42
Metode penilaian kinerja industri oleokimia, berupa predikat yang merepresentasikan kondisi setiap aspek yang dinilai. Penilaian kinerja perusahaan
secara keseluruhan, dapat dikategorikan menjadi 3 predikat, seperti terlihat pada Tabel 6. Penilaian dilakukan setelah diperoleh hasil penilaian secara kualitatif dan
kuantitatif dari masing-masing aspek penilaian.
Tabel 6. Klasifikasi Skor Penilaian Kinerja Perusahaan
No Predikat
1 Baik 2 Sedang
3 Kurang Baik
Penilaian dikatakan “Baik” apabila input data kriteria penilaian sama dengan standar yang telah ditetapkan. Penilaian “Sedang” apabila data yang diperoleh berada
dalam batas kritis standar ideal dan masih berada dalam batas toleransi, sementara itu penilaian “Kurang Baik” akan diberikan jika data yang diperoleh berada diluar batas
toleransi yang telah ditetapkan. Persentase variasi yang digunakan adalah 10 . Nilai 10 merupakan nilai variasi maksimum yang masih dapat diterima acceptable
dalam dunia industri. Oleh sebab itu, jika data yang tersedia berada diluar batas toleransi 10 , maka hasil penilaiannya adalah ”Kurang Baik”.
Ada beberapa penilaian yang hanya menetapkan 2 predikat, yaitu Baik dan Kurang Baik. Hal ini dilakukan apabila perusahaan menetapkan suaian sesak atau
standar dengan toleransi sekecil mungkin pada proses penilaian tersebut, hal ini dapat dilihat pada penilaian stasiun distilasi dan fraksinasi.
Penilaian untuk keseluruhan kinerja perusahaan, merupakan penjumlahan dari setiap aspek penilaian kinerja, dimana hasil penjumlahan tersebut dapat
merepresentasikan kinerja perusahaan selama kurun waktu satu tahun aktivitas usaha.
1.1. Indikator Penilaian Kinerja
Aspek penilaian kinerja, terdiri dari delapan aspek yang disebut sebagai “7M1E“, yang terdiri dari 8 aspek penilaian, yaitu Man manusia, Money
43
keuangan, Machine mesin, Material bahan baku, Method metode, Market pasar, Management manajemen Environment lingkungan. Proses penilaian
kinerja, memang tidak digambarkan secara utuh kedalam 8 aspek tersebut, akan tetapi diklasifikasikan menjadi beberapa tahapan. Teknis penilaian dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu : Penilaian Internal, Eksternal dan penilaian secara keseluruhan. Aspek yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 6, pada bab sebelumnya. Aspek manusia,
keuangan, mesin, material, metode, pasar dan manajemen, masuk kedalam penilaian internal. Sementara itu lingkungan, masuk ke dalam penilaian eksternal.
Setiap aspek yang dinilai memiliki kriteria penilaian tersendiri, dimana nilai akhir dari aspek tersebut merupakan penjumlahan dari skor yang ditunjukkan oleh
setiap kriteria. Untuk melihat kriteria penilaian setiap aspek, perlu ulasan secara detail berdasarkan setiap tahap penilaian.
1.1.1. Penilaian Kinerja Internal
Penilaian kinerja internal, adalah penilaian kinerja terhadap seluruh faktor yang berada dalam ruang lingkup kegiatan industri secara interen. Penilaian ini akan
memberikan masukan bagi industri, sehingga mampu memperbaiki kondisinya secara kedalam. Penilaian kinerja internal terdiri dari beberapa tahapan penilaian yang harus
dilalui, antara lain : a.
Penilaian Bahan Baku b.
Penilaian Proses c.
Penilaian Produk Jadi d.
Penilaian Formasi Karyawan Pembahasan secara detail, perlu dilakukan, berkenaan dengan penilaian kinerja
internal industri asam stearat. Penilaian proses dilakukan dengan menilai kinerja setiap stasiun kerja, mesin, dan kinerja personalia. Khusus untuk formasi karyawan,
hanya dibatasi pada penilaian kinerja departemen produksi, pengendalian kualitas dan departemen logistik.
44
1.1.1.1.Data Perusahaan
Pada tahapan ini tidak ada proses penilaian, yang ada hanya input data perusahaan yang akan dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penilaian kinerja
untuk tahapan berikutnya. Data yang dimasukkan, antara lain : a.
Nama Perusahaan Industri b.
Tahun yang akan dijadikan dasar untuk melakukan penilaian c.
Lokasi Perusahaan d.
Kapasitas Produksi per tahun Tahapan penilaian tidak dapat dilakukan apabila pengguna program tidak
memasukkan data perusahaan yang akan dinilai.
1.1.1.2. Penilaian Bahan Baku
Penilaian ini perlu dilakukan karena mutu Asam Stearat sangat tergantung kepada Bahan Baku, yaitu RBD Stearin sebagai inputnya. Apabila inputnya memiliki
kualitas yang baik, maka akan diperoleh asam stearat dengan grade tertinggi. Penilaian terhadap bahan baku dilakukan terhadap 2 kriteria penilaian, yaitu :
a. Penilaian Kualitas Bahan Baku
b. Penilaian Kuantitas Bahan Baku
Penilaian kualitas material dapat dibagi menjadi berberapa sub kriteria, yang akan menentukan penilaian dari kriteria tersebut. Apabila kualitas dan jumlah
material sudah dapat menghasilkan penilaian kualitatif, maka dapat diperoleh penilaian material secara keseluruhan. Prosentase jumlah material reject dapat
diperoleh dari formulasi di bawah ini. Jumlah Meterial Reject
Prosentase Jumlah Material Reject = x 100 Jumlah Total Material
Formulasi tersebut dibuat berdasarkan akuisisi pakar yang ada dalam perusahaan, untuk menilai jumlah menilai prosentase jumlah material yang memiliki
kualitas kurang baik reject. Pendapat pakar mengenai jumlah dan standar teknis kualitas bahan baku dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8.
45
Tabel 7. Pendapat Pakar Mengenai Jumlah Bahan Baku
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Prosentase Jumlah Material Reject
Baik : X 0.50 Sedang : 0.50
≤ X 0.55 Kurang Baik : X
≥ 0.55
Tabel 8. Standar Teknis Kualitas Bahan Baku
Kriteria Standar Teknis
Free Fatty Acid FFA Baik : X
≤ 0.22 Sedang : 0.22 X
≤ 0.24 Kurang Baik : X 0.24
Iodium Value IV gr I
2
100 gr Baik : X
≥ 32 Sedang : 21.8
≤ X 32 Kurang Baik : X 28.8
Warna red Baik : X
≤ 3 Sedang : 3 X
≤ 3.3 Kurang Baik : X 3.3
Moisture Baik : X
≤ 0.10 Sedang : 0.10 X
≤ 0.11 Kurang Baik : X 0.11
Impurities Baik : X
≤ 0.03 Sedang : 0.03 X
≤ 0.04 Kurang Baik : X 0.04
1.1.1.3.Penilaian Proses
Penilaian terhadap proses dilakukan melalui beberapa tahapan penilaian, antara lain :
a. Penilaian Stasiun Kerja
b. Penilaian Mesin
c. Penilaian Personalia
d. Penilaian Keuangan
Penilaian Stasiun kerja didasarkan pada urutan proses pengolahan asam stearat, mulai dari proses pemisahan lemak sampai kepada proses pengemasan. Kriteria
penilaian dapat dilihat pada Tabel 9.
46
Tabel 9. Tahapan Proses Pembuatan Asam Stearat
Tahapan Proses
Stasion Kerja Mesin
1 Hidrolisis Splitting Tower
2 Hidrogenasi Reactor Mixer 3 Distilasi
Vessel Elembic 4 Fraksinasi
Fraksinator 5 Beading
Spray Tower 6 Penyerpihan Flaker
7 Pengemasan Silo Conveyor Penilaian terhadap proses hidrolisis dapat dilakukan berdasarkan Acid Value
AV, Sapponification Value SV, dan Splitting Ratio. Kriteria tersebut diambil dari standar teknis yang ada di industri asam stearat, dan batasannya dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Penilaian Kriteria Proses Pemisahan Lemak
Kriteria Standar Teknis
AV mg KOH Baik : X
≥ 222 Sedang : 202
≤ X 222 Kurang Baik : X 202
SV mg KOH Baik : X
≥ 231 Sedang : 210
≤ X 231 Kurang Baik : X 210
Splitting Ratio Baik : X
≥ 96 Sedang : 86.4 X 96
Kurang Baik : X ≤ 86.4
Splitting Ratio merupakan parameter penting untuk mengukur kinerja splitting plant,
dan dapat ditentukan berdasarkan formulasi berikut :
100 .
. x
SV AV
Ratio Split
= Penilaian terhadap proses hidrogenasi dapat dilakukan berdasarkan Kriteria
yang terdapat pada Tabel 11.
47
Tabel 11. Penilaian Kriteria Proses Hidrogenasi
Sub Kriteria Standar Teknis
IV gr I
2
100 Baik : X
≤ 1.0 Sedang : 1 X
≤ 1.1 Kurang Baik : X 1.1
Penilaian terhadap proses Distilasi dapat dilakukan berdasarkan Kriteria yang terdapat pada Tabel 12. Kriteria tersebut diambil dari standar teknis yang ada di
industri asam stearat. Pada penilaian kinerja ini, akan dipilih asam stearat dengan kualitas terbaik, yaitu SA 1800, sehingga kriteria yang dipilih untuk penilaian proses
distilasi, diambil dari spesifikasi SA 1800.
Tabel 12. Penilaian Kriteria Proses Distilasi
Kriteria Standar Teknis
AV mg KOH Baik : 208
≤ X ≤ 213 Sedang : 207.5
≤ X 208 dan 213 X ≤ 213.5 Kurang Baik : X 207.5 dan X 213.5
SV mg KOH Baik : 209
≤ X ≤ 214 Sedang : 208.5
≤ X 209 dan 214 X ≤ 214.5 Kurang Baik : X 208.5 dan X 214.5
IV gr I
2
100 Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.5 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0,55
Warna – Yellow Baik : X
≤ 1,50 Sedang : 1.50 X
≤ 1.65 Kurang Baik : X 1.65
Warna – Red Baik : X
≤ 0.30 Sedang : 0.30 X
≤ 0.33 Kurang Baik : X 0,33
Titer
o
C Baik : 54 – 55
Sedang : 53.9 ≤ X 54 dan 55 X ≤ 55.1
Kurang Baik : X 53.9 dan X 55.1
Penilaian terhadap proses Fraksinasi dapat dilakukan berdasarkan Kriteria yang terdapat pada Tabel 13. Pada penilaian kinerja ini, akan dipilih Asam Stearat
yang melalui proses fraksinasi, yaitu SA 1840.
48
Tabel 13. Penilaian Kriteria Proses Fraksinasi
Kriteria Standar Teknis
AV mg KOH Baik : 207
≤ X ≤ 212 Sedang : 208.5
≤ X 209 dan 14 X ≤ 214.5 Kurang Baik : X 208.5 dan X 214.5
SV mg KOH Baik : 208
≤ X ≤ 213 Sedang : 207.5
≤ X 208 dan 213 X ≤ 213.5 Kurang Baik : X 207.5 dan X 213.5
IV gr I
2
100 Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.5 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0,55
Warna – Yellow Baik : X
≤ 2.0 Sedang : 2.0 X
≤ 2.2 Kurang Baik : X 2.2
Warna – Red Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.5 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0,55
Titer
o
C Baik : 55
≤ X ≤ 56 Sedang : 54.9
≤ X 55 dan 56 X ≤ 56.1 Kurang Baik : X 54.9 dan X 56.1
FA Distribution WT
C14 Baik : X
≤ 2.0 Sedang : 2.0 X
≤ 2.2 Kurang Baik : X 2.2
C16 Baik : 50
≤ X ≤ 55 Sedang : 49.5
≤ X 50 dan 55 X ≤ 55.5 Kurang Baik : X 49.5 dan X 55.5
C18 Baik : 40
≤ X ≤ 45 Sedang : 39.5
≤ X 40 dan 45 X ≤ 45.5 Kurang Baik : X 39.5 dan X 45.5
C18:1 Baik : X
≤ 1.0 Sedang : 1 X
≤ 1.1 Kurang Baik : X 1.1
Penilaian terhadap proses penyerpihan dapat dilakukan berdasarkan Kriteria yang terdapat pada Tabel 14.
49
Tabel 14. Penilaian Kriteria Proses Penyerpihan
Produk Kriteria
Standar Teknis
SA 1800 SA 1801
AV mg KOH Baik : 208
≤ X ≤ 213 Sedang : 207.5
≤ X 208 dan 213 X ≤ 213.5 Kurang Baik : X 207.5 dan X 213.5
SV mg KOH Baik : 209
≤ X ≤ 214 Sedang : 208.5
≤ X 209 dan 214 X ≤ 214.5 Kurang Baik : X 208.5 dan X 214.5
IV gr I
2
100 Baik : X
≤ 1.0 Sedang : 1 X
≤ 1.1 Kurang Baik : X 1.1
Warna– Yellow Baik : X ≤ 2.0
Sedang : 2.0 X ≤ 2.2
Kurang Baik : X 2.2 Warna – Red
Baik : X ≤ 0.50
Sedang : 0.5 X ≤ 0.55
Kurang Baik : X 0,55 Titer
o
C Baik : 54
≤ X ≤ 55 Sedang : 53.9
≤ X 54 dan 55 X ≤ 55.1 Kurang Baik : X 53.9 dan X 55.1
SA 1840 AV mg KOH
Baik : 207 ≤ X ≤ 212
Sedang : 208.5 ≤ X 209 dan 214 X ≤ 214.5
Kurang Baik : X 208.5 dan X 214.5 SV mg KOH
Baik : 208 ≤ X ≤ 213
Sedang : 207.5 ≤ X 208 dan 213 X ≤ 213.5
Kurang Baik : X 207.5 dan X 213.5 IV gr I
2
100 Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.5 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0,55
Warna Yellow Baik : X
≤ 2.0 Sedang : 2.0 X
≤ 2.2 Kurang Baik : X 2.2
Warna – Red Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.5 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0,55
Titer
o
C Baik : 55
≤ X ≤ 56 Sedang : 54.9
≤ X 55 dan 56 X ≤ 56.1 Kurang Baik : X 54.9 dan X 56.1
50
Penilaian terhadap proses Beading dapat dilakukan berdasarkan Kriteria yang terdapat pada Tabel 15.
Tabel 15. Penilaian Kriteria Proses Beading
Kriteria Standar Teknis
Warna – Yellow Baik : X
≤ 2.0 Sedang : 2.0 X
≤ 2.2 Kurang Baik : X 2.2
Warna – Red Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.5 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0,55
Penilaian terhadap proses Pengepakan dapat dilakukan berdasarkan Kriteria yang terdapat pada Tabel 16.
Tabel 16. Penilaian Kriteria Proses Pengemasan
Kriteria Standar Teknis
Prosentase Jumlah Penutupan Karung Reject
Baik : X ≤ 3.0
Sedang : 3.0 X ≤ 3.3
Kurang Baik : X 3.3 Prosentase Jumlah Marking
Karung Reject Baik : X
≤ 3.0 Sedang : 3.0 X
≤ 3.3 Kurang Baik : X 3.3
Prosentase tersebut dapat diukur berdasarkan formulasi dibawah ini. Data diperoleh berdasarkan jumlah karung yang dihasilkan selama satu tahun.
100 .
. .
Re .
. .
Re .
. .
. Pr
x Karung
Total Jumlah
ject Karung
Penutupan Jumlah
ject Karung
Penutupan Jumlah
osentase =
100 .
. .
Re .
. Re
. .
. Pr
x Karung
Total Jumlah
ject Karung
Jumlah ject
Karung Jumlah
osentase =
Penilaian setiap stasiun kerja hanya menggunakan indikator kualitas output setiap proses yang dilaluinya. Oleh sebab itu perlu ada penilaian lain, yaitu mesin.
Hal ini perlu dilakukan mengingat mesin sebagai alat utama keberhasilan suatu proses
51
produksi. Penilaian kriteria mesin dapat dilihat pada Tabel 17. Allocated Downtime adalah waktu yang dialokasikan untuk terhentinya proses produksi, dikerenakan
mesin harus diperiksa, dibersihkan diperbaiki dan Accident Lost Time adalah waktu terhentinya kegiatan proses produksi secara tiba-tiba, dikarenakan mesin rusak atau
terjadi kecelakaan.
Tabel 17. Penilaian Kriteria Mesin
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Allocated Downtime jam Baik : X 600
Sedang : 600 ≤ X ≤ 660
Kurang Baik : X 660 Accident Lost Time jam
Baik : X 96 Sedang : 96
≤ X ≤ 105 Kurang Baik : X 105
Penilaian kinerja personalia, didasarkan kepada tingkat mangkir dan keluar masuk karyawan. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perusahaan,
khususnya bagian produksi, dapat memotivasi karyawannya untuk bekerja dan memberikan rasa nyaman dan aman dalam bekerja. Jika prosentase tingkat mangkir
dan keluar masuk karyawan semakin kecil, maka kinerja personalia akan semakin baik. Kriteria Penilaian dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Pendapat Pakar Mengenai Kriteria Kinerja Personalia
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Tingkat mangkir karyawan Baik :
≤ 0.9 Sedang : 0.9
≤ X ≤ 1 Kurang Baik : 1
Keluar Masuk Karyawan Employee Turnover
Baik : ≤ 13
Sedang : 13 X ≤ 14.3
Kurang Baik : 14.3 Penilaian kinerja keuangan dibuat berdasarkan Net Provit Margin dan Return
On Investment. Akuisisi pendapat pakar dapat dilihat pada Tabel 19.
52
Tabel 19. Pendapat Pakar Mengenai Kriteria Kinerja Keuangan
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Net Provit Margin NPM Baik : X
≥ 7 Sedang : 6.3 X 7
Kurang Baik : X ≤ 6.3
Return On Investment ROI Baik : X
≥ 11 Sedang : 9.9 X 11
Kurang Baik : X ≤ 9.9
1.1.1.4. Penilaian Produk Jadi
Produk jadi dapat dinilai berdasarkan kriteria : a.
Kualitas produk b.
Kuantitas Grade Produk c.
Pemasaran produk Kualitas produk dinilai berdasarkan Iodium Value dan warna produk. Standar
yang dijadikan acuan adalah standar SA 1800 dan SA1801. Kriteria tersebut diambil dari standar teknis yang ada di departemen pengendalian kualitas di perusahaan
industri asam stearat. Adapun penilaian kriteria produk SA 1800 dan 1801 tersebut dapat dilihat pada Tabel 20. Sementara itu penilaian produk untuk SA1840 dapat
dilihat pada Tabel 21, dan kriteria kuantitas produk dapat dilihat pada Tabel 22. Penilaian terhadap kuantitas produk dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan produk yang berkualitas, jika dilihat dari sisi jumlahnya.
Tabel 20. Standar Teknis Kriteria Kualitas Produk SA 1800 1801
Kriteria Standar Teknis
Iodine Value Baik : X
≤ 1.0 Sedang : 1.0 X
≤ 1.1 Kurang Baik : X 1.1
Yellow Baik : X
≤ 2.0 Sedang : 2.0 X
≤ 2.2 Kurang Baik : X 2.2
Red Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.5 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0,55
53
Tabel 21. Standar Teknis Mengenai Kriteria Kualitas Produk SA 1840
Kriteria Standar Teknis
Iodine Value Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.50 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0.55
Yellow Baik : X
≤ 2.0 Sedang : 2.0 X
≤ 2.2 Kurang Baik : X 2.2
Red Baik : X
≤ 0.50 Sedang : 0.50 X
≤ 0.55 Kurang Baik : X 0.55
Down Grade adalah produk yang harus turun grade, karena kualitasnya tidak
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Perusahaan dikatakan berhasil, jika mampu menghasilkan produk dengan standar kualitas dari grade yang diharapkan.
Prosentase produk Down Grade ditentukan berdasarkan jumlah produk Down Grade selama 1 tahun dan jumlah total produk, dimana keduanya berada dalam satuan ton,
seperti tertera pada formulasi berikut ini :
Pro 100
. Pr
. .
. .
Pr .
. .
Pr .
. x
oduk Total
Jumlah Grade
Down oduk
Jumlah Grade
Down oduk
Jumlah sentase
=
Tabel 22. Pendapat Pakar Mengenai Kriteria Kuantitas produk
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Prosentase Produk Down Grade
Baik : X 8.0 Sedang : 8.0
≤ X 8.8 Kurang Baik : X
≥ 8.8 Aspek penilaian yang lain adalah aktivitas pemasaran dan peluang pasar
produk. Penilaian ini dibagi menjadi 2 kriteria, antara lain : a.
Efektivitas pemasaran Produk b.
Market Share. Penilaian kedua aspek tersebut dapat dilihat pada Tabel 23, dimana kriteria
penilaian dibuat berdasarkan akuisisi pendapat pakar.
54
Tabel 23. Pendapat Pakar Mengenai Kriteria Pemasaran
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Efektivitas Pemasaran Produk Baik : X
≥ 80 Sedang : 72 X 80
Kurang Baik : X ≤ 72
Market Share Baik : X
≥ 66 Sedang : 60
≤ X 66 Kurang Baik : X 60
1.1.1.5. Penilaian Formasi Karyawan
Formasi Karyawan dilakukan untuk melihat seberapa jauh efektivitas penggunaan Sumber Daya Manusia setiap stasiun kerja. Formasi karyawan untuk
proses dapat dibagi menjadi 3 Departemen, antara lain : a.
Departemen Produksi b.
Departemen Pengendalian Kualitas c.
Departemen Logistik Jumlah personil dinilai bersdasarkan jumlah orang dalam 1 shift. Hal ini dipilih,
mengingat dalam industri pengolahan asam stearat, biasanya terdiri dari 3 shift kerja. Penilaian formasi karyawan departemen produksi, pengendalian kualitas dan logistik,
dapat dilihat pada Tabel 24, 25 dan 26. Tabel 24. Penilaian Formasi Karyawan Departemen Produksi
Posisi Stasiun
Jml Ideal Orang
Akuisisi Pakar
Kepala Departemen
Seluruh stasiun 1
Baik : X = 4 Sedang : 4 X
≤ 5 3
≤ X 4 Kurang Baik : X 3
X 5 Kepala Shift
Pemisahan Lemak,
Hidrogenasi Distilasi 1
Beading Penyerpihan 1
Fraksinasi 1 Operator
Pemisahan Lemak 3
Baik : X = 13 Sedang : 13 X
≤ 15 12
≤ X 13 Kurang Baik : X 12
X 15 Hidrogenasi 2
Distilasi 1 Fraksinasi 2
Beading 4 Penyerpihan 1
Jumlah karyawan untuk 1 shift
55
Tabel 25. Penilaian Formasi Karyawan Departemen Pengendalian Kualitas
Posisi Bagian
Jumlah Ideal Orang
Akuisisi Pakar
Kepala Departemen
Seluruh Bagian 1
Baik : X = 4 Sedang : 4 X
≤ 5 3
≤ X 4 Kurang Baik : X 3
X 5 Kepala Seksi
Quality Inspection
1 Quality Control
1 Kepala Shift
Quality Inspection
1 Quality Control
1 Operator Quality
Inspection 5
Baik : X = 20 Sedang : 19
≤ X ≤ 21 17
≤ X 20 Kurang Baik : X 17
X 21 Analis Quality
Control 10 Helper Quality
Control 5
Tabel 26. Penilaian Formasi Karyawan Departemen Logistik
Posisi Bagian
Jumlah Ideal Orang
Akuisisi Pakar
Kepala Departemen
Seluruh Bagian 1
Baik : X = 5 Sedang : 5 X
≤ 6 4
≤ X 5 Kurang Baik : X 4
X 6 Kepala Seksi
Persiapan Bahan Baku
1 Produk Jadi
1 Kepala Regu
Persiapan Bahan Baku
1 Produk Jadi
1 Operator
Persiapan Bahan Baku
4 Baik : X = 9
Sedang : 9 X ≤ 10
8 ≤ X 9
Kurang Baik : X 8 X 10
Produk Jadi 5
Jumlah karyawan untuk 1 shift
56
1.1.2. Penilaian Kinerja Eksternal
Penilaian ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian penilaian kinerja, antara lain : a. Penilaian Kinerja Ekonomi
b. Penilaian Kinerja Sosial c. Penilaian Kinerja Lingkungan.
1.1.2.1. Penilaian Kinerja Ekonomi
Penilaian kinerja ekonomi, didasarkan kepada harga pasar internasional untuk bahan baku dan harga produk itu sendiri. Penilaian didasarkan kepada deviasi antara
harga yang diperoleh perusahaan terhadap harga pasar internasional. Menurut pakar deviasi yang diizinkan adalah 10 . Untuk menghitung Deviasi harga dapat dilihat
pada formulasi berikut :
100 .
. .
. .
arg .
. .
. arg
. .
. .
. .
arg .
. .
arg .
x Malaysia
FOB Stearin
Palm a
H Perusahaan
Stearin Palm
a H
Malaysia FOB
Stearin Palm
a H
Stearin Palm
a H
Deviasi −
=
100 .
. .
. .
. arg
. .
. .
. arg
. .
. .
. .
. arg
. .
. .
arg .
x Rotterdam
CIF RBD
Oil Palm
a H
Perusahaan RBD
oil Palm
a H
Rotterdam CIF
RBD Oil
Palm a
H RBD
oil Palm
a H
Deviasi −
=
Pendapat pakar mengenai kriteria ekonomi eksternal dapat dilihat pada Tabel 27. Dipilih berdasarkan pendapat pakar, karena batasan standar ideal pada kriteria
penilaian ekonomi akan terus berubah, seiring dengan waktu.
Tabel 27. Pendapat Pakar Mengenai Kriteria Ekonomi Eksternal
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Deviasi harga Palm Stearin FOB Malaysia
Baik : X ≤ 10
Sedang : 10 X ≤ 11
Kurang Baik : X 11 Deviasi harga Palm Oil RBD CIF
Rotterdam Baik : X
≤ 10 Sedang : 10 X
≤ 11 Kurang Baik : X 11
Bea Masuk Baik : X
≤ 11 Sedang : 11 X
≤ 12.1 Kurang Baik : X 12.1
57
1.1.2.2.Penilaian Kinerja Sosial
Penilaian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kontribusi perusahaan terhadap kondisi social masyarakat yang berada di sekitar kawasan industri. Hal ini
perlu dilakukan, mengingat kemajuan pemikiran masyarakat, terkadang dapat mempengaruhi hubungan antara perusahaan dengan kondisi masyarakat sekitar,
misalnya menimbulkan konflik. Konflik tersebut jelas akan mengganggu pekerjaan yang dilakukan perusahaan, sehingga berdampak terhadap output produk. Oleh sebab
itu, sebaiknya perusahaan mengeluarkan biaya untuk kepentingan masyarakat, sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya.
Sebenarnya pemerintah sudah menetapkan aturan ini, yang disebut sebagai Corporate Social Responsibility CSR, yang besarnya minimal 3 dari keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Nilai inilah yang dijadikan kriteria penilaian kinerja sosial perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Pendapat Pakar Mengenai Kriteria Kinerja Sosial Perusahaan
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Biaya CSR Baik : X ≥ 3
Sedang : 2.7 X ≤ 2.7
Kurang Baik : X 2.7 Biaya CSR dapat dihitung berdasarkan formulasi berikut :
100 .
. Pr
. .
x Perusahaan
ovit CSR
Biaya CSR
Biaya =
1.1.2.2. Penilaian Kinerja Lingkungan
Penilaian terhadap lingkungan dilakukan berdasarkan 3 kriteria, yaitu penilaian limbah cair, gas dan kebisingan. Pada penilaian lingkungan, setiap kriteria
memiliki sub kriteria. Sub kriteria hanya memberikan output Baik dan Buruk, sehingga kategori Sedang ditiadakan, karena berdasarkan usulan pakar penilaian
hanya mengacu kepada 2 hal, yaitu : sampel berada dalam Nilai Ambang Batas
58
NAB atau berada diluar Nilai Ambang Batas. Pendapat pakar mengenai kriteria kinerja lingkungan dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Pendapat Pakar Mengenai Kriteria Kinerja Lingkungan
Kriteria Akuisisi Pendapat Pakar
Limbah Cair Baik : X 0.82
Sedang : 0.65 X ≤ 0.82
Kurang Baik : X ≤ 0.65
Limbah Gas Baik : X 0.73
Sedang : 0.58 X ≤ 0.73
Kurang Baik : X
≤ 0.58
Kebisingan Baik : X 0.77
Sedang : 0.60 X ≤ 0.77
Kurang Baik : X
≤ 0.60
Penilaian lingkungan
juga dilakukan terhadap gangguan, yaitu kebisingan,
yang dapat dilihat pada tabel 30. Kebisingan terhadap lingkungan perlu dipertimbangkan untuk menunjang kenyamanan dalam bekerja bagi karyawan, serta
kenyamanan lingkungan yang berada di sekitar industri. Penilaian terhadap limbah cair juga dilakukan, dimana kriteria penilaian dibuat berdasarkan standar nilai
ambang batas yang ada pada rencangan pengelolaaan lingkungan perusahaan. Tabel 31 berisi penilaian kriteria limbah cair yang terdiri dari beberapa sub kriteria, antara
lain : sifat fisika limbah cair, sifat kimia limbah cair dan kandungan logam. Dari semua limbah cair yang dihasilkan, limbah kimialah yang paling berpengaruh
terhadap keberadaan lingkungan.
Tabel 30. Penilaian Kriteria Kebisingan
No Sub Kriteria
Standar Teknis
1 Ruang Genset db desible
Baik : X 85 Sedang : 85
≤ X ≤ 87 Kurang Baik : X 87
2 Rata-rata Lokasi db
Baik : X 50 Sedang : 50
≤ X ≤ 60 Kurang Baik : X 60
59
Tabel 31. Penilaian Kriteria Limbah Cair
No Sub Kriteria
Standar Teknis I. FISIKA
1 Temperatur
O
C Baik : X
≤ 40 Sedang : 40 X
≤ 44 Kurang Baik : X 44
2 Zat Padat Terlarut mgl
Baik : X ≤ 3 000
Sedang : 3 000 X ≤ 3 300
Kurang Baik : X 3 300 3
Zat Padat Tersuspensi mgl Baik : X
≤ 400 Sedang : 400 X
≤ 440 Kurang Baik : X 440
No Sub Kriteria
Standar Teknis II. KIMIA
4 PH mgl
Baik : X ≤ 9.5
Sedang : 9.5 X ≤ 10.5
Kurang Baik : X 10.5 5
Amoniak mgl Baik : X
≤ 2 Sedang : 2 X
≤ 2.2 Kurang Baik : X 2.2
6 COD mgl
Baik : X ≤ 200
Sedang : 200 X ≤ 210
Kurang Baik : X 210 7
BOD mgl Baik : X
≤ 100 Sedang : 110 X
≤ 110 Kurang Baik : X 110
8 Minyak dan Lemak mgl
Baik : X ≤ 30
Sedang : 30 X ≤ 30.3
Kurang Baik : X 30.3
No Sub Kriteria
Standar Teknis III. LOGAM
9 Besi mgl
Baik : X ≤ 7.0
Sedang : 7.0 X ≤ 7.7
Kurang Baik : X 7.7 10 Tembaga mgl
Baik : X ≤ 2.0
Sedang : 2.0 ≤ 2.2
Kurang Baik : X 2.2 11 Chronium Nikel mgl
Baik : X ≤ 1.0
Sedang : 1.0 X ≤ 1.1
Kurang Baik : X 1.1 12 Mangan mgl
Baik : X ≤ 1.0
Sedang : 1.0 X ≤ 1.1
Kurang Baik : X 1.1
60
Penilaian terhadap limbah gas dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Penilaian Kriteria Limbah Gas
No Sub Kriteria
Standar Teknis
1 Sulfur Dioksida
μgl Baik : X
≤ 265 Sedang : 265 X
≤ 291.5 Kurang Baik : X 291.5
2 Karbon Monoksida
μgl Baik : X ≤ 10 000
Sedang : 10 000 X ≤ 11 000
Kurang Baik : X 11 000 3
Oksida Nitrogen μgl
Baik : X ≤ 100
Sedang : 100 X ≤ 110
Kurang Baik : X 110 4
Oksida ppm Baik : X
≤ 0.080 Sedang : 0.080 X
≤ 0.088 Kurang Baik : X 0.088
5 Debu mgl
Baik : X ≤ 0.26
Sedang : 0.26 X ≤ 0.29
Kurang Baik : X 0,29 6
Timah Hitam Baik : X
≤ 1.50 Sedang : 1.50 X
≤ 1.65 Kurang Baik : X 1.65
7 Amonia
μgl Baik : X
≤ 1 360 Sedang : 1 360 X
≤ 1 496 Kurang Baik : 1 496
Keluaran program berupa penilaian dari setiap aspek, dimana hasil tersebut baru dapat diperoleh, jika kriteria dapat ditentukan nilainya.
1.1.3. Penilaian Kinerja Keseluruhan
Penilaian Kinerja keseluruhan akan diperoleh apabila Kinerja dari setiap Kriteria sudah diketahui hasilnya. Proses untuk memperoleh hasil penilaian kriteria
dapat ditentukan berdasarkan pembobotan, jika parameter penilaian banyak. Apabila parameter penilaian sedikit, dapat dilakukan pembuatan kaidah if-then.
61
1.1.3.1. Penentuan Skor
Aspek penilaian kinerja yang memiliki banyak kriteria, akan diberikan skor, guna memperoleh nilai akhir dari aspek tersebut. Skor ditentukan berdasarkan
akuisisi pakar dan pandangannya terhadap pengaruh kriteria tersebut terhadap penilaian aspek. Hal ini terjadi pada saat melakukan penilaian terhadap proses, yang
memiliki banyak kriteria, sementara hasil akhir yang diharapkan hanya satu penilaian. Skor penilaiannya dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Skor Penilaian Kinerja Perusahaan
No Penilaian
Skor
1 Baik 100 2 Sedang
70 3 Kurang Baik
40 Untuk menentukan apakah suatu variabel memiliki nilai Baik, Sedang atau
Kurang Baik, diperoleh berdasarkan interval nilai yang ditentukan oleh para pakar, akan tetapi jika pakar tidak memiliki informasi mengenai interval penilaian, maka
penentuan interval tersebut dibuat berdasarkan parameter tingkat akurasi, dengan menggunakan persentase variasi 10 . Nilai 10 merupakan nilai variasi
maksimum yang masih dapat diterima acceptable dalam dunia industri. Formulasi perhitungan dapat dilihat pada bab 2.
1.1.3.2. Penentuan Bobot dan Penilaian Akhir
Skor ditetapkan untuk memberikan bobot terhadap kriteria, yang akan berpengaruh terhadap penilaian aspek kinerja dan penilaian kinerja perusahaan secara
menyeluruh. Bobot didasarkan kepada pendapat pakar, yang berupa daftar isian kuisioner. Hasil kuesioner akan diolah kembali dengan menggunakan pairwise
comparisons perbandingan berpasangan. Metode ini dipilih, jika pakar tidak
membuat bobot penilaian secara utuh, misalnya untuk memperoleh nilai akhir penilaian produk terdapat 3 kriteria penilaian, yaitu kualitas, pemasaran dan grade
62
produk, maka untuk mendapatkan satu penilaian dari ketiga kriteria tersebut harus dibuat bobot masing-masing kriteria. Bobot dibuat berdasarkan seberapa besar
pengaruh kriteria tersebut terhadap variabel penilaian. Bentuk kuesioner dan penilaian dapat dilihat pada lampiran. Penilaian secara keseluruhan didasarkan pada
kombinasi hasil penilaian dari masing-masing aspek kinerja, sehingga memberikan output berupa klasifikasi skor.
Aspek dapat dinilai berdasarkan bobot dari setiap kriteria, yang juga merupakan output dari pendapat pakar, seperti tertera pada Tabel 34 dan Tabel 35.
Tabel 34. Bobot Faktor Internal
Aspek Bobot
Kriteria Bobot
Bahan Baku 0,35
Kualitas Bahan Baku 0.70
Kuantitas Bahan Baku 0.30
Proses 0,35
Stasiun Pemisahan Lemak 0.24
0.35 Stasiun Hidrogenasi
0.23 Stasiun Distilasi
0.24 Stasiun Fraksinasi
0.09 Stasiun Beading
0.05 Stasiun Penyerpihan
0.05 Stasiun Pengemasan
0.05 Keandalan Mesin
0.05 Formasi Karyawan
0.48 0.28
Mangkir TurnOver 0.52
Keuangan 0.37 Produk 0,30
Kualitas 0.30
Grade 0.30 Pasar 0.40
63
Tabel 35. Bobot Faktor Eksternal
Aspek Bobot
Kriteria Bobot
Ekonomi 0,41
Harga Palm Stearine FOB Malaysia 0.34
Harga Palm Oil RBD CIF Rotterdam 0.36
Bea Masuk 0.30
Sosial 0,25 Lingkungan 0.34 Limbah
Cair 0.50
Limbah Gas 0.35
Kebisingan 0.15 Apabila Skor dan Bobot sudah diperoleh, maka nilai akhir didapat sebagai
hasil perkalian antara skor dan bobot. Pada tahapan ini perlu dilakukan penentuan interval nilai, untuk setiap hasil penilaian, seperti tertera pada Tabel 36.
Tabel 36. Interval Penilaian
No Interval Nilai
Penilaian
1 X
≥ 80 Baik
2 60 ≤ X 80
Sedang 3
X 60 Kurang Baik
64
1.1.4. Pemilihan Pakar
Pakar dipilih berdasarkan keahliannya dalam aspek yang dinilai. Penelitian ini menyertakan beberapa pakar, yang berasal dari praktisi maupun akademisi, seperti
tertera pada Tabel 37.
Tabel 37. Daftar Pakar Penilaian Kinerja
No Nama
Aspek Penilaian
Pekerjaan
1 Suyono, SH
Man HRD Manager PT. Sumi Asih
Oleochemical 2
Heryawan, SE, MBA Man
Training Manager PT. Sumi Asih Oleochemical
3 Purwoko, SE, MBA
Money Peneliti di Departemen Keuangan RI
4 Almizan Ulfa, SE,
MBA Money
Peneliti di Departemen Keuangan RI 5
Ir. Mulyardi Material
Quality Control Executive PT. Sumi Asih Oleochemical
6 Dr. Ir. Ani Suryani,
DEA Method
Dosen di Program Studi Teknologi Indusri Pertanian IPB
7 Dr. Ir. Meika S Rusli,
M.Sc Method
Dosen di Program Studi Teknologi Indusri Pertanian IPB
8 Ir. Bobby Nugroho
Machine, Method
Quality Inspection PT. Sumi Asih Oleochemical
9 Ir. Johan Sabile
Machine, Method
Production Manager di PT. Sumi Asih Oleochemical
10 Ir. Kris Hadisoebroto Market,
Method Ketua APOLIN Asosiasi Produsen
Oleochemical Indonesia 11 Ir.
Sjoufjan Awal,
MBA, P.E Management Ketua The Indonesian Foundation for
Management Development 12 Dr. Ir. Hartrsasi
Hardjomidjojo, DEA Management Dosen di Program Studi Teknologi
Indusri Pertanian IPB 13 Dr. Ir. Muhammad
Romzi, M.Eng Management Peneliti di Badan Pusat Statistik
14 Ir. H. Soeripto Kartodiryo
Environment Peneliti di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI
65
1.1.5.Perolehan Data Perusahaan
Data diperoleh berdasarkan laporan tahunan perusahaan, kecuali data aspek lingkungan yang diperoleh berdasarkan Laporan Rencana Kelola Lingkungan RKL.
Semua data tersebut diperlukan sebagai acuan untuk melakukan input terhadap program yang akan dirancang. Data perusahaan dapat dilihat pada Tabel 38 dan 39.
Tabel 38. Data Tahunan PT. X Tahun 2004
No Aspek
Penilaian Input Data
Nilai Satuan
1 Bahan Baku
Free Fatty Acid 0.2
Iodium Value 33
gr I2100 Warna 2.9
- Moisture 0.11
- Impurities 0.02
Jumlah Material Reject 235
ton Jumlah Total Material
84 360 ton
2 Mesin Allocated
Downtime 633
jam Accident Lost Time
72 jam
3 Manusia
Jumlah Karyawan 455
orang Jumlah Karyawan Mangkir
83 Orang
Jumlah Hr Kerja Selama 1 tahun 297
Hari Jumlah Karyawan Keluar Masuk
60 Orang
4. Keuangan Laba Bersih
55 829 796 750 Rp.
Total Aktiva 531 712 350 000
Rp. Penjualan Bersih
833 280 548 500 Rp.
5 Kuantitas Produk
Jumlah Produk Down Grade
6 480 ton
Jumlah Produk 80 985
ton 6
Pasar Jumlah Produk Terjual
77 785 ton
Jumlah Output Produksi 80 985
ton Market Share
60 7 Sosial
2 5
8 Ekonomi Palm Stearin FOB Malaysia USton November 2005
342.50 US
Palm Oil RBD CIF Rotterdam USton November 2005
470 US
Palm Stearin Perusahaan 337.4
US Palm Oil RBD Perusahaan
464.4 US
Bea Masuk 12
Sumber : PT. X
66
Tabel 39. Data Tahunan Proses di PT. X Tahun 2004
No Aspek Penilaian
Input Data Nilai
Satuan
1 Stasiun Pemisahan
Lemak AV
224 mg KOH
SV 212
mg KOH Splitting Ratio
97.2 2
Stasiun Hidrogenasi IV 1.2
gr I
2
100 3
Stasiun Distilasi AV
210.4 mg KOH
SV 211.2
mg KOH IV
0.4 gr I
2
100 Warna – Yellow
2.0 -
Warna – Red 0.5
- Titer
54.3
o
C 4
Stasiun Fraksinasi AV
210 mg KOH
SV 211
mg KOH IV
0.46 gr I
2
100 Warna – Yellow
1.3 -
Warna – Red 0.5
- Titer
55
o
C C14 2
C16 51 C18 42
C18:1 1 5
Stasiun Beading Warna – Yellow
1.5 -
Warna – Red 0.5
- 6 Stasiun
Penyerpihan SA 1800 SA
1801 AV
210 mg KOH
SV 211
mg KOH IV
0.8 gr I
2
100 Warna – Yellow
1.5 Warna – Red
0.5 Titer
54
o
C SA 1840
AV 210
mg KOH SV
211 mg KOH
IV 0.4
gr I
2
100 Warna – Yellow
1.4 -
Warna – Red 0.5
- Titer
54
o
C 7
Stasiun Pengemasan Prosentase Jumlah
Karung Reject 3
Prosentase Marking Reject
4
Sumber : PT. X
67
Data yang berkaitan dengan formasi karyawan, dapat dilihat pada Tabel 40, Tabel 41 dan Tabel 42.
Tabel 40. Data Tahunan Formasi Karyawan Departemen Produksi PT. X Tahun 2004
Posisi Stasiun
Jumlah Karyawan Orang
Kepala Departemen Seluruh stasiun
1
Kepala Shift Pemisahan Lemak, Hidrogenasi
Distilasi
1
Beading Penyerpihan
1
Fraksinasi
1
Operator Pemisahan Lemak
2
Hidrogenasi
2
Distilasi
1
Fraksinasi
1
Beading
3
Penyerpihan
1
Sumber : PT. X Jumlah karyawan untuk 1 shift
Tabel 41. Penilaian Formasi Karyawan Departemen Pengendalian Kualitas PT. X Tahun 2004
Posisi Bagian
Jumlah Karyawan Orang
Kepala Departemen Seluruh Bagian
1
Kepala Seksi Quality Inspection
1
Quality Control
1
Kepala Shift Quality Inspection
1
Quality Control
1
Operator Quality Inspection
4
Analis Quality Control
10
Helper Quality Control
5
Sumber : PT. X
68
Tabel 42. Penilaian Formasi Karyawan Departemen Logistik
Posisi Bagian
Jumlah Karyawan Orang
Kepala Departemen Seluruh Bagian
1
Kepala Seksi Persiapan Bahan Baku
1
Produk Jadi
1
Kepala Regu Persiapan Bahan Baku
1
Produk Jadi
1
Operator Persiapan Bahan Baku
4
Produk Jadi
4
Sumber : PT. X Jumlah karyawan untuk 1 shift
Limbah yang dihasilkan oleh PT. X. Industri Oleokimia, biasanya menghasilkan 3 jenis limbah dan satu kebisingan, antara lain :
- Limbah cair
- Limbah Gas
- Kebisingan
- Limbah padat
Limbah padat keluaran proses, tidak dibahas, karena tidak berbahaya bagi lingkungan, bahkan dapat dimanfaatkan untuk menambah pemasukan bagi
perusahaan. Sludge fat, kapur, karung, dan jerigen merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh industri ini, dimana limbah ini terlebih dulu dikumpulkan sebelum
dijual kepihak lain.Gambaran umum dari limbah yang dihasilkan oleh industri oleokimia, khususnya industri Asam Stearat dapat dilihat pada Tabel 43.
69
Tabel 43. Limbah Hasil Industri
N o
Jenis Limbah Sumber
Limbah Sifat
Limbah Kuantitas
Per Hari Penanganan
Limbah TPA
1 Limbah Cair Produksi
Non B3
33 m
3
hr Diolah dalam
Bak pengolahan
Sungai 2 Limbah
Gas Genset B – 3
Cerobong gas
Atmosfir
3 Kebisingan Mesin
Produksi B – 3
Kedap suara
Lingkungan
4 Limbah Padat : -
Fat Kapur -
Karung -
Jerigen Produksi
Produksi Produksi
Non B3 Non B3
Non B3 540 Kghr
29 karung 35 jerigen
Dikumpulkan Dikumpulkan
Dikumpulkan Dijual
Dijual Dijual
Sumber : RKL PT. X 2004
Air limbah yang berasal dari proses produksi terlebih dulu dialirkan melalui bak-bak kecil untuk menyaring fat dan kapur yang masih terbawa air, dan
untuk selanjutnya dialirkan ke bak limbah, kemudian diisap oleh pompa dan disemprotkan melalui pipa-pipa yang dilobangi aerasi, untuk mengisap oksigen, dan
kemudian disalurkan ke bak-bak berikutnya sebelum disalurkan ke kali Bekasi. Zat padat tersuspensi, Amonia, BOD, COD, Minyak dan Lemak, dengan demikian harus
dilakukan upaya pengelolaan lebih lanjut. Daftar kriteria kualitas air limbah dapat dilihat pada Tabel 44.
70
Tabel 44. Hasil Pengukuran Limbah Cair
No Parameter
Satuan Hasil Uji
I. FISIKA