Solusi permasalahan 1 Media ฀uku Informasi Mini

22 besar Bhineka Tunggal Ika ini, sebagai salah satu warisan nasional yang patut dibanggakan lagi dilestarikan. II.5.2 Tujuan Pembuatan ฀uku Informasi 1. Meningkatkan pemahaman tentang perhiasan khas suku Aceh untuk mereka yang sebelumnya telah mengetahui tentang perhiasan khas suku Aceh ini dan memberikan pemahaman kepada mereka yang belum faham, dan targetnya terutama para generasi muda, karena nantinya di masa depan yang menjadi penyambung lidahnya generasi sekarang adalah mereka semua. Terutama untuk KAMABA Keluarga Masyarakat Aceh Bandung yang kebetulan menjadi mahasiswa di sini, atau mungkin juga dapat diperluas untuk diberikan atau ditujukan kepada para orang Aceh yang telah lama merantau dari Aceh sana, dan berdomisili disini, dan juga tidak tertutup kemungkinan disebarluaskan di Aceh atau ke seluruh Indonesia sebagai bahan Pustaka tambahan sebagai partisipasi dalam menjaga kelestarian pustaka yang masih ada atau menyimpan tentang perhiasan khas Aceh ini. 2. Memberikan informasi tentang adanya warisan nasional yang ada sejak tahun 1935 di negeri Aceh kepada masyarakat umumnya dan khususnya kepada remaja. 3. Mengajak masyarakat khususnya remaja untuk belajar dan melestarikan warisan leluhur salah satu suku yang ada di Indonesia telah menjadi salah satu warisan Nasional. II.5.3 Target Sasaran dari Informasi Target sasaran dari media informasi berbentuk buku ini dipilih berdasarkan sumber-sumber dan data yang di peroleh berupa: II.5.3.1 Data Primer Proses pencarian data yang di peroleh dari penulis yaitu dengan mendatagi langsung dengan mewawancarai beberapa orang yang ada di Aceh dan beberapa orang Aceh yang ada di perkumpulan mahasiswa Aceh yang berasal dari KAMABA, Keluarga Masyarakat Aceh Bandung yang ada di Bandung ini 23 dengan memberikan kuisioner kepada mereka berikut data yang diperoleh dari wawancara dan kuisioner berupa: a.Wawancara Dan adapun perhiasan khas suku Aceh yang diketahui oleh masyarakat dapat diketahui bahwa masih sedikit saja yang mengetahuinya, setelah melakukan wawancara ke beberapa orang Aceh yang ada, 7 dari 10 orang saja yang tahu akan apa itu Pinto Aceh, 7 dari 10 orang itu diantaranya adalah 3 orang laki-laki dan ฀ orang perempuan, dan dari 3 laki-laki tersebut mereka menyebutkan bahwa, mereka pernah mendengar dan memang tahu tentang perhiasan khas suku Aceh sebagai perhiasan Aceh yang terbuat dari emas dan mereka mengatakan bahwa perhiasan khas suku Aceh itu sering digunakan di acara-acara adat, ataupun resmi. Dan juga mereka mengatakan bahwa perhiasan khas suku Aceh ini memang sangat bagus dan dapat dijadikan sebuah mas kawin untuk mempelai wanita. Dan adapun dari ฀ orang perempuan yang lainnya tersebut, diantaranya 2 orang gadis usia 20 tahun, dan 1 orang ibu mudah usia 26 tahun dan ibu-ibu paruh baya berusia ฀7 tahun, mereka mengatakan bahwa perhiasan perhiasan khas suku Aceh memang adalah khas Aceh, dan menurut mereka perhiasan perhiasan khas suku Aceh ini tergolong mewah, dan memang ditujukan untuk kalangan menengah ke atas, karena dari segi ekonomis, harga perhiasan khas suku Aceh ini sangat mahal dan tidak terjangkau bagi mereka yang berekonomi menengah ke bawah. Dan mereka pun mengatakan bahwa memang perrhiasan khas suku Aceh ini sangat cocok untuk digunakan dalam pernikahan, acara-acara formal dan adat. Juga sepatutnya dalam wawancara lapangan tersebut ke 7 orang itu mengatakan bahwa sebenarnya perhiasan khas suku Aceh ini sudah seharusnya dilestarikan karena ini menjadi salah satu cirri khas negeri Aceh yang kini masih ada, dan sepatutnya dilestarikan karena merupakan salah satu warisan nasional yang berharga. b. Kuisioner Kuisioner yang berupa pertanyaan-pertanyaan 2 orang laki-laki Aceh yang menjadi mahasiswa di Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden 10 orang sebagai sample nya, dapat disimpulkan sebagian remaja tersebut mengetahui perhiasan khas suku Aceh, dan sebagian lainnya malah tidak mengetahui sama sekali tentang perhiasan khas suku Aceh ini. Maka target 2฀ sasaran yang dijadikan objek penelitian adalah remaja yang mulai ingin melestarikan budaya nasional dan mereka yang memiliki rasa seni dan rasa nasionalis yang tinggi. Dengan tujuan untuk memudahkan untuk menentukan target audien dan segmentasi. 1. Target primer Target audience : Para generasi muda yang belum mengetahui tentang perhiasan khas suku Aceh sebagai salah satu warisan Nasional ini yang ada di Indonesia. 2. Target Sekunder : Kalangan masyarakat usia dewasa dan pra-dewasa yang belum sadar tentang pentingnya pelestarian warisan nasional termasuk perhiasan khas suku Aceh. 3. Segmentasi a. Demografi Target utama yaitu remaja yang berusia 16 tahun – 25 tahun di Indonesia, laki-laki dan perempuan dengan status pelajar dan ekonomi menengah kebawah. b. Psikologi Segmentasi buku informasi perhiasan khas suku Aceh adalah remaja yang masih berprofesi sebagai mahasiswa dan atau juga pelajar. Menurut Stanley hall masa remaja merupakan masa dimana diangap sebagai masa topan badai dan stress storm and stress karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang tidak memiliki masa depan dengan baik. ฀ttp:asmianifawzia฀.blogspot.com 25 c. Geografis Remaja dalam ruang lingkup di kawasan sekolah, kampus ataupun tempat yang menjadi tempat ฀angout mereka, agar tersedianya media informasi selagi mereka melakukan aktifitas seperti biasa. 26

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku Aceh ini agar dapat lebih dikenal masyarakat. Hal tersebut mesti dilakukan dalam menunjang dan memperkenalkan khalayak ramai dengan cara menginformasikan, mengingatkan dan memperkenalkan perhiasan khas suku Aceh kepada masyarakat. Dengan memberikan sebuah media informasi untuk memberikan penerangan terhadap masyarakat yang belum tahu akan ukiran perhiasan khas suku Aceh ini, dan adapun kalau sebagian orang sudah mengetahui hal ini, semoga menjadi lebih faham akan ukiran perhiasan khas suku Aceh ini, karena perhiasan khas suku Aceh ini merupakan salah satu peninggalan leluhur suku Aceh agar menjadi salah satu national heritage warisan nasional yang mesti diketahui, dan dijaga, bahkan kalau bisa diperkenalkan kepada masyarakat yang ada di Indonesia, dan diharapkan nantinya dapat diperkenalkan ke dunia bahwa perhiasan khas suku Aceh ini merupakan satu dari sekian banyak produk peninggalan masa silam bernilai tinggi dari banyaknya budaya yang ada di negeri Indonesia ini. III.1.1 Target audience 1. Khalayak sasaran primer Target audience primer merupakan target utama strategi promosi nantinya, dan terbagi menjadi demografis, geografis, psikografis, behavioristis.

a. Demografis

Secara demografis target audience meliputi dua gender, yaitu laki-laki dan perempuan dengan batasan umur mulai dari 14 tahun dengan pendidikan minimal kelas 3 SMP hingga ke remaja usia 19 tahun dengan tidak memandang kelas sosial masyarakat, 27 dan siapapun yang ada di Indonesia mencangkup semua suku, ras dan agama agar dapat menambah referensi terhadap salah budaya Indonesia.

b. Geografis

Secara geografis target audience adalah yang bertempat tinggal di Bandung, dan juga ke kota-kota besar yang ada di Indonesia. Namun tidak tertutup kemungkinan akan disebarkan juga ke daerah yang belum ada koneksi internet.

c. Psikografis

Secara psikografis untuk dikenalkan ukiran Pinto Aceh ini kepada mereka yang berminat besar dan yang sangat mencintai kebudayaan Negeri ini, dan ingin melestarikan dan mengenal berbagai peninggalan kebudayaan suku-suku lain yang ada di Indonesia.

d. Behavioristis

Target audience behavioristis adalah semua orang yang memiliki minat besar terhadap kebudayaan Indonesia, yang sangat menyukai budaya, sesuatu hal yang bersifat tradisional dan mencintai peninggalan yang berasal dari leluhurnya.

2. Khalayak sasaran sekunder

Target audience sekunder merupakan target tambahan di luar target audience utama atau primer, dimana target audience ini juga memiliki minat dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Para target sekunder ini meliputi orang tua dan masyarakat dari berbagai kalangan.