sumber-sumber   tadi   tidak   disebut   sebagai   hukum   syara’.   Misalnya   kaidah-kaidah norma  adat-istiadat, undang-undang atau hokum selain Islam.
Kepatuhan   terhadap   hukum   yang   telah   ditetapkan   oleh  Allah   adalah   sebuah keniscayaan   dan   seluruh   amal   perbuatan   manusia   di   dunia   akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak di hari akhirat. Amal perbuatan manusia hanya   dianggap   benar   jika   amal   tersebut   adalah   amal   yang   dilaksanakan   sesuai
dengan syariah berdasarkan perintahhukum Allah.
Empat   Mazhab   Fiqh   yang   bersumber   dar   para  Ahli   fikih   seperti  Al-   Imam  Abu Hanifah,   Al-Imam   Malik,   Al-Imam   As-Syafi’i   dan   Al-   Imam   Ahmad   bin   Hanbali,
mengklasifikasikan hukum Islam menjadi lima.
1. Wajib  adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Pada umumnya, setiap kalimat perintah dalam Al-Quran hukumnya adala wajib.
Wajib,   ditinjau   dari   beban   kewajiban   kepada   setiap   orangsekelompok   orang mukalaf-   yang  dimaksud  mukalaf   adalah   orang  yang   telah  terkena  kewajiban
mengikuti syariah, dibagi dua yaitu: Wajib’ain dan Wajib kifa’I  kifayah
2. MandubSunah ialah perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan, orang yang meninggalkannya tidak mendapat dosa.
3. Haram  ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan akan mendapat pahala dan
apabila dikerjakan, orang yang mengerjakannya akan mendapat dosa.
4. Makruh  ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan, akan mendapat pahala dan
apabila dikerjakan tidak mendapat dosa.
5. Mubah  ialah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan, tidak mendapat pahala,
dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa.
SASARAN HUKUM ISLAM
Hukum Islam memiliki 3  tiga  sasaran, yaitu: penyucian jiwa, penegakan keadilan dalam masyarakat, dan perwujudan kemaslahatan manusia  Zahroh,
1999 .
PENYUCIAN JIWA
Penyucian   jiwa   dimaksudkan   agar   manusia   mampu   berperan   sebagai sumber   kebaikan-   bukan   sumber   keburukan-   bagi   masyarakat   dan
lingkungannya. Hal ini dapat tercapai apabila manusia dapat beribadah dengan benar yaitu hanya dengan Tuhan yang benar-benar meruakan Pencipta, Pemilik,
dan Penguasa alam semesta, bukan kepada yang mengaku Tuhan dengan cara yang benar pula.
Zakat disebut oleh Al-Quran sebagai  media untuk  membersihkan  harta manusia. Setiap manusia beriman yang telah memiliki harta melampui ukuran
tertentu diwajibkan mengeluarkan sebagian hartanya untuk orang yang berhak tidak mampu.
MENEGAKKAN KEADILAN DALAM MASYARAKAT
Keadilan   disini   adalah   meliputi   segala   bidang   kehidupan   manusia termasuk keadilan dari sisi hokum, sisi ekonomi, dan sisi persaksian. Semua
manusia akan dinilai dan diperlakukan Allah secara sama, tanpa melihat kepada latar   belakang   strata   sosial,   agama,   kekayaan,   keturunan,   warna   kulit   dan
sebagainya.
Keadilan adalah harapan dan fitrah semua manusia, sehinnga Allah melarang manusia berlaku tidak adil.
MEWUJUDKAN KEMASLAHATAN MANUSIA
Semua   ketentuan   Al-Quran   dan   As-Sunah   mempunyai   manfaat   yanh hakiki yaitu mewujudkan kemalahatan manusia, karena Al-Quran  berasal  dari
Allah yang sangat mengetahui tabiat dan keinginan manusia, dan As-Sunah dari Rasul yang mendapat bimbingan langsung dari Allah SWT.
Mewujudkan kemaslahatan manusia di dalam Islam dikenal sebagai Maqashidus Syariah     Tujuan Syariah . Dari segi bahasa maqasid syariah berarti maksud
dan   tujuan   adanya   hukum   Islam   yaitu   untuk   kebaikan   dan   kesejahteraan maslahah  umat manusia di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan ini
ada lima unsur pokok yang harus dipelihara yaitu:
a. Memelihara   Agama      Al   muhafazhah   ‘alad   Dien   .   Untuk   memelihara agamanya,   Allah   mewajibkan   manusia   untuk   shalat,   zakat,   puasa,   haji.
Apabila manusia tidak melakukan peribadatan tersebut maka di mata Allah ia akan   mendapatkan   dosa   karena   tidak   mejalankan   apa   yang
diperintahkannya.
b. Memelihara   Jiwa     Al   muhafazhah   ‘alan   Nafs   .   MemeliHARA  jiwa   ialah memelihara   hak   untuk   hidup   secara   terhormat   agar   manusia   terhindar
pembunuhan, penganiayaan baik fisik maupun psikis, fitnah, caci maki,dan perbuatan lainnya.
c. Memelihara Akal  Al muhafazhah ‘alal Aql . Menjaga akal bertujuan agar tidak terkena kerusakan yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi tak
berguna lagi di masyarakat sehungga dapat menjadi sumber keburukan. Akal merupakan salah satu unsur membedakan manusia dengan binatang.
d. Memelihara Keturunan  Al muhafazhah ‘alan nasl . Memelihara kelestarian manusi   dan   membina   sikap   mental   generasi   penerus   agar   terjalin   rasa
persahabatan dan persatuan di antara sesame umat manusia. e. Memelihara Harta  Al muhafazhah ‘alal Mal . Menjaga harta, bertjuan agar
harta   yang   dimiliki   oleh   manusia   diperoleh   dan   digunakan   sesuai   dengan syariah. Aturan syariah mengatur proses perolehan dan pengeluaran harta.
Dalam  memperoleh  harta   harus  bebas   dari  riba,   judi,   menipu,   merampok, mencuri   dan   tindakan   lainnya   yang   merugikan   orang   lain,   sebagaimana
disebutkan dalam QS 4:29.
BAB 3 SUMBER HUKUM ISLAM
Sumber   hukum   Islam   merupakan   dasar   atau   referensi   untuk   menilai   apakah perbuatan manusia sesuai dengan syariah  ketentuan yang telah digariskan oleh Allah
SWT  atau tidak. Sumber hukum Islamyang telah disepakati  jumhur   kebanyakan ulama ada 4  empat , yaitu Al-Quran, As-Sunah, Ijmak, dan Qiyas.
AL-QURAN
Al-Quran ialah kalam Allah  kalaamullah-QS 53:4  dalam bahasa Arab, sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui utusan Allah Malaikat
Jibril   a.s   untuk   digunakan   sebagai   pedoman   hidup   manusia   dalam   menggapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Kalam adalah sarana  wasilah  untuk menerangkan suatu berupa ilmu pengetahuan, nasihat,  atau berbagai kehendak, lalu memberitahukan perkaraitu kepada orang lain.
Ada dua alasan mengapa Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur:
1. Untuk menguatkan hati,  berupa kesenangan rohani  spiritual  agar Nabi