Karakteristik Zat Antimikrob
Tahap awal pemurnian zat antimikrob menggunakan metode pengendapan dengan ammonium sulfat yang dimulai dari konsentrasi 0-10 sampai 70-80
Gambar 7 a.
b.
c. Gambar 7 Aktivitas penghambatan Bacillus sp. Lts 40 terhadap a E. coli, b V.
harveyi setelah penambahan amonium sulfat, dan c Konsentrasi protein.
Setelah diperoleh hasil aktivitas penghambatan Bacillus sp. Lts 40 tertinggi dengan menggunakan amonium sulfat pada pemekatan 30-40 terhadap bakteri
indikator E. coli dan 60-70 terhadap V. harveyi Gambar 7 8. Maka dilanjutkan dengan dialisis yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor berupa
amonium sulfat dari protein yang akan dimurnikan. Hasil dialisis menunjukkan sedikit penurunan nilai aktivitas antimikrob dan kadar protein Tabel 4.
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Crude 0-10 10-20 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70
Konsentrasi amonium sulfat Aktivitas penghambatan
E. coli mm
supernatan endapan
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
22 24
Crude 0-10
10-20 20-30
30-40 40-50
50-60 60-70
70-80
Konsentrasi amonium sulfat Aktivitas penghambatan
V. harveyi mm
supernatan endapan
0,1 0,2
0,3 0,4
Crude 0-10 10-20 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70 70-80
Konsentrasi amonium sulfat Konsentrasi protein mgml
endapan supernatan
Tabel 4 Aktivitas antimikrob pada proses dialisis
Konsentrasi amonium
sulfat Aktivitas antimikrob mm
Kadar protein mg Sebelum dialisis
Setelah dialisis Sebelum
dialisis Setelah
dialisis
30-40 19
18 0,0192
0,0077 60-70
35 30
0,1653 0,1104
a b Gambar 8 Penampakan aktivitas penghambatan pada a pengendapan 60-70
terhadap V. harvey, b pengendapan 30-40 terhadap E. coli e = endapan, s = supernatan
Pemurnian Zat Antimikrob dengan Kromatografi
Pada penelitian ini tahap pemurnian dilakukan dengan cara presipitasi dengan amonium sulfat sampai kadar akhir 60-70, karena pengendapan 30-40
sudah terendapkan terlebih dahulu sebelum pengendapan 60-70. Selanjutnya di dialisis semalam dan dilanjutkan dengan kromatografi filtrasi gel menggunakan
Sephacril S-200. Hasil dari kromatogram filtrasi gel, dari 50 fraksi yang ditamp ung, hanya 13 fraksi yang dipilih untuk mewakili puncak yang ada dan
diuji aktivitas antimikrobnya terhadap bakteri indikator E. coli dan V. harveyi. Fraksi yang menghasilkan aktivitas penghambatan paling besar terhadap V.
harveyi ialah fraksi no. 21 denga n zona hambatan sebesar 30 mm, kadar protein 0,0167 mg dan berat molekul BM 47,38 kDa sedangkan pada E. coli terdapat
pada fraksi no. 29 dengan zona hambatan sebesar 20 mm, kadar protein 0,0778 mg dan BM 34,83 kDa Gambar 9 10.
e s
e s
a
b Gambar 9 a Kromatogram dari hasil filtrasi gel, dan b aktivitas penghambatan
fraksi kromatografi filtrasi gel Bacillus sp. Lts 40 terhadap V. harveyi dan E. coli, K = hasil dari proses dialisis.
a b Gambar 10 a Penampakan penghambatan fraksi no. 21 terhadap V. harveyi
b penampakan penghambatan fraksi no. 29 terhadap E. coli D = hasil dialisis, K = kontrol negatif.
21 D
K
10 12
13 17
21 29
30 36
37 41
42 35
34
5 10
15 20
25 30
35 40
K 10
12 13 17
21 29 30
34 35 36
37 41 42
Fraksi kromatografi Aktivitas penghambatan
mm
E. coli V. harveyi
29 D
Stabilitas Aktivitas Penghambatan Bacillus sp. Lts 40 terhadap pH dan Suhu
Peningkatan proses pemurnian menyebabkan kestabilan zat antimikrob bakteriosin sering mengalami penurunan Tagg et al. 1976. Maka perlu diteliti
sifat zat antimikrob ini dari segi kestabilannya baik terhadap suhu maupun pH. Hasil uji aktivitas penghambatan Bacillus sp. Lts 40 pada kisaran pH 3-11,
mempunyai aktivitas hambatan optimum pada pH 5 dengan zona hambatan 22 mm terhadap bakteri V. harveyi sedangkan hambatan optimum pada E. coli
terdapat pada pH 7 dengan zona hambatan 24 mm. Hasil uji statistik pada kisaran pH 3-11 dengan selang kepercayaan 95 tidak beda nyata, baik aktivitas
penghambatan terhadap V. harveyi maupun E. coli Gambar 11. Hasil uji stabilitas aktivitas penghambatan terhadap perlakuan suhu setelah
dialisis menunjukkan Bacillus sp. Lts 40 bersifat tahan terhadap panas sampai suhu 100
C selama 20 menit Tabel 5, hal ini terlihat dari zona penghambatan oleh antimikrob tersebut terhadap bakteri indikator V. harveyi dan E. coli.
5 10
15 20
25 30
K 3
5 7
9 11
pH Aktivitas penghambatan
mm
V. harveyi E. coli
Gambar 11 Aktivitas penghambatan Bacillus sp. Lts 40 terhadap V. harveyi dan E. coli pada pH 3-11 hasil dialisis.
Tabel 5 Pengaruh suhu terhadap aktivitas antimikrob dari hasil dialisis
Suhu C
Waktu menit Aktivitas penghambatan mm
V. harveyi E. coli