PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA SKRIPSI

Oleh:

Nur Hasanah K 7408242

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

commit to user

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Hasanah NIM : K7408242 Jurusan/Program Studi : P. IPS/Pendidikan Administrasi Perkantoran (PAP)

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul PENGARUH GAYA

TERHADAP PRODUKTIVITAS

HYPERMARKET KARTASURA ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 10 Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Nur Hasanah

commit to user

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA

Oleh:

Nur Hasanah K 7408242

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Juli 2012

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 10 Juli 2012

Pembimbing I,

Dr. Djoko Santosa, TH., M.Pd NIP.19540203 191803 1 002

Pembimbing II,

Anton Subarno, S.Pd., M.Pd NIP. 19751223 200701 1 002

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skrispi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelas Sarjana Pendidikan

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Ign. Wagimin,M.Si

1.

Sekretaris

: Drs. Sutaryadi, M.Pd

2. Anggota I

: Dr. Djoko Santosa, TH., M.Pd

3.

Anggota II

: Anton Subarno, S.Pd., M.Pd

4.

Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n Dekan Pembantu Dekan 1

Prof. Dr. rer.nat.Sajidan, M.Si NIP. 1966 0415 1991 03 1 002

commit to user

Nur Hasanah. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN

KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA

ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Assalaam Hypermarket Kartasura; (2) ada tidaknya pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura; (3) ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada Assalaam Hypermarket Kartasura.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bermaksud menggambarkan fakta pada objek penelitian apa adanya dan penarikan kesimpulannya didasarkan pada angka-angka yang diolah secara statistik. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura yaitu sebanyak 158 karyawan. Sampel penelitian adalah sebagian dari karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura yaitu sebanyak 32 karyawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) yang lebih dulu diuji- cobakan (try out) dan diuji validitas serta uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura. Hal ini terbukti dari hasil analisis regresi yang memperoleh r hitung > r tabel yaitu 0,706 > 0,349 pada taraf signifikansi 5%; (2) disiplin kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan Assalam Hypermarket Kartasura. Hal ini terbukti dari hasil analisis regresi yang memperoleh r hitung > r tabel yaitu 0,610 > 0,349 pada taraf signifikansi 5%; (3) gaya kepemimpinan dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura. Hal ini terbukti dari hasil analisis regresi yang memperoleh F hitung >F tabel yaitu 29,061 > 3,33 pada taraf signifikansi 5%. Hasil

persamaan garis regresi: Ŷ = 6,468 + 0,759.X 1 + 0,480.X 2. Persamaan

menunjukkan bahwa produktivitas kerja ditentukan oleh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja yang dimiliki karyawan.

Besar sumbangan relatif gaya kepemimpinan (X 1 ) dan produktivitas kerja karyawan (Y) sebesar 60,4%. Sumbangan relatif disiplin kerja (X 2 ) dengan

produktivitas kerja karyawan (Y) sebesar 39,6%. Sedangkan sumbangan efektif

gaya kepemimpinan (X 1 ) dengan produktivitas kerja karyawan (Y) sebesar 40,3%. Sumbangan efektif disiplin kerja (X 2 ) dengan produktivitas kerja karyawan (Y) sebesar 26,4%

Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Produktivitas Kerja

commit to user

Nur Hasanah. THE EFFECT OF THE LEADERSHIP STYLE AND WORK

DISCIPLINE ON THE WORK PRODUCTIVITY OF THE EMPLOYEES

OF ASSALAAM HYPERMARKET OF KARTASURA. Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, July 2012.

The objectives of this research are to investigate whether or not: (1) there is a significant effect of the leadership style on the work productivity of the employees of Assalaam Hypermarket of Kartasura; (2) there is a significant effect of the work discipline on the work productivity of the employees of Assalaam Hypermarket of Kartasura; and (3) there is a significant effect of the learship style and and the work discipline on the work productivity of the employees of Assalaam Hypermarket of Kartasura.

This research used the descriptive quantitative method in an attempt to describe the facts of the objects of the research objectively and to draw conclusion based on the numbers processed statistically. The population of the research was all of the employees of Assalaam Hypermarket of Kartasura as many as 158 persons. The samples of the research 32 employees and the samples were taken by using the proportional random sampling technique. The data of the research were gathered by using questionnaire. Prior to its implementation, the questionnaire was exposed to try-out and tested in terms of its item validity and reliability. They were then analyzed by using the multiple regression analysis.

The results of the research show that: (1) the leadership style has a positive effect on the work productivity of the employees of Assalaam Hypermarket of Kartasura as shown by the result of the regression analysis of r count = 0.706 > r table = 0.349 at the significance level of 5%; (2) the work discipline has a positive effect on the work productivity of the employees of Assalam Hypermarket of Kartasura as indicated by the regression analysis of r count =0.610 > r table = 0.349 at the significance level of 5%; and (3) the leadership style and the work discipline have a positive effect on the work productivity of the employees of Assalaam Hypermarket of Kartasura as pointed out by the result of the regression analysis of

F count = 29.061 > F table = 3.33 at the significance level of 5%. The result of regression line equation is Ŷ = 6.468 + 0.759.X 1 + 0.480.X 2 . The equation shows

that the work productivity of the employees is determined by the leadership style and work discipline owned by the employees.

The relative contribution of the leadership style (X 1 ) to the work

productivity of the employees (Y) is 60.4%. The relative contribution of the work

discipline (X 2 ) to the work productivity of the employees is 39.6%. Furthermore, the effective contribution of the leadership style (X 1 ) to the work productivity of the employees (Y) is 40.3%. The effective contribution of the work discipline (X 2 ) to the work productivity of the employees (Y) is 26.4%

Keywords: Leadership style, work discipline, and work productivity.

commit to user

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan)kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Qs. Alam Nasyrat ayat 6-7)

“Segala kesedihan yang kita alami dan kita rasakan apabila kita menerimanya dengan tulus ikhlas hanya akan menjadi sebuah cobaan yang cepat berlalu begitu saja” Sabar dan tawakal adalah kunci perjalanan hidup kita (Peneliti)

commit to user

Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, syukurku untuk setiap titik rahmat dan ampunan serta kasih sayang-Mu yang selalu menyertai disetiap helai nafas ini.

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Ayah dan ibu tercinta, yang selalu menyemangati dan mendo’akan, terima kasih atas segalanya. Adik dan kakakku (Siti Khotijah & Rusmiati) yang selalu mendoakan ku

Bambang

Guntoro

yang selalu mendampingi dan mendukungku. dan menyemangati-ku Semua teman dan sahabat Teman-teman PAP 2008

Almamaterku UNS

commit to user

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada assalaam hypermarket kartasura”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Peneliti mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Para Pembantu Dekan yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

3. Ketua sekretaris Program studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

5. Dr. Djoko Santosa, TH., M selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

6. Anton Subarno, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK PAP FKIP UNS yang telah

membantu peneliti dalam pembekalan materi untuk penyusunan skripsi ini.

8. Haryadi Nurwanto, S.Psi, Psi selaku kepala Personalia Assalaam Hypermarket yang telah banyak memberikan informasi.

commit to user

menunggu dosen (Rida, Andriyati, Linda) dan temen-temen yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

10. Teman – teman seperjuangan PAP angkatan 2008 dan semua pihak yang telah mendukung terlaksana dan selesainya skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan didalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan dalam skripsi ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah ta’ala selalu membimbing kita semua.

Surakarta, Juli 2012

Peneliti

commit to user

LAMPIRAN .........................................................................................................

85

commit to user

Gambar Nomor

1.Kerangka Berfikir ..............................................................................................

37

Halaman

commit to user

Lampiran 1. Matriks Spesifikasi Data..............................................................

85

Lampiran 2. Angket Penelitian .........................................................................

87

Lampiran 3. Daftar Pernyataan.........................................................................

88 Lampiran 4. Tabel Hasil Nilai Try-Out Variabel X 1 .......................................

92 Lampiran 5. Tabel Hasil Nilai Try-Out Variabel X 2 .......................................

93

Lampiran 6. Tabel Hasil Nilai Try-Out Variabel Y ........................................

94 Lampiran 7. Perhitungan Validitas Angket Variabel X 1 ................................

95 Lampiran 8. Perhitungan Validitas Angket Variabel X 2 ................................

96

Lampiran 9. Perhitungan Validitas Angket Variabel Y ..................................

97 Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel X 1 ............................

98 Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel X 2 ............................

99

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Y .............................. 100

Lampiran 13. Data Hasil Angket Variabel X 1 ................................................... 105 Lampiran 14. Data Hasil Angket Variabel X 2 ................................................... 106

Lampiran 15. Data Hasil Angket Variabel Y .................................................... 107 Lampiran 16. Data Induk Penelitian .................................................................. 108 Lampiran 17. Statistik Deskripsi Data Penelitian ............................................. 109 Lampiran 18. Histogram Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja ................. 110 Lampiran 19. Histogram Produktivitas Kerja.................................................... 111

Lampiran 20. Perhitungan Uji Normalitas Variabel X 1 .................................... 112 Lampiran 21. Perhitungan Uji Normalitas Variabel X 2 .................................... 113

Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y ..................................... 114

Lampiran 23. Perhitungan Uji Independen X 1 dan X 2 ..................................... 115 Lampiran 24. Perhitungan Uji Linieritas X 1 terhadap Y ................................... 116 Lampiran 25. Perhitungan Uji Linieritas X 2 terhadap Y ................................... 117

Lampiran 26. Perhitungan Uji Hipotesis ........................................................... 118 Lampiran 27. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ......... 120 Lampiran 28. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment........................................... 121

Halaman

commit to user

Lampiran 30. Tabel Nilai-Nilai F ....................................................................... 123 Lampiran 31. Tabel Nilai-Nilai T....................................................................... 124 Lampiran 32. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.................................. 125 Lampiran 33. Ijin Menyusun Skripsi ................................................................. 126 Lampiran 34. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out ..................................

commit to user

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah nasional yang di hadapi bangsa Indonesia saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia, jumlah sumber daya manusia yang besar apabila dapat didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Melimpahnya sumber daya manusia yang ada saat ini mengharuskan suatu perusahaan berfikir secara seksama yaitu bagaimana dapat memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal.

Perekonomian nasional Indonesia tidak bisa lepas dari globalisasi yang telah melanda dunia akhir-akhir ini. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya perkembangan dunia usaha dalam negeri yang mengalami kemajuan yang cukup pesat baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang secara otomatis mengakibatkan persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Pemerintah memberi keleluasaan kepada pihak swasta untuk ikut berperan serta dalam peningkatan pembangunan serta perekonomian bangsa. Kondisi ini pula yang menuntut para pemain (pengusaha) untuk lebih ulet lagi untuk melihat setiap kesempatan bisnis yang ada demi tercapainya suatu target. Melalui pemanfaatan sumber daya manusia yang efisien dan efektif, perusahaan berharap agar dapat terus bertahan di arena persaingan yang kian sengit untuk memperoleh hasil terbaik yaitu kesuksesan. Tentunya untuk meraih sebuah kesuksesan tidaklah semudah seperti membalik telapak tangan, karena diperlukan suatu proses panjang yang tentunya melibatkan para sumber daya manusia yang ada di perusahaan tersebut. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan.

Suatu organisasi atau perusahaan yang didirikan pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Begitu juga pada umumnya manusia yang masuk dan

commit to user

untuk mencapai apa yang diinginkan, salah satunya yaitu mendapatkan penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu para

karyawan yang bekerja di perusahaan atau organisasi mempunyai tujuan untuk memuaskan kebutuhan hidupnya. Perusahaan yang mampu bekerja efektif dan efisien tidak hanya tergantung pada modal finansial yang besar, peralatan teknologi yang tinggi, fasilitas yang lengkap maupun tersedianya bahan baku yang baik, tetapi perlu mendapatkan dukungan sumber daya manusia yang bermutu dan cukup jumlahnya. Upaya tersebut akan berhasil baik apabila didukung oleh sumber daya manusia yang bermutu tinggi, berpengetahuan luas, terampil dan bersikap mental/berperilaku yang dapat dihandalkan. Kekuatan setiap perusahaan adalah orang-orang yang ada di dalamnya.

Apabila orang-orang itu atau sumber daya manusia (SDM) diperhatikan secara tepat dengan menghargai bakat-bakat yang mereka miliki, mengembangkan kemampuan mereka dan menggunakan secara tepat, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan menjadi dinamis dan berkembang pesat. Oleh sebab itu setiap perusahaan yang berminat mengembangkan kemampuan para karyawannya harus mengerti sifat dan kemampuan yang diperlukan untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi yang berbeda. Untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh seorang karyawan, maka orang atau kayawan itu sendiri harus berminat untuk mengembangkan kemampuannya, misalnya dengan cara memimpin, miningkatkan disiplin dan produktivitas kerjanya.

Gaya kepemimpinan seseorang mungkin saja bersifat otoriter, demokratis atau pun Laisser Faire yang akan terjadi atau terwujud dalam dinamika kehidupan perusahaan. Gaya kepemimpinan seseorang dapat berhasil dengan baik jika dapat dilaksanakan oleh semua jajaran karyawan dan memang dapat meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan hasil, kelangsungan perusahaan serta dapat mensejahterakan kehidupan para anggota perusahaan yang dipimpinnya. Para karyawan perusahaan dalam melaksanakan tugas merasa aman, percaya, rasa simpati sehingga semua anggota atau karyawan merasakan tidak diperbudak karena mereka harus bekerja sesuai fungsi dan tanggung jawabnya.

commit to user

dilakukan, karena efektivitas seorang pemimpin diukur dari produktivitas kerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya serta kepuasan karyawan terhadap

pimpinannya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan berperilaku dan bekerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya.

Apabila suatu perusahaan hanya memperhatikan tentang pendidikan, keahlian dan teknologi tanpa memikirkan disiplin kerja karyawan, maka pendidikan, keahlian dan teknologi yang tinggi sekalipun tidak akan memberikan hasil yang optimal, karena yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkannya secara teratur dan mempunyai kesungguhan disiplin kerja yang tinggi. Oleh karena itu disiplin kerja merupakan faktor yang perlu untuk diperhatikan dalam usaha mencapai produktivitas yang tinggi, dengan didukung dengan kepemimpinan.

Pada umumnya disiplin yang baik terdapat apabila karyawan datang ke kantor atau perusahaan dengan teratur dan tepat pada waktunya, apabila mereka berpakaian serba baik pada tempat pekerjaannya, apabila menggunakan bahan- bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, dan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan. Hilangnya disiplin akan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas penyelesaian tugas dan dengan adanya kedisiplinan diharapkan pekerjaan dapat dilakukan seefektif mungkin. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Disiplin pada hakikatnya mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas – tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas kerja seorang karyawan.

Produktivitas kerja adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Sumber daya manusia

commit to user

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam meningkatkan produktivitas kerja memerlukan sikap mental yang baik dari karyawan, disamping itu peningkatan

produktivitas kerja dapat dilihat melalui cara kerja yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan hasil kerja yang diperoleh. Produktivitas kerja karyawan dapat diukur dengan adanya disiplin kerja dari karyawan dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankannya, dengan selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka penulis mengambil judul PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN

DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan yang baik dapat mempengaruhi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.

2. Perusahaan yang kurang mampu memperhatikan dalam hal pengadaan fasilitas akan berdampak pada kurang nyamannya karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka.

3. Kurangnya disiplin kerja akan menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan.

4. Kurangnya disiplin kerja akan menyebabkan pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan sehingga menghambat produktivitas.

5. Produktivitas kerja yang rendah akan menghambat terselesainya pekerjaan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan.

commit to user

Dalam melaksanakan penelitian sering kali muncul berbagai masalah secara bersamaan, dan akan menyulitkan peneliti dalam mengadakan penelitian. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan masalah agar masalah yang dikaji menjadi jelas dan terarah. Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah pada gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan produktivitas kerja karyawan. Adapun istilah-istilah tersebut di atas dapat ditegaskan sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan adalah sikap gerak-gerik atau lagak yang dipilih oleh seorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.

2. Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat kepada peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

3. Produktivitas kerja karyawan berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara

keluaran dan masukan)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura?

b. Apakah disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura?

c. Apakah gaya kepemimpinan dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura?

commit to user

Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura.

b. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura.

c. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Assalaam Hypermarket Kartasura.

F. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah yang dilakukan pasti mempunyai manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan akan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjaadi sumbangan pemikiran bagi perusahaan pada Assalaam Hypermarket Kartasura atau bahan pertimbangan pada pimpinan perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan, sehingga terjalin hubungan kerja yang baik antara atasan dan bawahan di dalam melaksanakan tugasnya dimasa yang akan datang.

b. Bagi pihak lain Diharapkan menjadi acuan dan pertimbangan pada bidang yang sama.

c. Bagi peneliti Mempunyai kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang di peroleh pada bangku kuliah dan untuk mengetahui penerapan dan gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Assalaam Hypermarket Kartasura.

commit to user

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Menurut Joko Widodo (2007: 5) menyatakan bahwa “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain agar orang yang dipengaruhi mau mengikuti keinginan dari orang yang mempengaruhi”. Menurut Djoko Santosa (2008: 7) menyatakan bahwa “Kepemimpinan ialah kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berfikir dan berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu”

Menurut Sondang P. Siagian (2002: 62) “Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya”.

Berdasarkan berbagai pendapat tentang kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa masing-masing definisi berbeda menurut sudut pandang penulisnya. Namun demikian ada kesamaan dalam mendefisinikan kepemimpinan yakni mengandung makna bahwa kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan, menyuruh, melarang seseorang atau sekelompok orang dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Definisi kepemimpinan tersebut menekankan bahwa kepemimpinan merupakan suatu yang penting dan sebegitu pentingnya dikatakan pula bahwa kepemimpinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi. Sehingga apabila dalam suatu organisasi itu tidak ada unsur kepemimpinan maka dalam organisasi tidak akan tercapai keberhasilan.

commit to user

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin merupakan hal yang ikut menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Penerapan gaya

kepemimpinan antara organisasi yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Disesuaikan dengan kondisi organisasi dan pola kerja para anggota organisasinya. Sehingga diharapkan melalui penerapan gaya kepemimpinan ini akan meningkatkan kepuasan kerja anggota organisasi. Menurut Joko Widodo (2007: 10) menyatakan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah perilaku yang ditunjukan seorang pemimpin pada saat mereka mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (bawahan)”. Selanjutnya Veithzal Rivai (2007: 64) menyatakan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya”. Sedangkan menurut Husaini Umar (2006: 267) menyebutkan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang oleh seseorang pada saat orang itu mempengaruhi perilaku orang lain”. Senada dengan pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seseorang pemimpin baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahanya yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang dilakukan oleh seorang pemimpin pada saat mempengaruhi perilaku bawahan agar bekerja mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif akan terwujud bila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan, harus sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkan. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing.

commit to user

memiliki dua dimensi :

1) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan

(direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.

2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas- tugas pokok kelompok/organisasi.

Selanjutnya secara operasional, dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan yaitu :

1) Fungsi instruksi Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar melaksanakan perintah.

2) Fungsi konsultatif Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meski sangat tergantung pada pihak pemimpin. Pada tahap pertama adalah usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskan berkonsultasi dengan orang yang dipimpinnya.

3) Fungsi partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melasanakannya.

4) Fungsi delegasi Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang penerima delegasi ini harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.

commit to user

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya terarah dan

dalam kondisi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.

d. Teori Kepemimpinan

Banyak studi ilmiah dilakukan orang mengenai kepemimpinan, dan hasilnya berupa teori-teori tentang kepemimpinan. Setiap teoritikus mempunyai segi penekanannya sendiri, dipandang dari satu aspek tertentu.

Menurut Ig. Wursanto (2003: 197) “Ada beberapa teori kepemimpinan diantaranya ialah: teori kelebihan teori sifat teori keturunan, teori kharismatis, dan teori bakat”.

Keterangan mengenai macam-macam teori tersebut akan dipaparkan di bawah ini:

1) Teori kelebihan Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang dimiliki seseorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu:

a) Kelebihan ratio: ialah kelebihan dalam menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-cara menggerakan organisasi, serta dalam penggambilan keputusan yang cepat dan tepat. Untuk itu seorang pemimpin mampu mengatasi segala macam persoalan yang dihadapi oleh organisasi. Pemimpin merupakan tumpuan dari para pengikutnya.

b) Kelebihan rohaniah: berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukan keluhuran budi pekertinya kepada para bawahanya. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena

commit to user

Segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri teladan bagi para pengikunya.

c) Kelebihan badaniah: berarti seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari pengikutnya sehingga memungkinkan untuk bertindak dengan cepat. Akan tetapi masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok atau faktor yang menentukan.

2) Teori sifat Pada dasarnya teori sifat sama dengan teori kelebihan. Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang lebih dari pada yang dipimpinya. Disamping memiliki tiga macam kelebihan (kelebihan rasio, rohaniah,dan badaniah), hendaknya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, dan memberikan dukungan kepada pemimpinnya. Menurut Mukti Ali, dalam Ig Wursanto (2003: 199), ciri-ciri tertentu dari mental yang siap membangun yaitu:

a) Suka bekerja keras

b) Sabar menderita dan menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan

c) Bersifat terbuka, suka menerima ide-ide baru karena salah satu sifat

dari masyarakat ialah selalu berubah

d) Mau kerja sama dengan pihak-pihak lain (perseorangan, badan- badan, atau instansi-instansi) yang mempunyai ide-ide baru yang baik

e) Berani melakukan eksperimen. Kalau tidak berani melakukannya

maka tidak akan pernah timbl ide-ide baru yang baik.

f) Hemat, tidak boros

g) Teliti dalam pekerjaan

h) Jujur

i) Bersifat mau berbakti atau mempunyai dedikasi j) Suka rukun, antara lain dalam hubungan antara agama kerukunan

adalah salah satu persyaratan dalam pembangunan.

3) Teori keturunan Teori kerukunan disebut juga teori pembawaan lahir, ada juga yang

menyebut teori genetik. Menurut teori keturunan, seseorang dapat menjadi

commit to user

seorang pemimpin maka secara otomatis anaknya akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya. Hal ini berarti seolah-olah seseorang menjadi

pemimpin karena ditakdirkan. Pada jaman penjajahan dulu, khususnya pada jaman penjajahan belanda, teori ini sering menjadi kenyataan.

4) Teori kharismatis Menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai kharisma (pengaruh) yang sangat besar. Kharisma itu diperoleh dari kekuatan yang maha kuasa. Dalam hal ini terdapat suatu kepercayaan bahwa orang itu adalah pancaran dari zat tunggal, dari tuhan yang maha Esa. Sehingga ia dianggap mempunyai kekuatan gaib (supranatural power). Pemimpin yang bertipe kharismatis biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. Tokoh- tokoh atau pemimpin yang mempunyai tipe kharismatis, misalnya panglima besar sudirman, Ir Soekarno,John F. Kenney, Nehru dan lain-lain.

5) Teori bakat Teori bakat disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin itu lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin, bakat kepemimpinan itu harus dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan.

6) Teori sosial Teori sosial beranggapan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin. Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asalkan dia diberi kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun melalui pengalaman praktek. Yang

commit to user

kesempatan ataukah tidak. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa teori-

teori yang dimunculkan menunjukan perbedaan dalam pendapat dan uraian, metodologinya, interprestasi yang diberikan, dan kesimpulan yang ditarik. Teori kepemimpinan menceritakan bagaimana seorang pemimpin menjadi seorang pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin.

e. Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan

Jenis-jenis gaya kepemimpinan menurut Hasibuan (2005: 170) adalah sebagai berikut:

1) Kepemimpinan otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pimpinan, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

2) Kepemimpinan partisipatif Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinan dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.

3) Kepemimpinan delegasi Kepemimpinan delegasi adalah apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.

4) Kepemimpinan situasional Kepemimpinan situasional adalah perilaku pemimpin dan anggota pengikut dalam kelompok dan situasi yang variatif. Dalam kepemimpinan situasional, tidak ada cara satupun yang baik untuk mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan yang mana yang harus digunakan terhadap individua atau kelompok tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi.

Berdasarkan uraian gaya kepemimpinan di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan otoriter merupakan jenis gaya kepemimpinan yang dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Karena gaya kepemimpinan menunjukan

commit to user

memperlakukan bawahan hanya sebagai alat atau mesin. Sedangkan gaya kepemimpinan partisipatif, gaya kepemimpinan ini mengikutsertakan bawahan

untuk memberikan ide atau sarannya kepada pimpinan dalam mengambil keputusan. Sedangkan kepemimpinan delegasi merupakan jenis gaya kepemimpinan yang memberikan sebagian wewenang pimpinan kepada bawahan untuk mengambil keputusan. Selanjutnya kepemimpinan situasional merupakan gaya kepemimpinan yang bervariasi yang disesuaikan dengan keadaan bawahan.

Menurut Suyanto (2009: 104) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berdasarkan aspek kekuasaan dan wewenang adalah sebagai berikut:

1) Otoriter (otokratik) Pemimpin berorientasi pada tugas yang harus segera diselesaikan. Menggunakan posisi dan power dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan dan pengambilan keputusan. Pada gaya kepemimpinan ini motivasi yang dilakukan dengan memberikan reward dan punishment

2) Demokrasi Pemimpin menghargai sifat dan kemampuan tiap staf. Menggunakan pribadi dan posisi untuk mendorong munculnya ide dari staf serta memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Oleh karena itu mereka didorong untuk membuat rencana, melaksanakan dan melakukan pengontrolan sesuai dengan yang disepakati.

3) Partisipatif Pimpinan yang menganut gaya kepemimpinan ini hanya memegang kendali yang kecil dalam proses pengambilan keputusan, ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu masalah dan memberikan kesempatan pada anggota tim untuk mengembangkan stategi dan pemecahannya. Tugas pemimpin hanya mengarahkan tim kepada tercapainya konsesus.

4) Bebas Tindak (Laiser-faire) Pimpinan hanya sebagai official, staf yang menentukan sendiri kegiatan yang akan dilaksanakan tanpa pengarahan, supervise dan koordinasi. Sehingga kendali yang dilakukan pimpinan sangat minimal dan hanya bersifat laporan.

Perbedaan jenis kepemimpinan yang disebut Hasibuan dengan Suyanto adalah gaya kepemimpinan demokrasi dan bebas tindak (Laiser-faire).

Pada gaya kepemimpinan demokrasi seorang pimpinan berperan sebagai

commit to user

Sedangkan gaya kepemimpinan bebas tindak (Laiser-faire) seorang pimpinan terlihat pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya.

Sedangkan Joko Widodo (2007: 10-11) menyatakan bahwa perilaku pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan menggerakkan bawahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Perilaku direktif, yaitu perilaku yang menunjukkan kadar keterlibatan pemimpin dalam komunikasi satu arah menetapkan peranan bawahan dan memberi tahu bawahan tentang apa yang seharusnya dikerjakan, kapan, dimana, dan bagaimana melakukannya sekaligus mengawasi secara ketat pelaksanaan tugas yang diberikan kepada bawahan.

2) Perilaku suportif, yaitu perilaku yang menunjukan kadar keterlibatan pemimpin dalam komunikasi dua arah, mendengar, mendorong, serta melibatkan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Dari kombinasi gaya kepemimpinan tersebut, menghasilkan empat gaya, yatu:

1) Gaya instruksi, yaitu pemimpin banyak memberikan pengarahan (direktif tinggi) dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan secara ketat serta sedikit bahkan sama sekali tidak memberikan kesempatan bawahan untuk terlibat dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

2) Gaya konsultasi, adalah gaya seorang pemimpin yang menunjukan perilaku lebih banyak memberikan pengarahan (direktif tinggi) dan mendengarkan bawahan (suportif tinggi). Dengan gaya ini seorang pemimpin menjelaskan keputusan yang diambilnya dan mendengarkan saran-saran bawahan dan pada saat yang sama masih memberikan pengarahan yang spesifik dan melakukan pengawasan secara ketat dalam penyelesaian tugas bawahan.

3) Gaya delegasi, adalah gaya (perilaku) pemimpin yang menunjukan kadar perilaku suportif rendah dan direktif rendah. Seorang pemimpin banyak mendelegasikan kewenangan dalam proses pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4) Gaya partisipatif, adalah gaya (perilaku) pemimpin yang dicirikan kadar suportivitas tinggi dan kadar direktif rendah. Dengan gaya ini seorang pemimpin menyusun keputusan secara bersama-sama (partisipasi) dengan bawahan dan mendorong usaha mereka dalam menyelesaikan tugas.

Dari uraian gaya kepemimpinan menurut Joko Widodo di atas menambahkan jenis gaya kepemimpinan yaitu direktif dan suportif. Dimana

commit to user

konsultasi, partisipatif, dan delegasi. Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Dasar yang digunkan dalam memilih gaya

kepemimpinan merupakan tugas yang harus dilakukan oleh pimpinan. Seorang pemimpin harus mempunyai kapasitas untuk membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinanya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi. Artinya gaya kepemimpinan yang otoriter belum tentu sepenuhnya tidak baik dan efektif dalam mempengaruhi bawahan. Demikian gaya demokratis belum tentu sepenuhnya baik dan efektif dalam mempengaruhi perilaku bawahan. Hal ini sangat tergantung kepada tuntutan situasi tertentu yang ada. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan cenderung berbeda dari satu situasi kesituasi lainnya.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti memilih jenis gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:

1) Kepemimpinan direktif Perilaku pemimpin yang menunjukan kadar keterlibatan pemimpin dalam komunikasi satu arah yaitu menetapkan peranan bawahan, memberi tahu, bawahan tentang apa yang seharusnya dikerjakan, kapan, dimana dan bagaiman melakukannya sekaligus mengawasi secara ketat pelaksanaan tugas yang diberikan kepada bawahan.

2) Kepemimpinan suportif Perilaku yang menunjukan kadar keterlibatan pemimpin dalam komunikasi dua arah yaitu mendengarkan aspirasi bawahan, serta melibatkan bawahan dalam pemecahan masalah, dan menarik minat kerja bawahan.

3) Kepemimpinan partisipatif Perilaku yang menunjukkan gabungan antar otoriter dan demokratis, yaitu pimpinan menciptakan kerjasama diantara bawahan, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pimpinan memotivasi para bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Dengan gaya ini seorang pemimpin menyusun keputusan secara

commit to user

menyelesaikan tugas. Berbagai jenis gaya kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas pada

dasarnya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Penerapan gaya kepemimpinan dapat memilih salah satu gaya kepemimpinan atau kombinasikan beberapa gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan organisasi, sehingga pemilihan gaya kepemimpinan akan meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

f. Indikator Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan uraian jeni-jenis gaya kepemimpinan di atas maka indikator yang digunakan peneliti untuk mengukur gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1) Kepemimpinan direktif

2) Kepemimpinan suportif

3) Kepemimpinan partisipatif

2. Tinjauan Tentang Disiplin Kerja

a. Pengertian Disiplin Kerja

Henry Simammora (2006: 610) menyatakan bahwa “Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Kerja adalah seseorang yang melakukan sesuatu yang bertujuan untuk menciptakan produk”. Sedangkan T Hani Handoko (2001: 208) mendefisinikan “Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar organisasional”

Muchdarsyah Sinungan (2005: 145) disiplin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkan.

commit to user

“Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang

tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja karyawan adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat karyawan terhadap peraturan atau prosedur yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu organisasi serta sanggup menjalankannya dan apabila dilanggar akan menerima sanksi yang sudah dibuat dalam peraturan dimana dia bekerja.

b. Jenis-jenis Pendisiplinan

Dalam usaha menegakkan sikap disiplin para karyawan, perusahaan perlu melalukan pendisiplinan untuk semua karyawannya. Disiplin kerja karyawan memerlukan adanya penggolongan disiplin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan membedakan tingkat tindakan mana yang akan dikenakan pada karyawan yang menyimpang dari peraturan perusahaan.

Menurut T. Hani Handoko (2001: 208) menyatakan jenis-jenis pendisiplinan yaitu sebagai berikut:

1) Pendisiplinan preventif Adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan- penyelewengan dapat dicegah.