Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan dan kemajuan organisasi dalam suatu perusahaan bukan hanya dilihat dari besarnya profit yang diperoleh oleh perusahaan tersebut, tetapi ada banyak faktor pendukung lain yang membuat perusahaan tersebut dikatakan mengalami kemajuan dan keberhasilan, salah satu diantaranya adalah kualitas sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai suatu tujuan yang telah ditetapkan, tujuan tersebut akan tercapai jika terdapat faktor-faktor penunjang kelangsungan perusahaan, antara lain; modal, sumber daya alam, sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam hal ini adalah tenaga kerja atau karyawan yang berperan langsung dalam perusahaan. Karyawan yang terampil dan bersemangat tinggi yang dapat menciptakan cara kerja yang efektif dan efisien sehingga tercipta produktivitas kerja karyawan yang meningkat. Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya ILO, 1979 dalam Sedarmayanti, 2011:196. Sedangkan Mali 1978:6-7 dalam Sedarmayanti 2011:198, Produktivitas diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu. Sehingga produktivitas kerja karyawan dapat diartikan sebagai 2 perbandingan antara hasil produksi dengan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut yang menyangkut kuantitas dan kualitas produk. Meningkatkan produktivitas kerja berarti bekerja lebih giat dan cepat, meningkatkan mutu barang, kerja dan kehidupan. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, upah yang wajar dan untuk meningkatkan kondisi kerja, perlu mempertimbangkan produktivitas sebagai faktor penyumbang terbesar. Karena manusia adalah sumber daya yang penting dan merupakan tujuan dari pembangunan, maka kita harus meningkatkan produktivitas bukan atas beban biaya mereka tetapi atas beban biaya dari waktu yang terbuang, pengurangan pegawai, birokrasi yang tidak perlu dan sebagainya. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor internal, berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia yang diarahkan secara efektif dan efisien. Tenaga pemimpin yang mampu mengatur, mengarahkan, dan mendayagunakan sumber daya manusia sangat diperlukan. Melalui gaya kepemimpinannya, seorang pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja dengan memperhatikan dan memenuhi kebutuhan karyawannya. Apabila kebutuhan tersebut telah terpenuhi, maka karyawan akan bekerja semaksimal mungkin menuju peningkatan produktivitas kerja. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menunjang tercapainya tujuan perusahaan, sehingga seorang pemimpin sangat penting dalam pengelolaan suatu perusahaan. Kepemimpinan yang baik diharapkan bisa meningkatkan produktivitas, dan selanjutnya produktivitas kerja karyawan sesuai dengan apa 3 yang diharapkan baik oleh karyawannya maupun bagi perusahaan yang bersangkutan. Sejalan dengan peningkatan produktivitas karyawan melalui penggunaan sumber daya manusia yang ada, maka seorang pemimpin dapat memperhatikan hal-hal berikut : 1. Mengetahui kebutuhan karyawan untuk masa depan dan kaitannya dengan pengembangan perusahaan, termasuk kualifikasi pendidikan atau profesi yang dimiliki karyawan untuk masa-masa yang akan datang, 2. Merencanakan keseimbangan masa depan karyawan dengan pengaruh masuknya teknologi terhadap jumlah karyawan yang ada dan kebutuhan karyawan dalam generasi berikutnya. Pemilihan yang tepat terhadap rangsangan yang akan diberikan kepada karyawan agar produktivitas kerja karyawan dapat tercapai, 3. Mengadakan kompetisi yang sehat bagi karyawan melalui seleksi bagi karyawan yang akan direkrut, 4. Meningkatkan kualitas karyawan melalui pendidikan dan pelatihan atau mengadakan studi banding kepada perusahaan lain. Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting, karena tanpa didukung sumber daya manusia yang baik perusahaan akan menghadapi masalah khususnya dalam pengelolaan sumber daya manusia. Untuk meminimalisasi masalah tersebut perusahaan melihat karyawan bukan lagi sebagai beban biaya bagi perusahaan melainkan sebagai aset partner dalam 4 bekerja, sehingga terciptanya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan dalam lingkungan perusahaan. Faktor lain yang diduga mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah lingkungan kerja karyawan itu sendiri. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan para pekerja itu sendiri yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta yang telah menjadi tanggung jawabnya. Lingkungan kerja yang kondusif membuat karyawan mampu menciptakan suasana pekerjaan yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil kerja karyawan. Lingkungan kerja yang kondusif dipengaruhi banyak faktor seperti watak dan pribadi seseorang yang terbuka dan bersahaja, minat dan sikap menerima atas pekerjaan yang telah dipilihnya. Lingkungan kerja akan kondusif saat karyawan tidak terganggu oleh pekerjaan lain dan karyawan selalu berusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka setiap harinya. Lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif merupakan fasilitas yang seharusnya dapat diberikan perusahaan kepada karyawan sebagai sarana pendukung dalam melakukan aktivitas kerja. Karyawan akan merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan kepadanya apabila lingkungan kerja yang ada sangat mendukung pekerjaan yang sedang dilakukan. Menurut Agus Ahyari 1999:129 yang dikutip oleh Lian R Gultom 2007:2 menyebutkan bahwa untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif, perusahaan harus menyediakan hal-hal sebagai berikut : 5 1. Adanya pelayanan karyawan oleh perusahaan seperti : pelayanan makanan, kesehatan, kamar mandi, 2. Kondisi kerja seperti : Penerangan, suhu udara, suara bisisng, penggunaan warna, ruang gerak yang diperlukan, keamanan kerja dalam perusahaan, 3. Hubungan antara karyawan dengan pimpinan, maksudnya karyawan sebagai individu memerlukan adanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan serta hubungan yang baik antar karyawan. Jika perusahaan mampu menyediakan fasilitas-fasilitas pekerjaan dengan baik, maka karyawan akan melakukan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Adanya semangat dan kegairahan dalam bekerja inilah yang menjadi salah satu unsur dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Suatu perusahaan juga memerlukan seorang karyawan yang memiliki keterampilan kerja yang tinggi. Keterampilan kerja dalam dunia usaha juga tidak kalah pentingnya, terutama bagi pengusaha, baik itu pengusaha besar maupun pengusaha kecil. Hal ini dikarenakan dengan adanya seorang yang memiliki keterampilan yang tinggi, maka orang tersebut akan dapat mencapai efisiensi dan efektifitas kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Upriyatna mengatakan bahwa : Keterampilan kerja akan terbentuk apabila didukung oleh adanya pembinaan dan ketersediaan fasilitas kerja yang memadai, baik dalam perusahaan besar maupun perusahaan kecil, termasuk juga dalam industri rumah tangga, dimana di dalamnya terdapat sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu : 1. Pengalaman kerja 2. Penguasaan prosedur atau teknik kerja 3. Latar belakang pendidikan 4. Keuletan dalam berusaha 5. Disiplin dalam berusaha 6. Adanya pembinaan dan pelatihan 7. Tersedianya fasilitas atau alat produksi yang cukup. Sumber:http:repository.upi.eduoperatoruploadd adpen0604345 chapter2.pdf 6 Keterampilan kerja yang tinggi sangat diperlukan oleh seorang karyawan, misalnya dalam bidang produksi, dengan adanya keterampilan kerja yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan maka tingkat produksi yang ditargetkan perusahaan akan tercapai sehingga produktivitas kerja karyawan juga meningkat. Dalam meningkatkan produktivitas kerja, berbagai cara harus ditempuh oleh perusahaan agar karyawan bersedia melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan benar sehingga mereka memiliki dedikasi yang tinggi bagi perusahaan, salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah menciptakan gaya kepemimpinan yang baik. Peningkatan motivasi kerja dan kegairahan kerja yang mengarah kepada peningkatan produktivitas kerja ditentukan juga oleh kepemimpinan seseorang, maka seorang pemimpin perlu menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan situasi dan kondisi perusahaan yang sedang dipimpinnya. Tugas pemimpin salah satunya adalah melakukan motivasi. Motivasi tersebut dapat terbentuk dengan memberikan kebutuhan ekonomis dan non ekonomis. Kebutuhan ekonomis yang dapat menimbulkan motivasi, misalnya; upah beserta tunjangan, fasilitas kerja, insentif dan lain-lainnya. Sedangkan kebutuhan non ekonomis dapat berupa lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan dari pimpinan, hubungan baik antara pimpinan dan bawahan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di pabrik roti Agogo kota Metro, dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang dilaksanakan pada pabrik roti Agogo masih tergolong gaya kepemimpinan otoriter. Hal ini ditandai dengan terbatasnya peran bawahan atau karyawan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Dalam hal pengambilan keputusan seorang pemimpin yang otoriter 7 akan bertindak sendiri dan memberitahukan kepada bawahannya bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan bawahannya itu hanya berperan sebagai pelaksana karena mereka tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja karyawan karena merasa bahwa mereka kurang dihargai, sehingga karyawan akan bekerja sesuai dengan keinginannya yang pada akhirya akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja karyawan itu sendiri. Pabrik roti Agogo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan jadi, dan berlokasi di Jl. Imam Bonjol No. 30, 22 Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. Dalam produksinya, pabrik roti Agogo membuat berbagai macam variasi baik dari bentuk maupun isinya, diantaranya roti yang berbentuk bulat maupun lonjong dan dengan isian nanas, kelapa, cokelat dan sebagainya. Secara umum, karyawan bagian produksi yang bekerja pada pabrik roti Agogo dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu :  Karyawan tetap yang berjumlah 62 orang  Karyawan borongan yang jumlahnya tidak tetap. Dalam penelitian ini, penulis memilih karyawan tetap sebagai objek penelitian karena karyawan tetap memiliki jumlah yang tetap sehingga dapat dengan mudah untuk diteliti, berbeda dengan karyawan borongan yang jumlahnya tidak tetap dan tidak selalu ada. Karyawan tetap bekerja dari hari senin sampai sabtu pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB, dengan diberikan waktu istirahat 1 8 jam pada pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB, kecuali pada hari jum’at istirahat diberikan dari pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Dalam upaya peningkatan produktivitas kerja karyawannya, Pabrik roti Agogo memberikan beberapa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan karyawan, berupa : 1. Pelayanan Karyawan  Makanan Dalam memenuhi kebutuhan makan karyawannya, Pabrik roti Agogo menggunakan layanan catering yang diantar ke perusahaan, Perusahaan memenuhi kebutuhan makan karyawnnya pada saat makan siang. Apabila karyawan merasa bosan dengan makanan yang telah disediakan, karyawan diizinkan mambeli makanan di warung makan dekat perusahaan atau warung makan lain asalkan tidak memotong jam kerja. Selain itu, perusahaan juga memberikan minuman berupa kopi untuk mengurangi rasa lelah dalam bekerja. Dalam satu harinya, perusahaan hanya memberikan satu kali kebutuhan makan pada tiap karyawan.  Kamar mandi Fasilitas kamar mandi yang disediakan perusahaan dapat dikatakan cukup, karena perusahaan menyediakan fasilitas kamar mandi di masing-masing bagian dan cukup terjaga kebersihannya.  Kesehatan Perusahaan menyediakan obat-obatan P3K seperti plester, betadine, obat pereda rasa sakit , dan obat-obat lainnya, yang digunakan bagi karyawannya 9 yang mengalami kecelakaan ringan dalam melakukan pekerjaan. Sedangkan bagi karyawan yang mengalami kecelakaan yang fatal pada saat bekerja, perusahaan langsung memberikan rujukan pada rumah sakit umum Ahmad Yani Kota Metro. Di mana rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan. Fasilitas kesehatan ini diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawannya. 2. Ruang Kerja Ruang kerja merupakan tempat di mana karyawan melakukan semua aktifitas pekerjaannya. Fasilitas yang disediakan dalam ruang kerja diantaranya :  Penerangan Pabrik roti Agogo menggunakan lampu sebagai sarana penerangan. Lampu yang digunakan dalam ruangan kerja adalah sebanyak 4 buah atau lebih, hal ini disesuaikan dengan besar kecilnya intensitas cahaya yang dapat memasuki ruangan melalui celah-celah yang sengaja dibuat di atap ruangan yang berfungsi sebagai pendukung masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan.  Pewarnaan ruangan kerja Pabrik roti Agogo menggunakan warna putih dalam pewarnaan ruang kerjanya. Pergantian warna ruangan kerja jarang sekali dilakukan karena mengingat besarnya ruangan kerja tersebut dan juga terdapatnya alat-alat produksi yang sulit untuk dipindahkan. Hal ini dapat mengakibatkan kejenuhan bagi karyawan, karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan seseorang. 10  Alat produksi Pabrik roti Agogo menyediakan alat-alat produksi yang digunakan dalam proses memproduksi roti diantaranya : a. Mesin adon atau mixer, digunakan untuk mencampurkan bahan-bahan dasar pembuatan roti hingga menjadi adonan yang kemudian adonan ini disiapkan untuk proses selanjutnya, yang berjumlah 2 mesin mixer. b. Cetakan, digunakan untuk mencetak adonan-adonan yang telah disiapkan untuk dibentuk sesuai dengan keinginan. c. Oven, digunakan untuk memanggang adonan yang sudah dicetak. Oven memiliki ukuran yang berbeda sesuai dengan besar kecilnya roti yang dipanggang. Untuk roti yang berukuran besar dioven dalam oven yang berukuran 4x6 m. d. Mesin packing, digunakan untuk mengepak roti-roti yang sudah siap untuk dikonsumsi, berjumlah 2 mesin. 3. Hubungan Karyawan Hubungan yang harmonis antara karyawan dengan pimpinan merupakan salah satu faktor motivasi karyawan bekerja dengan baik. Salah satu cara untuk menjalin hubungan tersebut adalah pimpinan Pabrik Roti Agogo mengadakan rapat koordinasi dengan semua bagian. Namun rapat tersebut hanya dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Hubungan yang harmonis dalam perusahaan juga harus tercipta antara karyawan dengan karyawan sebagai pelaku organisasi. Dengan hubungan yang baik akan menciptakan semangat dan kegairahan dalam bekerja. Apabila dalam suatu 11 perusahaan sering terjadi konflik, maka karyawan akan malas bekerja sehingga menyebabkan turunnya produktivitas. Untuk meminimisasi masalah tersebut Pabrik roti Agogo membuat program-program diantaranya :  Rekreasi, dilakukan 1 kali dalam satu tahunnya  Silaturahmi bersama-sama pada saat hari raya idul fitri, idul adha maupun hari- hari besar yang lain. Namun sekarang ini, program-program tersebut tidak berjalan dengan rutin yang dikarenakan kurangnya komunikasi atau pembahasan akan hal tersebut. Lingkungan kerja yang tidak nyaman akan sangat berpengaruh pada diri karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Kurangnya semangat dalam bekerja dan adanya kebosanan dalam bekerja karena lingkungan kerja akan mempengaruhi tingkat kejenuhan karyawan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan. Selain itu, berdasarkan hasil pra-riset yang dilakukan pada Pabrik Roti Agogo di Jl. Imam Bonjol No. 30, 22 Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, dapat diketahui pula tingkat keterampilan kerja karyawan pada pabrik roti Agogo sebagai berikut. Tabel 1. Keadaan Keterampilan kerja karyawan pada pabrik roti Agogo kota Metro tahun 2011 No Indikator Keterampilan Kerja Kriteria Jumlah Karyawan Persentase 1 2 3 1-4 1-3 1-2 Tinggi Sedang Rendah 20 14 28 32 23 45 Jumlah 62 100 Sumber : Pabrik Roti Agogo kota metro tahun 2011 bagian pembukuan 12 Keterangan : Berdasarkan asumsi dari perusahaan menyatakan ada beberapa indikator keterampilan kerja, yaitu: 1. Keterampilan kerja tinggi, yaitu kecakapan karyawan dalam melakukan pekerjaan antara lain: a. Cepat dalam bekerja b. Menguasai teknik kerja c. Mampu mewujudkan kualitas kerja d. Mampu mencapai target hasil kerja 2. Keterampilan kerja sedang, yaitu kecakapan kerja karyawan dalam melakukan pekerjaan antara lain: a. Cepat dalam bekerja b. Menguasai teknik kerja c. Mampu mewujudkan kualitas kerja 3. Keterampilan kerja rendah, yaitu keterampilan kerja karyawan dalam melakukan pekerjaan antara lain: a. Cepat dalam bekerja b. Menguasai teknik kerja Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa karyawan yang memiliki keterampilan kerja tinggi sejumlah 20 karyawan 32, keterampilan kerja sedang sejumlah 14 karyawan 23 dan keterampilan kerja rendah sejumlah 28 karyawan 45. Sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan kerja karyawan masih rendah. 13 Tinggi atau rendahnya produktivitas kerja karyawan antara lain dapat dilihat pada pencapaian target produksi. Untuk melihat keberhasilan pemanfaatan karyawan dapat dilihat dari produktivitasnya. Menurut Assauri 1998:30 dalam Lian Rochani Gultom 2007:13 Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan daya yang digunakan. Produktivitas tenaga kerja = Berikut ini adalah tabel produktivitas kerja karyawan pada bulan Januari sampai bulan Desember 2011 pada pabrik roti Agogo kota Metro. Tabel 2. Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan Pabrik Roti Agogo Kota Metro Tahun 2011 Bulan Target bungkus Realisasi bungkus Jumlah Karyawan orang Pencapaian Produktivitas bngkusorng Januari 1.000.000 968.000 62 97 15.613 Februari 1.000.000 800.000 62 80 12.903 Maret 1.200.000 1.200.000 62 100 19.355 April 1.200.000 1.152.000 62 96 18.581 Mei 1.200.000 1.104.000 62 92 17.806 Juni 1.200.000 850.000 62 71 13.710 Juli 1.200.000 960.000 62 80 15.484 Agustus 1.000.000 800.000 62 80 12.903 September 1.000.000 840.000 62 84 13.548 Oktober 1.200.000 1.248.000 62 104 20.129 November 1.200.000 924.000 62 77 14.903 Desember 1.000.000 780.000 62 78 12.581 Rata-rata 87 15.626 14 Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa target dan realisasi produksi roti dapat mengalami perubahan setiap bulannya. Hal ini terlihat bahwa pada bulan Februari, Maret dan Oktober tercapainya realisasi produksi sesuai dengan target yang telah ditetapkan, sedangkan di bulan-bulan yang lain belum tercapinya realisasi produksi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pencapaian target dan realisasi terendah terjadi pada bulan Juni sebesar 71, sedangkan pencapaian target dan realisasi produksi roti tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 104, dengan rata-rata pencapaian target dan realisasi sebesar 87 dan produktivitas kerja karyawannya sebesar 15.626 bungkusorang. Sedangkan standar produktivitas pabrik roti Agogo kota Metro dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Standar Produktivitas Karyawan Pabrik Roti Agogo Kota Metro tahun 2011 Bulan Target bungkus Jumlah Karyawan orang Produktivitas bungkusorang Januari 1.000.000 62 16.129 Februari 1.000.000 62 16.129 Maret 1.200.000 62 19.355 April 1.200.000 62 19.355 Mei 1.200.000 62 19.355 Juni 1.200.000 62 19.355 Juli 1.200.000 62 19.355 Agustus 1.000.000 62 16.129 September 1.000.000 62 16.129 Oktober 1.200.000 62 19.355 November 1.200.000 62 19.355 Desember 1.000.000 62 16.129 Rata-rata 18.011 15 Berdasarkan uraian pada tabel 2 diketahui bahwa rata-rata produktivitas yang dicapai adalah sebesar 15.626 bungkusorang. Sedangkan pada tabel 3 diketahui standar produktivitas perusahaan adalah sebesar 18.011 bungkusorang, hal ini berarti produktivitas karyawan masih di bawah standar produktivitas yang diharapkan oleh perusahaan. Rendahnya tingkat produktivitas kerja karyawan tersebut menimbulkan anggapan bahwa faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan belum dijalankan dengan baik. Misalnya gaya kepemimpinan yang kurang dapat memperhatikan kesejahteraan karyawannya, lingkungan kerja yang kurang nyaman maupun tingkat keterampilan yang dimiliki karyawan pada perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik merumuskan judul penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Keterampilan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pabrik Roti “AGOGO” Kota Metro Tahun 2011”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 3 12

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 2 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Muamalat Kota Surakarta.

0 2 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Muamalat Kota Surakarta.

0 2 13

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompensasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT Personel Alih Daya Kota Jambi).

0 1 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Pabrik Tahu Sejahtera Cikampek Jawa Barat.

0 0 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Pabrik Tahu Sejahtera Cikampek Jawa Barat.

0 2 13

Pengaruh lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan : studi kasus pada karyawan Pabrik Roti Hoya Pekanbaru, Riau.

2 17 171

Pengaruh lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan studi kasus pada karyawan Pabrik Roti Hoya Pekanbaru, Riau

0 4 169

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA

0 0 102