Lukman, Lukman, Semua Semua

DAF DAF DAF DAF TAR TAR TAR TAR PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA A.M, Sardiman. 2012. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Bungin, M Burhan. 2003. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Budyatna, Muhammad dan Ganiem Mona Leila. Teori Komunikasi Antar Pribadi. 2011. Jakarta:Kencana Effendy, Onong, Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hamidi, 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM press. Hasibuan,S.P,Malayu.2010.Organisasi dan Motivasi.Jakarta: Bumi Aksara. Iriantara, Yosal dan Syaripudin Usep. 2013. Komunikasi Pendidikan. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhammad, Ali. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Mulyana, Deddy. 2008. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan. Bandung : CV Alfabeta Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. YogYakarta : LKis Yogyakarta Putra, Nusa. 2011. Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi. Jakarta : Indeks Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono. 2009. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D.Bandung : Alfabeta Uno.B.Hamzah.2012.Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Yusuf, Pawit M. 2010. Komunikasi Instruksional. Jakarta : Bumi Aksara. Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta : referensi. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo, Wrench.S.Jason, at all.2009.Communication, Affect and Learning In Classroom 3 rd Edition. United States America Sumber Sumber Sumber Sumber lainnya lainnya lainnya lainnya :::: ---- Penelusuran Penelusuran Penelusuran Penelusuran Data Data Data Data On-Line On-Line On-Line On-Line http:bahasa.kompasiana.com20120831komunikasi-antar-pribadi-483316.html Minggu31032013, 21:45 http:kuliahonline.unikom.ac.id Minggu31032013, 21:55 http:kutacane-online.blogspot.com201111pengertian-guru-dosen-dan-guru- besar.html Minggu31032013, 21:55 http:nenu666.blogspot.com201112definisi-mahasiswa.html Minggu31032013, 22:15 http:sbektiistiyanto.files.wordpress.com200802penerapan-komunikasi- instruksional-di-playgroup-topkids.pdf sabtu,130413, 23:40 http:skripsipsikologipendidikan.blogspot.com201210karakteristik-dosen- ideal.html Minggu07042013, 22:50 http:www.trigonalworld.com201012pengertiandefinisi-belajar-dan- mengajar.htmlSenin21052013, 20:40 http:ojiekinenjourney.blogspot.com201209teknik-teknik-komunikasi.html Minggu20052013, 22:30 http:www.cuapcuapkita.comberita-279-karakteristik-mahasiswa.html Rabu372013,03:20 http:dewifitriana.blogspot.com201010karakteristik-mahasiswa.html Rabu372013,03:30 ---- Jurnal Jurnal Jurnal Jurnal Ilmiah Ilmiah Ilmiah Ilmiah :::: Zakiah,Kiki dan Umar,Muthiah. 2005. Komunikasi Instruksional Dalam Proses Pembelajaran Mahasiswa. UNISBA Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi 1. Hartanti, Budi, Stefani.2012. Komunikasi Instruksional Pada Pendidikan Anak Usia Dini Paud “Anak-Anak Ceria” Bandung Studi Deskriptif Mengenai Komunikasi Instruksional Melalui Permainan Edukatif Logico Primo Pada Paud“Anak-Anak Ceria” Bandung.Fisip Unikom 2. Riyandhy, Dicky, Rizky.2011. Strategi Komunikasi Guru Smp Negeri 1 Margaasih Bandung Melalui Program Ednik Edukasi Elektronik Dalam Menigkatkan Motivasi Belajar Siswanya. Fisip Unikom LAMPIRAN – LAMPIRAN Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran 1111 Surat Surat Surat Surat Persetujuan Persetujuan Persetujuan Persetujuan Menjadi Menjadi Menjadi Menjadi Pembimbing Pembimbing Pembimbing Pembimbing Skipsi Skipsi Skipsi Skipsi Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran 2222 Surat Surat Surat Surat Research Research Research Research Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran 3333 Berita Berita Berita Berita Acara Acara Acara Acara Bimbingan Bimbingan Bimbingan Bimbingan Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran 4444 Lembar Lembar Lembar Lembar Revisi Revisi Revisi Revisi Usulan Usulan Usulan Usulan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran 5555 Lembar Lembar Lembar Lembar Revisi Revisi Revisi Revisi Skripsi Skripsi Skripsi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru atau dosen sebagai pegangan utama. Di Indonesia proses belajar mengajar sangat beragam, namun tidak sedikit, dosen memberikan pengajaran secara satu arah saja. Sebenarnya proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan adalah komponen- komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau materi pengajaran yang ada dalam kurikulum akan disampaikan oleh dosen kepada mahasiswanya, pesan tersebut sebaiknya diolah dengan sebaik mungkin oleh dosen agar mahasiswa dengan mudah mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh dosen tersebut. Sumber pesan yang digunakan sebagai dasar dalam materi yang diajarkan oleh dosen bisa berasal dari buku – buku yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, dari internet dan bahkan pengalaman – pengalaman yang telah dialami oleh dosen tersebut ataupun mahasiswa. Dan media merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan dan mendukung para dosen didalam proses interaksi belajar mengajar dan memudahkan mahasiswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh dosen tersebut. Seperti yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy didalam bukunya yang berjudul ilmu komunikasi teori dan praktek, Laswell mengatakan : “who says what in which channel to whom with what effect?” Effendy,2007:10 Menurut Laswell dalam proses komunikasi, dikenal dengan adanya unsur komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek. Hubungan antara komunikator dengan komunikan biasanya karena mengintegrasikan sesuatu yang dikenal dengan istilah pesan message. Kemudian untuk menyampaikan atau mengontakkan pesan itu diperlukan adanya media atau saluran channel. Dan setelah disampailan komunikator membutuhkan adanya efek dari pesan tersebut. Ketika ke lima unsur itu ada berarti manusia telah melakukan proses komunikasi. Di dalam proses komunikasi yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa di dalam proses belajar mengajar maka akan terjadi interaksi komunikasi instruksional antara dosen dan mahasiswa, sehingga selama proses belajar mengajar diperlukan adanya strategi komunikasi agar tidak terjadi konflik atau kesalah pahaman dalam menyampaikan pesan disaat berinteraksi. Selain itu. istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Berbagai macam strategi yang digunakan dosen dalam proses komunikasi terhadap mahasiswa melalui pertimbangan – pertimbangan tertentu misalnya pertimbangan interaksi dosen dan mahasiswa maka strategi yang perlu 1 digunakan yaitu strategi belajar mengajar tatap muka, dan startegi belajar mengajar melalui media, dan berbagai strategi komunikasi lainnya. Ketika melakukan interaksi selama proses belajar mengajar seorang dosen tidak hanya melakukan percakapan biasa dengan mahasiswanya, namun seorang dosen sebaiknya mampu menggunakan strategi komunikasi instruksional agar mahasiswa dapat bergerak sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh dosen. Komunikasi instruksional ini mempunyai tujuan pendidikan yang harus dicapai, dalam pelaksanaan kegiatannya komunikasi instruksional mempunyai fungsi manajemen instruksional dan fungsi pengembangan instruksional. Peneliti memilih objek penelitian di Universitas Komputer Indonesia UNIKOM Bandung, karena sebagai universitas komputer terbesar di Indonesia yang memiliki ribuan mahasiswa dengan berbagai karakter dan motivasi belajar yang berbeda. Sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi instruksional yang dilakukan oleh para dosen UNIKOM ketika mereka melakukan proses belajar mengajar di kelas agar mahasiswanya dapat termotivasi untuk belajar lebih giat dan lulus kuliah tepat pada waktunya. Motivasi belajar setiap mahasiswa berbeda – beda, ada mahasiswa yang berfikir bahwa kuliah hanya sebagai formalitas, kuliah hanya sekedar untuk mengisi absensi agar bisa mengikuti ujian, kuliah hanya untuk bertemu teman, serta ada pula mahasiswa yang hanya sekedar ingin lulus tanpa menghiraukan nilai, apbila dilihat dari tingkah lakunya banyak sekali mahasiswa yang masuk kelas sering terlambat, sering membolos, ketika dilaksanakan kuis bahkan ujian banyak yang mencontek, mengerjakan tugas individu ataupun kelompok tidak dengan sungguh – sungguh, berperan pasif dikelas, mengantuk dan mengobrol ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung, serta tidak memperdulikan dosen yang sedang mengajar, sehingga mengakibatkan situasi kelas yang tidak kondusif, dan lain sebagainya. Namun masih banyak pula mahasiswa yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi yang sangat memperhatikan setiap mata kuliah yang diajarkan oleh dosen. Berdasarkan fenomena motivasi belajar mahasiswa tersebut, perlu diperhatikan pula aspek pengajaran dari dosen yang bersangkutan. Masing - masing dosen memiliki cara mengajar tersendiri, dikarenakan sudah tidak ada lagi pelatihan - pelatihan secara khusus bagi para dosen baru di UNIKOM untuk proses mengajar, strategi mengajar, menyusun silabi, dan lain sebagainya. Sehingga dosen di UNIKOM menggunakan metode komunikasi dan strategi belajar mengajar berdasarkan pengalaman – pengalaman yang dialami ketika menjadi mahasiswa ataupun sharing kepada dosen – dosen lain yang telah lebih banyak pengalaman mengajar, memperhatikan teknik komunikasi padasaat proses belajar mengajar, serta taktik komunikasi pada saat proses belajar mengajar agar mahasiswa termotivasi untuk belajar lebih giat. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan penggerak didalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah dan tujuan yang dikehendaki mahasiswa itu dapat tercapai. Fungsi dari motivasi yaitu mendorong manusia untuk berbuat sesuatu, artinya motivasi bisa dijadikan sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan, kemudian menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memeberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya, dan menyelesaikan perbuatan, yaitu menentukan perbuatan - perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan - perbuatan yang akan bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dengan pelajaran tersebut dan semangat untuk belajar. Mahasiswa ynag mempunyai motivasi yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Tetapi jika mahasiswa tidak memiliki motivasi yang kuat, kecuali karena paksaan atau sekedar seremonial maka tidak akan menjadi pribadi yang berhasil atau gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal apabila ada motivasi yang tepat. Dalam interkasinya dosen senantiasa mencoba bermacam strategi komunikasi instruksional untuk memotivasi mahasiswanya. Dosen yang baik menerapkan metode positif untuk memotivasi mahasiswanya sehingga mereka bersemangat untuk belajar, merasa dihargai, mau bekerja giat, mengikuti peraturan, terus tinggal dan meyelesaikan pendidikannya serta mempelajari nilai – nilai dan keterampilan hidup. Tidak ada formula ajaib untuk memotivasi mahasiswa. Meskipun demikian, sebanyak apapun tingkat motivasi siswa akan dapat berubah oleh keadaan atau kejadian baik maupun buruk yang terjadi dikelas maupun diluar kelas. Sebagai bagian dari perguruan tinggi atau universitas, dosen memegang peranan yang utama dalam proses transformasi ilmu pengetahuan. Dosen merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam menciptakan suasana kampus yang ilmiah. Ini bukanlah suatu harapan yang berlebihan, karena dosen merupakan “tantangan pertama” yang setiap hari selalu bertatap muka secara langsung dengan mahasiswa. Di dalam kehidupan kampus inilah dosen mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi ilmiah mahasiswa, dalam proses belajar mengajarnya didalam kelas dosen akan mempertajam analisis dan kepekaan mahasiswa terhadap problematika sosial serta memperluas nuansa berpikirnya. Seorang dosen juga diharapkan dapat memberikan motivasi kepada mahasiswanya agar giat belajar, memberikan perhatian serta pengertian kepada mahasiswa, bahwa maksud dari pembelajaran diantaranya mengetahui suatu kecakapan atau konsep yang sebelumnya tidak pernah diketahui, disiplin, dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan, mengembangkan pemahaman konsep maupun sikap dan tingkah laku, mendorong mahasiswa untuk berefleksi kritis tentang dunia dan sekitarnya, serta dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan menggunakan strategi komunikasi instruksional. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah dan membaginya menjadi rumusan masalah makro dan mikro. a. Rumusan Masalah Makro Rumusan masalah makro dari penelitian ini adalah Bagaimana strategi komunikasi instruksional dosen melalui proses belajar mengajar dalam memotivasi belajar mahasiswa di UNIKOM? b. Rumusan Masalah Mikro Rumusan masalah mikro dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana metode komunikasi dosen melalui proses belajar mengajar dalam memotivasi belajar mahasiswa di UNIKOM? 2. Bagaimana teknik komunikasi dosen melalui proses belajar mengajar dalam memotivasi belajar mahasiswa di UNIKOM? 3. Bagaimana taktik komunikasi dosen melalui proses belajar mengajar dalam memotivasi belajar mahasiswa di UNIKOM? 1.3. Maksud dan tujuan penelitian 1.3.1. Maksud penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mendeskripsikan mengenai strategi komunikasi instruksional yang dilakukan dosen pada saat proses belajar mengajar di kelas agar mahasiswa di UNIKOM dapat termotivasi untuk belajar lebih giat.

1.3.2. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui metode komunikasi dosen melalui proses belajar mengajar dalam memotivasi belajar mahasiswa di UNIKOM. 2. Untuk mengetahui teknik komunikasi dosen melalui proses belajar mengajar dalam memotivasi belajar mahasiswa di UNIKOM. 3. Untuk mengetahui taktik komunikasi dosen melalui proses belajar mengajar dalam memotivasi belajar mahasiswa di UNIKOM. 1.4. Kegunaan penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini digunakan sebagai proses untuk mengetahui strategi komunikasi instruksional yang digunakan dosen pada saat proses belajar mengajar baik itu dalam metode komunikasi, teknik komunikasi, serta taktik komunikasi yang digunakan dosen pada saat mengajar, serta untuk mengetahui dengan menggunakan strategi komunikasi instruksional tersebut mahasiswa di UNIKOM dapat termotivasi untuk belajar lebih giat.

1.4.2. Kegunaan Praktis

a. Peneliti Dijadikan sebagai bahan pengalaman dan pengetahuan khususnya mengenai strategi komunikasi instruksional seorang dosen di Universitas Komputer Indonesia dalam proses belajar mengajar agar mahasiswa dapat termotivasi untuk belajar lebih giat, sehingga mahasiswa mendapatkan pengetahuan lebih banyak, memahami materi serta dapat membentuk sikap mahasiswa. b. Universitas Penelitian ini diharapkan berguna bagi program studi Ilmu Komunikasi maupun Universitas Komputer Indonesia secara keseluruhan, serta diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan dan penerapan Ilmu Komunikasi juga sebagai bahan perbandingan pengembangan bagi penelitian sejenis lainnya untuk masa yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi program studi Ilmu Komunikasi maupun Universitas dan segenap aktivitasnya dalam pengembangan Dosen. c. Masyarakat Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan untuk strategi komunikasi instruksional yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat mememotivasi peserta didik. Serta dapat memberikan masukan dan bahan informasi bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Penelitian Sejenis Yang Relevan

Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian sejenis relevan yang berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap serta pembanding dalam menyusun skripsi ini sehingga lebih memadai. Selain itu, telaah pada penelitian sejenis yang relevan berguna untuk memberikan gambaran awal mengenai kajian terkait dengan masalah dalam penelitian ini. Berikut ini adalah tabel penelitian yang relevan mengenai komunikasi antar pribadi dan komunikasi instruksional: Tabel 2.1 Penelitian yang relevan No. Judul Penelitian Nama Peneliti Metode yang Digunakan Hasil Penelitian Perbedaan dengan Penelitian Skripsi ini 1. Komunikasi Instruksional Pada Pendidikan Anak Usia Dini Paud “Anak-Anak Ceria” Bandung Studi Deskriptif Mengenai Stevani Budi Hartanti Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi Bidang Kajian Ilmu Humas, UNIKOM Kualitatif, Deskriptif komunikasi instruksional melalui permainan edukatif logico primo pada PAUD Anak-Anak Ceria tidak melalui proses penaksiran perilaku Penelitian Stefani lebih meneliti mengenai komunikasi instruksional melaui permainan, sedangkan penelitian ini lebih meneliti mengenai proses belajar mengajar di 11 Komunikasi Instruksional Melalui Permainan Edukatif Logico Primo Pada Paud “Anak-Anak Ceria” Bandung mula dikarenakan siswa yang masih berada pada fase anak awal dan fase keserasian sekolah dimana emosi dan kemampuan siswa masih berada di fase yang belum stabil sehingga sulit untuk dilakukan suatu penaksiran. kelas 2. Strategi komunikasi guru SMP Negeri 1 Margaasih bandung melalui program Ednik edukasi elektronik dalam Menigkatkan motivasi belajar Siswanya Rizky dicky riyandhy, Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi Bidang Kajian Ilmu Humas, UNIKOM Kualitatif, deskriptif Menunjukkan adanya hubungan antara strategi komunikasi antara Guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung dengan peningkatan motivasi siswa belajarnya Penelitian Rizky mengukur bagaimana program Ednik ini dapat memotivasi belajar siswa nya, sedangkan penelitian ini mengukur strategi komunikasi instruksional dalam proses belajar mengajar. 3. Komunikasi Instruksional dalam Proses Pembelajaran Mahasiswa Kiki Zakiah dan Muthiah Umar Jurnal Ilmiah Kuantitatif, deskriptif Spesifikasi isi dan tujuan instruksional sebagai pengalaman belajar Penelitian Kiki Zakiah dan Muthiah Umar lebih meneliti proses mahasiswa Unisba masih rendah. Rata- rata mahasiswa Unisba cukup mengalami penambahan pengetahuan setelah mengikuti perkuliahan dan mencapai tujuan instruksional yang cukup berarti. pembelajaran mahasiswa UNISBA sedangkan penelitian ini lebih meneliti cara dosen mengajar melalui proses belajar mengajar di UNIKOM . 2.2. Tinjauan Pustaka 2.2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi 2.2.1.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi Antarpribadi interpersonal communication merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan satu orang atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Pemikiran ini diwakili oleh Bittner 1985 : 10 yang menerangkan bahwa Komunikasi Antarpribadi berlangsung apabila pengirim menyampaikan informasi berupa kata – kata kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia human voice. Sementara Barlund mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai pertemuan antara dua, tiga orang, atau mungkin empat orang, yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur. Barnlund sebagaimana dikutip oleh Alo Liliweri 1991 mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali Komunikasi Antarpribadi, sebagai berikut : a. Bersifat spontan; b. Tidak mempunyai struktur; c. Terjadi secara kebetulan; d. Tidak mengejar tujuan yang telah di rencanakan; e. Identitas keanggotaannya tidak jelas; f. Dapat terjadi hanya sambil lalu. Hubungan diadik mengartikan KAP sebagai komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas. Komunikasi tatap muka antara suami dan istri, pramuniaga dengan pembeli merupakan bentuk komunikasi diadik. Definisi hubungan diadik ini dapat diperluas sehingga mencakup sekelompok kecil orang. Pemikiran mengenai bentuk hubungan diadik dikemukakan oleh Laing, Phillipson, dan Lee 1991:117. Mereka menyatakan untuk memahami perilaku seseorang, harus mengikutsertakan paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama. Hubungan diadik ini harus menggambarkan interaksi dan pengalaman bersama mereka. Trenholm dan Jensen 1995:26 mendefinisikan komunikasi Antarpribadi sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka. Nama lain dari komunikasi ini adalah komunikasi diadik dyadic. Komunikasi diadik biasanya bersifat spontan dan informal. Partisipan satu dengan yang lain saling menerima umpan balik secara maksimal. Partisipan berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. 1 2.2.1.2. Fungsi Komunikasi Antar Pribadi Menurut definisinya, fungsi sebagai tujuan dimana komunikasi digunakan untuk mecapai tujuan tersebut. Fungsi utama komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan – imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi, dan sosial. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa komunikasi insani atau human community baik yang non-antarpribadi maupun yang antarpribadi semuanya mengenai pengendalian lingkungan guna mendapatkan imbalan seperti dalam bentuk, fisik, ekonomi, dan sosial. Miller Steinberg, 1975. Keberhasilan yang relatif dalam melakukan pengendalian lingkungan melalui komunikasi menambah kemungkinan menjadi bahagia, kehidupan pribadi yang produktif. Kegagalan relatif mengarah kepada ketidak bahagiaan akhirnya bisa terjadi krisis isentitas diri. Sedangkan yang dimaksud dengan imbalan ialah setiap akibat berupa perolehan fisik, ekonomi, dan sosial yang dinilai positif. Imbalan berupa hal– hal yang menyenangkan seperti yang diperoleh atasan tadi yang bukan 1 http:bahasa.kompasiana.com20120831komunikasi-antar-pribadi-483316.html berupa nilai materi berupa senyuman dengan wajah yang menyenangkan sebagai rasa terima kasih kepada pihak lain. Rasa puas apabila dapat menolong orang dalam kesusahan sebagai imbalan dalam bentuk sosial. Seperti yang dikatakan Miller dan Steinberg 1975 yang dikutip dari buku Muhammad Budyana, pengendalian lingkungan dalam dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu : a. Hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diinginkan yang dinamakan compliance. b. Hasil yang diperoleh mencerminkan adanya kompromi dari keinginan semula bagi pihak – pihak yang terlibat, yang dinamakan penyelesaian konflik conflict resolution. Budyana, 2011:27-28 2.2.2. Tinjauan Komunikasi Pendidikan Komunikasi pendidikan adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang menambah bidang atau peristiwa – peristiwa pendidikan. Komunikasi ini sifatnya tidak netral lagi, tetapi sudah dipola untuk memperlancar tujuan – tujuan pendidikan. Yusuf,2010:35 Setiap orang tua, baik sebagai ayah, ibu, ataupun wali, bahkan mereka yang berkedudukan sebagai “orang tua” senior, bak dalam ilmu, status sosial, maupun dalam usia di lingkungan masyarakatnya, mempunyai keinginan memberiwejangan kepada yang lebih muda. Bentuk wejangan ini bisa bermacam – macam, salah satunya nasihat. Konsep pendidikan ini sejalan dengan pernyataan bahwa masalah pendidikan itu pelaksanaannya berada dalam tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Mereka bekerja sesuai dengan fungsinya masing – masing. Pemerintah dengan segala perangkatnya menyelenggarakan pendidikan dengan cara memberi contoh, sementara lingkungan atau kondisi masyarakat hendaknya memungkinkan bertumbuh suburnya pemikiran – pemikiran yang berisfat kreatif, berinisiatif, dan mendorong warganya untuk berkemauan keras yang produktif, tidak hanya pasif dan menerima nasib. Sedangkan dari belakang orang tua sanggup memberi kekuatan dan dukungan kepada pelaksanaan pendidikan dalam rangka berupaya menggapai kehidupan untuk persiapan di masa depan. Bentuk komunikasi pendidikan pun sudah ada sejak zaman kenabian. Salah satu contohnya orang tua bernama Luqman memberi nasihat kepada anaknya supaya menjadi anak yang baik dengan berpedoman Al-quran. Contoh tersebut menggambarkan proses yang terjadi dalam suasana edukatif, yaitu suasana yang dirancang khusus untuk berupaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yakni tujuan menjadi orang yang baik dan bertakwa kepada Allah SWT. Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya. Bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi oleh dua factor komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan. Didalam pelaksanaan pendidikan formal pendidikan melalui sekolah, tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses belajar mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses komunikasi, baik yang berlangsung secara intrapersonal maupun seara antarpersona. Pertama intrapersona, tampak pada kejadian berpikir, mempersepsi, menginga, dan mengindra. Hal demikian dijalani oleh semuaorang. Sedangkan yang kedua antarpersona ialah bentuk komunikasi yang berproses dari adanya ide atau gagasan informasi seseorang kepada orang lain. Yusuf, 2010:51 – 53 2.2.3. Tinjauan Komunikasi Instruksional 2.2.3.1. Definisi Komunikasi Insruksional Komunikasi mampu menyentuh segala aspek kehidupan kita. Begitupun dalam berbagai komunikasi pendidikan yang memiliki sub bidang lain yaitu komunikasi instruksional. Pawit M.Yusuf menyatakan bahwa : “Komunikasi instruksional lebih merupakan bagian kecil dari komunikasi pendidikan. Ia merupakan proses komunikasi yang dipola dan dirancang secara khusus untuk mengubah perilaku sasaran dalam komunitas tertentu ke arah yang lebih baik”. Yusuf,2010:2 Untuk lebih memahami pengertian mengenai komunikasi instruksional, terdapat beberapa contoh turunan dalam memahami komunikasi instruksional yaitu: 1. Komunikasi yang berlangsung dalam suasana kerumunan dapat terjadi suatu komunikasi yang tidak terkendali atau tidak beraturan namun jenis komunikasi ini bersifat netral, artinya tidak mempunyai maksud-maksud tertentu secara khusus. 2. Disamping itu, ada pun komunikasi yang dapat terjadi dalam suasana tertentu seperti suasanan pendidikan dimana kondisi yang tercipta tidak lagi bebas, melainkan terkendali dan dikondisikan untuk tujuan – tujuan pendidikan. Komunikasi pendidikan dirancang secara khusus untuk mencapai tujuantujuan pendidikan, yaitu dalam rangka upaya mendewasakan anak manusia supaya bisa hidup mandiri di kemudian hari. 3. Turunan yang lebih sempit dari komunikasi pendidikan yaitu komunikasi instruksional dimana situasi, kondisi, lingkungan, metode dan termasuk bahasa yang digunakan oleh komunikator sengaja dipersiapkan secara khusus untuk mencapai efek perubahan perilaku pada diri sasaran. Yusuf, 2010 :4 Secara sederhana, instruksional berasal dari kata instruction yang memiliki arti pembelajaran atau pengajaran. Webster’s Third International Dictionary of The English Language mencantumkan kata instruksional dari kata instruct dengan arti memberikan pengetahuan atau informasi khusus dengan maksud melatih berbagai bidang khusus, memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang seni atau spesialisasi tertentu. Dan dapat bermakna lain yang berkaitan dengan komando atau perintah. Pengajar komunikator dan pelajar komunikan atau sasaran sama– sama melakukan interaksi psikologis yang nanti diterapkan bisa berdampak pada berubahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan di pihak komunikan. Proses interaksi psikologis ini berlangsung paling tidak antara dua orang dengan cara berkomunikasi. Dalam situasi formal, proses ini terjadi ketika sang komunikator berupaya mebantu terjadi proses perubahan tadi, atau proses belajar dipihak sasaran atau komunikan. Teknik atau alat untuk melaksanakan proses ini adalah komunikasi, yaitu komunikasi instruksional.Yusuf,2010:65 Kegiatan instruksional pada intinya juga adalah proses pembantuan agar terjadi perubahan perilaku pada pihak sasaran. Prinsip – prinsip komunikasi dalam hal ini tetap berlaku. Apaila dilihat dari luar, memang yang namanya komunikasi adalah peristiwa yang berlangsung terjadi manakala orang memberikan arti kepada setia perilaku orang lain, baik langsung, maupun menggunakan media. Terjadinya komunikasi memang belum menjamin adanya proses instruksional karena yang terakhir ini prosesnya sudah mulai teknis dan bertujuan, malah juga terkontrol, sebab pengadaaanya diupayakan atau disengaja. Akan tetapi sebaliknya, kegiatan instruksional merupakan proses komunikasi, atau setidaknya peristiwa komunikasi sedang berlangsung, tetapi tidak terjadi proses instruksionalnya, dan sebagai akibatnya, proses belajarnya pun tidak ada di dalamnya. Contoh sebaliknya ialah kuliah berjalan dengan lancar sementara mahasiswanya aktif mendengarkannya serta memerhatikannya, kemudian memahami isi perkuliahan tadi. Disini terjadi proses instruksional dan proses komunikasinya pun ada karena kuliah adalah salah satu bentuk komunikasi. Yusuf, 2010:68-69

2.2.3.2. Fungsi dan Manfaat Komunikasi Instruksional

Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edkuatif, atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara keseluruhan. Namun, bukan berarti fungsi – fungsi lain terabaikan, komunikasi instruksional merukan dari komunikasi secara keseluruhan. Bahkan, apabila dikaitkan dengan bidang pendidikan sekalipun, dia merupakan subset dari komunikasi secara keseluruhan. Komunikasi instruksional ini mempunyai tujuan yang harus dilaksanakan dicapai, dalam pelaksanaan kegiatan yang mempunyai fungsi manajemen instruksional dan fungsi pengembangan instruksional. Yang pertama merupakan pengelolaan organisasi dan pengelolaan personel, sedangkan yang kedua mempunyai fungsi riset teori, desain, produk, evaluasi, seleksi logistik, pemanfaatan, penyebaran. Kesemua fungsi tersebut diarahkan kepada optimalisasi pemanfaatan komponen – komponen sumber – sumber belajar sumber informasi edukatif dalam rangka berupa memberhasilkan proses belajar secara tuntas. Adapun manfaat dari komunikasi instruksional antara lain efek perubahan perilaku, yang terjadi sebagai hasil konstrulsi instruksional, bisa dikontrol atau dikenalkan dengan baik. Berhasil atau tidaknya tujuan - tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Paling tidak bisa dipantau melalui kegiatan evaluasi yang juga meruapakn fungsi perkembangan. Lebih – lebih apabila kegiatan instruksional dan media instruksional, manfaatnya akan semakin nyata. 2.2.4. Tinjauan Proses Belajar Mengajar 2.2.4.1. Makna Belajar Beberapa teori menjelaskan mtentang belajar, aliran – aliran teori belajar sbekedar mengarahkan dan memilah jenis teori belajar mana yang menjadi pijakan melakukan kegiatan belajar. Belajar umumnya diartikan sebagai proses perubahan perilau seseorang setelah mempelajari objek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu. Hal ini identik dengan pandangan Good dan Brophy sebagaimana yang dikutip oleh Uno daam bukunya teori motivasi dan pengukurannya 2012, yang menyatakan bahwa : “Belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri.” Uno, 2012:15 Pendapat senada dikemukakan oleh Galloway yang menyatakan bahwa “Belajar sebagai suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang yang relatif cenderung tetap sebagai akibat adanya penguatan reinforcement”. Uno, 2012:15 Dari kedua pandangan diatas terungkap bahwa belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sebagai akibat dari adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terahadap suatu objek pengetahuan atau melalui suatu penguatan.

2.2.4.2. Definisi Mengajar

Mengajar artinya memindahkan sebagian pengetahuan pengajar kepada murid – muridnya. Namun, arti lain telah dijelaskan oleh Sardiman A.M di dalam bukunya Interaksi dan motivasi belajar dan mengajar adalah: “Mengajar adalah kegiatan penyediaaan kondisi yan merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi”Sardiman, 2012:3. Usman 1994:3 mengemukakan bahwa mengajar adalah : “Membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar”. Hamalik 2001:44-53 mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai : “1 menyampaikan pengetahuan kepada siswa, 2 mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, 3 usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, 4 memberikan bimbingan belajar kepada murid, 5 kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, 6 suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari”. 2 2 htp:www.trigonalworld.com201012pengeriandeinisi-belajar-dan-mengajar.html Berbeda dengan pendapat Moston yang dikutip oleh Abdul Majid, beranggapan bahwa mengajar adalah : “Serangkaian hubungan yang berkesinambungan antara guru dengan siswa, yaitu: 1 Mencoba mencapai keserasian antara apa yang diniatkan, dengan apa yang sebenarnya terjadi maksud = perbautan intent = action, 2 masalah yang bertentangan tentang metode mengajar. Majid, 2013:274

2.2.4.3. Tujuan Belajar

Dalam usaha mencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan kondisi belajar yang lebih kondusif. System lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen. Komponen –komponen system itu saling memengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki tujuannya masing – masing. Tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu : 1. Untuk mendapatkan pengetahuan 2. Penanaman konsep dan keterampilan 3. Pembentukan sikap

2.2.4.4. Tipe – Tipe belajar

Dalam praktek pengajaran penggunaan suatu dasar teori untuk segala situasi merupakan tindakan kurang bijaksana. Tidak ada suatu teori belajar pun cocok untuk segala situasi. Karena masing – masing mempunyai landasan yang berbeda dan tertentu. Menurut Robert M Gagne belajar mempunyai delapan tipe. Ada hierarki dalam masing – masing tipe. Setiap tipe belajar merupakan prasyarat bagi tipe belajar diatasnya. Kedelapan tipe itu adalah : a. Belajar Isyarat Signal Learning Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respons bersyarat. Seperti menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tak bicara. Lambaiantangan, isyarat untuk dating mendekat, menutup mulut degngan telunjuk dan lambaian tangan adalah isyarat sedangkan diam dan datang adalah respons. Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi respons yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan emosional. Menurut Kimble 1961 bentuk belajar semacam ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara tidak sadar, b. Belajar Stimulus – Respons Stimulus – Respons Learning Tipe belajar S-R, respons berisfat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah bentuk hubungan S-R. Jadi belajar stimulus respons sama dengan teori asosiasi S- R Bond. Setiap respons dapat diperkuat dengan penguatan reinforcement. c. Belajar Rangkaian Chaining Rangkaian atau rantai dalam Chaining adalah semacam rangkaian antara berbagai S-Ryang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik; seperti dalam mengikat tali sepatu, makan minum; atau gerakan verbal seperti ucapan selamat tinggal, bapak-ibu. d. Asosiasi Verbal Verbal Assosiation Suatu kalimat “piramid itu berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal seseorang dapat menyatakan bahwa piramida berbangun limas bila dia mengetahui berbagai bangun, seperti balok, kubus atau kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk bila unsur – unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain. e. Belajar Diskriminasi Discrimination Learning Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan beebagai bentuk wajah, binatang atau tumbuh – tumbuhan. f. Belajar Konsep Concept Learning Konsep merupakan simbol berfikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta atau realita dan hubungan antara berbagai fakta. Dengan konsep dapat digolongkan binatang bertulang belakang menurut ciri – cri khusus kelas, seperti mamalia, reptilian, amphibian, burung dan ikan. Dapat pula digolongkan manusia berdasarkan ras warna kulit atau kebangsaan, suku bangsa atau hubungan keluarga. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi bila orang dapat melakukan diskriminasi. g. Belajar Aturan Rule Kearning Hukum, dalil, atau rumus adalah rule aturan. Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran disekolah. Seperti : benda memuai bila dipanaskan, besar sebuah sudut segitiga sama dengan 180 o . Belajar aturan ternyata mirip dengak rangkaian verbal, terutama bila aturan itu diketahui artinya. Oleh karena itu setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya. h. Belajar Pemecahan Masalah Problem Solving Learning Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Ini memerlukan pemikiran. Upaya pemecahan masalah dapat dilakukan menghubungkan berbagai aturan yang relevan dengan masalah itu. Dalam memecahkan masalah diperlukan waktu, adakalanya disingkat adapaula lama. Juga sering kali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur masalah itu, mencari hubungannya dengan aturan rule tertentu. Dalam segala langkah diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba - tiba insight. Kesanggupan memecahkan masalah memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah – masalah lain. Ali, 2008:25 – 27.

2.2.4.5. Teori Belajar

Perlunya seorang pengajar atau para pelaksana komunikasi instruksional lainnya mengetahui teori belajar ialah sebagaimana yang dinyatakan oleh Lingdren 1980 yang dikutip oleh Pawito. M Yusuf yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Teori belajar dapat membantu pengajar dan komunikator instruksional lainnya dalam memahami proses belajar yang terjadi pada manusia. 2. Melalui pemahaman teori belajar, pengajar dapat mengetahui kondisi dan fakor yang dapat memengaruhi, memperlancar dan atau mengahambat proses belajar. 3. Teori belajar ini memungkinkan seorang pengajar dapat melakukan prediksi yang cukup tepat mengenai hasil yang diharapkan pada suatu kegiatan belajar. 4. Teori belajar ini merupakan sumber hipotesis tentang proses belajar yang dapat diuji kebenarannya melalui penelitian dan eksperimen sehingga hal ini dapat meningkatkan pemahaman seorang pengajar akan proses belajar mengajar yang terjadi. 5. Konsep dan prinsip serta hipotesis dalam teori belajar tersebut dapat membantu pengajar meningkatkan penampilannya sebagai seorang pengajar atau komunikator instruksional yang efektif. Teori – teori belajar dengan mengambil pendekatan dari teori – teori komunikasi juga banyak dipilih untuk pengayaan perspektif aplikasinya. Sebut saja misalnya teori – teori komunikasi seperti teori humanistik, behavioristik, dan lain sebagainya. 1. Teori Belajar Behavioristik Teori ini memandang manusiasebagai produk lingkungan. Artinya, segala perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian - kejadian di dalam lingkungan sekitarnya. Behaviorisme mengungkapkan bahwa perilaku manusia itu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Segala perilaku manusia itu banayak dipengaruhi oleh lingkungan. Belajar selanjutnya dokatakan sebagai proses perubahan perilaku berdasarkan paradigm S-R stimulus – respon, yaitu suatu proses pemberian respon tertentu kepada stimulus yang datang dari luar. Proses belajar dengan rumus S-R bisa berjalan dengan syarat adanya unsur seperti dorongan drive, rangsangan stimulus, respon, dan penguatan. Unsur yang pertama adalah dorongan, adalah suatu keinginan dalam diri seseorang untuk memenuhi suatu kebutuhan yang sedang dirasakannya. Seorang anak merasakan adanya kebutuhan yang sedang dirasakannya. Seorang anak merasakan adanya kebutuhan akan bahan bacaan ringan untuk mengisi waktu senggangnya, maka ia terdorong untuk memenuhi kebutuhan itu. Dalam sistem instruksional, rangsangan ini bisa terjadi pada pihak sasaran untuk bereaksi sesuai dengan keinginan komunikator, guru maupun instruktur. Proses belajar terjadi secara terus menerus apabila stimulus dan respons ini berjalan dengan lancar. Dia berproses secara rutin dan tampak seperti otomatis tanpa membicarakan hal – hal yang terjadi selama berlangsungnya proses tadi. 2. Teori Belajar Sosial dari A.Bandura Teori belajar dari A. Bandura dengan teorinya yang dikenal dengan teori belajar sosial kata Bandura dalam Bigge,1992, teori belajar sosial lebih menekankan kepada pentingnya pengamatan dan perilaku, sikap dan reaksi emosional seseorang dengan orang lain dalam lingkungannya. Komponen – komponen proses yang didasarkan pada belajar observasional dari Badura ini adalah : a. Atensi, termasuk fenomena model – model dilihat dari aspek pembedaannya, afeksinya, kompleksitasnya, nilai fungsionalnya. Selain itu, karakteristik pengamat misalnya kapasitas, seperti kapasitas penginderanya, tingkatan penonjolannya, perangkat persertualnya, dan penguatan masa lalunya. b. Retensi, termasuk pengkodean simbol – simbol, organisasi kognisi, detail simbol, detail gerak, dan lain-lain. c. Reproduksi motorik, termasuk kemampuan fisik, pengamatan diri atas reproduksi, akurasi dan umpan balik. d. Motivasi, termasuk internal dan eksternal, juga penguatan diri. 3. Teori Belajar Kognitif Teori ini berasal dari studi psikologi, khususnya psikologi kognitif. Dalam psikologi kognitif manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya sebagaimana anggapan aliran behaviorisme, tetapi ia dianggap sebagai makhluk yang berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir homo sapiens. Istilah koginitif itu sendiri berasal dari kata lati cognoscere yang artinya mengetahui to know Bigge 1984:171. Teori belajar kognitif ini banyak mempermasalahkan bagaimana orang memperoleh suatu pemahaman akan dirinya serta lingkungannya itu. Teori belajar kognitif dari Burner, belajar kognitif merupajan suatu prses yang sejalan dengan perkembangan tiga tahap yang meliputi enactive,iconic,symbolic. Tahap enactive menunjukkan seorang anak secara aktif melakukan kegiatan dalam usahanya memahami lingkungannya. Perhatian anak tampak tunggal atau satu hal saja, misalnya anak asyik bermain simpul – simpul visual, namun belum mampu menerangkan konsepnya. Sedangkan yang terakhir adalah simbolik menunjukkan seorang anak mulai menggunakan simbol – simbol yang lebih banyak daripada kedua tahap sebelumnya. Pada tahap ini seseorang telah mempunyai daya imajinasi yang tinggi, mampu menangkap simbol – simbol abstrak, dan belajarnya pun sudah menjadi prinsip yang mantap. 4. Teori Pengembangan Sosial dari L. Vygotsky Kerangka teoritis utama dari teori pengembangan sosial L.Vygotsky bahwa faktor interaksi sosial memegang peranan yang fundamental dalam pengembangan kognisi anak. Fungsi – fungsi dari pengembangan budaya anak akan muncul dua kali, yakni pada level individual dan yang kedua ada pada level sosial. Semua fungsi tersebut pada akhirnya akan melahirkan hubungan timbal balik di antara individu. Teori ini mencoba menjelaskan kesadaran sebgai akhir dari produk sosialisasi seorang anak. 2.2.5. Tinjauan Motivasi 2.2.5.1. Definisi Motivasi Motivasi berasl dari kata latin yaitu movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Menurut beberapa ahli psikolog, pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku, yang bekerja untuk memengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya, seseorang berkemauan keras atau kuat untuk mecapai tujuan. Menurut Wayne F. Cascio motivasi adalah “Suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya, misalnya: rasa lapar, haus dan bermasyarakat” Hasibuan, 2010:95 Seperti yang dikutip Uno, didalam buku Teori motivasi dan pengukurannya Wahosumidjo mengatakan bahwa “Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada diluar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan lebih bersemangat dan giat dalam berbuat sesuatu”.Uno, 2012: 8 Orang – orang yang mau bekerja dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan fisik dan mental, baik itu kebutuhan yang disadari conscious needs maupun kebutuhan yang tidak di sadari unconscious needs. Kebutuhan needs setiap orang adalah “sama” misalnya setiap orang butuh makan dan minum; tetapi keinginan wants dari setiap orang “tidak sama”, karena dipengaruhi selera, kebiasan, dan lingkungannya.

2.2.5.2. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan yang berpengaruh pada aktivitas. Fungsi motivasi menurut Sardiman 2012 adalah a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Sardiman, 2012:85 Disamping itu, ada fungsi – fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang mahasiswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

2.2.5.3. Teori Motivasi

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudakan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokkan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori, yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan teori penetapan sasaran. 1. Teori Motivasi Abraham Maslow Abraham Maslow mengemukakan pendapat pada dasarnya semua manusia memiliki 5 tingkatan yang berbentuk pyramid. Manusia memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkatan kebutuhan disebut dengan hierarki kebutuhan Maslow, yang dimulai dari kebutuhan biologis dasar samapai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringakt paling tidak harus terpenuhi sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Kebutuhan pokok tersebut dapat dijabarkan adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan fisiologis rasa lapar, haus dan sebagainya; b. Kebutuhan rasa aman merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya; c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki berafiliasi dengan orang lain, diterima,memiliki; d. Kebutuhan penghargaan berprestasi, kompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan; e. Kebutuhan aktualisasi diri kebutuhan kognitif; mengetahui, memahami, menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya. 2. Teori Motivasi Herzberg Menurut Herzberg 1966, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor tersebut adalah faktor higien faktor ekstrinsik dan faktor motivator faktor intrinsik. Faktor higien memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidak puasan, termasuk didalamnya ada hubungan antara manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya faktor ekstrensik, sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya penghargaan, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya faktor intrinsik. 3. Faktor Motivasi Douglas Mc Greor Teori X dan Y Mc Greor beranggapan bahwa manajer teori X memandang para pekerja sebagai pemalas yang tidak dapat diperbaiku, sedangkan teori Y memandang bekerja harus seimbang dengan istirahat dan bermain, dan bahwa orang – orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan baik. Teori bahwa seorang manajer itu mengayomi akan dengan jelas memengaruhi cara mereka menangani dan motivasi bawahan. 4. Faktor motivasi V- Room Victor H. Vroom, yang dikutip dalam bukunya Abdul Madjid yang berjudul Strategi Pembelajaran menjelaskan suatu teori yang disebutnya “teori harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diingankan tersebut. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkanya. Teori dari Vroom 1964 tentang cognitive Theory of Motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan seseuatu yang ia yakini tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu : a. Ekpektasi harapan keberhasilan terhadap suatu tugas; b. Instrumentalis nilai, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil ia dalam melakukan tugas keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu; c. Valensi hasil,yaitu respons terhadap outcome seoerti persaan positif, netral, negatuf. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan, sedangkan motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan. 5. Acchievement Theory Mc Clelland Dari Mc Clelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement N.Ach yang menyatakan bahwa motivasi itu berbeda – beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestaasi. Mc Clelland menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu: a. Need for achievement kebutuhan akan prestasi; b. Need for affiliation kebutuhan akan hubungan sosialhampir sama dengan social need yang dikemukakan Maslow; c. Need for power dorongan untuk mengatur. 6. Clayton Alderfer Clayton Alderfer mengemukakan bahwa teori motivasi ERG yang didasarkan kepada kebutuhan manusia akan keberadaan exsistance, hubungan relatedness, dan pertumbuhan growth. teori Alderfer dikenal sebagai teori ERG, E = eksistence kebutuhan akan eksistensi, R = relatedness kebutuhan untuk berhubungan edngan pihak lain, dan G = Growth kebutuhan akan pertumbuhan.

2.2.6. Tinjauan Dosen

2.2.6.1. Definisi Dosen

Menurut uu no 14 tahun 2005 pasal 1 satu dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasi-kan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 3

2.2.6.2. Karakteristik Dosen

3 htp:kutacane-online.blogspot.com201111pengerian-guru-dosen-dan-guru-besar.html Menurut Milton Hildebrand dan Kenneth Feldman terdapat sepuluh karakter yang menggambarkan dosen ideal, karakter-karakter yang dimaksud sebagai berikut : 1. Gaya Mengajar Yang Merangsang Belajar Dosen dapat menyajikan perkuliahan dengan cara yang menarik dan melibatkan mahasiswa dan Menggunakan humor untuk membantu mempertahankan perhatian mahasiswa. 2. Kemampuan Untuk Berkomunikasi Secara Jelas Dosen bisa menyampaikan informasi apapun dengan cara yang jelas dan dapat difahami dan mampu merumuskan tujuan belajar dengan jelas dan memberitahukannya kepada mahasiswa 3. Menguasai Materi Kuliah Yang Dipegangnya Dosen harus Memiliki pengetahuan yang cukup luas dan mendalam di bidang ilmu yang dikuliahkan dan Menghubungkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang lebih penting kepada bidang studi yang berkaitan agar anak didik paham tentang mata pelajaran tersebut. 4. Siap dan Terorganisir Dosen dapat merencanakan dengan baik kegiatan kuliah untuk satu semester, unit, minggu, sehari dan Memberikan silbaus yang berisi tujuan mata kuliah, bibliografi, tugas, laporan laboratorium, pekerjaan rumah, jadwal tes, tugas khusus, penilaian, dan pedoman. 5. Memiliki Antusiasme Yang Dinamis Dosen merasa tertarik dan senang mengajar, dan menunjukkan hal itu dan Membuat belajar itu menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan bagi mahasiswa. 6. Memiliki Kepedulian Pribadi Terhadap Mahasiswa Dosen harus secara tulus menghormati keadaan mahasiswa dan menunjukkan sikap peduli, siap membantu serta dapat meluangkan waktu untuk anak didik yang membutuhkan bantuan 7. Ketrampilan Berinteraksi Dosen mampu melihat kebutuhan mahasiswa dan selalu mengikuti perkembangan kemajuan setiap mahasiswa dan Secara akurat membaca dan mengomunikasikan sinyal-sinyal non-verbal. 8. Fleksibilitas, Kreativitas, Keterbukaan Dosen bisa menggunakan berbagai ragam gaya dan metode penyajian kuliah dan dosen bisa terbuka terhadap kritik dan saran mahasiswa terhadap ide-ide, pendekatan dan metode mengajar baru 9. Memiliki Kepribadian Yang Kuat Dosen harus memiliki integritas dan krjujuran dalam semua hubungannya dengan mahasiswa dan Mengemukakan di depan semua peraturan dan persyaratan khusus tanpa ada harapan yang disembunyikan. 10. Komitmen Dosen bisa menunjukkan keingingan tulus mengajar sebagai poritas nomor satu. 4 4 htp:skripsipsikologipendidikan.blogspot.com201210karakterisik-dosen-ideal.html 2.2.7. Tinjauan Mahasiswa 2.2.7.1. Definisi Mahasiswa Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna. 5 2.2.7.2. Karakteristik Mahasiswa 1. Mahasiswa Orientasi Belajar Study Oriented Tujuan utama mahasiswa ini yang penting nilai IPKIndex Prestasi Kumulatif tinggi, tidak mau terlibat dalam organisasi atau kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan kuliah karena menurutnya kegiatan tersebut dapat membuatnya sibuk sehingga dapat melalaikannya dari tugas kuliah dan akhirnya nilainya jatuh. Mahasiswa seperti ini biasanya sering ke perpustakaan, datang ke kampus paling awal, jarang sekali dia tidak masuk, dan kalau duduk selalu paling depan walaupun Dosen menyampaikan materi kuliah dengan membosankan menurut mahasiswa yang lain. Dan mahasiswa seperti ini menjadi sumber terbaik saat ujian. 5 htp:nenu666.blogspot.com201112deinisi-mahasiswa.html 2. Mahasiswa Lab Oriented Sebenarnya mahasiswa ini hampir sama dengan mahasiswa tipe pertama hanya saja mahasiswa ini lebih terbuka dengan kegiatan diluar perkuliahan, misalnya menjadi asisten lab. mahasiswa ini lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa tipe pertama Karena sebagai asisten lab berarti ia dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan. Tapi terkadang ia terlalu mementingkan lab. 3. Mahasiswa UKM Oriented Mahasiswa tipe ini biasanya lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan UKM daripada kuliah. Bagi mahasiswa tipe ini kuliah adalah ekskul dan UKM adalah kuliah. 4. Mahasiswa Kupu-Kupu Bagi mahasiswa ini yang penting berangkat kuliah, tandatangan absen, dan mendengarkan penjelasan dosen yang membosankan. Setelah perkuliahan selesai ya langsung pulang. Setiap hari berlangsung seperti itu. Menurutnya yang penting dia sudah menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa dan kewajibannya sebagai anak, yaitu rajin kuliah. Mungkin dalam hal perkuliahan di kelas mahasiswa ini termasuk mahasiswa yang pintar tapi hanyasebatas pintar di bidang akademik. Sedangkan kemampuan lainnya kurang, misalnya dalam hal bersosialisasi dengan orang lain. 6 5. Mahahsiswa Komunitas Mahasiswa yang selalu percaya diri dengan gayanya. Tema yang sering diunggah pasti seputar komunitasnya. Bahkan ada juga mahasiswa yang bisanya nongkrong di kantin, tak tahu waktu, tempat, dan Mata Kuliahnya. Mahasiswa ini biasanya jarang masuk kelas. Hanya nongkrong, ngobrol dan jajan. 6. Mahasiswa AktivisAkvis Mahasiswa Mahasiswa menganggap masalah akademisi kampus itu tidak sesulit masalah-masalah fenomena dan kontra sosial di masyarakat dan Pemerintahan. Maka, mereka jarang kuliah dengan alasan demonstrasi, audiensi, diskusi, rapat, kongres, dan sebagainya. Positifnya dari mahasiswa tipe ini biasanya orangnya cenderung kritis, wawasannya luas dibanding yang lain dan paham berorganisasi. Mereka selalu tampil di depan dalam hal isu-isu kekinian, keberaniannya beretorika, kemudian mampu mengkritisi kebijakan yang dinilai salah, menjadi kebanggaan tersendiri.. 7 2.3. Kerangka Pemikiran 6 htp:dewiitriana.blogspot.com201010karakterisik-mahasiswa.html 7 htp:www.cuapcuapkita.comberita-279-karakterisik-mahasiswa.html

2.3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada penelitian yang dilakukan, peneliti membahas mengenai komunikasi instruksional sebagai fokus dalam penelitian ini. Penelitian yang akan diangkat mengenai “strategi komunikasi instruksional dosen UNIKOM dalam proses belajar mengajar” serta komunikasi instruksional sebagai fokusnya, maka peneliti menggunakan istilah dalam lingkungan strategi komunikasi yaitu metode komunikasi, teknik komunikasi, taktik komunikasi. Yusuf, 2010:228 – 229 a. Metode komunikasi adalah prosedur runtut yang digunakan untuk menyelesaikan dan menjelaskan aspek – aspek komunikasi. Yusuf, 2010:228 – 229 b. Teknik komunikasi digunakan supaya komunikasi antar manusia terjalin secara efektif. Pengertian teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sesuatu hal. Sedangkan pengertian komunikasi adalah penyampaian informasi dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka pengertian teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat menggunakannya. 8 8 htp:ojiekinenjourney.blogspot.com201209teknik-teknik-komunikasi.html c. Taktik komunikasi adalah cara tertentu yang lebih praktis dalam melakukan suatu kegiatan yang sifatnya sesaat dan situasional. Taktik banyak berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan kesempatan pada saat – saat ia mengerjakan suatu pekerjaan. Yusuf,2010:229 Serta didalam komunikasi instruksional terdapat proses belajar mengajar, dan didalam proses belajar mengajar itu sendiri perlu adanya teori belajar, maka peneliti menggunakan teori belajar A. Bandura yang lebih terkait pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Merajuk pada Teori belajar A. Bandura yang dikutip oleh Pawit M. Yusuf di dalam bukunya Komunikasi instruksional, A.Bandura mengatakan dalam Bigge,1992, teori belajar sosial lebih menekankan kepada pentingnya pengamatan dan perilaku, sikap dan reaksi emosional seseorang dengan orang lain dalam lingkungannya. Komponen – komponen proses yang didasarkan pada teori belajar observasional dari Badura ini adalah : a. Atensi, termasuk fenomena model – model dilihat dari aspek pembedaannya, afeksinya, kompleksitasnya, nilai fungsionalnya. Selain itu, karakteristik pengamat misalnya kapasitas, seperti kapasitas penginderanya, tingkatan penonjolannya, perangkat persertualnya, dan penguatan masa lalunya. b. Retensi, termasuk pengkodean simbol – simbol, organisasi kognisi, detail simbol, detail gerak, dan lain-lain. c. Reproduksi motorik, termasuk kemampuan fisik, pengamatan diri atas reproduksi, akurasi dan umpan balik. d. Motivasi, termasuk internal dan eksternal, juga penguatan diri. Yusuf, 2010:143

2.3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Berdasarkan teori belajar sosial yang dijabarkan dalam kerangka teoritis, peneliti akan mengaplikasikannya ke dalam masalah penelitian ini. Pengaplikasian ditujukan agar teori yang dipakai semakin jelas dan memudahkan dalam penelitian selanjutnya. Bertolak dari definisi yang dikemukakan dalam buku “Komunikasi Instruksional” Pawit.M. Yusuf peneliti akan menaruh perhatian dengan mengamati komunikasi yang dilakukan oleh dosen UNIKOM pada proses belajar mengajar. Peneliti pun mencoba untuk mengapilkasikan ke-tiga subfokus penelitian yang terdiri dari metode komunikasi, teknik komunikasi dan taktik komunikasi dengan dukungan melalui teori belajar A. Bandura yaitu: atensi, retensi, produktivitas motorik, dan motivasi ke dalam masalah penelitian mengenai strategi komunikasi instruksional Dosen UNIKOM pada proses belajar mengajar. a. Metode komunikasi adalah prosedur runtut yang digunakan dosen UNIKOM pada proses belajar mengajar untuk menyelesaikan dan menjelaskan aspek – aspek komunikasi. b. Teknik komunikasi Dosen UNIKOM cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi ke mahasiswa dengan media tertentu. c. Taktik komunikasi yaitu berkaitan dengan kemampuan dosen UNIKOM dalam menggunakan kesempatan pada saat – saat ia melakukan proses belajar mengajar. Dan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, akan dikaitkan dengan teori belajar observasional A.Bandura yaitu : a. Atensi ini termasuk dengan fenomena model – model dilihat dari aspek pembedaannya, afeksinya, kompleksitasnya, nilai fungsionalnya. Selain itu, karakteristik pengamat misalnya kapasitas dosen, seperti kapasitas penginderanya, perangkat persertualnya, dan penguatan masa lalunya. b. Retensi yaitu pengkodean simbol – simbol, detail simbol, detail gerak, dan lain-lain yang digunakan oleh dosen pada proses belajar mengajar c. Reproduksi motorik yang dimaksud kemampuan fisik dosen UNIKOM, pengamatan diri atas reproduksi, akurasi dan umpan balik. d. Motivasi yang diberikan oleh dosen UNIKOM pada saat proses belajar mengajar termasuk internal dan eksternal, serta penguatan diri dari motivasi yang diberikan dosen. Mahasiswa Strategi Komunikasi Instruksional Dosen Proses Belajar mengajar Taktik Komunikasii Teknik Komunikasi Metode Komunikasi Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Sumber : dokumentasi peneliti, April 2013

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Universitas Komputer Indonesia Universitas Komputer Indonesia Unikom secara resmi berdiri pada hari Selasa, tanggal 8 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 126D02000. Awalnya dimulai pada bulan Juli tahun 1994 ketika didirikan Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Jerman, disingkat LPKIG, bertempat di jalan Dipati Ukur 102 Bandung. Dengan 1 ruang kelas berkapasitas 50 orang dan 1 laboratorium komputer dengan 25 unit komputer, Lembaga ini membuka program pendidikan 1 tahun dengan 5 program studi yaitu Ahli Komputer Aplikasi Bisnis, Ahli Komputer Keuangan Perbankan, Ahli Komputer Akuntansi Perpajakan, Ahli Komputer Manajemen Pemasaran dan Sekretaris Eksekutif. Jumlah peserta pendidikan pada tahun pertama ini sebanyak 233 siswa. Pada tahun kedua, 1995, dibuka jenjang pendidikan 3 tahun untuk memenuhi animo siswa tahun pertama yang ingin memperdalam ilmunya, disamping pemikiran jangka panjang pengembangan institusi. Pada tahun ini juga dibuka program studi baru, meliputi: Ahli Komputer Teknik Informatika, Ahli Komputer Manajemen Informatika dan Sekretaris Eksekutif. Ruang kelas ditambah menjadi 2 buah dan laboratorium komputer menjadi 2 buah dengan jumlah siswa sebanyak 457 orang. Pada tahun ketiga, 1996, dilakukan penambahan gedung kuliah baru bertempat di jalan Dipati Ukur 116 gedung FISIP sekarang, sekaligus pemindahan pusat administrasi dan perkantoran. Digedung baru ini dilakukan penambahan 1satu Lab. Komputer, 5lima Ruang Kuliah, Ruang Dosen dan Ruang Kemahasiswaan.Jumlah siswa dari tahun 1996 hingga tahun 1998 bertambah dari 632 orang menjadi 1184 orang. Lalu pada tahun kelima, 1998, dimulai pembangunan Kampus baru Gedung Rektorat Kampus-1 sekarang berlantai 6 enam di jalan Dipati Ukur 114. Pembangunan Kampus baru ini dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1999, sehingga pada awal perkuliahan bulan September 1999 telah dapat digunakan. Mencermati dinamika peserta didik dan pengembangan Institusi kedepan, pada tanggal 24 Desember 1998 dibentuklah Yayasan Science dan Teknologi dan dilanjutkan dengan pengajuan pendirian STIMIK IGI dan STIE IGI ke DIKTI. Pada bulan Juli 1999 STIE IGI diresmikan dengan keluarnya SK Mendiknas no. 119DO1999 dengan 5 program studi : Akuntansi S1, Manajemen S1, Manajemen Pemasaran D3, Keuangan Perbankan D3 49 serta Akuntansi D3.Pada bulan Agustus 1999 STIMIK IGI diresmikan dengan keluarnya SK Mendiknas no. 143DO1999 dengan 5 program studi : Teknik Informatika S1, Manajemen Informatika D3, Teknik Komputer D3, Komputerisasi Akuntansi D3 serta Teknik Informatika D3. Agar Sistem Pendidikan lebih Efisien, Efektif, Produktif dengan Struktur Organisasi yang lebih baik, enam bulan kemudian dilakukan usulan ke DIKTI untuk melakukan Merger kedua Sekolah Tinggi diatas menjadi Universitas. Pada hari Selasa, tgl. 8 Agustus 2000 keluarlah SK MENDIKNAS no. 126DO2000 atas Universitas Komputer Indonesia yang disingkat dengan nama Unikom. Pada SK tersebut sekaligus diijinkan dibukanya 11 program studi baru : Teknik Komputer S1, Manajemen Informatika S1, Teknik Industri S1, Teknik Arsitektur S1, Perencanaan Wilayah dan Kota S1, Ilmu Hukum S1, Ilmu Komunikasi S1, Ilmu Pemerintahan S1, Desain Interior D3, Desain Komunikasi Visual S1 dan Desain Komunikasi Visual D3. Sejak berdirinya pada tahun 2000, setiap tahunnya Unikom menerima ± 2.000 mahasiswa baru. Terakhir pada tahun 2009 yang lalu diterima sebanyak 3.108 mahasiswa baru. Hingga tahun akademik 20092010 terdapat 6 Fakultas dan 23 Program Studi di Unikom dengan jumlah mahasiswa sebanyak 15.000 orang yang berasal dari berbagai pelosok tanah air dan dari luar negeri yang sedang menempuh pendidikan di Unikom. Sumber: dokumentasi UNIKOM, tahun 2013 3.1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Motto Universitas Komputer Indonesia 3.1.2.1. Visi Universitas terkemuka dibidang teknologi informasi dan komputer, berwawasan global, berjiwa entrepreneur dan menjadi pusat unggulan dibidang ilmu pengetahuan teknologi yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. 3.1.2.2. Misi Menyelenggarakan pendidikan tinggi modern berdasarkan budaya organisasi unikom, PIQIE Profesionalis, Intergrity,Quality, Information, Technology, Excellence dengan system pendidikan yang kondusif dan program – program studi yang berbasis pada software perangkat lunak, Hardware perangkat keras, dan Entrepreneur kewirausahaan, denagn mengoptimalkan Sumber Daya yang ada berdasarkan prinsip efisiensi, efektifita s, dan produktifitas. 3.1.2.3. Tujuan Menghasilkan lulusan yang unggul dibidang teknologi informasi dan komunikasi, kompeten dan handal di bidang studinya, berjiwa entrepreneur, santun dan berbudi luhur, memiliki komitmen untuk memajukan bangsa dan negara serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 3.1.2.4. Motto Quality is Our Tradition. Sumber : Buku Panduan Unikom, 2012: 5 3.1.2.5. Budaya PIQIE Professionalism, Integrity, Quality, Information Technology, Excellent. Sumber : www.unikom.ac.id 3.1.2.6. Logo Universitas Komputer Indonesia Gambar 3.1 Logo Universitas Komputer Indonesia Sumber : www.Google.com a. Bingkai Segi Lima Melambangkan Unikom berlandaskan falsafah negara yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. b. Lingkaran Dalam Segi Lima Tempat Tulisan Berwarna Kuning Melambangkan motto Unikom menuju kejayaan yakni Quality is Our Tradition. c. Bulatan Dalam Berwarna Biru Melambangkan Unikom bertujuan menghasilkan ilmuwan unggul dan berpikiran maju yang Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. d. Komputer Melambangkan ciri utama Unikom yang memberikan pendidikan Teknologi Informasi dan Komputasi pada seluruh Jurusan yang ada dilingkungan Universitas Komputer Indonesia, menjadi Universitas Terdepan dibidang Teknologi Informasi dan Komputer serta sebagai Universitas komputer pertama di Indonesia. e. Stasiun Relay Melambangkan Unikom menyelenggarakan Pendidikan Tinggi ke arah masyarakat industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif dan tenaga pengajar berkualitas untuk menghasilkan lulusan-lulusan terbaik. f. Satelit Melambangkan Unikom berwawasan Global dan menjadi pusat unggulan dibidang IPTEK seni yang mendukung Pembangunan Nasional serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. g. Cakrawala Melambangkan indahnya menggapai cita-cita dan mengejar ilmu setinggi Langit. h. Buku Melambangkan sumber ilmu yang tiada habis-habisnya. Sumber: Buku Panduan Unikom, 2012 : 6 3.1.2.7. Pimpinan Universitas Rektor : Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M. Sc Wakil Rektor I : Prof. Dr. Ria Ratna Ariawati, MS., Ak. Wakil Rektor II : Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si Wakil Rektor III : Prof. Dr. H. Aelina Surya, Dra. Direktur Pascasarjana : Dr. Ir. Herman S., MBA. 3.1.2.8. Pimpinan Fakultas Fakultas Teknik Ilmu Komputer: Prof.Dr. H.Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. Fakultas Ekonomi : Dr. Dedi Sulistyo Soegoto, MT. Fakultas Sospol : Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA. Fakultas Hukum : Prof. Dr. I Gede Pantja Astawa, SH,.MH. Fakultas Desain : Prof. Dr. Biranul Anas Zaman Fakultas Sastra : Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, MA 3.1.2.9. Direktorat Direktur Pengembangan: Dr. Ir. Herman S., MBA. Direktur Research and Development: Ir. Wanita Subadra Abioso, MT Direktur ICT Multimedia: Taryana Suryana,ST., M.Kom Wakil Direktur ICT Multimedia: Andri Heryandi, ST., MT. Direktur Quality Assurance: Dr. Ely Suhayati, SE.,M.Si.,Ak. Direktur LPPM RD + CSR : Dr. Lia Warlina, MT. Direktur Internal Control: Dr. Dedi Sulistio, ST.,MT Direktur Inovasi Kompetisi INOKI: Dr. Yusrila Yeka Kerloza Ketua Divisi Robotika : Dr. Yusrila Yeka Kerloza Ketua Divisi Roket : Dipl. Ing. Endri Rahman Direktur Humas Protokoler : Desayu Eka Surya,S.Sos.,M.Si 3.1.2.10. Senat Universitas Ketua : Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M. Sc Sekretaris : Prof. Dr. Moh. Tadjuddin, MA Anggota : Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati,MS.,Ak. Prof. Dr. Moh. Tadjuddin, MA Prof. Dr. H. Aelina Surya, Dra. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA. Prof. Dr. R.Otje Salman Soemadiningrat, SH Drs. Hari K. Lubis Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M. Sc Sumber: Buku Panduan Unikom 2012 : 1 3.1.2.11. Biro Administrasi Umum Universitas Komputer Indonesia Kepala Biro Administrasi Umum BAU : Agus Riyanto, ST.,MT. Kepala BAAK : Drs. Djoko Djauhari, MM. Kabag Keuangan : Mari Maryati , SE. Kabag. Sekretariat Rektorat : N. Vani Ramdhiani, S.Kom Kabag Lab.Komputer : Berny Indrawan, ST. Kabag Perlengkapan : Yayah Sutisnawati, SE Kabag Desain Grafik : Asep Sukandar, AP Kabag Keamanan CS : Hadi Purnomo, SE Kabag Perpustakaan : Ubudiyah Setiawati, A.Md. Kabag Umum : Heri Hermawan DIREKTORAT INTERNAL CONTROL DIREKTORAT ICT DAN MULTIMEDIA DIREKTORAT QUALITY ASSURANCE DIREKTORAT LPPM DIREKTORAT HUMAS DAN PROTOKOLER 3.1.3. Struktur Organisasi Universitas Komputer Indonesia Gambar 3.2 Struktur Organisasi Universitas Komputer Indonesia Jurusan Teknik Informatika Jurusan Sistem Informasi Jurusan Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Arsitektur Jurusan Perenc. Wilayah Kota Jurusan Sistem Informasi Jurusan Komputerisasi Akuntansi PASCA SARJANA Magister Manajemen Magister Sistem Informasi FAKULTAS TEKNIK ILMU KOMPUTER Jurusan Manajemen Jurusan Akuntansi Jurusan Keuangan Perbankan Jurusan Manajemen Pemasaran FAKULTAS EKONOMI FAKULTAS SOSPOL Jurusan Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan Internasional Jurusan Ilmu Pemerintahan Hubungan Masyarakat PR YAYASAN SCIENCE DAN TEKNOLOGI FAKULTAS HUKUM Jurusan Ilmu Hukum SENAT Sastra Inggris Sastra Jepang FAKULTAS DESAIN SENI Jurusan Desain Komunikasi Visual Jurusan Desain Interior WR I WR II WR III DIREKTUR PENGEMBANGAN REKTOR FAKULTAS SASTRA DEWAN PENYANTUN DIVISI ROKET DIVISI ROBOTIKA BIMBINGAN DAN PENYULUHAN LABORATORIUM KOMPUTER CENTER BAAK PERLENGKAPAN KEUANGAN PERPUSTAKAAN LABORATORIUM KOMPUTER DESAIN KEMANAN DAN KBERSIHAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BIRO ADMINISTRASI UMUM Sumber: dokumentasi UNIKOM, April 2013 3.1.4. Dosen Universitas Komputer Indonesia Setiap fakultas di Universitas Komputer Indonesia memiliki dosen tetap. Jumlah dosen tetap di Universitas Komputer Indonesia berjumlah 407, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3.1. Data dosen Universitas Komputer Indonesia 2013 N O FAKULTAS JENJANG PROGRAM STUDI JUMLAH DOSEN 1 Pascasarjana S2 Sistem Informasi 6 2 S2 Manajemen 7 3 FTIK S1 Teknik elektro 6 4 S1 Teknik Sipil 7 5 S1 Teknik Arsitektur 10 6 S1 Teknik Industi 7 7 S1 Sistem Informasi 71 8 S1 Sistem Komputer 14 9 S1 Teknik Informatika 100 10 S1 PWK 6 11 Ekonomi S1 Manajemen 14 12 S1 Akuntansi 15 13 FISIP S1 Ilmu Hubungan Internasional 6 14 S1 Ilmu Pemerintahan 7 15 S1 Ilmu Komunikasi 18 16 Hukum S1 Ilmu Hukum 6 17 Sastra S1 Sastra Inggris 7 18 S1 Sastra Jepang 5 19 Desain S1 Desain Interior 6 20 S1 Desain Komunikasi Visual 20 21 Ekonomi D3 Akuntansi 11 22 D3 Keuangan dan Perbankan 9 23 D3 Manajemen Pemasaran 10 24 FTIK D3 Komputerisasi Akuntansi 7 25 D3 Manajemen Informatika 15 26 D3 Teknik Komputer 6 27 Desain D3 Desain Grafis 6 28 FISIP D3 Hubungan Masyarakat 5 407 Sumber : dokumentasi UNIKOM, April 2013 3.2. 2.2. Metode Penelitian 3.2.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai pendekatan kualitatif sebagai pendekatan penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk meneliti suatu kondisi obyek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki objek, dan setelah peneliti berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah. Bertolak dari pembahasan di atas, secara ringkas, seperti yang dikutip dalam buku Sugiyono “Memahami Penelitian Kualitatif” pendekatan kualitatif merupakan: “Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah sebagai lawanya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisi data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”Sugiyono,2009:1 Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian dekriptif. Metode deskriptif menurut penjelasan Moh. Nazir adalah : “Metode deskriptif bertujuan untuk mendapatkan fakta secara cermat dan faktual mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta berhubungan antar fenomena yang diselidiki serta mengembangkan atau memaparkan masalah dan mengadakan analisa yang didasarkan atas hasil pengamatan dari berbagai kejadian” Nazir, 1983:63. Sedangkan metode deskriptif menurut Djalaludin Rakhmat, metode deskriptif yaitu dengan cara mempelajari masalah – masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi – situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”. Rakhmat, 1997:22 Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini dilapangan yang dijadikan objek penelitian, kemudian data atau informasinya di analisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah eneliti menggunakan metode deskriptif ini dikarenakan suatu perhatian pada informan yang menarik dari segi bagaimana para pelaku komunikasi baik komunikator maupun komunikan melakukan komunikasi instruksional dalam proses belajar mengajar di UNIKOM. Dengan tujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara faktual dan cermat. 3.2.2. Teknik Pengumpulan Data 3.2.2.1. Studi Pustaka

a. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yaitu, mencari sumber dari literatur atau referensi lain yang relevan untuk memperoleh konsep atau teori yang diperlukan. Studi pustaka merupakan satu cara mendapatkan sumber dengan cara menemukan sumber tepat dari suatu spesialis tertentu. Dalam melengkapi data yang mendukung dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dan mencari informasi dari buku-buku, jurnal, dan skripsi yang relevan dengan penelitian yang peneliti teliti. Selain itu untuk mendukung penelitian ini, peneliti juga menggunakan artikel dari website yang isinya berhubungan dengan penelitian ini. b. Internet Searching atau penelusuran Data Online Untuk menghasilkan data yang lebih maksimal, peneliti juga memanfaatkan dunia maya internet dalam mengumpulkan data – data yang diperlukan untuk penelitian ini. Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah : “Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis”.Bungin,2008:148 Untuk memperoleh data secara online ini dilakukan dengan cara browsing atau mengunduh data yang diperlukan dari internet melalui website tertentu. 3.2.2.2. Studi Lapangan a. Wawancara Penelitian naturalistik yang ingin mengetahui bagaimana persepsi informan tentang dunia kenyataan. Untuk itu, peneliti harus berkomunikasi dengan informan melalui wawancara. Dengan melakukan wawancara peneliti dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan informan. Informasi berdasarkan perspektif, pikiran dan perasaaan informan yang disebut informasi emik pandangan informan dan tidak dapat dipisahkan dari informasi etik pandangan peneliti. Teknik pengambilan data dengan menggunakan tanya jawab langsung kepada dosen UNIKOM , mahasiswa UNIKOM, serta orang-orang yang dianggap mempunyai data dan dapat dijadikan sumber informasi tentang penelitian ini, dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang opini, persepi, pengalaman dan perasaan. Didalam wawancara ini peneliti menggunakan lembaran berisi garis besar pokok – pokok, topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan, serta menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terperinci, namun terbuka yang sudah peneliti persiapkan. b. Observasi Partisipan Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indera lainnya. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan pancaindra peneliti. Cara observasi dilakukan peneliti untuk menunjang data yang telah ada. Observasi penting dilakukan agar dalam penelitian tersebut data-data yang diperoleh dari wawancara dan sumber tertulis dapat di analisis nantinya dengan melihat kecenderungan yang terjadi melalui proses dilapangan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan yaitu dengan mengikuti dan melihat langsung komunikasi instruksional dosen pada saat proses belajar mengajar dalam memotivasi belajar mahasiswanya. Selama observasi berlangsung peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar, rasakan, dan peneliti mencatat seluruh peristiwa atau hal – hal yang berkaitan dengan penelitian ini. c. Dokumentasi Metode atau teknik pengumpulan data melalui dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial. Dokumen merupakan catatan yang didalamya terdapat sebuah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau proses komunikasi instruksional yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar. 3.2.3. Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility validitas interbal atau uji kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan. Uji keabsahan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Triangulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin 1978 dalam Moleong membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Teknik triangulasi melalui penyidik ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data, hal ini membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Cara lain ialah membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya. Yang terakhir adalah triangulasi dengan teori maksudnya jika analisis telah menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding atau penyaing. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat merecheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, penyidik atau teori. 2. Pengecekan anggota, berarti peneliti mengumpulkan para peserta yang telah ikut menjadi sumber dat dan mengecek kebenaran data dan interpretasinya. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan. Para anggota yang terlibat yang mewakili rekan-rekan mereka dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh peneliti. Pengecekan anggota dapat dilakukan baik secara formal maupun tidak formal. Pengecekan anggota dapat bermanfaat dalam hal-hal sebagai berikut : a. Menyediakan kesempatan untuk mempelajari secara sengaja apa yang dimaksudkan oleh informan dengan jalan bertindak dan berlaku secara tertentu atau memberikan informasi tertentu. b. Memberikan kesempatan kepada informan untuk segera memperbaiki kesalahan dari data menantang suatu penafsiran yang barangkali salah. c. Memberikan kesempatan bagi informan agar dapat memberikan data tambahan karena dengan memberikan konsep tulisan peneliti, informan barangkali akan mengingat lagi hal-hal lain yang belum terpikirkan pada waktu yang lalu. d. Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mencatat persetujuan atau keberatan informan sehingga, jika terjadi persoalan, misalnya keberatan dari pihak informan, di kemudian hari dijadikan bukti tertulis yang dapat diandalkan. e. Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengikhtisarkan hasil perolehan sementaranya yang memudahkannya untuk melangkah kepada analisis data. f. Memberikan kesempatan bagi informan untuk mengadakan penilaian terhadap keseluruhan kecukupan data secara menyeluruh dan mengeceknya dengan data dari pihak dirinya sendiri. Moleong, 2007:327-336 3.2.4 Teknik Penentuan Informan 3.2.4.1 Obyek Penellitian Obyek penelitian adalah menjelaskan obyek penelitian yang fokus dan sub fokus penelitian, yaitu apa yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah Dosen Universitas Komputer Indonesia yang berjumlah 407 orang, namun telah diperoleh data berdasarkan data dosen terbaik menurut SIMEP 2013 berjumlah 88 orang, dan yang mewakili setiap fakultas yaitu sebanyak 6 orang. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Hasil SIMEP dosen terbaik 2. Jenjang pendidikan 3. Hasil sharing dengan mahasiswa yang pernah mengikuti kelas dosen tersebut 3.2.4.2 Informan Penelitian Setelah menentukan objek, maka untuk mendapatkan data yang representatif dari keseluruhan objek penelitian, harus ditetapkan terlebih dahulu informannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, yakni cara memilih sampel berdasarkan pada kelompok, wilayah atau sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada. Pemilihan kelompok atau wilayah tertentu dilakukan setelah peneliti melakukan pengamatan atau penjajakan di lokasi penelitian. Hamidi, 2010:139. Informan yang diambil dari penelitian ini adalah Dosen Universitas Komputer Indonesia yang merasakan langsung kegiatan ini. Tabel 3.2 Data Informan Dosen Universitas Komputer Indonesia Sumber :dokumen peneliti, April 2013 3.2.4.3 Informan Pendukung Adapun Informan pendukung sebanyak 4 orang, yang dimana fungsinya untuk membuat penelitian ini lebih kuat.kriteria yang termasuk dalam Informan pendukung ini adalah : 1. Terlibat langsung pada proses belajar mengajar tersebut 2. Memiliki prestasi yang cukup baik 3. Kritis dan aktif Sebagai penguat dari penelitin ini, maka peneliti melibatkan direktur quality assurance. Tabel 3.2 Data Informan Pendukung Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia No. Nama Dosen Fakultas 1. Lia Warlina Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer 2. Darmazakti Natajaya Fakultas Ekonomi 3. Andrias Darmayadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Yani Brilyani Tavipah Fakultas Hukum 5. Yully Ambarsih Fakultas Desain dan Seni 6. Diba Artsiyanti Fakultas Sastra Sumber : dokumen peneliti, April 2013 3.2.5 Teknik Analisa Data Secara general, teknik analisa data digunakan dalam penelitian untuk menjawab rumusan masalah. Analisa data kualitatif bersifat induktif, artinya suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh. Dalam buku “Memahami Penelitian kualitatif” dijelaskan mengenai pengertian analisis data yaitu: “Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”. Sugiyono, 2009:89 No. Nama Mahasiswa Fakultas 1. Rimei Hukum 2. Raisa Dara Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3. Dhania Ayu Nugraha Sastra 4. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak. Direktur Quality Assurance Teknik analisis data yang dilalukan berjalan secara terus menerus hingga datanya jenuh. Karena teknik analisis data harus dilakukan oleh peneliti secara interaktif dan terus menerus, maka dalam aktifitasnya peneliti harus melalui beberapa tahap yaitu: 1. Pengumpulan data Tahap ini merupakan tahap awal dalam teknik analisa data dimana peneliti melakukan pengumpulan dan pencarian akan data yang dibutuhkan. Pada tahap ini, peneliti pun dapat melakukan tahap klaisfikasi awal yang secara ideal peneliti akan melakukan pengorganisasian, pelacakan, serta pencatatan data yang relevan dan yang dibutuhkan oleh peneliti. 2. Data Reduksi Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan seleksi data setelah peneliti memiliki berbagai data yang telah terkumpul. Selain menseleksi, proses reduksi data pun melalui tahapan-tahapan dimana peneliti harus merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya. Reduksi data dilakukan berpandu pada tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut. Dengan demikian, proses reduksi data bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. 3. Data Display Data display merupakan tahap kedua dalam teknik analisis data dimana pada tahap ini, data disajikan atau mendisplaykan data.Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, penyajian data didominasi oleh teks yang bersifat naratif dan didukung oleh data berbentuk bagan. 4. Conclusion Verification Tahap conclution verification merupakan tahap terakhir dalam teknik analisis data. Dalam tahap ini, data yang telah diperoleh, direduksi, dan disajikan pada akhirnya melalui tahap penyimpulan atau disebut juga dengan tahap verifikasi. Dalam tahap ini, kesimpulan pada awalnya masih bersifat sementara, yang kemudian akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal namun tidak sepenuhnya seperti itu karena masalah dan rumusan masalah akan berkembang sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Sugiyono:2009:92. Berikut merupakan tahapan - tahapan teknik analisa data yang digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.2. Alur Model Analisa Data Sumber : Miles dan Huberman Satori,2012:218 3.2.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.6.1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di lembaga pendidikan yaitu Universitas Komputer Indonesia Bandung yang beralamat di Jl. Dipati Ukur No. 112-116 Bandung. 3.2.6.2. Waktu Penelitian Data Collecionn Data Display Conclusion Data Reducion Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan terhitung dari bulan Maret sampai bulan Juli 2013. Untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Jadwal Penelitian No Uraian Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 1. Pengajuan judul 2. ACC Judul 3. Bertemu pembimbing 4. Penulisan BAB I Dan BAB II 5. Bimbingan 6. Penulisan BAB III 7. Bimbingan 8. Pendaftaran Seminar UP 9. Seminar UP 10. Pengumpulan data Instansi 11. Wawancara dan Observasi 12. Bimbingan 13. Pengolahan data 14. Penulisan BAB IV 15. Bimbingan 16. Penulisan BAB V 17. Bimbingan 18. Penyusunan Seluruh Bab I,II,III,IV,V 19. Bimbingan 20. Pendaftaran Sidang 21. Sidang Skripsi Sumber : Dokumen Peneliti, April 2013 DAFTAR DAFTAR DAFTAR DAFTAR RIWAYAT RIWAYAT RIWAYAT RIWAYAT HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP DATA DATA DATA DATA PRIBADI PRIBADI PRIBADI PRIBADI Nama : Rinjani Saraswati Putri Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 September 1991, Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Jl. Plered 1 No.15 Antapani Bandung Telepon : 08562041408 Status : Belum Menikah Nama Ayah : Rudy James Pekerjaan :Karyawan Swasta Nama Ibu : Rini Endang Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat Orang Tua : Jl. Plered 1 No.15 Antapani Bandung E-mail : janiloversssgmail.com Kewarganegaraan : Indonesia Anak ke- : 3 Tiga dari 3 Tiga Bersaudara Bahasa sehari-hari : Bahasa Indonesia PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN FORMAL FORMAL FORMAL FORMAL No. No. No. No. Tahun Tahun Tahun Tahun Uraian Uraian Uraian Uraian Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan 1. 1. 1. 1. 2009 - 2012 Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Kosentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Berijazah 2. 2. 2. 2. 2006 – 2009 SMK ICB Cinta Wisata Bandung Berijazah 3. 3. 3. 3. 2003 – 2006 SMPN 14 Bandung Berijazah 4. 4. 4. 4. 1997 – 2003 SDN Sejahtera V Bandung Berijazah 5. 5. 5. 5. 1996 - 1997 TK Yayasan Beribu Bandung Berijazah 6. 6. 6. 6. 1994 - 1996 TPA AL Azhar Bandung Berijazah PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN FORMAL FORMAL FORMAL FORMAL No. No. No. No. Tahun Tahun Tahun Tahun Uraian Uraian Uraian Uraian Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan 1. 1. 1.

1. 2000 - 2003 Kursus Mental Aritmatika “EMAS” Bandung

- 2. 2. 2. 2. 2005 - 2006 Kursus Bimbingan Belajar Sony Sugema College “SSC” Bandung - 3. 3. 3. 3. 2007 - 2009 Kursus Bahasa Inggris ”ILP” Bandung Bersertifikat 4. 4. 4. 4. 2008 Table Manner Course Jayakarta Hotel Spa Bersertifikat 5. 5. 5. 5. 2010 Table Manner Course Banana Inn Hotel Spa Bersertifikat PENGALAMAN PENGALAMAN PENGALAMAN PENGALAMAN ORGANISASI ORGANISASI ORGANISASI ORGANISASI No. No. No. No. Tahun Tahun Tahun Tahun Uraian Uraian Uraian Uraian Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan 1. 1. 1. 1. 2004 Anggota PKS Patroli Keamanan Sekolah SMP Negeri 14 Bandung - 2. 2. 2. 2. Anggota Mading SLTPN 14 Bandung - 3. 3. 3. 3. 2007 Sekertaris I OSIS SMK ICB CINTA WISATA Bandung - 4. 4. 4. 4. 2009 Anggota Kelompok Belajar Ketua Kelas Universitas Komputer Indonesia - 5. 5. 5. 5. 2010 Panitia Study Tour Museum Pancasila UNIKOM - 6. 6. 6. 6. Panitia Paskah”Semoga mereka Menjadi Satu” - 7. 7. 7. 7. Bendahara 1 Himpunan Mahasiswa IK PR Periode 2010 - 2011 Bersertifikat 8. 8. 8. 8. 2011 Panitia Gerakan Ambil Sampah G.A.S - 9. 9. 9. 9. Panitia Study Tour Komunikasa Massa UNIKOM Bersertifikat 10. 10. 10. 10. Panitia Communication Cup 3 Bersertifikat 11. 11. 11. 11. Panitia Sarasehan Foto bersama Yusuf Ahmad Bersertifikat 12. 12. 12. 12. Panitia Konsumsi Wisuda UNIKOM Bersertifikat 13. 13. 13. 13. 2012 Bendahara HIMA IK Periode 2011 – 2012 Bersertifikat 14. 14. 14. 14. Moderator Kegiatan Leadership HIMA IK Bersertifikat 15. 15. 15. 15. Anggota Tim Protokoler UNIKOM Bersertifikat 16. 16. 16. 16. Panitia Communication Cup 4 Bersertifikat 17. 17. 17. 17. Panitia Sinematografi comunni[a]ction Bersertifikat 18. 18. 18. 18. Panitia Penerimaan mahasiswa Baru UNIKOM Bersertifikat 19. 19. 19. 19. Panitia Wisuda UNIKOM Bersertifikat 20. 20. 20. 20. Panitia Pelantikan Dosen dan staf UNIKOM - 21. 21. 21. 21. Panitia Halal Bi halal UNIKOM - 22. 22. 22. 22. Panitia Penyambutan Dekan YOUNGSAN UNIVERSITY KOREA - 23. 23. 23. 23. Panitia Peresmian TAX CENTER UNIKOM - 24. 24. 24. 24. 2013 Panitia Pelepasan Mahasiswa Pasca Sarjana UNIKOM ke YOUNGSAN UNIVERSITY KOREA - 25. 25. 25. 25. Panitia Lomba Pidato dan Karya Ilmiah SMA Se-Kota Bandung Bersertifikat 26. 26. 26. 26. Panitia Workshop Dasar – Dasar Fotografi - PELATIHAN PELATIHAN PELATIHAN PELATIHAN DAN DAN DAN DAN SEMINAR SEMINAR SEMINAR SEMINAR No. No. No. No. Tahun Tahun Tahun Tahun Uraian Uraian Uraian Uraian Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan 1. 1. 1. 1. 2007 Lomba Debat Bahasa Inggris Se-SmK ICB Cinta Wisata Peserta 2. 2. 2. 2. 2008 Lomba membaca Puisi Bahasa Perancis “ La Semain France” Peserta 3. 3. 3. 3. Pidato Bahasa Inggris antar SISWA Se-Kota Bandung Peserta 4444 2009 Seminar Roadshow Broadcasting “Pembuatan Program TV” Peserta 5. 5. 5. 5. 2009 Kuliah Umum “Kebudayaan FilmSensor Film” Peserta 6666.... 2009 Ceramah Umum Dekan FISIP UNIKOM “Peningkatan Kualitas keilmuan, Keterampilan ICT dan Kewirausahaan Sebagai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unggulan”. Peserta 7777.... 2010 Mentoring AGAMA ISLAM. Peserta 8. 8. 8. 8. 2010 Seminar Fotografi Lomba Foto Essay dan Apresiasi Seni. Peserta 9. 9. 9. 9. 2010 Seminar Communication Public Speaking National Summit James Gwee tahun. Peserta 10. 10. 10. 10. 2010 Seminar Nasional Anti Korupsi. Peserta

Dokumen yang terkait

Strategi Komunikasi Antarpersonal Guru Kepada Muridnya Di SMAN 23 Bandung Dalam Proses Belajar Mengajar Di Kelas (Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi Guru Kepada Muridnya Dalam Proses Belajar Mengajar)

1 9 1

Rancangan Instruksional : Upaya Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar

0 4 7

Pengaruh Proses Belajar Mengajar dalam Perspektif Komunikasi terhadap Kepuasan Komunikasi Mahasiswa Fisip USU (Studi Korelasi tentang Pengaruh Proses Belajar Mengajar dalam Perspektif Komunikasi Terhadap Kepuasan Komunikasi Mahasiswa Fisip USU)

0 4 87

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN DAN POLA BELAJAR TERHADAP KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PROSES Persepsi Mahasiswa Tentang Keterampilan Mengajar Dosen Dan Pola Belajar Terhadap Keaktifan Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Sistem Akunta

0 2 17

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN DAN POLA BELAJAR TERHADAP KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PROSES Persepsi Mahasiswa Tentang Keterampilan Mengajar Dosen Dan Pola Belajar Terhadap Keaktifan Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Sistem Akunta

0 4 18

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR DOSEN DAN KOMUNIKASI ANTARA DOSEN Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Ketrampilan Mengajar Dosen Dan Komunikasi Antara Dosen Dengan Mahasiswa Terhadap Motivasi Belajar Statistika Perusahaan 1.

0 2 15

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR DOSEN DAN KOMUNIKASI ANTARA DOSEN Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Ketrampilan Mengajar Dosen Dan Komunikasi Antara Dosen Dengan Mahasiswa Terhadap Motivasi Belajar Statistika Perusahaan 1.

0 3 20

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA ATAS KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN DAN KOMUNIKASI ANTARA DOSEN DAN PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA ATAS KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN DAN KOMUNIKASI ANTARA DOSEN DAN MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGDI PENDIDIKAN AKUN

0 0 17

EFEKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR DOSEN PEREMPUAN TERHADAP ATRAKSI MEREKA PADA MAHASISWA DI UNIKOM BANDUNG

0 0 17

Komunikasi Instruksional dalam Proses Pembelajaran Mahasiswa

0 0 14