Maksim Permufakatan Agreement Maxim
Sebaliknya, tuturan tersebut dapat mengandung maksud “memamerkan cat dinding kepada muridnya” jika disampaikan dalam konteks sang guru baru saja
menyuruh tukang untuk mengecat ruang kelas mereka, ruangan tersebut terlihat menjadi lebih indah dari sebelumnya.
Dalam kaitannya dengan hal ini, Grice dalam Rusminto, 2009: 57 mengemukakan bahwa konteks adalah latar belakang pengetahuan yang sama-
sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur yang memungkinkan mitra tutur untuk memperhitungkan implikasi tuturan dan memaknai arti tuturan dari si penutur.
Sementara itu, Kleden dalam Sudaryat, 2009: 141 mengemukakan bahwa konteks adalah ruang dan waktu yang spesifik yang dihadapi seseorang atau
kelompok orang. Sejalan dengan pendapat tersebut, Schiffrin dalam Rusminto, 2009: 54 menyatakan bahwa konteks adalah sebuah dunia yang diisi orang-orang
yang memproduksi tuturan-tuturan. Orang-orang yang memiliki komunitas sosial, kebudayaan, identitas pribadi, pengetahuan, kepercayaan, tujuan, dan keinginan,
dan yang berinteraksi satu dengan yang lain dalam berbagai macam situasi yang baik yang bersifat sosial maupun budaya. Dengan demikian, konteks tidak saja
berkenaan dengan pengetahuan, tetapi merupakan suatu rangkaian lingkungan di mana tuturan dimunculkan dan diintepretasikan sebagai realisasi yang didasarkan
pada aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat pemakai bahasa.