Keinginan atau gairah tersebut dapat timbul dari dalam diri atau hasil rangsangan dari luar atau orang lain. Keinginan yang berasal
dari diri sendiri adalah karena peran hormon androgen dan estrogen, adanya motivasi serta harapan.
b. Fase terangsang arousal, yaitu terdapatnya perasaan khas berupa
ingin atau berhasrat melakukan hubungan seksual atau bersenggama, yang ditengarai oleh timbulnya cairan pada vagina
disebut sebagai lubrikasi. c.
Fase orgasme, yaitu tercapainya puncak dari siklus respon seksual setelah perangsangan yang memadai. Pada fase ini terjadi
perubahan kesadaran selama beberapa detik hingga menit, disertai menegangnya otot-otot tubuh, antara lain vagina, otot-otot dasar
panggul, dan hampir semua otot tubuh. Orgasme dapat terjadi pada orgasme klitoris dan orgasme otot-otot dasar panggul karena
penekanan pada G-spot. d.
Fase resolusi, yaitu kembalinya secara alamiah semua organ dan bagian tubuh yang tadi berperan dalam siklus respon seksual
kepada keadaan semula Elvira, 2006.
Gambar 3. Respon seksual wanita Masters Johnson , 1996
2.1.5 Disfungsi Seksual pada Wanita
2.1.5.1 Pengertian
Disfungsi seksual adalah gangguan respon fungsi seksual. Pada wanita disfungsi seksual diartikan sebagai kegagalan yang menetap
atau berulang, baik sebagian atau secara keseluruhan, untuk memperoleh dan atau mempertahankan respon lubrikasi vasokongesti
sampai berakhirnya aktifitas seksual Chandra, 2005.
2.1.5.2 Etiologi
Pada dasarnya disfungsi seksual dapat terjadi baik pada pria ataupun wanita, etiologi disfungsi seksual dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
a Faktor fisik
Gangguan organik atau fisik dapat terjadi pada organ, bagian-bagian badan tertentu atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang sedang
terganggu dapat menyebabkan disfungsi seksual dalam berbagai tingkat Tobing, 2006.
Faktor fisik yang sering mengganggu seks pada usia tua sebagian karena penyakit-penyakit kronis yang tidak jelas terasa atau tidak
diketahui gejalanya dari luar. Makin tua usia makin banyak orang yang gagal melakukan koitus atau senggama. Berbagai faktor resiko
yang dapat mempengaruhi terjadinya disfungsi seksual adalah gangguan vaskuler pembuluh darah termasuk gangguan arteri
koronaria, penyakit sistemik diabetes melitus, hipertensi, gangguan neurologis seperti pada penyakit stroke Tobing, 2006.
b Faktor psikis
Faktor psikoseksual ialah semua faktor kejiwaan yang terganggu dalam diri penderita. Gangguan ini mencakup gangguan jiwa misalnya
depresi, anxietas kecemasan yang menyebabkan disfungsi seksual. Pada orang yang masih muda, sebagian besar disfungsi seksual
disebabkan faktor psikoseksual. Kondisi fisik terutama organ- organnya masih kuat dan normal sehingga jarang sekali menyebabkan
terjadinya disfungsi seksual Tobing, 2006.