Menurut Fuad Hasan 2010, tanggung jawab ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut juga tanggung jawab terhadap hal-hal yang akan dan telah
diakibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Dalam hal ini Generasi Z perlu menjadikan dimensi moral ini sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil. Guru di zaman sekarang sudah saatnya harus merubah paradigma pembelajaran dan ketrampilan
mengajarnya terutama terkait pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran yang membuat kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan interaktif, sehingga sudah
menjadi kewajiban setiap guru untuk memperbarui kerempilannya dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.
2.4 Lingkungan Teman Sebaya
Dalam proses pembelajaran lingkungan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Salah satu lingkungan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa yaitu lingkungan teman sebaya. Menurut Novandi 2012, lingkungan teman sebaya merupakan sekelompok orang yang mempunyai kesamaan sosial
seperti kesamaan tingkat dengan berbagai karakter individu yang mampu mempengaruhi perilaku individu lain.
Teman sebaya dapat memberikan dorongan antar siswa untuk menjadi lebih baik sehingga kemampuan siswa dapat meningkat dengan adanya sedikit
persaingan antar siswa. Selain itu kelompok bergaul siswa juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari kelompok bergaul siswa
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Siswa yang rajin cenderung bergaul
dengan siswa yang rajin, dan siswa yang sering bermain cenderung bergaul dengan siswa yang sering bermain. Sehingga kelompok bergaul siswa yang rajin
mendapatkan prestasi belajar yang baik dan sebaliknya dengan kelompok bergaul siswa yang sering bermain.
Menurut Saputro 2012, lingkungan teman sebaya merupakan suatu interaksi dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status.
Intensitas pertemuan antar siswa di sekolah juga mempunyai pengaruh besar dalam suasana pembelajaran di sekolah. Teman sebaya mampu memberikan
motivasi suasana yang membangun apabila berada dalam kelas. Siswa cenderung lebih nyaman dan terbuka apabila bertanya mengenai materi pokok bahasan
kepada teman sebaya dibandingkan kepada guru. Hal ini disebabkan muncul suatu ketakutan tersendiri dari siswa ketika bertanya kepada guru.
Menurut Santoso 2006:23, indikator lingkungan teman sebaya adalah sebagai berikut:
1. Kerjasama dengan teman sebaya.
2. Persaingan dengan teman sebaya.
3. Pertentangan dengan teman sebaya.
4. Persesuaian akomodasi dengan teman sebaya.
5. Perpaduan asimilasi dengan teman sebaya.
Teori Belajar Sosial Bandura
Menurut teori Bandura dalam Mahabbati 2012, faktor penentu kepribadian adalah faktor kognitif, seperti memori, antisipasi, perencanaan, dan
kemampuan penilaian. Namun, menurut teori kognitif sosial Bandura, individu
tidak berdiri sendiri dalam memproduksi perilaku. Bandura dalam teori belajar sosial memberi istilah reciprocal determinism untuk meggambarkan proses saling
mempengaruhi antara individu dengan lingkungan. Kepribadian dan perilaku individu bersama dengan faktor lingkungan saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi dalam merespon situasi yang dihadapi. Teori belajar sosial Bandura dalam Mahabbati 2012, lebih banyak
disebabkan oleh respon individu terhadap lingkungan, dan sebaliknya terhadap fnomena-fenomena produksi perilaku. Teori ini menyebut bahwa perilaku agresif
terjadi ketika self efficacy keyakinan akan kemampuan diri untuk mengatasi persoalan diri dan lingkungan yang tinggi dihadapkan pada situasi lingkungan
dengan cara-cara kekerasan. Menurut Piaget dan Kohlberg dalam Syah 2004: 76, mmenekankan
bahwa pemikiran moral seseorang anak, terutama ditentukan oleh kematangan kapasitas kognitifnya. Sedangkan di sisi lain menurut Bandura dalam teori belajar
sosial, lingkungan sosial merupakan pemasok materi mentah yang akan diolah oleh ranah kognitif anak tersebur secara aktif. Dalam interaksi sosial dengan
teman-teman sebaya sebagai conth, terdapat dorongan sosial yang menentang anak tersebut untuk mengubah orientasi moralnya.
2.5 Motivasi Belajar