang lebih tinggi (Khopkar.,1990).

B. Nyala

Larutan cuplikan masuk ke dalam nyala melalui alas nyala, berupa tetesan-tetesan yang sangat halus. Pada alas nyala ini sudah mulai terjadi penguapan air dari tetesan-tetesan tersebut, sebagian dari larutan cuplikan akan memasuki bagian nyala yang disebut kerucut dalam sebagai butir-butir halus yang padat. Pada unit kerucut dalam ini terjadi penguapan pelarut lebih lanjut dan peguraian cuplikan menjadi atom-atom (atomisasi), dan di dalam bagian ini pula terjadi proses penyerapan sinar oleh atom-atom dan proses eksitasi.

Sesudah masuk ke dalam daerah kerucut dalam, maka atom-atom akan memasuki bagian nyala yang disebut daerah reaksi. Di dalam daerah reaksi ini, atom-atom tersebut bereaksi dengan oksigen menjadi oksida-oksida. Oksida yang terbentuk dalam daerah reaksi tersebut kemudian akan memasuki lapisan luar nyala dan seterusnya keluar meninggalkan nyala (Ismono., 1981).

C. Monokromator

Tujuan monokromator adalah untuk memilih garis pancaran tertentu dan mengecilkannya dari garis-garis lain dan kemungkinan dari pancaran pita molekul. Kisi difraksi pada umumnya lebih sering digunakan oleh prisma dan


(37)

akibatnya instrumen kisi dapat memelihara daya pisah yang lebih tinggi sepanjang jangkan panjang gelombang yang lebih besar (Basset.,1994).

D. Detektor

Detektor dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak memberikan respon terhadap emisi yang berasal dari eksitasi termal (Khopkar.,1990).

E. Rekorder

Sistem pencatat yang digunakan pada instrumen SSA berfungsi untuk mengubah sinyal yang diterima melalui bentuk digital, berarti sistem pencatat mencegah atau mengurangi kesalahan dalam pembacaan skala secara paralaks, kesalahan interpolasi diantara pembacaan skala dan sebagainya, serta menyeragamkan tampilnya data, yaitu dalam satuan absorbansi, bahkan dengan adanya suatu mikroprosesor dapat dimungkinkan pembacaan langsung konsentrasi daripada analit di dalam sampel yang dianalisis (Haswell.,1991).


(38)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bihun adalah sejenis bahan pangan mie yang terbuat dari beras. Bihun tersebut salah satu bahan makanan pokok yang sesungguhnya cukup familiar di tengah masyarakat Indonesia. Sebenarnya bihun atau mihun merupakan nama salah satu jenis makanan dari Tiongkok, bentuknya seperti mie namun lebih tipis. Namun kepopuleran bihun masih kalah jauh dibandingkan dengan mie, lebih-lebih lagi dengan mi instan. Padahal potensi ekonomis bihun sangat besar, juga lebih cocok untuk ketahanan pangan di Indonesia karena bahan bakunya adalah beras. Seperti diketahui mie merupakan makanan yang berbahan baku tepung terigu, dan Indonesia memenuhi kebutuhan tepung terigu dengan mengimpor. Sedangkan potensi produksi beras di Indonesia masih bisa dikembangkan. Bahan baku utama dalam pembuatan bihun adalah beras dan tepung dengan komposisi bahan 95:5 (Rohmat., 2011).

Dengan bahan baku tepung beras yang merupakan salah satu sumber karbohidrat terbesar maka bihun dapat dijadikan sebagai salah satu sumber kalori/energi. Bihun mengandung energi sebesar 360 kkal dengan kandungan karbohidrat sebesar 8,21 gram dalam 10 gram. Meskipun bihun yang diproduksi mempunyai bermacam-macam jenis, namun bahan baku dan proses produksinya sama, yang membedakan adalah berat bihun tiap ball dan kemasannya saja (Yulianti., 2002).


(39)

Bihun dapat terkontaminasi oleh zat-zat asing terutama logam-logam berat Cu, Zn, dan As baik pada saat proses pembuatan maupun pengaruh lingkungan sekitarnya. Jika terdapat dalam makanan sangat berbahaya terutama terhadap kesehatan. Maka dalam proses pengolahannya sangat perlu diketahui tahapan proses, formulasi yang tepat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengolahan serta perubahan yang terjadi ketika proses pengolahan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam bihun terutama zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan untuk dikonsumsi sehingga penulis mengangkat judul “Analisis Kadar Logam Cu, Zn, dan As Dari Bihun

Yang Beredar Di Kota Medan Menggunakan Alat Spektrofotometer Serapan Atom”.

1.2 Permasalahan

1. Berapakah kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen (As) yang terkandung dalam bahan pangan bihun.

2. Apakah kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen (As) yang terkandung dalam bahan pangan bihun memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen (As) yang terkandung dalam bahan pangan bihun.

2. Untuk mengetahui apakah kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen (As) yang terkandung dalam bahan pangan bihun memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan


(40)

1.4 Manfaat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen (As) yang terkandung dalam bahan pangan bihun yang beredar di kota Medan.


(41)

ABSTRAK

Keberadaan cemaran logam dalam bahan pangan Bihun yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kadar cemaran logam Cu, Zn, dan As pada bahan pangan Bihun. Logam-logam ini dianalisis dengan alat Spektrofotometer Serapan atom (SSA) pada panjang gelombang yang spesifik yaitu 324,8 nm untuk Cu, 213,9 nm untuk Zn, dan 193,7 nm untuk As. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bihun mengandung logam tembaga (Cu)1,2061 mg/kg, seng (Zn) 1,9367 mg/kg,dan arsen (As) 0 mg/kg. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kadar cemaran logam dalam bihun memenuhi standar dalam syarat mutu SNI 01-2975-2006.


(42)

ANALYSIS OF METAL COPPER (Cu), ZINC (Zn), and ARSENIC (As) FROM BIHUN IN MEDAN USING ATOMIC ABSORPTION

SPECTROPHOTOMETER

ABSTRACT

The existence of metal contamination in Bihun that is consumed by people in Indonesia generally can cause many health problems. This research supposes to know how many content the metal contamination of Cu, Zn, and As in Bihun. These metal is analysed by using Atomic Absorption Spektrophotometer (AAS) at spesific wave lenght 324,8 nm for Cu, 213,9 nm for Zn, and 193,7 nm for As. The result of the research shows that bihun consists of copper (Cu) 1,2061 mg/kg, zinc (Zn), and arsenic(As) 0 mg/kg. Based on the data we know the content of metal contamiation in bihun fulfills the standard of SNI 01-2975-2006.


(43)

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

KARYA ILMIAH

RIZKI AMALIA PRISKA TAMPUBOLON 132401055

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(44)

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

RIZKI AMALIA PRISKA TAMPUBOLON 132401055

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(45)

PERSETUJUAN

Judul : Analisis Kadar Logam Cu, Zn, dan As Dari Bihun Yang Beredar Di Kota Medan Menggunakan Alat Spektrofotometer Serapan Atom

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Rizki Amalia Priska Tampubolon Nomor Induk Mahasiswa : 132401055

Program Studi : Diploma (D3) Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2016

Program Studi D-3 KIMIA FMIPA USU Dosen Pembimbing Ketua,

Dra. Emma Zaidar Nst, MSi Dr. Mimpin Ginting, MS NIP. 195512181987012001 NIP. 195510131986011001

Disetujui Oleh

Departemen KIMIA FMIPA USU Ketua,

Dr. Rumondang Bulan Nst, MS NIP. 195408301985032001


(46)

PERNYATAAN

ANALISIS KADAR LOGAM Cu, Zn, dan As DARI BIHUN YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN ALAT

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2016

Rizki Amalia Priska Tampubolon 132401055


(47)

PENGHARGAAN

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dengan judul

“Analisis Kadar Logam Cu, Zn, dan As Dari Bihun Yang Beredar Di Kota Medan

Menggunakan Alat Spektrofotometer Serapan Atom”, sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi program Diploma (D3) Kimia di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun berkat bimbingan, masukan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Maka pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan FMIPA USU

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nasution, MS selaku Ketua Departemen Kimia

3. Ibu Dra. Emma Zaidar Nasution, MSi selaku Ketua Prodi D3 Kimia 4. Bapak Dr. Mimpin Ginting, MS selaku Dosen Pembimbing

5. Bapak Ir.Maruahal Situmorang, MSi selaku kepala Baristand Industri Medan serta seluruh staff atas bimbingannya dan fasilitas yang telah diberikan kepada saya selama Praktik Kerja Lapangan (PKL)

6. Bapak Kusno, ST selaku Kepala Seksi BARISTAND yang telah memberi izin kepada saya untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) di lab Instrumen

7. Bapak Martias, Ibu Marisa Naufa, Bapak Dicky Hariadi Pratama yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kami selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan(PKL)

8. Kepada kedua orang tua kami yang senantiasa mendoakan kami dimanapun kami berada,yang selalu memberikan dukungan motivasi baik moral maupun material

9. Kepada saudari-saudariku Widya, Emil, Iren, Christin yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada saya

10.Kepada teman-teman Praktik Kerja Lapangan saya Gloria, Panni, Wendy, dan Kindi yang saling memberi dukungan dan motivasi

11.Rekan-rekan mahasiswa D3 KIMIA seangkatan yang bersama-sama dalam berjuang dan memberikan dukungan.


(48)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis bersedia menerima kritik maupun saran yang membangun untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap agar TUGAS AKHIR ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu dan wawasan.

Medan, Juni 2016 Penulis


(49)

ABSTRAK

Keberadaan cemaran logam dalam bahan pangan Bihun yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kadar cemaran logam Cu, Zn, dan As pada bahan pangan Bihun. Logam-logam ini dianalisis dengan alat Spektrofotometer Serapan atom (SSA) pada panjang gelombang yang spesifik yaitu 324,8 nm untuk Cu, 213,9 nm untuk Zn, dan 193,7 nm untuk As. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bihun mengandung logam tembaga (Cu)1,2061 mg/kg, seng (Zn) 1,9367 mg/kg,dan arsen (As) 0 mg/kg. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kadar cemaran logam dalam bihun memenuhi standar dalam syarat mutu SNI 01-2975-2006.


(50)

ANALYSIS OF METAL COPPER (Cu), ZINC (Zn), and ARSENIC (As) FROM BIHUN IN MEDAN USING ATOMIC ABSORPTION

SPECTROPHOTOMETER

ABSTRACT

The existence of metal contamination in Bihun that is consumed by people in Indonesia generally can cause many health problems. This research supposes to know how many content the metal contamination of Cu, Zn, and As in Bihun. These metal is analysed by using Atomic Absorption Spektrophotometer (AAS) at spesific wave lenght 324,8 nm for Cu, 213,9 nm for Zn, and 193,7 nm for As. The result of the research shows that bihun consists of copper (Cu) 1,2061 mg/kg, zinc (Zn), and arsenic(As) 0 mg/kg. Based on the data we know the content of metal contamiation in bihun fulfills the standard of SNI 01-2975-2006.


(51)

DAFTAR ISI

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan Karya Ilmiah 2

1.4 Manfaat Karya Ilmiah 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Bihun 4

2.2 Cara Pembuatan Bihun 5

2.3 Syarat Mutu Bihun 7

2.4 Logam 7

2.4.1 Logam Tembaga 7

2.4.1.1 Fungsi tembaga dalam tubuh 8

2.4.2 Logam Seng 9

2.4.2.1 Fungsi seng dalam tubuh 10

2.4.3 Logam Arsen 10

2.4.3.1 Toksitas arsen dalam tubuh 11 2.5 Spektrofotometri Serapan Atom 11 2.5.1 Prinsip Dasar Analisa SSA 11

2.5.2 Instrumentasi 12

Bab 3 Bahan dan metode penelitian

3.1 Alat-alat 15

3.2 Bahan-bahan 16

3.3 Prosedur Penelitian 16

3.3.1 Preparasi sampel bihun 16

3.3.2 Pembuatan Larutan Standart Cu, Zn,As 17 3.3.3 Pengoperasian AAS AA-7000 Merk SHIMADZU 19 Bab 4 Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Percobaan 23

4.1.1 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Cu 23


(52)

4.1.3 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam As 24

4.2 Pembahasan 25

4.2.1 Penetapan Kadar Logam Tembaga Pada Bihun 25 4.2.2 Penetapan Kadar Logam Seng Pada Bihun 28 4.2.3 Penetapan Kadar Logam Arsen Pada Bihun 31 Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 35

5.2 Saran 35

Daftar Pustaka 36


(53)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Data pengukuran Kadar Logam Tembaga (Cu) dari larutan 23 seri standar Tembaga (Cu)

Tabel 4.1.2 Data pengukuran Kadar Logam Seng (Zn) dari larutan 24 seristandar Seng (Zn)

Tabel 2.1 Syarat mutu bihun berdasarkan SNI 01-2975-2006 7 Tabel 4.1.3 Data pengukuran Kadar Logam Arsen (As) dari larutan 24

seri standar Arsen (As)

Tabel 4.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode 25 Kurva Kalibrasi untuk logam tembaga

Tabel 4.2.1.1 Hasil pengukuran absorbansi logam tembaga pada bihun 26 Tabel 4.2.2 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode 28

Kurva Kalibrasiuntuk logam seng

Tabel 4.2.2.1Hasil pengukuran absorbansi logam seng pada bihun 29 Tabel 4.2.3 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode 31

Kurva Kalibrasiuntuk logam arsen


(54)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Tembaga (Cu) 38 dengan Spektrofotometer Serapan Atom

Gambar 2 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Seng (Zn) 39 dengan Spektrofotometer Serapan Atom

Gambar 2.1 Skema Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) 12 Gambar 3 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Arsen (As) 40


(1)

ABSTRAK

Keberadaan cemaran logam dalam bahan pangan Bihun yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kadar cemaran logam Cu, Zn, dan As pada bahan pangan Bihun. Logam-logam ini dianalisis dengan alat Spektrofotometer Serapan atom (SSA) pada panjang gelombang yang spesifik yaitu 324,8 nm untuk Cu, 213,9 nm untuk Zn, dan 193,7 nm untuk As. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bihun mengandung logam tembaga (Cu)1,2061 mg/kg, seng (Zn) 1,9367 mg/kg,dan arsen (As) 0 mg/kg. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kadar cemaran logam dalam bihun memenuhi standar dalam syarat mutu SNI 01-2975-2006.


(2)

vi

ANALYSIS OF METAL COPPER (Cu), ZINC (Zn), and ARSENIC (As) FROM BIHUN IN MEDAN USING ATOMIC ABSORPTION

SPECTROPHOTOMETER

ABSTRACT

The existence of metal contamination in Bihun that is consumed by people in Indonesia generally can cause many health problems. This research supposes to know how many content the metal contamination of Cu, Zn, and As in Bihun. These metal is analysed by using Atomic Absorption Spektrophotometer (AAS) at spesific wave lenght 324,8 nm for Cu, 213,9 nm for Zn, and 193,7 nm for As. The result of the research shows that bihun consists of copper (Cu) 1,2061 mg/kg, zinc (Zn), and arsenic(As) 0 mg/kg. Based on the data we know the content of metal contamiation in bihun fulfills the standard of SNI 01-2975-2006.


(3)

DAFTAR ISI

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan Karya Ilmiah 2

1.4 Manfaat Karya Ilmiah 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Bihun 4

2.2 Cara Pembuatan Bihun 5

2.3 Syarat Mutu Bihun 7

2.4 Logam 7

2.4.1 Logam Tembaga 7

2.4.1.1 Fungsi tembaga dalam tubuh 8

2.4.2 Logam Seng 9

2.4.2.1 Fungsi seng dalam tubuh 10

2.4.3 Logam Arsen 10

2.4.3.1 Toksitas arsen dalam tubuh 11

2.5 Spektrofotometri Serapan Atom 11

2.5.1 Prinsip Dasar Analisa SSA 11

2.5.2 Instrumentasi 12

Bab 3 Bahan dan metode penelitian

3.1 Alat-alat 15

3.2 Bahan-bahan 16

3.3 Prosedur Penelitian 16

3.3.1 Preparasi sampel bihun 16

3.3.2 Pembuatan Larutan Standart Cu, Zn,As 17 3.3.3 Pengoperasian AAS AA-7000 Merk SHIMADZU 19 Bab 4 Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Percobaan 23

4.1.1 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Cu 23

4.1.2 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Zn 23


(4)

viii

4.1.3 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam As 24

4.2 Pembahasan 25

4.2.1 Penetapan Kadar Logam Tembaga Pada Bihun 25 4.2.2 Penetapan Kadar Logam Seng Pada Bihun 28 4.2.3 Penetapan Kadar Logam Arsen Pada Bihun 31 Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 35

5.2 Saran 35

Daftar Pustaka 36


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Data pengukuran Kadar Logam Tembaga (Cu) dari larutan 23 seri standar Tembaga (Cu)

Tabel 4.1.2 Data pengukuran Kadar Logam Seng (Zn) dari larutan 24 seristandar Seng (Zn)

Tabel 2.1 Syarat mutu bihun berdasarkan SNI 01-2975-2006 7 Tabel 4.1.3 Data pengukuran Kadar Logam Arsen (As) dari larutan 24

seri standar Arsen (As)

Tabel 4.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode 25 Kurva Kalibrasi untuk logam tembaga

Tabel 4.2.1.1 Hasil pengukuran absorbansi logam tembaga pada bihun 26 Tabel 4.2.2 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode 28

Kurva Kalibrasiuntuk logam seng

Tabel 4.2.2.1Hasil pengukuran absorbansi logam seng pada bihun 29 Tabel 4.2.3 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode 31

Kurva Kalibrasiuntuk logam arsen

Tabel 4.2.3.1Hasil pengukuran absorbansi logam arsen pada bihun 32


(6)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Tembaga (Cu) 38 dengan Spektrofotometer Serapan Atom

Gambar 2 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Seng (Zn) 39 dengan Spektrofotometer Serapan Atom

Gambar 2.1 Skema Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) 12 Gambar 3 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Logam Arsen (As) 40