Penatalaksanaan Ankilosis Sendi Temporomandibula Dengan Gap Arthroplasty
PENATALAKSANAAN ANKILOSIS SENDI
TEMPOROMANDIBULA DENGAN GAP ARTHROPLASTY
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
LOVIORA TRIESTI NIM : 060600071
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(2)
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Bedah Mulut dan MaksiloFasial Tahun 2010
Loviora Triesti
Penatalaksanaan Ankilosis Sendi Temporomandibula Dengan Gap
Arthroplasty
viii + 26 halaman
Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga terjadi inflamasi atau luka pada sendi temporomandibula maka dapat menyebabkan komplikasi seperti ankilosis.
Ankilosis sendi temporomandibula dapat didefenisikan sebagai ketidakmampuan untuk membuka mulut akibat penyatuan jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar mandibula dengan fosa glenoidalis. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ankilosis yaitu trauma, Still’s disease (artritis kronik juvenil) dan artritis rheumatoid, inflamasi pada sendi, riwayat bedah sendi temporomandibula, bedah ortognatik dan trauma yang terjadi pada saat melahirkan.
Salah satu perawatan terhadap ankilosis sendi temporomandibula yaitu dengan teknik gap arthroplasty. Tujuan perawatan ankilosis sendi temporomandibula yaitu tidak hanya untuk merekonstruksi sendi, tetapi untuk mengembalikan fungsi sendi temporomandibula dan mencegah kambuhnya ankilosis setelah pembedahan dilakukan, akan tetapi perawatan ankilosis pada anak – anak dilakukan untuk menyelamatkan pertumbuhan mandibula yang mendekati normal. Penatalaksanaan
(3)
ankilosis sendi temporomandibula merupakan tanggung jawab bersama antara dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial dan diperlukan perencanaan pre-operatif hati – hati, manajemen peri-operatif, perawatan pasca operasi secara teratur, dan kesiapan untuk menangani komplikasi agar perawatan terhadap ankilosis mencapai kesuksesan.
(4)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 19 Maret 2010
Pembimbing : Tanda tangan
Shaukat Osmani Hasbi, drg., Sp.BM ………
(5)
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji pada tanggal 19 Maret 2010
TIM PENGUJI SKRIPSI
KETUA : Olivia Avriyanti Hanafiah, drg., Sp.BM ANGGOTA : 1. Shaukat Osmani Hasbi, drg., Sp.BM
2. Abdullah, drg
(6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan mempersembahkan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran gigi.
Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat dan dorongan dari berbagai pihak selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Sp.Pros., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Shaukat Osmani Hasbi, drg., Sp.BM, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
3. Eddy A. Ketaren, drg., Sp.BM, sebagai Kepala Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedoketran Gigi USU Medan.
4. Seluruh staf pengajar di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial yang telah memberikan ilmu dan bimbingan.
5. Trelia Boel, drg, M. Kes, Sp. RKG sebagai dosen wali yang telah memberikan bimbingan selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan.
(7)
6. Teristimewa kepada Ayahanda drs. H. Rusli Alhamidi dan Ibunda Hj. Atmi MS yang telah memberikan kasih sayang, dukungan moril, materil, nasehat dan doa yang tak henti – hentinya kepada penulis.
7. Kakak,abang dan adik penulis, Almia, Humanda, dan Gallha yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
8. Teman-teman terbaikku, Baleh, Bang Uke, Bang Iman BS, Bang Iman, Kak Unun, Kak Olie, Kak Sally, Bang Taufik, Lita, Tika, Mita, Noni, Ica, Wina, Luki, Nanda,Dita, Uul atas dukungan, semangat, doa dan harapan yang selama ini diberikan kepada penulis
9. Delly Bayu Putra yang selalu bisa memberikan semangat, dukungan dan bantuan yang sangat banyak, kapan dan di mana saja
10. Teman-teman angkatan 2006 dan senior-senior yang telah memberikan dukungan dan semangat selama ini dan semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak bisa disebutkan satu – persatu.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.
Medan,Maret 2010 Penulis,
(Loviora Triesti) NIM : 060600071
(8)
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
BAB 2 ANKILOSIS SENDI TEMPOROMANDIBULA 2.1 Defenisi ... 3
2.2 Anatomi Sendi Temporomandibula ... 4
2.3 Etiologi ... 6
2.4 Klasifikasi ... 8
2.5 Gejala Klinis ... 9
2.6 Diagnosa ... 10
2.6.1 Riwayat Keluhan ... 11
2.6.2 Pemeriksaan Klinis ... 11
2.6.3 Radiografi... 12
2.6.4 Diagnostik Khusus ... 14
BAB 3 GAP ARTHROPLASTY 3.1 Defenisi ... 16
3.2 Keuntungan dan Kerugian ... 17
3.3 Tujuan Perawatan ... 18
BAB 4 PENATALAKSAAN ANKILOSIS SENDI TEMPOROMANDIBULA DENGAN GAP ARTHROPLASTY 4.1 Teknik Bedah ... 20
4.2 Perawatan Pasca Bedah ... 21
(9)
BAB 5 KESIMPULAN ... 24
DAFTAR PUSTAKA ... 26
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1(a) Sendi temporomandibula yang normal ... 3
(b) Ankilosis pada sendi temporomandibula ... 4
2 Sendi temporomandibula yang normal ... 6
3(a) Gejala yang diakibatkan ankilosis tampak depan ... 10
(b) Gejala yang diakibatkan ankilosis tampak samping ... 10
(c) Terbatasnya pembukaan mulut pada ankilosis sendi Temporomandibula ... 10
4 Gambaran radiografis ankilosis pada sendi temporomandibula sebelah kiri ... 13
5(a) Gambaran CT-scan ankilosis secara aksial... 14
(b) Gambaran CT-scan ankilosis secara koronal ... 14
6 Gambaran ankilosis dengan 3D CT-scan ... 14
7 Teknik gap arthroplasty ... 17
8 Insisi preaurikular ... 21
9 Insisi pada daerah preaurikular menunjukkan ankilosis ... 21
10 Osteotomi dilakukan untuk mendapatkan celah ... 21
(11)
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Bedah Mulut dan MaksiloFasial Tahun 2010
Loviora Triesti
Penatalaksanaan Ankilosis Sendi Temporomandibula Dengan Gap
Arthroplasty
viii + 26 halaman
Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga terjadi inflamasi atau luka pada sendi temporomandibula maka dapat menyebabkan komplikasi seperti ankilosis.
Ankilosis sendi temporomandibula dapat didefenisikan sebagai ketidakmampuan untuk membuka mulut akibat penyatuan jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar mandibula dengan fosa glenoidalis. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ankilosis yaitu trauma, Still’s disease (artritis kronik juvenil) dan artritis rheumatoid, inflamasi pada sendi, riwayat bedah sendi temporomandibula, bedah ortognatik dan trauma yang terjadi pada saat melahirkan.
Salah satu perawatan terhadap ankilosis sendi temporomandibula yaitu dengan teknik gap arthroplasty. Tujuan perawatan ankilosis sendi temporomandibula yaitu tidak hanya untuk merekonstruksi sendi, tetapi untuk mengembalikan fungsi sendi temporomandibula dan mencegah kambuhnya ankilosis setelah pembedahan dilakukan, akan tetapi perawatan ankilosis pada anak – anak dilakukan untuk menyelamatkan pertumbuhan mandibula yang mendekati normal. Penatalaksanaan
(12)
ankilosis sendi temporomandibula merupakan tanggung jawab bersama antara dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial dan diperlukan perencanaan pre-operatif hati – hati, manajemen peri-operatif, perawatan pasca operasi secara teratur, dan kesiapan untuk menangani komplikasi agar perawatan terhadap ankilosis mencapai kesuksesan.
(13)
BAB 1 PENDAHULUAN
Sendi temporomandibula merupakan suatu sendi sinovial yang mengandung cairan sinovial sebagai pelumas pada permukaan artikularnya.1 Sendi temporomandibula dibentuk oleh kondilus mandibula yang berada pada fosa glenoidalis pada tulang temporal dan dipisahkan oleh diskus artikularis.2 Sendi temporomandibula merupakan salah satu sendi yang paling penting dan paling kompleks di dalam tubuh manusia.3 Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius.4 Apabila terjadi inflamasi atau luka pada sendi temporomandibula maka dapat menyebabkan komplikasi seperti ankilosis.3
Kata ankilosis berasal dari bahasa Yunani yang artinya kekakuan sendi akibat proses suatu penyakit.5-6 Ankilosis sendi temporomandibula dapat didefenisikan sebagai ketidakmampuan untuk membuka mulut akibat penyatuan jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar mandibula dengan fosa glenoidalis.5,7-12 Kesukaran dalam membuka mulut dapat menyebabkan berbagai masalah pada pasien seperti gangguan pada pengunyahan, berbicara, dan menyebabkan kebersihan mulut menjadi buruk. Selain itu, ankilosis pada sendi temporomandibula juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan wajah yang normal serta mandibula sehingga menyebabkan asimetri pada wajah yang biasanya terjadi pada anak-anak, karena ankilosis yang terjadi pada satu sisi sehingga akhirnya menimbulkan masalah psikologis.3-5,7-9,11,13
(14)
Walaupun telah banyak mengalami perkembangan di masa yang lalu, perawatan pada ankilosis sendi temporomandibula tetap menimbulkan tantangan yang signifikan karena teknik yang sulit dan tingginya insidensi kambuhnya ankilosis pada sendi temporomandibula tersebut setelah dilakukan perawatan. Beberapa literatur telah banyak menjelaskan teknik yang dilakukan untuk perawatan ankilosis sendi temporomandibula. Diantaranya yaitu gap arthroplasty, arthroplasty,
,interpositional graft, total joint replacement, dan kondilektomi.2,7-12
Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan ankilosis pada sendi temporomandibula dan perawatannya dengan menggunakan gap arthtroplasty. Sehingga dokter gigi dapat menentukan diagnosa dan perawatan yang tepat dalam menangani ankilosis pada sendi tempromandibula tersebut dan mengembalikan fungsi normal sendi temporomandibula tersebut.
Manfaat penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi mengenai penyebab ankilosis, diagnosa dari ankilosis serta teknik perawatan yang tepat untuk menangani masalah ankilosis sehingga nantinya dapat memberikan perawatan yang sempurna pada pasien.
(15)
BAB 2
ANKILOSIS SENDI TEMPOROMANDIBULA
2.1 Defenisi
Ankilosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti kekakuan pada sendi akibat proses dari suatu penyakit. Ankilosis dapat didefenisikan sebagai penyatuan jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar dengan fosa glenoidalis yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam membuka mulut sehingga menimbulkan masalah dalam pengunyahan, berbicara, estetis, kebersihan mulut pasien dan masalah psikologis. 5,7-12 Ankilosis juga merupakan immobilisasi atau fiksasi sendi akibat keadaan yang patologis yang dapat bersifat intrakapsular atau ekstrakapsular.14
Gambar (1a) Sendi temporomandibula yang normal. (Dollar JV. Educated patient – enhanced outcome. TM J 2004;III (3) : 8)
(16)
Gambar (1b) Ankilosis pada sendi tempo- romandibula. (Dollar JV. Educated patient-
enhanced outcome.TM J 2004;III (3) : 8)
2.2 Anatomi Sendi Temporomandibula
Sendi temporomandibula merupakan suatu sendi atau perlekatan yang bilateral dan dapat bergerak yang menghubungkan antara mandibula dengan tulang tengkorak.1
Sendi temporomandibula didukung oleh :1,4,14,20 1). Artikulasi tulang
Sendi temporomandibula terdiri dari persendian yang dibentuk oleh tulang, yang terdiri dari fosa glenoidalis dan prosesus kondilaris mandibula. Prosesus kondilaris ini berbentuk elips yang tidak rata apabila dilihat dari potongan melintang. Sedangkan permukaan artikular dari persendian dilapisi oleh jaringan fibrokartilago yang lebih banyak dibanding kartilago hialin.
(17)
2). Diskus Artikularis
Diskus tersusun dari tiga bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan 3 mm, zona intermediat yang tipis, dan pita anterior dengan ketebalan 2 mm.
3). Kapsula
Kapsula merupakan ligamen tipis yang memanjang dari bagian temporal fosa glenoidalis di bagian atas, bergabung dengan tepi meniskus, dan mencapai bawah leher prosesus kondilaris untuk mengelilingi seluruh sendi.
4). Ligamen
Ligamen-ligamen yang terdapat pada sendi temporomandibula yaitu ligamen temporomandibula, ligamen sphenomandibula,ligamen stylomandibula, dan ligamen malleolar mandibula. Ligamen tersebut berfungsi sebagai pelekat tulang dengan otot dan dengan tulang yang lain.
5). Suplai pembuluh darah dan saraf
Suplai saraf sensoris ke sendi temporomandibula didapat dari nervus aurikulotemporalis dan nervus masseter cabang dari nervus mandibularis. Jaringan pembuluh darah untuk sendi berasal dari arteri temporalis superfisialis yang merupakan cabang dari arteri carotis eksterna.
(18)
Gambar (2) Sendi temporomandibula yang normal.(George A. Temporo-mandibulajoint
(TMJ)<http://members.rediff.com/dental/tmj.
html>(15 September 2009))
2.3 Etiologi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ankilosis sendi temporomandibula antara lain : 2,10,15
1). Trauma
Trauma merupakan penyebab utama dari ankilosis sendi temporomandibula. Menurut Ellis, fraktur kondilar khususnya fraktur pada leher kondilar merupakan penyebab utama terjadinya ankilosis pada sendi temporomandibula. Tetapi pada awal tahun 1978, Laskin menguraikan beberapa faktor yang mendukung terjadinya trauma pada mandibula sehingga mengakibatkan ankilosis yaitu :
a). Usia pasien
Pada pasien yang masih muda, kapsula belum berkembang dengan baik sehingga memudahkan dalam terjadinya pergeseran kondilar dari fosa glenoidalis.
(2 ))
(19)
b). Tingkat keparahan trauma
Kerusakan dari kondilus, diskus dan fosa dipengaruhi oleh derajat keparahan trauma.
c). Lokasi fraktur
Cedera pada intrakapsular mempunyai dampak yang lebih besar dalam terjadinya ankilosis.
d). Diskus artikularis
Kontak langsung antara kondilus yang patah dengan fosa glenoidalis dapat menyebabkan berkembangnya ankilosis.
e). Durasi immobilisasi
Laskin menyatakan bahwa meskipun percobaan untuk membuat ankilosis buatan dengan memperpanjang waktu dari fiksasi tidak berhasil, tetapi hal ini tidak menghilangkan peran dari durasi immobilisasi sebagai faktor etiologi.
2). Still’s disease ( Artritis kronik juvenil) dan artritis rhematoid
Kerusakan sendi secara kronik, deformitas dan terbatasnya pertumbuhan mandibula dapat disebabkan oleh penyakit oligoarticular rheumatoid juvenil.
3). Inflamasi pada sendi
Artritis septik dan artritis tuberkulosa dapat menyebabkan ankilosis. 4). Riwayat bedah pada sendi temporomandibula
Pada pasien yang telah mengalami pembedahan pada sendi temporomandibulanya apabila permukaan dari sendi tidak sembuh secara tepat maka permukaan tersebut akan lebih meradang dan jaringan yang fibrotik akan melekat pada diskus sehingga dapat berpotensi menjadi ankilosis.
(20)
5). Bedah ortognatik
Efek dari operasi bimaksiler pada kondilar telah diketahui secara jelas dimana perubahan-perubahan pada posisi kondilar dapat mempengaruhi artikulasi dan fungsi secara signifikan.
6).Penyebab lainnya
Ankilosis kongenital biasanya dihubungkan dengan forcep yang digunakan pada waktu melahirkan dimana forcep tersebut menyebabkan kerusakan pada sendi temporomandibula pada neonatus.
2.4 Klasifikasi
Terdapat beberapa klasifikasi yang dipergunakan untuk menjelaskan ankilosis sendi temporomandibula. Topazian (1966) mengklasifikasikan ankilosis sendi temporomandibula antara lain : 2
1) Tipe I
Perlekatan fibrous pada atau di sekitar sendi yang membatasi pergerakan kondilar. 2) Tipe II.
Pembentukan tulang antara kondilus dan fosa glenoidalis 3) Tipe III
Penyatuan leher kondilus pada fosa secara menyeluruh.
Kazanjian mengklasifikasikan ankilosis sendi temporomandibula sebagai berikut :
1) Ankilosis murni/ ankilosis intra artikular
(21)
2) Pseudoankilosis/ ankilosis ekstra artikular
Ankilosis yang terjadi akibat penyakit yang tidak berhubungan secara langsung dengan sendi.
Selain itu, terdapat juga klasifikasi menurut Sawhney yang mengklasifikasikan ankilosis sendi temporomandibula antara lain : 7,11
1) Tipe I
Pembentukan tulang yang minimal, tetapi perlekatan fibrous meluas sampai di sekitar sendi.
2) Tipe II
Terjadi pembentukan tulang khususnya pada pinggiran permukaan sendi. 3) Tipe III
Pembentukan tulang antara mandibula dengan tulang temporal. 4) Tipe IV
Digantikannya sendi dengan massa tulang.
2.5 Gejala Klinis
Gejala-gejala yang diakibatkan oleh ankilosis pada sendi temporomandibula dapat dilihat dari aspek fungsional,estetis, dan psikologi. Ankilosis pada mandibula dapat menyebabkan yaitu: 9
1). Keterbatasan pada pergerakan rahang 2). Berkurangnya fungsi pengunyahan 3). Keterbatasan pada pembukaan mulut 4). Terhambatnya pertumbuhan wajah
(22)
(3a) )
5). Pengucapan yang tidak jelas
6). Pertumbuhan mandibula berkurang sehingga menyebabkan bird face 7). Asimetri pada wajah apabila ankilosis terjadi hanya pada satu sisi 8). Susah bernafas dan menelan
9). Mendengkur dan susah bernafas saat tidur
10).Gigi yang tidak teratur akibat kurangnya ruang untuk erupsi komponen gigi yang normal.
Gambar (3a) Gejala yang diakibatkan ankilosis tampak depan dan (3b) tampak samping. Martins Wd. (Report of ankylosis of the temporomandibular joint :
treatment with a temporalis muscle flap andaugmentation genioplasty. J Contemp
Dent Pract 2006:7(1):2)
Gambar (3c) Terbatasnya pembukaan mulut pada ankilosis sendi temporomandibula. (Martins WD Report of ankylosis of the temporomandibular
joint : treatment with a temporalis muscle flap and augmentation genioplasty. J Contemp Dent
Pract 2006:7(1):2) (3c)
)
(3b) )
(23)
2.6 Diagnosa ankilosis sendi temporomandibula
Diagnosa dari penyakit atau gangguan fungsi sendi temporomandibula dilakukan dengan pemeriksaan riwayat pasien, pemeriksaan klinis yang hati-hati dan terkadang membutuhkan pemeriksaan tambahan yaitu artroskopi. Diagnosa dari penyakit atau gangguan fungsi sendi temporomandibula juga tergantung pada ketepatan interpretasi hasil foto rontgen.1,14
2.6.1 Riwayat penyakit
Keluhan yang dirasakan oleh penderita ankilosis sendi temporomandibula yaitu :
1) Perubahan luas pergerakan pembukaan mulut/ trismus
Pada penderita sendi temporomandibula dapat dilihat berkurangnya luas pergerakan yang nyata, khususnya pada jarak antar insisal.
2) Perubahan oklusi
Beberapa penderita mengeluhkan perubahan pada gigitan, dimana gigi penderita tidak terkatup secara tepat.
3) Perawatan sebelumnya
Informasi mengenai perawatan sebelumnya juga dapat membantu dalam menegakkan diagnosa. Dilakukan pencatatan kronologi perawatan sebelumnya khususnya perawatan bedah pada sendi temporomandibula.
2.6.2 Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis pada penderita ankilosis sendi temporomandibula dapat didasarkan atas pemeriksaan terhadap :
(24)
1) Oklusi
Dilakukan pemeriksaan pada gigi secara menyeluruh dengan memperhatikan faktor oklusi. Gangguan oklusi secara umum bisa langsung diperiksa.
2) Pembukaan antar insisal
Evaluasi luas pergerakan mandibula yang diukur dengan penggaris dengan skala milimeter atau jangka.
3) Pergerakan lain
Pengukuran pergeseran secara lateral biasanya pada titik atau garis tengah kemudian dibandingkan kesimetrisannya.
4) Deviasi
Deviasi pada mandibula sewaktu membuka mulut atau protrusi dapat terlihat dengan jelas.
2.6.3 Radiografi
Radiografi yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa dari ankilosis sendi temporomandibula yaitu : 6,13
1. Orthopantomograph dapat digunakan untuk melihat kedua sendi temporomandibula sehingga dapat dibandingkan jika ankilosis hanya mengenai satu sisi.
2. Foto TMJ transkranial dapat digunakan untuk menentukan diagnosis perubahan yang menyangkut jaringan tulang dan adanya keterbatasan pergerakan dengan cara membandingkan posisi prosesus kondilaris dua sisi dalam keadaan terbuka dan tertutup
(25)
4
3. Computed Tomography Scan (CT-scan) dapat digunakan untuk mengukur
lebar anteroposterior dan relasi sendi terhadap fosa kranio media. Selain itu, 3D
CT-scan juga dapat memberikan gambaran deformitas yang nyata.
Pada pemeriksaan radiografi, sendi temporomandibula yang terkena ankilosis akan menunjukkan gambaran adanya kehilangan bentuk sendi yang normal dengan penyatuan prosesus kondiloideus dan fosa glenoidalis. Dimana luasnya bervariasi dan tergantung pada keparahan ankilosis tersebut.2,17
Gambar (4) Gambaran radiografis ankilosis pada sendi temporomandibula sebelah kanan. (Malik NA. Textbook of
oral and maxillofacial surgery.2nd Ed. 2008 : 226)
Pada tahun 1980, computed tomography scan (CT-scan) mulai diaplikasikan pada ankilosis sendi temporomandibula. Pemeriksaan ankilosis sendi temporomandibula dengan menggunakan CT-scan dalam arah sagital, koronal, aksial menunjukkan terjadinya perluasan dan kepadatan massa tulang dan penebalan pada tulang temporal di daerah glenoid. Massa ankilosis mempunyai gambaran yang khas bila dilihat dari pandangan koronal, dimana gambarannya terlihat seperti bentuk
(26)
(5a) )
(5b) )
6
jamur. CT-scan juga dapat memberikan gambaran yang jelas ankilosis yang disebabkan secara ekstra artikular.2,4
Gambar (5a) Gambaran CT-scan ankilosis secara aksial dan (5b)secara koronal. (Vasconcelos BCE, Bessa-nogueira RV,Cyproano RV. Treatment
of temporomandibular joint ankylosis by gap arthroplasty. Med Oral Patol
Oral Cir Bucal 2006:11:68)
Gambar (6) Gambaran ankilosis dengan 3D CT-scan. (Malik NA. Textbook of
Oral and maxillofacial surgery.2nd Ed.
2008 : 230)
2.6.4 Pemeriksaan dengan Artroskopi
Pemeriksaan ankilosis sendi temporomandibula secara diagnostik khusus dilakukan dengan menggunakan artroskopi pada sendi temporomandibula. Artroskopi
(27)
adalah suatu prosedur yang melibatkan serat optik kecil yang disisipkan kepada celah diatas sendi sehingga memungkinkan dilakukannya pengamatan pada struktur sendi temporomandibula serta untuk mengatasi terbatasnya akses pada sendi temporomandibula sewaktu pembedahan. Artroskopi dapat digunakan sebagai diagnostik dan sebagai terapi. Artroskopi secara diagnostik diindikasikan saat pemeriksaan langsung pada sendi diperlukan untuk memastikan dugaan kelainan klinis yang tidak mudah dipastikan dengan prosedur diagnostik yang lain.1
Pemeriksaan ini dilakukan dengan artroskop berdiameter luar 2,4 mm dan 2,7 mm dan diameter optikal 1,7 mm dan 2,4 mm. Lensa pembesar bervariasi dari pembesaran 1 x hingga 15 x tergantung pada jarak antara obyek dan ujung artroskop. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan anastesi lokal.14
(28)
BAB 3
GAP ARTHROPLASTY
Berbagai macam teknik bedah untuk mengoreksi ankilosis pada sendi temporomandibula telah berkembang. Pembedahan pada sendi temporomandibula saat ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi normal dari sendi dengan cara mereseksi sendi yang terkena ankilosis, prosesus koronoideus, ligamen, dan perlekatan fibrous antara tulang tengkorak dengan rahang bawah. Hal ini akan mengakibatkan normalnya pertumbuhan dan fungsi tetapi mungkin memerlukan berbagai perawatan untuk mencapai keberhasilan.2
Salah satu teknik yang berkembang adalah gap arthroplasty. Gap arthroplasty untuk mengatasi ankilosis sendi temporomandibula pertama kali diperkenalkan oleh Abbe pada tahun 1880
.
3.1 Defenisi
Istilah gap arthroplasty digunakan untuk mendeskripsikan suatu metode perawatan ankilosis pada sendi temporomandibula dengan cara membuat celah minimal 1 cm antara fosa glenoidalis dengan ramus mandibula dengan tujuan mencegah kambuhnya ankilosis tanpa menempatkan substansi di antara celah tersebut. Pembuangan tulang dilakukan dengan hati – hati dan harus menciptakan celah baru yang adekuat. 6,10
Selain itu juga dikenal teknik interpositional gap arthroplasty yaitu suatu metode perawatan ankilosis pada sendi temporomandibula dengan membuat celah
(29)
minimal 1 cm antara fosa glenoidalis dengan ramus mandibula kemudian menempatkan substansi misalnya fasia temporal dan kartilago. Gap arthroplasty diindikasikan untuk ankilosis dengan tipe Sawhney I, II, dan III karena tidak diperlukan pembuangan tulang yang banyak sehingga ramus menjadi pendek. Sedangkan interpositional gap arthroplasty diindikasikan untuk ankilosis dengan tipe Sawhney IV dimana sendi telah digantikan oleh massa tulang. Namun bila terjadi kegagalan dalam menempatkan substansi maka dapat menyebabkan kambuhnya ankilosis.3,23
Gambar (7). Teknik gap arthroplasty (Malik NA. Textbook of oral and
maxillofacial surgery. 2008 : 232
3.2 Keuntungan dan Kerugian
Walaupun telah banyak teknik yang dikembangkan dalam perawatan ankilosis sendi temporomandibula, tetapi sampai saat ini tidak ada metode tunggal yang paling efektif yang dapat memberikan hasil yang memuaskan.2,11
Teknik gap arthtroplasty juga mempunyai keuntungan dan kerugian. Menurut Kaban,penggunaan teknik gap arthroplasty mempunyai keuntungan yaitu metodenya
(30)
sederhana sehingga waktu operasi akan menjadi singkat. Sedangkan kerugian menggunakan teknik gap arthroplasty yaitu dapat menyebabkan pseudoartikulasi dan ramus menjadi pendek, dan dapat meningkatkan resiko kambuhnya ankilosis. Roychoudhury merekomendasikan pembuatan celah kira – kira 15 mm diantara fosa glenoidalis dan mandibula, serta latihan membuka mulut untuk mencegah kambuhnya ankilosis pada pasien dengan perawatan gap arthroplasty.8
3.3 Tujuan Perawatan
Perawatan ankilosis pada sendi temporomandibula mempunyai beberapa tujuan yaitu:6
a. Menghilangkan massa ankilosis dan menciptakan celah sehingga sendi dapat bergerak secara normal
b. Menciptakan sendi yang fungsional sehingga dapat memperbaiki fungsi pengunyahan pasien, dan meningkatkan kebersihan mulut pasien.
c. Merekonstruksi sendi temporomandibula dan mengembalikan tinggi vertikal pada ramus.
d. Mencegah kambuhnya ankilosis
e. Mengembalikan pertumbuhan wajah yang normal pada pasien. f. Mengembalikan estetis pasien
(31)
BAB 4
PENATALAKSANAAN ANKILOSIS SENDI TEMPOROMANDIBULA DENGAN GAP ARTHROPLASTY
Penatalaksanaan ankilosis sendi temporomandibula merupakan tanggung jawab bersama antara dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial serta spesialis tertentu dan tenaga kesehatan terkait. Meski diagnosis awal dilakukan oleh dokter gigi umum, namun diagnosa, rencana perawatan dan tindakan pembedahan dilakukan oleh dokter spesialis bedah mulut dan maksilofasial.14
Perawatan ankilosis sendi temporomandibula umumnya dilakukan dengan pembedahan. Perawatan terhadap ankilosis harus dilakukan ketika diagnosa terhadap ankilosis telah ditegakkan. Pembedahan yang dilakukan lebih awal dapat meminimalisasi terhambatnya pertumbuhan wajah.19
Tujuan perawatan ankilosis sendi temporomandibula yaitu tidak hanya untuk merekonstruksi sendi, tetapi untuk mengembalikan fungsi sendi temporomandibula dan mencegah kambuhnya ankilosis setelah pembedahan dilakukan, akan tetapi perawatan ankilosis pada anak – anak dilakukan untuk menyelamatkan pertumbuhan mandibula yang mendekati normal. Perawatan pada sendi temporomandibula juga tergantung pada beberapa faktor, misalnya usia pasien, perluasan ankilosis, dan tipe dari ankilosis tersebut. 2,14,17
Perencanaan pre-operatif yang dilakukan secara hati – hati, manajemen peri-operatif, perawatan pasca operasi yang dilakukan secara teratur, dan kesiapan untuk
(32)
menangani komplikasi yang akan terjadi merupakan kunci kesuksesan dalam melakukan perawatan terhadap ankilosis sendi temporomandibula.2
4.1 Teknik Bedah
Perawatan ankilosis pada sendi temporomandibula dengan gap arthroplasty adalah sebagai berikut : 2,5-8,11,17
1) Prosedur pembedahan dilakukan dibawah anestesi umum dengan menggunakan intubasi melalui trakeostomi karena sulitnya intubasi secara naso dan endotracheal. Trakeostomi dilakukan untuk menghindari terjadinya sumbatan pada jalan nafas.
2) Dilanjutkan dengan pembuatan insisi pada daerah preaurikular. Insisi dilakukan melalui fasia temporal superfisialis yang diretraksi di bagian anterior untuk menghindari terjadinya cedera pada saraf fasialis.
3) Insisi pada daerah preaurikular dilakukan sehingga periosteum pada daerah arkus zigomatikus terlihat.
4) Setelah daerah sendi terlihat dan diidentifikasi daerah yang mengalami ankilosis dilakukan osteotomi pada massa tulang dengan menggunakan bur dan pahat.
5) Kemudian dilakukan osteotomi pada prosesus kondiloideus dan fosa glenoidalis sehingga terbentuk celah 10 - 15 mm antara bagian atas fosa dengan mandibula. Bagian tulang yang tajam dihaluskan dengan bone file.
6) Irigasi dengan larutan povidon iodine dan drainase dengan larutan saline untuk mencegah terjadinya edema dan infeksi.
(33)
7) Flap dikembalikan dan dijahit, kemudian dilakukan dressing pada luka bedah.
Gambar (8) Insisi preaurikular. (Heffez LB.Peterson’s principle
of oral and maxillofacial surgery : 993)
Gambar (9). Insisi pada daerah preaurikular Gambar (10). Osteotomi untuk dilakukan menunjukkan ankilosis. mendapatkan celah.( Das UM, Keerthi (Vasconcelos BCE, Bessa-nogueira RV, R, Ashwin DP, Venkata RS, Reddy D, Cyproano RV. Treatment of temporomandi- Shiggaon N Ankylosis of temporoman-
bular joint ankylosis by gap arthroplasty. dibular joint in children. J Indian Soc
(34)
Gambar (11). Celah kira-kira 15 mm setelah dilakukan osteotomi. (Vasconcelos BCE,
Bessa-nogueira RV,Cyproano RV.Treatment
of temporomandibular joint ankylosis by gap arthroplasty. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2006:11:68)
4.2 Perawatan Pasca Bedah
Pasca pembedahan, pasien diberi obat – obatan yaitu antibiotik dan analgetik yang diberikan secara intravena. Pasien harus melakukan diet lunak kemudian dilakukan fisioterapi pada pasien. Kemudian, jahitan dibuka 1 minggu pasca pembedahan.2
Fisioterapi pada rahang dilakukan sehari sesudah operasi untuk melatih pergerakan sendi. Setelah prosedur operasi dilakukan dicatat tanggal pelaksanaan operasi, jarak maksimal pembukaan rahang, dan oklusi pasien. Setelah itu, 3 - 4 minggu kemudian pasien dapat makan secara normal. Pasien melakukan evaluasi selama 24 bulan untuk melihat jarak maksimal pembukaan rahang, komplikasi dan terjadinya rekurensi.5,8
(35)
4.3 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi setelah pembedahan ankilosis sendi temporomandibula yaitu :
a. Inflamasi
b. Perdarahan karena terjadinya kerusakan pada pembuluh darah temporalis superfisialis, pleksus pterigoideus, dan maksila internal.
c. Kerusakan pada meatus auditorius eksternus
d. Kerusakan pada fosa glenoidalis yang dapat menyebabkan perforasi ke dalam fosa kranial media
e. Kerusakan saraf aurikulotemporalis dan saraf fasialis f. Menyebabkan kerusakan pada kelenjar parotis g. Open bite
h. Rekurensi yang dapat terjadi karena tidak adekuatnya celah yang telah dibuat, dan fisioterapi yang tidak adekuat.
(36)
BAB 5 KESIMPULAN
Sendi temporomandibula merupakan salah satu sendi yang paling penting dan paling kompleks di dalam tubuh manusia dan merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius.
Ankilosis sendi temporomandibula dapat didefenisikan sebagai ketidakmampuan untuk membuka mulut akibat penyatuan jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar mandibula dengan fosa glenoidalis. Ankilosis mandibula dapat menyebabkan berbagai masalah seperti gangguan pengunyahan, berbicara, dan menyebabkan kebersihan mulut menjadi buruk dan dapat juga menyebabkan asimetri pada wajah akibat gangguan pada pertumbuhan wajah yang normal pada anak – anak.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ankilosis yaitu trauma, Still’s disease (artritis kronik juvenil) dan artritis rheumatoid, inflamasi pada sendi, riwayat bedah sendi temporomandibula, bedah ortognatik dan trauma yang terjadi pada saat melahirkan.
Ankilosis pada sendi temporomandibula dapat berupa ankilosis murni atau ankilosis intra artikular yaitu ankilosis yang terjadi akibat perlekatan tulang atau fibrous pada sendi dan dapat juga berupa pseudoankilosis atau ankilosis ekstra artikular yaitu ankilosis yang terjadi akibat penyakit yang tidak berhubungan secara langsung dengan sendi.
(37)
Gejala-gejala yang diakibatkan oleh ankilosis pada sendi temporomandibula dapat dilihat dari aspek fungsional,estetis, dan psikologi dan mempunyai gejala yang hampir sama dengan keluhan pada gangguan sendi temporomandibula lainnya. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografi untuk menegakkan diagnosa pada ankilosis sendi temporomandibula.
Salah satu perawatan terhadap ankilosis sendi temporomandibula yaitu dengan teknik gap arthroplasty yaitu metode perawatan ankilosis pada sendi temporomandibula dengan cara membuat celah minimal 1 cm antara fosa glenoidalis dengan ramus mandibula dengan tujuan mencegah kambuhnya ankilosis tanpa menempatkan substansi di antara celah tersebut.
Penatalaksanaan ankilosis sendi temporomandibula merupakan tanggung jawab bersama antara dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial serta spesialis tertentu misalnya ahli anastesi dan tenaga kesehatan terkait.
Perencanaan pre-operatif yang dilakukan secara hati – hati, manajemen peri-operatif, perawatan pasca operasi yang dilakukan secara teratur, dan kesiapan untuk menangani komplikasi yang akan terjadi merupakan kunci kesuksesan dalam melakukan perawatan terhadap ankilosis sendi temporomandibula.
(38)
DAFTAR PUSTAKA
1. Wong ME, Butler D, Ried R, Gateno J. Advance oral and maxillofacial
surgery. Houston : The University of Dental Branch at Houston, 2007 : 6-9.
2. Nayak PK, Nair SC, Krishnan DG, Perciaccante VJ. Ankylosis of the temporomandibular joint. In : Booth PW, Schendel SA, Jarg_Erich H.
Maxillofacial surgery. 2nd Ed.St. Louis : Churchill Livingstone, 2007 : 1522-36.
3. Ramezanian M, Yavary T. Comparion of gap arthroplasty and interpositional
gap arthroplasty on the temporomandibular joint ankylosis. Acta Medica
Iranica 2006:44(6):391-4.
4. Suryonegoro H. Pencitraan temporomandibular discorder: clicking. <http://www.pdgi-online.com> ( 1 Oktober 2009).
5. Das UM, Keerthi R, Ashwin DP, Venkata RS, Reddy D, Shiggaon N.
Ankylosis of temporomandibular joint in children. J Indian Soc Pedod Prevent
Dent 2009:27(2):116-20.
6. Malik NA. Textbook of oral and maxillofacial surgery.2nd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd, 2008 : 226,229-33,237-39.
7. Vasconcelos BCE, Porto GG, Bessa-nogueira RV. Temporomandibular joint ankylosis. Rev Bras Otorrinolsringol 2008:74(1):34-8.
8. Vasconcelos BCE, Bessa-nogueira RV,Cyproano RV. Treatment of
temporomandibular joint ankylosis by gap arthroplasty. Med Oral Patol Oral
(39)
9. George A. Ankylosis of (TMJ) temporomandibular joint.
<http://faciomaxillary.tripod.com/ankylosis.html> ( 15 September 2009)
10.Riden K. Key topics in oral and maxillofacial surgery. Oxford : BIOS Scientific Publishers Ltd, 1998 : 422-3
11.Vasconcelos BC, Porto GG, Bessa-Nogueira RV, Nascimento MMM.
Surgical treatment of temporomandibular joint ankylosis: follow-up of 15 cases and literature review. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2009:14(1):34-8.
12.Purkait Sk. Essential of oral pathology. 2nd Ed. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2000 : 394-5.
13.Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut. Alih bahasa. Purwanto, Basoeseno. Jakarta : EGC, 1996 : 293-324.
14.William G. A textbook of oral pathology. 4th ed. Jepang : W.B Saunders Company,1984 : 705.
15.Laskin DM. Temporomandibular joint disorders. In: Cummings CW et all.
Otolaryngology head & neck surgery volume 2. 4th ed. Philadelphia : Elsevier Mosby, 2005 :1560-3.
16.David DJ,Abbot JR, Jay M, Nugent MAC, Cantrell SB. Deformities. In : David DJ, Simpson DA. Craniomaxillofacial trauma. Edinburgh : Pearson Professional Ltd, 1995 : 597-605.
17.Wright EF. Manual of temporomandibular disorders. India : Blackwell Munsgaard, 2005: 66-7.
(40)
18.Martins Wd. Report of ankylosis of the temporomandibular joint : treatment
with a temporalis muscle flap andaugmentation genioplasty. J Contemp Dent
Pract 2006:7(1):125-133.
19.George A. Temporomandibular joint (TMJ).
<http://members.rediff.com/dental/tmj.html> (15 September 2009)
20.Sanghai S. A concise textbook of oral and maxillofacial surgery. New delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2009: 201-2,204,206-9,211. 21.Dollar JV. Educated patient – enhanced outcome. TM J 2004;III (3) : 8. 22.Heffez LB. Surgery for internal derangements of the temporomandibular joint.
In : Miloro M, Peterson’s principle of oral and maxillofacial surgery. 2nd Ed. London : BC Decker Inc, 2004 : 993.
23.Ansari SR et all. Gap arthroplasty versus interpositional arthroplasty in the
management of temporomandibular joint ankylosis. J Postgrad Med Inst
(41)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Loviora Triesti
Tempat/ Tanggal Lahir : Bengkalis/ 15 September 1988 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Universitas No. 46 A Medan Orangtua
Ayah : Drs. H. Rusli Alhamidi Ibu : Hj. Atmi MS
Alamat : Jln. Gabus No. 16 Pekanbaru
Riwayat Pendidikan
1. 1992-1994 : TK Pertiwi, Natuna
2. 1994-2000 : SD Negeri 029, Pekanbaru 3. 2000-2003 : SLTP Negeri 1, Pekanbaru 4. 2003-2006 : SMA Negeri 1, Pekanbaru
(1)
BAB 5 KESIMPULAN
Sendi temporomandibula merupakan salah satu sendi yang paling penting dan paling kompleks di dalam tubuh manusia dan merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius.
Ankilosis sendi temporomandibula dapat didefenisikan sebagai ketidakmampuan untuk membuka mulut akibat penyatuan jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar mandibula dengan fosa glenoidalis. Ankilosis mandibula dapat menyebabkan berbagai masalah seperti gangguan pengunyahan, berbicara, dan menyebabkan kebersihan mulut menjadi buruk dan dapat juga menyebabkan asimetri pada wajah akibat gangguan pada pertumbuhan wajah yang normal pada anak – anak.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ankilosis yaitu trauma, Still’s disease (artritis kronik juvenil) dan artritis rheumatoid, inflamasi pada sendi, riwayat bedah sendi temporomandibula, bedah ortognatik dan trauma yang terjadi pada saat melahirkan.
Ankilosis pada sendi temporomandibula dapat berupa ankilosis murni atau ankilosis intra artikular yaitu ankilosis yang terjadi akibat perlekatan tulang atau fibrous pada sendi dan dapat juga berupa pseudoankilosis atau ankilosis ekstra
(2)
Gejala-gejala yang diakibatkan oleh ankilosis pada sendi temporomandibula dapat dilihat dari aspek fungsional,estetis, dan psikologi dan mempunyai gejala yang hampir sama dengan keluhan pada gangguan sendi temporomandibula lainnya. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografi untuk menegakkan diagnosa pada ankilosis sendi temporomandibula.
Salah satu perawatan terhadap ankilosis sendi temporomandibula yaitu dengan teknik gap arthroplasty yaitu metode perawatan ankilosis pada sendi temporomandibula dengan cara membuat celah minimal 1 cm antara fosa glenoidalis dengan ramus mandibula dengan tujuan mencegah kambuhnya ankilosis tanpa menempatkan substansi di antara celah tersebut.
Penatalaksanaan ankilosis sendi temporomandibula merupakan tanggung jawab bersama antara dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial serta spesialis tertentu misalnya ahli anastesi dan tenaga kesehatan terkait.
Perencanaan pre-operatif yang dilakukan secara hati – hati, manajemen peri-operatif, perawatan pasca operasi yang dilakukan secara teratur, dan kesiapan untuk menangani komplikasi yang akan terjadi merupakan kunci kesuksesan dalam melakukan perawatan terhadap ankilosis sendi temporomandibula.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
1. Wong ME, Butler D, Ried R, Gateno J. Advance oral and maxillofacial
surgery. Houston : The University of Dental Branch at Houston, 2007 : 6-9.
2. Nayak PK, Nair SC, Krishnan DG, Perciaccante VJ. Ankylosis of the temporomandibular joint. In : Booth PW, Schendel SA, Jarg_Erich H.
Maxillofacial surgery. 2nd Ed.St. Louis : Churchill Livingstone, 2007 : 1522-36.
3. Ramezanian M, Yavary T. Comparion of gap arthroplasty and interpositional
gap arthroplasty on the temporomandibular joint ankylosis. Acta Medica
Iranica 2006:44(6):391-4.
4. Suryonegoro H. Pencitraan temporomandibular discorder: clicking. <http://www.pdgi-online.com> ( 1 Oktober 2009).
5. Das UM, Keerthi R, Ashwin DP, Venkata RS, Reddy D, Shiggaon N.
Ankylosis of temporomandibular joint in children. J Indian Soc Pedod Prevent
Dent 2009:27(2):116-20.
6. Malik NA. Textbook of oral and maxillofacial surgery.2nd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd, 2008 : 226,229-33,237-39.
7. Vasconcelos BCE, Porto GG, Bessa-nogueira RV. Temporomandibular joint ankylosis. Rev Bras Otorrinolsringol 2008:74(1):34-8.
8. Vasconcelos BCE, Bessa-nogueira RV,Cyproano RV. Treatment of
(4)
9. George A. Ankylosis of (TMJ) temporomandibular joint.
<http://faciomaxillary.tripod.com/ankylosis.html> ( 15 September 2009)
10.Riden K. Key topics in oral and maxillofacial surgery. Oxford : BIOS Scientific Publishers Ltd, 1998 : 422-3
11.Vasconcelos BC, Porto GG, Bessa-Nogueira RV, Nascimento MMM.
Surgical treatment of temporomandibular joint ankylosis: follow-up of 15 cases and literature review. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2009:14(1):34-8.
12.Purkait Sk. Essential of oral pathology. 2nd Ed. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2000 : 394-5.
13.Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut. Alih bahasa. Purwanto, Basoeseno. Jakarta : EGC, 1996 : 293-324.
14.William G. A textbook of oral pathology. 4th ed. Jepang : W.B Saunders Company,1984 : 705.
15.Laskin DM. Temporomandibular joint disorders. In: Cummings CW et all.
Otolaryngology head & neck surgery volume 2. 4th ed. Philadelphia : Elsevier Mosby, 2005 :1560-3.
16.David DJ,Abbot JR, Jay M, Nugent MAC, Cantrell SB. Deformities. In : David DJ, Simpson DA. Craniomaxillofacial trauma. Edinburgh : Pearson Professional Ltd, 1995 : 597-605.
17.Wright EF. Manual of temporomandibular disorders. India : Blackwell Munsgaard, 2005: 66-7.
(5)
18.Martins Wd. Report of ankylosis of the temporomandibular joint : treatment
with a temporalis muscle flap andaugmentation genioplasty. J Contemp Dent
Pract 2006:7(1):125-133.
19.George A. Temporomandibular joint (TMJ).
<http://members.rediff.com/dental/tmj.html> (15 September 2009)
20.Sanghai S. A concise textbook of oral and maxillofacial surgery. New delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2009: 201-2,204,206-9,211. 21.Dollar JV. Educated patient – enhanced outcome. TM J 2004;III (3) : 8. 22.Heffez LB. Surgery for internal derangements of the temporomandibular joint.
In : Miloro M, Peterson’s principle of oral and maxillofacial surgery. 2nd Ed. London : BC Decker Inc, 2004 : 993.
23.Ansari SR et all. Gap arthroplasty versus interpositional arthroplasty in the
management of temporomandibular joint ankylosis. J Postgrad Med Inst
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Loviora Triesti
Tempat/ Tanggal Lahir : Bengkalis/ 15 September 1988 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Universitas No. 46 A Medan Orangtua
Ayah : Drs. H. Rusli Alhamidi Ibu : Hj. Atmi MS
Alamat : Jln. Gabus No. 16 Pekanbaru
Riwayat Pendidikan
1. 1992-1994 : TK Pertiwi, Natuna
2. 1994-2000 : SD Negeri 029, Pekanbaru 3. 2000-2003 : SLTP Negeri 1, Pekanbaru 4. 2003-2006 : SMA Negeri 1, Pekanbaru