pemalsuan, tindak pidana terhadap nama baik,terhadap kesusilaan dan lain sebagainya;
11. Dari sudut berapa kali perbuatan untuk menjadi suatu larangan, dibedakan antara tindak pidana tunggal enkelvoudige delicten dan tindak pidana
berangkai samengestelde delicten;
C. Pencurian dan Bentuk-bentuk pencurian 1. Pencurian dalam bentuk pokok
Pengertian pencurian menurut hukum beserta unsur-unsurnya dirumuskan dalam pasal 362 KUHP, adalah berupa rumusan pencurian dalam bentuk pokoknya yang
berbunyi; “Barang siapa mengambil sesuatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain ,dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencuriaan, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda
paling banyak sembilan ratus rupiah” Untuk lebih jelasnya, apabila dirinci rumusan itu terdiri dari unsur-unsur yakni;
1. Unsur-unsur obyektif, terdiri dari: a Perbuatan mengambil
b Obyeknya suatu benda c Unsur keadaan yang menyertai atau melekat pada benda yaitu benda tersebut
sebagian atau seluruhnya milik orang lain.
2. Unsur -unsur subyektif, terdiri dari: a Adanya maksud
b Yang ditujukan untuk memiliki
c Dengan melawan hukum Jadi suatu perbuatan atau peristiwa, baru dapat dikualifisir sebagai pencurian apabila terdapat semua unsur tersebut diatas.
5
1. Unsur- unsur obyektif a Unsur perbuatan mengambil
Dari adanya perbuatan yang dilarang mengambil ini menunjukan bahwa pencurian adalah berupa tindak pidana formil. Mengambil adalah suatu tingkah
laku positif atau perbuatan materiil, yang dilakukan dengan gerakan-gerakan otot yang disengaja yang pada umumnya dengan menggunakan jari jari dan tangan
yang kemudian diarahkan pada suatu benda, menyentuhnya, memegangnya, dan mengangkatnya lalu membawa dan memindahkan ketempat lain atau kedalam
kekuasannya. Akan tetapi sebagaimana dalam banyak tulisan, aktifitas tangan dan jari jari
sebagaimana tersebut diatas bukanlah merupakansyarat dari adanya perbuatan mengambil. Unsur pokok dari perbuatan mengambil adalah harus ada perbuatan
aktif, ditujukan pada benda dan berpindahnya kekuasan benda itu kedalam kekuasannya. Berdasarkan hal tersebut, maka mengambil dapat dirumuskan
sebagai melakukan perbuatan terhadap suatu benda dengan membawa benda tersebut kedalam kekuasanannya secaranyata dan mutlak. Unsur berpindahnya
kekuasaan benda secara mutlak dan nyata adalah merupakan syarat untuk selesainya perbuatan mengambil, yang artinya juga merupakan syarat untuk
selesainya perbuatan pencurian secara sempurna.
6
5
Adami Chazawi, 2004, Kejahatan Terhadap Harta Benda Bayumedia Cetakan ketig, Malang, Hal 5
6
Ibid, hal 6-7
b Unsur benda Pada mulanya benda- benda yang mejadi obyek pencurian ini sesuai dengan
keterangan dalam Memorie Van Toelichting MvT mengenai pembentukan pasal 362 KUHP Kitab Undang
–Undang hukum pidana adalah terbatas pada benda benda bergerak dan benda-benda berwujud. Benda-benda tidak bergerak, baru
dapat menjadi obyek pencurian apabila terlepas dari benda tetap dan menjadi benda bergerak, misalnya sebatang pohon yang telah ditebang atau daun pintu
rumah yang telah terlepas atau dilepas. Apabila petindak terlebih dulu menebang pohon atau melepas daun pintu maka disamping melakukan pencurian ia juga
telah melakukan kejahatan perusakan benda pasal 406 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana
7
Benda bergerak adalah setiap benda yang berwujud dan bergerak ini sesuai
dengan unsur perbuatan mengambil. Benda yangkekuasaannya dapat dipindahkan secara mutlak dan nyata adalah terhadapbenda yang bergerak dan wujud saja.
Benda bergerak adalah setiap benda yang menurut sifatnya dapat berpindah sendiri atau dapat dipindahkan. Sedangkanbenda yang tidak bergerak adalah
benda-benda yang karena sifatnya tidak dapat berpindah atau dipindahkan, suatu lawan pengertian dari benda bergerak. Akan tetapi dalam praktik pengertian benda
yang dapat menjadi obyek pencurian sebagaimana diterangkan diatas tidak sepenuhnya dianut, kadang-kadang ditafsirkan sedemikian luasnya sehingga
sudah jauh menyimpang, sebagai contoh kasus- kasus sebagai berikut:
7
Ibid, hal 9