Konsep Berbangsa dan Bernegara

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Berbangsa dan Bernegara

Sejarah timbulnya bangsa-bangsa di dunia berawal dari benua Eropa. Pada akhir abad XIX, di benua Eropa timbul berbagai gerakan kebangsaan yang menjadi ancaman terhadap pemerintahan kerajaan yang saat itu menguasai bangsa-bangsa yang bersangkutan. Menurut Ernest Renan, Nasion adalah suatu kesatuan solidaritas, kesatuan yang terdiri dari orang-orang yang saling merasa setia kawan dengan satu sama lain. Ben Anderson merumuskan sendiri bangsa sebagai komunitas politik yang dibayangkan Imagined Political Community dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. Ahli lain, Otto Bauer mengemukakan bangsa adalah suatu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib [Sunarto, dkk, 2012:16-17]. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian bangsa adalah persatuan solidaritas senasib sepenangguan yang bersifat abstrak dan memiliki tujuan serta kehendak yang sama. Negara adalah alat dari suatu masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat serta menertibkan gejala-gejala kekuasaan yang timbul dari hubungan tersebut. Pengertian lain dari negara adalah organisasi masyarakat yang menempati wilayah territorial tertentu dan mengakui adanya pemerintahan yang berdaulat. Negara sebagai organisasi dalam masyarakat memiliki sifat-sifat yaitu: 1 Memaksa; 2 Monopoli; dan 3 Mencakup semua. Berdirinya suatu negara ditunjang oleh unsur-unsur pokok sebagai berikut: 1 rakyat, 2 wilayah, 3 pemerintahan yang berdaulat [Sunarto, dkk, 2012:18-19]. Proses berbangsa dan bernegara menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan perkembangan kehidupan suatu masyarakat. Kesadaran akan jati diri dan identitas bangsa dalam rangka menggalang kehidupan bersama sebagai bangsa. Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai-nilai atau norma yang dianut bersama 4 sehingga timbul suatu perasaan solidaritas sosial. Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan Negara Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup, serta motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan Negara di masa depan [Sunarto, dkk, 2012:21 23].

B. Konsep Pemuda sebagai Penggerak Kehidupan Berbangsa dan Bernegara