10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain dengan tujuan mendapatkan hasil penelitian tertentu,
adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain : Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati 2008
mengenai kohesivitas kelompok diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan kohesifitas kelompok setelah diberikan perlakuan yaitu pelatihan outbound.
Tinggi rendahnya peningkatan kohesifitas kelompok subjek, di pengaruhi oleh bagaimana subjek menerapkan hasil pelatihan outbound dalam kehidupan
sehari-hari dalam kelompok tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurang lamanya waktu perlakuan atau pelatihan outbound tersebut hanya dilakukan selama
empat jam setengah, sehingga subjek atau peserta pelatihan belum bisa menunjukkan penigkatan kohesifitas kelompok yang konkrit pada kelompok
OSIS tersebut dalam waktu dua minggu setelah perlakuan tersebut. Selanjutnya penelitian terdahulu berkaitan dengan dinamika kelompok,
penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2012 diperoleh dari hasil uji wilcoxon diperoleh T hitung 55,0 T tabel 8,0 atau bearti Ha diterima dan Ho
ditolak. Hasil tersebut menunjukkan empati dalam berinteraksi sosial siswa sebelum memperoleh dinamika kelompok pendekatan experiental learning
51,19 dengan kategori rendah setelah memperoleh dinamika kelompok
pendekatan experiental learning 81,96 dengan kategori tinggi. Peningkatan empati dalam berinteraksi sosial sebesar 30,77 dalam 2 siklus yaitu pasca
siklus 1 peningkatan empati dalam berinteraksi sosial sebesar 14,93 dari kondisi awal. Pasca siklus II peningkatan empati dalam berinteraksi sosial
sebesar 15,84 dari siklus I, selain itu siswa mengalami perkembangan perilaku yang lebih baik dilihat dari menignkatnya indikator peka terhadap orang lain,
percaya, memahami, kesadaran terhadap orang lain, keterbukaan, kontak sosial dan komunikasi sosial.
Masih berkaitan dengan dinamika kelompok, dalam jurnal penelitian Sally 1997, diperoleh hasil penelitian menunjukkan pelayanan masyarakat belajar
dimana 11 siswa berpartisipasi dalam resolusi konflik kegiatan di sekolah. Reaksi para siswa terhadap pengalaman bervariasi sesuai dengan motivasi yang
berbeda mereka untuk berpartisipasi. Pelatihan dan pengawasan yang ketat dengan dinamika kelompok untuk mengasosiasikan konflik, menangani masalah,
dan meningkatkan pengalaman secara keseluruhan. Dari penelitian-penelitian yang sudah ada, maka dapat disimpulkan bahwa
kohesivitas mempunyai peran dalam kelompok. Kemudian berkaitan dengan dinamika kelompok juga mempunyai peran di dalam kelompok utamanya dalam
menghidupkan kelompok. Oleh karena itu peneliti bermaksud mencari keterkaitan antara kohesivitas dengan dinamika kelompok dalam peranannya
maupun fungsinya dalam kehidupan kelompok.
2.2. Kelompok