Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kerja Menengah Kota Sibolga

(1)

LAPORAN PRATIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) TENTANG

TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR PADA DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA

KECIL MENENGAH KOTA SIBOLGA O

L E H

Nama : DEDE YUSUF HARAHAP Nim : 072600088

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

PROGRAM DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dengan judul “Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kerja Menengah Kota Sibolga”.

Laporan PKLM ini diajukan guna untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna baik dalam susunan kalimat maupun pembahasannya, Oleh karena itu penulis mengharapkannya adanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun laporan ini kearah yang lebih baik.

Penulis laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan perhatian berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada:


(3)

- Bapak Prof. Dr. M.Arif Nst,M .A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

- Bapak Drs.H.M. Husni Thamrin Nst, Msi, selaku Ketua Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

- Ibu Dra. Elita Dewi ,Msp, selaku Dosen Wali.

- Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbung, yang telah banyak

membantu dan memberikan pengarahan pengarahan dalam proses penulisan Laporan PKLM.

- Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan,

yang telah memberi ilmu dan wawasan selama mengikuti perkuliahan.

- Seluruh Staf Pengajar jurusan Administrasi Perpajakan yang telah banyak

membantu penulis.

- Bapak Alfan Jamil, SE, Abang Rudi serta masing-masing kepala seksi yang

telah membantu saya dalam memperoleh data yang diperlukan.

- Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayangnya,

didikan, dorongan dan restunya kepada penulis, dan juga materiil yang diberikan yang tidak dapat dinilai dengan suatu apapun.

- Buat Kakakku Yati dan adikku tersayang maya terima kasih atas dorongan,


(4)

rintangan dan cobaan. Khusus buat jagoan kecil Aditya Putra ponakanku yang gendut, dan lucu yang membuat penulis bersemangat.

- Seluruh teman-teman terbaikku Tax A’ 2007 yang telah banyak membantu

dan memberikan sumbangan pikiran dalam menyelesaikan laporan ini. dan keluarga besar IMPROSAJA gak nyangka bisa kenal dengan kalian yang unik-unik dan gokil gak terasa 3 tahun telah kita lalui bersama khususnya sahabat-sahabatku ( agung, cebong, joel, ody, surya, ari, bayu, heru, ) pokoknya dari A sampai Z juga, makasih buat semuanya, Insyallah persahabatan ini tidak hanya sampai disini tapi untuk selamanya.

- Seluruh teman-teman seperjuangan Tax ‘ Stambuk 2007

- Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya

mengucapkan ribuan terimakasih atas bantuan dan dukungannya sehingga laporan ini dapat selesai. Dan saya berharap kiranya Laporan PKLM ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2010

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan mandiri ...1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...3

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Kapangan Mandiri...5

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...6

E. Metode Pengumpulan data ...7

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...7

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH A. Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga ...9

B. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga ...11

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga ...14


(6)

D. Gambaran Pegawai dan Anggota Personil Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga ...15

BAB III TINJAUAN TEORI DAN GAMBARAN DATA HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Tinjauan Teori ...19

B. Gambaran Data Retribusi Pasar Kota Sibolga ...26

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar pada Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ...41 B. Tingkat Keberhasilan Realisasi Retribusi Pasar ...42

C. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan

Pasar ...44

D. Upaya mengatasi Faktor Penghambatan Penerimaan Retribusi Pelayanan

Pasar Kota Sibolga ...46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...48 B. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa sumber pendapatan negara yang sangat berpengaruh dan memiliki peranan yang terpenting bagi negara indonesia adalah pajak. Baik pajak negara (pajak pusat) maupun pajak daerah. Tinggi rendahnya pendapatan dari sektor perpajakan yang sangat mempengaruhi pendapatan negara yang akhirnya berpengaruh tingkat ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri dan pembangunan nasional.

Untuk meningkatkan penghasilan tersebut pemerintah melakukan kebijakan – kebijakan di bidang perpajakan untuk perkembangan dan kemajuan negaranya, pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada tiap –tiap daerah yaitu kepada pemerintah daerah untuk melakukan kebijakan – kebijakan di bidang perpajakan terhadap daerahnya dengan tujuan untuk membangun daerahnya.

Sistem otonomi yang berlaku saat ini menuntut pihak pemerintah untuk lebih berperan aktif dalam melaksanakan tugas pemerintah serta dalam pembangunan khususnya pembangunan daerah itu sendiri. Sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pemerintah Daerah. Dalam hal ini, aturan yang ditetapkan sebagai bahan dalam membuat peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah adalah UU Nomor 28 Tahun 2009. Dengan UU tersebut maka Pemerintah Daerah atau


(8)

Pemerintah Provinsi telah diberikan wewenang untuk mengatur Retribusi Daerah sendiri melalui sistem otonomi daerah, dan Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah. Retribusi Daerah terdiri dari 3 Golongan Retribusi yang meleputi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu.

Retribusi Pasar termasuk dalam kategori Retribusi Jasa Usaha. Subjek Retribusi Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa pasar. Dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdapat jenis – jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten / Kota yaitu sebagai berikut :

1. Pajak Provinsi

a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

d. Pajak Air Permuka an

e. Pajak Rokok

2. Pajak Kabupaten / Kota

a. Pajak Hotel


(9)

Pemerintah Provinsi telah diberikan wewenang untuk mengatur Retribusi Daerah sendiri melalui sistem otonomi daerah, dan Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah. Retribusi Daerah terdiri dari 3 Golongan Retribusi yang meliputi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu.

Retribusi Pasar termasuk dalam kategori Retribusi Jasa Usaha. Subjek Retribusi Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa pasar. Dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdapat jenis – jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten / Kota yaitu sebagai berikut :

1. Pajak Provinsi

f. Pajak Kendaraan Bermotor

g. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor

h. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

i. Pajak Air Permuka an

j. Pajak Rokok

2. Pajak Kabupaten / Kota

d. Pajak Hotel

e. Pajak Restoran


(10)

g. Pajak Reklame

h. Pajak Penerangan Jalan

i. Pajak Mineral bukan Logam dan Bantuan

j. Pajak Parkir

k. Pajak Air Tanah

l. Pajak Sarang Burung Walet

m. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

n. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Maka berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik untuk menulis Laporan Tugas Akhir tentang “Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah Kegiatan Intrakurikuler yang dilakukan mahasiwa secara mandiri yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman kerja praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori yang telah diterima dari dosen.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini adalah


(11)

b. Untuk mengetahui pemersalahan dan faktor-faktor penghambat dalam usaha mencapai Realisasi Pasar di Kota Sibolga.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri:

a. Bagi Mahasiswa

1) Dapat mempraktekkan teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah ke dalam

seluruh kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

2) Mempelajari perilaku dan keahlian-keahlian baru dalam dunia kerja

3) Mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki

kemampuan di bidang administrasi perpajakan

4) Motivasi belajar dan pencapaian prestasi yang terbaik

b. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga

1) Membina kerjasama antara lembaga pendidikan dengan instansi pemerintah

2) Agar dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dalam bidang perpajakan

khususnya pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Sibolga


(12)

c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

1) Menigkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah dalam

hal ini Dinas Pengelolaan Keungan dan Aset Daerah Kota Sibolga

2) Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan selama

perkuliahan

3) Untuk penyempurnaan kurikulum sehingga mampu mencapai standar mutu

pendidikan

4) Mempromosikan sumber daya Universitas Sumatera Utara

C. Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri:

1. Mengetahui Pelaksanaan Realisasi Retribusi Pasar Kota Sibolga

2. Mengetahui Tingkat Keberhasilan Realisasi Retribusi Pasar Kota Sibolga

3. Mengetahui pemersalahan dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaa

Pemungutan Retribusi Pasar.

Kegiatan yang akan dilakukan dalam PKLM adalah penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM kota Sibolga, yaitu pada Seksi Pendataan dan Pendaftaran dengan data tahun tersebut sebagai bahan referensi untuk mengetahui dan mendalami prosedur penerimaan Retribusi Pasar.


(13)

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM), mencari dan mengumpukan bahan untuk pembuatan tugas akhir dan melakukan dengan pihak Dosen yang bersangkutan.

2. Studi Literatur

Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini yang menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, majalah, surat kabar, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan praktik yang dilakukan sesuai dengan data ada pada instansi yang bersangkutan mengenai objek study khususnya penerimaan Retribusi Pasar.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data berasal dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Sibolga.


(14)

5. Analisa data dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis melakukan analisa dan evaluasi data atau keterangan mengenai Target dan Realisasi penerimaan Retribusi Pasar.

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber – sumber data adalah sebagai berikut 1. Daftar Wawancara ( Interview Guide )

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan informasi tentang Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah.

2. Data Observasi ( Observasion Guide )

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian.

3. Daftar Dokumentasi ( Optional )

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen – dokumen yang berhubungan dengan penerimaan Retribusi Pasar atau arsip-arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik.

F. Sistematika Penulis laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan praktik kerja


(15)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode pengumulan data serta sistematika penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga.

BAB III GAMBARAN DATA RETRIBUSI PASAR

Pada bab ini penulis menguraikan segala hal yang berkaitan dengan Retribusi Pasar mulai dari pengertian dan dasr hukum, objek dan subjek retribusi pasar, dasar pengenaan, tarif, dan sistem pengelolaan retribusi pasar.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini dijelaskan tentang data-data yang telah dikumpulkan melalui proses analisa dan evaluasi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang bersumber dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri serta pembahasan bab-bab sebelumnya.


(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

A. SEJARAH SINGKAT

Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi Pemerintahan Kota Sibolga.

Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menganut prinsip otonomi yang seluas – luasnya, nyata dan bertanggung jawab, dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang terdiri dari Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislative daerah.

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang di wadahi dalam Sekretariat Daerah, unsur pendukung tugas dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah


(17)

yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah; serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga 194.4.54/14/ 2000 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga, maka terbentuklah Dinas Perindustrian perdagangan koperasi dan UKM Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan pendapatan dan berkembangnya usaha disektor industri dan perdagangan yang didukung oleh Potensi daerah Kota Sibolga, termasuk untuk mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak yang berada di dalam daerah Kota Sibolga.

Melalui prinsip Otonomi yang luas nyata dan bertanggung jawab perubahan sistem Pemerintah dan praktik penyelenggaraan Pemerintah Kota Sibolga telah dilaksanakan melalui berbagai upaya penyusaian dalam mekanisme penyelenggaraan Pemerintah, termasuk didalamnya tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan.

Untuk menjawab tuntutan reformasi khususnya dibidang tugas peningkatan ekonomi kerakyatan dimana secar Operasional menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 merasa perlu untuk menyusun suatu rencana stratejik.


(18)

Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Stratejik adlah untuk memberikan arah dan tujuan yang akan dicapai secara berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau timbul dalam rangka penigkatan ekonomi kerakyatan sehingga lapangan kerja tercipta, pendapatan masyarakat dan kesejahteraan mansyarakat meningkat.

B. STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SIBOLGA

Struktur Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja sama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing – masing diberi tugas wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur dimana merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja dari orang – orang yang menggerakkan organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan tingkat hierarki. Struktur organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integrasi secara efesien dan efektif dari segenap kegiatan organisasi baik secara vertical maupun horizontal.


(19)

Organisasi yang dimaksud untuk membina kehormonisan kerja, agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara teratur dan penuh tanggung jawab. Sehingga rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Kota Sibolga kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Sibolga melalui Sekretaris Daerah Kota.

SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SIBOLGA

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris membawahi :

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

b. Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian

c. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

3. Kepala Bidang Perindustrian membawahi :

a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Perindustrian


(20)

4. Kepala Bidang Perdagangan membawahi :

a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan

b. Seksi Usaha Perdagangan dan Metrologi

c. Seksi Pendaftaran, Informasi dan Pengawasan

5. Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah membawahi :

a. Seksi Kelembagaan dan Klasifikasi Koperasi

b. Seksi Pengembangan dan Restrukturasi Usaha

c. Seksi Kemitraan, Pemasaran, Simpan Pinjam dan Jaringan Usaha

6. Bidang Pembinaan dan Perlindungan membawahi :

a. Seksi Perlindungan Konsumen, Informasi dan Bimbingan Usaha

b. Seksi Promosi dan Pemasaran

c. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Penanaman Modal.

7. Kepala UPTD (Unit Pelayanan Teknis Pasar) Pasar :

Kepala UPTD Pasar yang membawahi personil sebanyak 43 orang dan berfungsi sebagai personil administrasi UPT Pasar pengutip retribusi dan kebersihan.


(21)

8. Jabatan Fungsional.

C. URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOYA SIBOLGA

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sibolga nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas – Dinas Daerah Kota Sibolga mempunyai tugas pokok dan fungsi ssebagai berikut :

1. Tugas Pokok Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Kota Sibolga yaitu melaksanakan kewenangan Otonomi daerah di Bidang Perindustrian dan Perdagangan.

2. Fungsi

a. Merumuskan kebijaksanaan teknis di Bidang Perindustrian dan

Predagangan.

b. Memberikan izin dan pelaksanaan pelayanan umum.

c. Pembinaan terhadap pelayanan teknis dibidang Perindustrian

Perdagangan dan Penanaman Modal

d. Mengkoordinasi tugas dengan Instansi dan Lembaga terkait lainnya.


(22)

f. Melakukan pembinaan atas penyelenggaraan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

g. Melakukan pengatministrasian dan pengelola data Koperasi dan UKM

h. Melakukan pembinaan dan pengawasan serta kegiatan penyuluhan

dibidang Koperasi dan UKM

i. Melaksanakan penyusunan, perumusan dan penjabaran kebijaksanaan

teknis, pemberian bimbingan dibidang Koperasi dan UKM serta memfasilitasi pembiayaan Koperasi dan UKM.

D. GAMBARAN PEGAWAI DAN ANGGOTA PERSONIL

Gambaran Pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Sibolga terdiri dari 72 orang, terdiri dari :

TABEL 2.1 JUMLAH PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KOTA SIBOLGA.

NO JABATAN JUMLAH

1 2 3 4

Pejabat Eselon II b Pejabat Eselon III a Pejabat Eselon III b Pejabat Eselon IV a

1 orang 2 orang 3 orang 14 orang


(23)

5 6

Pejabat UPTD Pasar Staf

1 orang 51 orang Sumber Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Tahun 2010

Tenaga Honorer Dinas Perindagkop dan UKM = 4orang

Tenaga Honorer UPDT Pasar = 14 orang

Tenaga Harian lepas = 4 orang

Klasifikasi pendidikan formal dan golongan personil dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas adalah sebagai berikut :

A. Menurut Pendidikan :

• Pendidikan S2 = - orang

• Pendidikan S1 = 5 orang

• Pendidikan D3 = 2 orang

• Pendidikan SLTA/sederajat = 51 orang

• Pendidikan SLTP/sederajat = 10 orang

• Pendidikan SD

JUMLAH = 72 orang


(24)

B. Menurut Golongan :

• Golongan IV = 2 orang

• Golongan III = 21 orang

• Golongan II = 37 orang

• Golongan I

JUMLAH = 72 orang


(25)

BAB III

TINJAUAN TEORI DAN GAMBARAN DATA HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Tinjauan Teori

Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan pasal 1 ayat 1 mendefenisikan :

Pajak adalah kontribusi wajib negara yang teruhutang oleh orang pribadi atau badan yang berfisat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

1. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak yaitu :

1.Fungsi budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.


(26)

2.Fungsi mengatur ( regulerend )

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh :

a)Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk

mengurangi konsumsi minuman keras.

b)Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk

mengurangi gaya hidup konsumtif.

2. Sumber Pendapatan Asli Daerah

Era Otonomi Daerah menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintah dan pembangunan.

Pemberian Kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi telah mengakibatkan pemungutan berbagai jenis pajak dan retribusi daerah yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Otonomi Daerah diartikan sebagai :


(27)

“ Hak, wewenang dan kewajiapan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang – undangan.”

Sedangkan Daerah Otonom diartikan sebagai :

“ Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas – batas wilayah yang berwenang mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan mansyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi mansyarakat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Pada hakekatnya pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah pasti memerlukan dana yang besar karena semakin banyak pula kemungkinan kegiatan yang akan dilakukan.

Pengelola keuangan yang baik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah, dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah tersebut. Kondisi keuangan kas daerah merupakan masalah dan faktor penentu berjalan tidaknya roda pemerintahan daerah. Agar pertembuhan ekonomi daerah mengalami peningkatan maka kita juga haurs meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Daerah juga perlu memiliki keleluasaan dalam mengunakan dana-dana bantuan yang ada sehingga mempunyai dampak positif


(28)

terhadap peningkatan Peningkatan Asli Daerah (PAD), dengan memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang bisa mendorong peningkatan PAD.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa Pemerintah Daerah sangat membutuhkan sumber-sumber keuangan pengisi kas daerah yang mana dalam hal ini daerah dituntut untuk berusaha mencari dam memanggil segala potensi dan kekayaan daerahnya untuk memedai otonomi daerah srbagai perwujudan Desantralisasi.

Dalam Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004 disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan bersumber dari :

a. Pajak Daerah

Sesuai dengan Ketentuan Umum yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak daerah dijelaskan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orng pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah.

Jenis pajak daerah yang berlaku berdasarkan peraturan Undang – Undang No. 28 Tahun 2009, yaitu :


(29)

1. Pajak Provinsi terdiri dari :

a) Pajak Kendaraan Bermotor

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d) Pajak Air Permuka an

e) Pajak Rokok

2. Pajak Kabupaten / Kota :

a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran

c) Pajak Hiburan

d) Pajak Reklame

e) Pajak Penerangan Jalan

f) Pajak Mineral bukan Logam dan Bantuan

g) Pajak Parkir

h) Pajak Air Tanah


(30)

j) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Banguan

Pajak Daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu melaksanakan otonomi yaitu mengatur rumah tangganya sendiri.

b. Retribusi Daerah

Sesuai dengan Ketentuan Umum yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis – jenis pungutan Retribusi Daerah yang dipungut oleh daerah digolongkan atas :

1) Jasa Umum yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.


(31)

2) Jasa Usaha yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip – prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

3) Perizinan Tertentu yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah

dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan kelestarian lingkungan.

c. Dana Perimbangan

1) Dana Alokasi Umum (DAU)

2) Dana Alakosi Khusus (DAK)

d.Pinjaman daerah baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.


(32)

B.Gambaran Data Retribusi Pasar Kota Sibolga

Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001, tentang Retribusi Daerah di jelaskan bahwa Retribusi Pelayanan Pasar adalah fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa peralatan dan los yang dikelola oleh pemerintah daerah khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

1. Ketentuan Umum

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 07 Tahun 2004 tentang Retribusi Pasar ditentukan beberapa ketentuan antara lain:

1. Daerah adalah Kota Sibolga.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonomi

yang lain sebagai unsur Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

3. Walikota adalah Walikota Sibolga.

4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Sibolga.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sibolga.

6. Dinas adalah Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil


(33)

7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

8. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri atas halaman dan

atau pelataran, bangunan berbentuk losd dan atau kios dan bentuk lainnya yang di kelola oleh Pemerintah kota dan khusus disediakan untuk tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang – barang maupun jasa.

9. Pasar Swasta adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang –

barang maupun jasa yang disediakan oleh swasta.

10.Pasar Penampungan sementara adalah pasar yang ditetapkan oleh pemerintah

Kota Sibolga sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang – barang maupun jasa, akibat adanya rencana Pemerintah pembangunan dan atau peremajaan pasar yang telah ada.

11.Pos Pengawas Hasil Bumi dan ternak adalah tempat pemeriksaan dan atau

menceking surat tanda membayar retribusi dari lokasi pasar di kota dan sekaligus tempat pembayaran retribusi pasar bagi setiap pengusaha atau bukti pembayaran retribusi pasar dan atau kekurangan pembayaran rertibusi pasar atas barang yang dibawa.

12.Losd adalah bangunan didalam lingkungan pasar berbentuk bangunan


(34)

13.Kios adalah bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit – langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan.

14.Tempat pemberhentian kendaraan adalah suatu tempat yang disediakan dan

atau tempat khusus untuk tempat pemberhentian kendaraan bermotor dilingkungan pasar.

15.Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan

oleh pemerintah Kota untuk tujuan kepentingan dan pemenfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

16.Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut perundang –

undangan rertibusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

17.Perhitungan Retribusi Daerah adalah Rincihan besarnya Retribusi yang dapat

harus dibayar oleh wajib retribusi baik pokok Retribusi, Bunga, kekurangan pembayaran retribusi, kelebihan pembayaran retribusi maupun sanksi administrasi.

18.Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dibayar

oleh wajib Retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD ke kas daerah atau ketempat lain yang ditunjuk dengan batas waktunya yang telah ditentukan.


(35)

19.Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya singkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

20.Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah

surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.

21.Surat Ketetapan Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB

adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

22.Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya

disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.

23.Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat

yang digunakan oleh Wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas daerah atau tempat lain yang ditentukan oleh Walikota.

24.Badan Usaha Milik Negara atau Daerah adalah bentuk persekutuan,

perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainya.


(36)

2. Dasar Hukum yang Mengatur Retribusi Pasar

Dasar hukum yang mengatur Retribusi Pasar adalah :

1. Undang – Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang – Undang (UU)

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang – Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1999 jo Undang – Undang Nomor

33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

3. Undang – Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2004 jo Undang – Undang (UU)

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Sedangkan peraturan – peraturan yang mengatur mengenai pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar adalah :

1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

2. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pasar

3. Ketentuan Pasar

Pasar disediakan untuk kepentingan umum sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transanksi jual beli hasil pertanian, non pertanian, ternak dan barang dagangan lainya serta tempat mengadakan usaha lain yang diizinkan Walikota.


(37)

Pasar terdiri dari losd, kios, stand dan atau lapangan terbuka seperti:

1. Losd

a) Lost Kelas I dipergunakan sebagai tempat pemasaran vanili, coklat,

kapulaga, asparagus, tembakau iris, kacang – kacang yang telah dikupas, kemiri kupas dan sejenisnya.

b) Losd Kelas II dipergunakan sebagai tempat pemasaran kacang –

kacangan yang belum dikupas, cengkeh, kopi, kemiri yang belum dikupas, tembakau daun, gula aren, bawang dan jenisnya.

c) Losd Kelas III dipergunakan sebagai tempat pemasaran kain, barang

kelontong dan sejenisnya.

d) Losd Kelas IV dipergunakan sebagai tempat pemasaran padi, sayur

mayur, buah – buahan dan bunga – bungaan secara eceran.

2. Lapangan Terbuaka dipergunakan sebagai tempat pemasaran sayur – mayur,

buah – buahan, bunga – bungaan, ternak, hasil kerajinan rakyat, kayu api, keranjang kulit hewan kering, ijak, dan hasil hutan dan hasil pertanian lainya.

3. Kios atau stand dipergunakan sebagai tempat pemasaran daging, ternak ayam,

barang kelontong, buah – buahan, bunga – bungaan kain dan atau pakaian jadi, barang kerajinan tangan, kebutuhan sembilan bahan pokok lainya serta berjualan makanan, minuman.


(38)

Bagi setiap orang atau badan hukum yang menggunakan pasar dikenakan retribusi pasar.

4. Objek dan Subjek Retribusi Pasar

Adapun yang menjadi Objek Retribusi menurut Peraturan daerah Pemerintah Kota Sibolga Nomor 07 Tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan Pasar adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar berupa Losd, Kios, Stand maupun lapangan terbuka yang disediakan untuk pedagang.

Sedangkan Subjek Retribusi Pelayanan Pasar menurut Peraturan Daerah (Perda) diatas adalah orang pribadi atau badan hukum yang menggunakan dan atau memanfaatkan fasilitas pasar.

5. Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya tarif

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur besarnya tarif Retribusi Pelayanan Pasar didasarkan kepada tujuan untuk biaya penyelenggaraan penyediaan pelayanan, penyediaan fasilitas pasar, biaya operasional, pengawasan dan biaya penyusutan dengan mempertimbangkan kemampuan mansyrakat dan aspek keadilan.

Tingkat pengunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis tempat, kelas pasar yang digunakan, struktur besarnya tarif retribusi diukur berdasarkan jenis fasilitas, luas dan lama pemakaian fasilitas pasar.


(39)

Struktur Besarnya Retribusi Pasar di Pusat Sibolga Nauli. Pasar Aek Habil serta Pasar – pasar lainya ditetapkan :

Tabel 3.1

NO JENIS TEMPAT YANG DIPAKAI LUAS TEMPAT

YANG DIPAKAI

RETRIBUSI HARIAN (RP)

A PASAR SIBOLGA NAULI

1 Pemakaian Pelataran/Etalase

- lantai I - lantai II - lamtai III

1M2 1M2 1M2 500 350 150

2 Pemakaian Pajak Daging 1M2 750

3 Pemakaian Pajak Ikan 1M2 500

4 Pemakaian Kandang Ayam/Pelataran 1M2 500

5 Biaya Kebersihan/Angkutan Sampah Hari 500

WC : kamar kecil

Kamar besar/mandi

- -

300/skali masuk 500/skali masuk Tempat Meletakkan Mesin:

Penggilingan seperti, penggilingan

Kopi, Penggilingan Tepung,

Penggilingan Bumbu-bumbu, penggilingan cabe, pencabutan bulu ayam potong, baik di dalam pelataran maupun di luar pelataran


(40)

B PASAR AEK HABIL

1 Pemakaian Kios Tipe A dan B 1M2 300

2 Pemakaian Pajak Daging 1M2 700

3 Pemkaian Pajak Ikan 1M2 500

4 Pemakaian Pelataran 1M2 350

5 Pemakaian Kandang Ayam 1M2 700

6 WC: kamar kecil

Kamar besar/mandi

- -

300/skali masuk 500/skali masuk

7 Biaya kebersihan/angkutan sampah Hari 250

Struktur besarnya Retribusi Pasar kontrak tahunan di pusat Pasar Sibolga Nauli dan Pasar Aek Habil :

Tabel 3.2 Pasar Sibolga Nauli Kontrak Kios

1. Lantai I

2. Lantai II

3. Lantai III

Rp. 1.000.000/Tahun Rp. 750.000/Tahun Rp. 350.000/Tahun

Kontrak Meja tempat Penjualan daging Rp. 125.000/Tahun


(41)

Pemakaian Listrik Rp. 15.000/Tahun

Pasar 3.3 Pasar Aek Habil

Kontrak Kios Type A Rp. 350.000/Tahun

Kontrak Kios Type B Rp. 250.000/Tahun

Pemakaian Listrik Rp. 10.000/Bulan

Kontrak Kios Jl. Rajawali Rp. 400.000/Tahun

Retribusi Barang – barang Masuk dikenakan Sebagai berikut : Tabel 3.4

1 Kacang tanah dan sejenisnya Rp. 700/goni

2 Cabe bulat Rp. 700/goni

3 Cabe giling Rp. 150/kg

4 Telur ayam, bebek Rp. 25/butir

5 Kelapa Rp. 25/biji

6 Minyak makan Rp. 500/jerigen

7 Nenas, durian, semangka, pepaya, alpokat Rp. 50/biji

8 Langsat, rambutan, kuini, mangga Rp. 700/keranjang

9 Jeruk manis, dan sejenisnya Rp. 700/keranjang


(42)

11 Sayur mayur Rp. 500/karung besar

12 Kentang, tomat Rp. 500/karung besar

13 Ayam dan sejenisnya Rp. 200/ekor

14 Pisang makan Rp. 700/keranjang kecil

15 Pisang goreng Rp. 100/tanden

16 Es batang Rp. 150/batang

17 Arang Rp. 100/keranjang

18 Petai, jengkol, dan sejenisnya Rp. 700/karung besar

19 Ikan kering dan seejenisnya Rp. 200/kg

20 Bawang dan sejenisnya Rp. 1.000/karung besar

21 Mie, kerupuk dan sejenisnya Rp. 500/keranjang kecil

22 Gula merah/arun dan sejenisnya Rp. 100/kg

23 Apel, anggur dan sejenisnya Rp. 1.500/kardus

24 Tepung Rp. 500/karung

25 Jagung Rp. 200/karung kecil

26 Tahu, tempe Rp. 500/ember

27 Markisa Rp. 500/keranjang


(43)

6. Bea Balik Nama (BBN) Kios

1. Hak sewa menyewa kios antara Pemerintah Kota Sibolga dengan Manyarakat

dapat dialihkan dengan Pengaturan sebagai berikut :

a. Dari penyewa kepada orang lain dikenakan biaya balik nama sebesar 10%

(sepuluh perseratus) dari nilai harga bangunan, ditambah biaya administrasi sebesar 10% dari harga BBN

b. Dari penyewa kepada ahli warisnya dikenakan bea balik nama sebesar 5%

(lima seperatus) dari nilai harga Bangunan, ditambah biaya administrasi sebesar 10% dari harga BBN

c. Besarnya nilai harga bangunan ditetapkan oleh Walikota setiap tahunnya

dengan memperhatikan rasa keadilan dan kesesuaian harga.

2. Hak setiap menyewa kios antar Pemerintah Kota Sibolga dengan

masnyarakat, maksimal 2 unit kios setiap orang.

7. Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar

Tata cara Pemungutan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pasar yang telah ditetapkan bahwa:

1. Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang

dipersamakan adalah Tanda Pembayaran Retribusi (TPR).


(44)

3. Apabila dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat waktunya, kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2.5% setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

8. Ketentuan Larangan dan Ketentuan Pidana Bagi pedagang yang berjualan di pasar:

1. Berjualan di jalan masuk dan keluar atau jalan penghubung di dalam pasar

2. Berjualan dengan menggunakan tempat pemberitahuan kendaraan bermotor

kecuali pada tempat yang telah disediakan untuk itu.

3. Melakukan permainan bentuk judi di dalam pasar.

4. Melakukan suatu perbuatan didalam pasar yang sifatnya mengganggu

ketertiban umum.

5. Memperdagangkan barang – barang di dalam pasar yang dapat menimbulkan

kebakaran dan meledak serta dapat membahayakan keselamatan umum bagi orang atau barang tanpa seizin Walikota.

6. Menyalakan atau mempergunakan api didalam pasar yang dapat mudah


(45)

7. Memakai tempat di dalam pasar melebihi dari batas areal yang telah ditetapkan.

8. Menolak petunjuk pejabat dan atau petugas pasar demi ketertiban,

keselamatan dan kerapian di dalam pasar.

Pelanggaran terhadap ketentuan – ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama – lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi – tingginya Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).

9. Penyedikan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota yang pengakatanya ditetapkan sesuai dengan peraturan Perundang – undangan yang berlaku di wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan untuk melakukan tindak pidana di bidang retribusi.

Wewenang Penyidik adalah :

1. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan

bertekanan dengan tindak pidak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan lebih jelas.

2. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi.


(46)

3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orng pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang tindak pidana retribusi.

4. Memeriksa buku – buku, catatan – catatan dan dokumen lain berkenaan

dengan tindak pidana retribusi.

5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,

pencacatan dan dokumen – dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut.

6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyedikan

tindak pidana di bidang retribusi.

7. Menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau

tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa indentitas orang dan dokumen yang dibawa.

8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi.

9. Memanggil orang untuk didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka

atau sanksi.

10.Menghentikan penyediakan.

11.Melakukan tindakan lain yang di anggap perlu untuk kelancaran penyedikan


(47)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar pada Pemerintah Kota dipungut dengan tanda Pembayaran Retribusi. Pelaksanaan pemungutan Retribusi Pasar Pemerintah Kota antara lain :

1. Retribusi Pelayanan Pasar Pemerintahan Kota dipungut oleh Dinas Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah yang ditetapkan dengan surat kepala dinas. Petugas pemungut adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah ditentukan lokasi – lokasi sesuai dengan surat keputusan dinas.

2. Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar dilakukan dengan dua cara :

a. Pemungutan Retribusi Pasar secar harian dengan menggunakan karcis

Untuk Pedagang pelataran (pedagang kaki lima) Retribusi pelayanan Pasar dipungut kepada setiap pedagang setipa sekali pedagang tesebut berjualan. Petugas Pemungut menandai langsung Pedagang dimana pedagang tersebut berjualan dengan menggunakan karcis yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.


(48)

b.Pemugutan Retribusi Pelayanan Pasar secara bulanan dengan memakai kwitansi.

Untuk pemilik kios/stand dipungut perbulan oleh petugas pemungut retribusi dengan menggunakan kartu bukti Sewa dan disertai dengan Tanda Pembayaran Retribusi (TPR) yang sekaligus menjadi kwintasi untuk pembayaran yang telah ditetapkan oleh Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha kecil Menengah. Petugas pemungut menandatangi pemilik kios/stand setiap hari untuk memungut uang retribusi.

B. Tingkat Keberhasilan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar

Pemerintah Kota sebagai salah satu Daerah Otonom yang memiliki hak Otonom. Sesuai dengan Undang – Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah Kota Sibolga dituntut untuk mengisi keangan daerahnya sendiri baik melalui pajak maupun retribusi maupun pajak daerah atau melalui sumber – sumber kekayaan daerah lainnya. Dengan adanya peraturan perundang – undangan tersebut, ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah maka Pemerintah Kota berhak untuk memungut Rertibusi Pelayan Pasar yang mana nantinya kontribusi ini diharapkan dapat membantu pengisian keuangan daerah.


(49)

Dari tabel 4.1 berikut ini dapat dilihat Realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan pasar berdasarkan Rencana Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar dari Tahun Anggaran (TA) 2005 sampai dengan Tahun Anggaran 2007.

Tabel 4.1

Tahun Rencana Penerimaan Realisasi Penerimaan Persen (%)

2006 853.216.800 737.564.300 86%

2007 991.318.200 875.741.800 88%

2008 906.892.200 815.425.800 89,91%

2009 906.692.200 794.507.300 87,63

Sumber : Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Sibolga

Berdasarkan tabel diatas Realisasi Penerimaan dalam tahun anggaran 2006 yaitu Rp 737.564.300,- dimana rencana penerimaan yang telah ditetapkan semula yaitu Rp 853.216.800,- Rencana Penerimaan yang ditetapkan hanya dapat dicapai sebesar 86%.

Selanjutnya untuk tahun anggaran 2007 realisasi penerimaan sebesar Rp. 875.741.800.- dan rencana penerimaan Rp. 991.318.200,- jadi target yang ditetapkan hanya dapat dicapai 88%. hai ini menunjukan bahwa tahun anggaran 2007 realisasi penerimaan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2006) walaupun belum mencapai rencana penerimaan yang telah ditentukan.


(50)

Untuk tahun 2008 rencna penerimaan retribusi pasar Rp. 906.892.200,- dan realisasi penerimaannya Rp. 815.425.800,- rencana penerimaan hanya dapat dicapai 89,91%, begitu juga pada tahun 2009, rencana penerimaan Rp. 906.692.200,- yang dapat terealisasi yaitu Rp. 794.507.300,- Berarti realisasi penerimaan tahun anggaran 2007 terus mengalami penaikan dari tahun – tahun sebelumnya, walaupun pada tahun 2009 terjadi penurunan. Walaupun belum bisa mencapai rencana penerimaan yang telah ditetapkan. Jadi ini semua tidak lepas dari kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya terhadap objek retribusi pelayanan pasar dan kedisiplinan aparatur kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Sibolga dalam menangani tugas – tugasnya terutama dalam hal pemungutan retribusi pelayanan pasar dan membukukannya.

C. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar

Dari masing – masing sumber pendapatan PAD bagian Retribusi Pelayanan Pasar ini memberikan sumbangan yang cukup berarti, dimana untuk setiap jenisnya memberikan kontribusi yang berbeda – beda jumlahnya. Namun dalam Praktik pelaksanaan pemungutannya masih terdapat berbagai faktor penghambat kinerja baik itu berasal dari dalam Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga sendiri. Maupun penghambatan yang berasal dari luar Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga.


(51)

Faktor – faktor penghambat pelaksanaan pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga adalah :

1. Kurangnya pengawas terhadap pegawai lapangan

Adapun Faktor penghambat yang berasal dari dalam Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga sendiri adalah kurang pengawas terhadap pegawai lapangan. Hal ini mengakibatkan kurangnya kedesiplinan petugas dalam melaksanakan tugas – tugasnya terutama dalam hal pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar.

2. Kurangnya Fasilitas sarana Transportasi ke Lapangan

Hal ini membuat petugas belum aktif menagih/memungut retribusi pelayanan pasar karena lokasi tempat wajib retribusi atau tempat pasar berbeda – beda, sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi.

3. Sanksi terhadap wajib retribusi belum dilaksanakan

Sanksi yang terhadap dalam Peraturan Daerah sebagai kekuatan hukum belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini terjadi karena aparat pemungut masih memberikan toleransi wajib retribusi yang tidak mematuhi peraturan yang ada.

4. Rendahnya tingkat kesadaran wajib retribusi dalam memenuhi kewajipan


(52)

Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan wajib retribusi khususnya wajib retribusi di sektor Retribusi Pelayanan Pasar. Oleh karena itu, kesadaran akan pemahaman dan pentingnya arti Retribusi daerah bagi kelangsungan roda pemerintahan Kota Sibolga masih rendah.

D. Upaya mengatasi Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kota Sibolga

Mengingat bahwa Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Sibolga mampu memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam total PAD. Dalam hal ini Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga melakukan berbagai upaya – upaya untuk mengatasi faktor – faktor penghambatan pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar antara lain :

1. Penyuluhan dan pembinaan kepada petugas pemungut Retribusi Pelayanan

Pasar

Salah satu usaha yang dilakukan untuk dapat menigkatkan penerimaan Retribusi Pelayanan pasar adalah melalui penyuluhan dan pembinaan para petugas pemungut retribusi pasar. Penyuluhan dan pembinaan yang dilakukan dalam bentuk tatap muka atau melalui sarana lainnya yang diangggap dapat menyampaikan tujuan oleh Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah kota Sibolga yang mana hasilnya diharapkan dapat memperbaiki kinerja petugas pemungut Retribusi Pelayanan Pasar.


(53)

2. Pengadaan sarana dan prasrana petugas pemungut retribusi pasar

Pengadaan sarana dan prasarana petugas pemungut retribusi pasar yang dimaksud diatas dilakukan secara bertahap oleh Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah kota Sibolga. Dengan Arti sarana dan Prasarana yang nantinya akan digunakan oleh petugas pemungut retribusi pasar, pengadaanya dilakukan secara bertahap.

3. Penyuluhan kepada wajib retribusi

Penyuluhan yang diperuntukan bagi wajib ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah, tetapi juga oleh aparatur pemerintah kota lainnya. Dengan dilakukannya penyuluhan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kesadaran akan pentingnya arti retribusi pada tiap – tiap wajib retribusi yang akan dipergunakan untuk menjalankan roda pemerintahan Kota Sibolga dan untuk kemajuan pembangunan pasar.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian – uraian yang dikemukakan sebelumnya dan data- data yang telah diperoleh dari hasil riset pada Dinas perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

merupakan unit kerja yang tujuannya untuk tumbuh dan berkembangnya usaha disektor industri dan perdagangan yang didukung oleh Potensi daerah dalam rangka Pembangunan Perekonomian Kota Sibolga, serta terwujudnya Kota Sibolga sebagai sentra Perdagangan barang dan jasa di Wilayah Pantai Barat Sumatera Tahun 2010.

2. Kendala – kendala yang diperoleh oleh pihak Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan Usaha kecil Menengah Kota Sibolga dalam hal pembayaran Retribusi Pasar, yaitu :

a. Tingkat pengetahuan Wajib Retribusi Pasar yang masih rendah.


(55)

c. Dinas Perindustrian Perdagangan koperasi dan UKM juga melakukan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan kendala – kendala dalam pembayaran retribusi pasar,. Seperti mengimbau kepadaWajib retribusi untuk membayar retribusi pasar dengan cara sosialisasi langsung, kemudian mningkatkan keterampilan dan kemampuan pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM khususnya dibidang pendataan Retribusi Pasar.

B. SARAN

1. Untuk meningkatkan Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan penyelenggaraan

Pemerintah dan Pembangunan, maka diharapkan partisipasinya aktif dari masyarakat ataupun Wajib pajak retribusi dalam membayar Retribusi Daerah khususnya dan menaati Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.

2. Lebih meningkatkan keterampilan dan loyalitas kerja pegawai khususnya

dibidang Pendataan dan Pengutipan, agar Pelaksanaan Pembayaran Retribusi Pasar dapat terlaksana dengan baik.

3. Pemerintah Kota Sibolga hendaknya menyediakan sarana maupun prasarana

untuk memperlancar tugas pendata dalam pelaksanaan pembayaran Retribusi pasar.


(56)

4. Pemerintah Kota Sibolga hendaknya memasyarakatkan Pajak dan Retribusi daerah lebih intensif, baik melalui artikel, sticker maupun melalui media sarana lainnya.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Jaya, Eko, 2003, Himpunan Peraturan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta.

Mustaqiem, 2008, Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah, UII Pres, Yogyakarta.

Prakosa, Kesit bambang, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Pres, Yogyakarta.

Sugianto, 2008, Pajak dan Retribusi Daerah, Grasindo, Jakarta.

Yani, Ahmad, 2002, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Di Indonesia, Jakarta.

Undang – undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang – undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah

Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah

Peraturan Pemerintah No. 07 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pasar

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dinas – Dinas Daerah Kota Sibolga


(1)

Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan wajib retribusi khususnya wajib retribusi di sektor Retribusi Pelayanan Pasar. Oleh karena itu, kesadaran akan pemahaman dan pentingnya arti Retribusi daerah bagi kelangsungan roda pemerintahan Kota Sibolga masih rendah.

D. Upaya mengatasi Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kota Sibolga

Mengingat bahwa Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Sibolga mampu memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam total PAD. Dalam hal ini Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga melakukan berbagai upaya – upaya untuk mengatasi faktor – faktor penghambatan pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar antara lain :

1. Penyuluhan dan pembinaan kepada petugas pemungut Retribusi Pelayanan Pasar

Salah satu usaha yang dilakukan untuk dapat menigkatkan penerimaan Retribusi Pelayanan pasar adalah melalui penyuluhan dan pembinaan para petugas pemungut retribusi pasar. Penyuluhan dan pembinaan yang dilakukan dalam bentuk tatap muka atau melalui sarana lainnya yang diangggap dapat menyampaikan tujuan oleh Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah kota


(2)

2. Pengadaan sarana dan prasrana petugas pemungut retribusi pasar

Pengadaan sarana dan prasarana petugas pemungut retribusi pasar yang dimaksud diatas dilakukan secara bertahap oleh Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah kota Sibolga. Dengan Arti sarana dan Prasarana yang nantinya akan digunakan oleh petugas pemungut retribusi pasar, pengadaanya dilakukan secara bertahap.

3. Penyuluhan kepada wajib retribusi

Penyuluhan yang diperuntukan bagi wajib ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah, tetapi juga oleh aparatur pemerintah kota lainnya. Dengan dilakukannya penyuluhan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kesadaran akan pentingnya arti retribusi pada tiap – tiap wajib retribusi yang akan dipergunakan untuk menjalankan roda pemerintahan Kota Sibolga dan untuk kemajuan pembangunan pasar.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian – uraian yang dikemukakan sebelumnya dan data- data yang telah diperoleh dari hasil riset pada Dinas perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah merupakan unit kerja yang tujuannya untuk tumbuh dan berkembangnya usaha disektor industri dan perdagangan yang didukung oleh Potensi daerah dalam rangka Pembangunan Perekonomian Kota Sibolga, serta terwujudnya Kota Sibolga sebagai sentra Perdagangan barang dan jasa di Wilayah Pantai Barat Sumatera Tahun 2010.

2. Kendala – kendala yang diperoleh oleh pihak Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha kecil Menengah Kota Sibolga dalam hal pembayaran Retribusi Pasar, yaitu :


(4)

c. Dinas Perindustrian Perdagangan koperasi dan UKM juga melakukan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan kendala – kendala dalam pembayaran retribusi pasar,. Seperti mengimbau kepadaWajib retribusi untuk membayar retribusi pasar dengan cara sosialisasi langsung, kemudian mningkatkan keterampilan dan kemampuan pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM khususnya dibidang pendataan Retribusi Pasar.

B. SARAN

1. Untuk meningkatkan Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan, maka diharapkan partisipasinya aktif dari masyarakat ataupun Wajib pajak retribusi dalam membayar Retribusi Daerah khususnya dan menaati Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.

2. Lebih meningkatkan keterampilan dan loyalitas kerja pegawai khususnya dibidang Pendataan dan Pengutipan, agar Pelaksanaan Pembayaran Retribusi Pasar dapat terlaksana dengan baik.

3. Pemerintah Kota Sibolga hendaknya menyediakan sarana maupun prasarana untuk memperlancar tugas pendata dalam pelaksanaan pembayaran Retribusi pasar.


(5)

4. Pemerintah Kota Sibolga hendaknya memasyarakatkan Pajak dan Retribusi daerah lebih intensif, baik melalui artikel, sticker maupun melalui media sarana lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Jaya, Eko, 2003, Himpunan Peraturan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta.

Mustaqiem, 2008, Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah, UII Pres, Yogyakarta.

Prakosa, Kesit bambang, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Pres, Yogyakarta.

Sugianto, 2008, Pajak dan Retribusi Daerah, Grasindo, Jakarta.

Yani, Ahmad, 2002, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Di Indonesia, Jakarta.

Undang – undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang – undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah

Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah

Peraturan Pemerintah No. 07 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pasar

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dinas – Dinas Daerah Kota Sibolga