II.4.1. RUPTUR PERINEUM SPONTAN
Definisi : Luka pada perineum yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan
tindakan perobekan atau disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur. Tingkat robekan perineum dapat dibagi atas 4 tingkatan
15
: Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lender vagina dengan atau
tanpa mengenai kulit perineum sedikit. Tingkat II : Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selama mengenai selaput
lendir vagina juga mengenai muskulus perinei transversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani.
Tingkat III : Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai otot-otot sfingter ani. Ruptura perinei totalis di beberapa
kepustakaan yang berbeda disebut sebagai termasuk dalam robekan derajat III atau IV. Beberapa kepustakaan juga membagi tingkat III menjadi beberapa
bagian seperti : Tingkat III a. Robekan 50 ketebalan sfingter ani.
Tingkat III b. Robekan 50 ketebalan sfinter ani Tingkat III c. Robekan hingga sfingter ani interna
Tingkat IV :Robekan hingga epitel anus. Robekan mukosa rectum tanpa robekan sfingter ani sangat jarang dan tidak
termasuk dalam klasifikasi diatas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Derajad Ruptur Spontan Perineum
Teknik menjahit robekan perineum
5,9,16
Tingkat I : Penjahitan robekan perineum tingkat I dapat dilakukan hanya dengan memakai catgut yang dijahitkan secara jelujur continuous suture atau
dengan cara angka delapan figure of eight. Tingkat II : Sebelum dilakukan penjahitan pada robekan perineum tingkat II
maupun tingkat III, jika dijumpai pinggir yang tidak rata atau bergerigi, maka pinggir bergerigi tersebut harus diratakan terlebih dahulu. pinggir robekan
sebelah kiri dan kanan masing-masing diklem terlebih dahulu, kemudian digunting. Setelah pinggir robekan rata, baru dilakukan penjahitan luka
robekan. Mula-mula otot-otot dijahit dengan catgut. Kemudian selaput lendir vagina dijahit dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur. Penjahitan
Universitas Sumatera Utara
selaput lendir vagina dimulai dari puncak robekan, terakhir kulit perineum dijahit dengan benang sutera secara terputus-putus.
Tingkat III : Mula-mula dinding depan rectum yang robek dijahit. Kemudian fasia perektal dan fasia septum rektovaginal dijahit dengan kromik catgut,
sehingga bertemu kembali. Ujung- ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan diklem dingan klem pean lurus. Kemudian dijahit dengan 2-3
jahitan kromik catgut sehingga bertemu kembali. Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis seperti menjahit robekan perineum tingkat II.
Tingkat IV : Pasien dirujuk ke fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai.
II.4.2. RUPTUR PERINEUM YANG DISENGAJA EPISIOTOMI