3. Untuk menjamin dilakukannya upaya-upaya penghematan, efesiensi dan efektifitas anggaran value Of Money dalam pengelolaan keuangan
daerah. 4. Untuk menjamin bahwa APBD yang disusun benar-benar sesuai dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD, Kebijakan Umum KU APBD, Rencana Strategis Daerah, Strategi dan Prioritas daerah serta
sesuai tupoksi masing-masing Unit kerja pengusul kegiatan. 5. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan APBD benar-benar dilaksanakan
dengan menggunakan prinsip-prinsip anggaran kinerja, sesuai dengan aturan-aturan dan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggungjawabkan accaountability.
7. Untuk menjamin bahwa penyusunan anggaran, pelaksanaan dilakukan tepat waktu.
3. Prinsip Pengawasan
Pelaksanaan pengawasan menuntut adanya prinsip prinsip yang harus dipegang
pengawas dalam menjalankan tugasnya. Prinsip yang digunakan dalam pengawasan adalah sebagai berikut :
a. Objektif dan faktual Mengandung makna bahwa dalam melakukan pengawasan seorang
pengawas harus berpegang pada azas objektif yang tidak mewarnai hasil pengawasannya dengan interes pribadi pengawasan tetapi harus
berdasarkan fakta-fakta yang sesungguhnya mengenai pelaksanaan
suatu tugas atau pekerjaan dengan factor-faktor yang dapat mempengaruhi atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
b. Berpangkal tolak dari keputusan pimpinan untuk menilai ada atau tidaknya penyimpangan atau kesalahan dari
suatu pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan harus berpegang pada prinsip berpangkal tolak dari keputusan pimpinan harus dilihat dari
rencana kerja, kebijaksanaan dan pedoman kerja serta sesuai dengan peraturan yang ada.
c. Bersifat pencegahan preventif pengawasan itu dilaksanakan dengan tujuan untuk menjamin agar
tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna sehubungan dengan ini pengawasan harus
bersifat mencegah atau menghindari jangan sampai terjadi kesalahan dan penyimpangan.
d. Bukan Tujuan pelaksanaan pengawasan bukan tujuan akhir dari suatu proses
organisasi tetapi sebagai salah satu sarana untuk menjamin dan meningkatkan sumber daya guna dan hasil guna atas suatu pelaksanaan
pekerjaan. e. Efesien
pengawasan harus dilakukan secara efesien tidak sebaliknya justru menimbulkan pemborosan atau inefesiensi dalam suatu pekerjaan atau
kegiatan.
f. Apa yang salah pada dasarnya pengawasan tidak bermaksud mencari apa yang salah
tetapi lebih menitik beratkan pada apa dan mengapa terjadi suatu kesalahan dan bagaimana timbulnya kesalahan itu.
g. Membimbing dan mendidik karena manajemen bertujuan untuk mengembangkan faktor manusia
bukan benda maka pengawasan harus mengutamakan bimbingan dan mendidik agar pelaksana mau berusaha untuk meningkatkan
kemampuan dan dedikasinya dalam melaksankan suatu pekerjaan yang dipercayakan padanya.
Selanjutnya menurut Dann Nanda Sugandha 1985: 177, beberapa hal yang dapat
digunakan sebagai alat pengawasan antara lain : 1. Kebijaksanaan terutama yang dibuat tertulis dan dapat dijadikan pedoman
sekaligus standar untuk melaksanakan kegiatan Hukum dan peraturan termasuk dalam kategori ini.
2. Rencana kerja, umumnya rencana telah memiliki sasaran yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan kerja. Disamping itu biasanya rencana telah pula
memuat ukuran ukuran misalnya tentang biaya, waktu, alat tempat dan jumlah personel yang boleh dimanfaatkan.
3. Struktur organisasi, dengan jumlah optimal bawahan atau unit yang secara efektif dapat diawasi yang masih dalam batas kemampuan tiap pengawas
span of control. 4. Prosedur kerja baku, adalah tahapan proses kegiatan yang diperhitungkan segi
efektivitas dan efesiensinya sehinga perlu didikuti oleh pelaksana.
5. Laporan, umumnya berisi data dan informasi yang diajukan sebagai bukti pertanggung jawaban dari seorang bawahan terhadap atasannya sehingga
gambaran tentang aktivitas dan hasil, kegiatan dapat terbaca. 6. Tolak Ukur atau standar kerja, digunakan untuk membandingkan apakah hasil
kerja sesuai dengan apa yang diharapkan misalnya kualitas, jumlah, sifat, sasaran dan lain sebagainya.
7. Uraian tugaspekerjaan, uraian tugas untuk pelaksanaan yang cukup lengkap biasanya telah memuat standar kerja menyangkal prilaku maupun prestasi
kerja yang diharapkan organisasi. 4. Langkah Langkah Pengawasan
Dalam tulisannya Soewarno Handayaningrat 1985 :142 memberikan penjelasan
untuk melakukan pengawasan dengan baik tentunya harus ada alat pembanding atau yang disebut dengan tolak ukur yang berupa peraturan yang memuat
prosedur kerja dan khusus untuk pembangunan terdapat yang disebut bestek. Peraturan dan bestek ini harus menjadi pedoman kerja. Kegiatan yang nyata
menyimpang dari itu di anggap salah sehingga perlu dilakukan koreksi atau diulangi pekerjaanya. Langkah langkah yang patut diperhatikan dalam
melaksanakan pengawasan adalah: 1. Penetapan tolak ukur yang diperlukan untuk dapat membandingkan dan
menilai apakah kegitan kegiatan sudah sesuai dengan rencana, pedoman, kebijaksanaan serta peraturan perundang undangan.
2. Penetapan metode, waktu dan frekuensi yang diperlukan untuk melakukan pengukuran hasil kerja.