Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Aterosklerosis

Menurut Center for Disease Control And Prevention CDC, sekitar 20 orang dewasa berusia 20 tahun mengalami hiperkolesterolemia di Amerika Serikat. Prevalensi yang tertinggi adalah di kalangan wanita berumur 65 dan 74 tahun Swierzewski, 2000. Menurut penelitian MONICA di Jakarta, Indonesia, pada tahun 1988 dan 1993 didapatkan kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206.6 mgdl dan laki-laki 199,8 mgdl. Pada tahun 1993 kadar rata-rata kolesterol total telah meningkat menjadi 213,0 mgdl pada wanita dan 204,8 mgdl pada laki-laki. Maka, pada MONICA I didapati hiperkolesterolemia pada 13.4 wanita dan 11,4 laki-laki. Pada MONICA II pada tahun 2004, hiperkolesterolemia didapati pada 16,2 wanita dan 14 laki-laki. Prevalensi hiperkolesterolemia masyaraka perdesaan, mencapai 200-248 mgdl atay mencapai 10,9 dari total populasi pada tahun 2004. Penderita generasi muda, yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3. Pada perempuan menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5, atau hamper dua kali lipat kelompok laki-laki Bahri, 2004. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau, serta dan mempunyai bilangan populasi pasien yang banyak. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik mempunyai bilangan pasien hipertensi yang sangat tinggi. Menurut penelitian yang telah dijalankan pada tahun 2009, jumlah pasien hipertensi rawat inap bulan Januari sampai April sebanyak 30 orang. Sedangkan jumloah pasien yang rawat jalan meningkat pada bulan April sebanyak 53 orang jika dibandingkan dengan bulan Maret sebanyak 7 0rang. Jumlah pasien hipertensi rawat jalan dari bulan Januari-April sebanyak 93 orang. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap hubungan di antara kolesterol dengan derajat hipertensi pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2010.

1.2 Rumusan Masalah

Telah dijelaskan di atas bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah hiperkolesterolemia. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan kadar kolesterol darah dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik pada tahun 2010?

1.3 Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol darah dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di rawat inap departmen kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik pada tahun 2010. 1.3.2 Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui jumlah pasien hipertensi di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010. 2. Menentukan derajat pasien hipertensi di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010 3. Menentukan derajat hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada pasien hipertensi di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010 4. Menentukan kadar kolesterol pada setiap kelompok hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi RSUP Haji Adam Malik dalam menangani masalah hipertensi dengan hiperkolesterolemia dalam merencanakan pelayanan pengobatan. 2. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi manfaat bagi pihak Rumah Sakit di Medan dalam menghadapi masalah hipertensi dengan hiperkolesterolemia dan mengurangkan angka kejadian dan mortilitas di Kota Medan. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan perbendaharaan pustaka dalam bidang kelainan kardiovaskuler bagi penelitian-penelitian lain. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, yang dianggap merupakan masalah paling utama yang dihadapi oleh orang dewasa di seluruh dunia dan merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler. Hipertensi lebih sering dijumpai pada laki-laki muda berbanding wanita muda Grim, 1995, pada orang berkulit gelap berbanding orang berkulit cerah, pada orang dengan sosioekonomi rendah dan pada orang tua Gillum, 1996. Laki-laki mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi berbanding perempuan sehingga menopause, di mana perempuan akan mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi Carol, 2005. Berdasarkan satu kajian dari Framingham study mengusulkan bahawa individu yang memiliki tensi yang normal normotensive sehingga umur 55 tahun 90 cenderung untuk menghidapi hipertensi pada waktu yang akan datang Vassan, 2001. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2003, National Institutes of Health Amerika telah mengeluarkan suatu laporan lengkap berkenaan hipertensi yang dikenali sebagai The Seventh Report of Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment for High Blood Pressure JNC-7. Berdasarkan rekomendasi Joint National Committee 7 JNC-7, tekanan darah yang normal seharusnya berkisar di bawah 120 mmHg sistolik dan di bawah 80 mmHg diastolik. Tekanan darah sistolik di antara 120 dan 139 mmHg dan tekanan darah diastolik di antara 80 dan 89 mmHg dianggap pre-hipertensi.

2.1.1 Pembagian Hipertensi

Diagnosa hipertensi hanya akan dibuat apabila tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg dan tekanan darah diastolik melebihi 90 mmHg. Untuk orang dewasa dengan Diabetes Mellitus, tekanan darah individu tersebut haruslah berada di bawah 13080 mmHg. Hipertensi kemudiannya dibagikan lagi kepada hipertensi derajat 1 dan 2 berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastoliknya. Pembagian hipertensi berdasarkan Joint National Committee 7 seperti yang tercantum dalam jadual di bawah: Tabel 1 : Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik mmHg Tekanan darah diastolik mmHg Normal 120 And 80 Prehipertensi 120-139 Or 80-89 Hipertensi derajat 1 140-159 Or 90-99 Universitas Sumatera Utara Hipertensi derajat 2 ≥ 160 Or ≥ 100 Modifikasi daripada National Heart, Lung, and Blood Institute, 2003. The Seventh Report of the National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.

2.1.2 Patofisiologi Hipertensi

Menurut Corwin 2000 tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup atau curah jantung dan total peripheral resistance TPR. maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel tersebut dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatan kecepatan denyut jantung, terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus sinoatrium SA. Peningkatan denyut jantung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme, biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau total peripheral resistance TPR. Peningkatan volume sekuncup atau curah jantung yang berlangsung lama, terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi yang berlebihan yang dapat meningkatkan volume diastolik akhir, biasa disebut preload jantung. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik. Peningkatan total peripheral resistance TPR yang berlangsung lama, terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut menyebabkan penyempitan pembuluh. Pada peningkatan total peripheral resistance, jantung harus memompa lebih kuat supaya menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang menyempit. Hal ini disebut afterload jantung biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila afterload berlangsung lama, ventrikel kiri mungkin mulai mengalami Universitas Sumatera Utara hipertrofi membesar. Dengan hipertrofi kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serat-serat otot jantung juga mulai teregang melebihi panjang normalnya yang akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup atau curah jantung Basha, 2008.

2.1.3 Komplikasi Hipertensi

Hipertensi menimbulkan stres pada jantung dan pembuluh darah. Jantung mengalami peningkatan beban kerja karena harus memompa melawan resistensi perifer yang meningkat, sementara dinding pembuluh darah akan melemah akibat proses degeneratif arteriosklerosis. Penyulit hipertensi antara lain adalah gagal jantung kongestif akibat ketidakmampuan jantung memompa darah melawan peningkatan tekanan arteri, stroke akibat rupturnya pembuluh di otak, atau serangan jantung akibat ruptur pembuluh koroner. Perdarahan spontan akibat pecahnya pembuluh-pembuluh kecil di bagian tubuh lain juga dapat terjadi, tetapi dengan akibat yang relatif lebih ringan, misalnya ruptur pembuluh darah di hidung mengakibatkan mimisan. Penyulit serius lainnya pada hipertensi adalah gagal ginjal akibat gangguan progresif aliran darah melalui pembuluh-pembuluh ginjal yang rusak. Selain itu, kerusakan retina yang disebabkan oleh perubahan pembuluh yang memperdarahi mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan progresif. Sampai terjadi penyulit, hipertensi tidak menimbulkan gejala karena jaringan mendapat pasokan darah yang adekuat. Dengan demikian, kecuali apabila dilakukan pengukuran tekanan darah secara berkala, hipertensi dapat berlangsung tanpa terdeteksi sampai timbul penyulit. Jika seseorang menyadari penyulit yang mungkin terjadi pada hipertensi dan mempertimbangkan bahwa 25 orang dewasa di Amerika Serikat diperkirakan mengidap hipertensi kronik, ia dapat membayangkan besarnya masalah kesehatan masyarakat yang ditimbulkan penyakit ini Sherwood, 2001. 2.2 Kolesterol 2.2.1 Definisi dan fungsi Kolesterol adalah lipid yang bersirkulasi dalam darah. Ia merupakan satu senyawa steroid yang utama dalam tubuh dan diproduksikan di hepar. Kolestrol berperan sebagai bahan pembentuk membrane sel dan penting dalam pembentukan asam hempedu yang membantu Universitas Sumatera Utara dalam proses pencernaan lemak, vitamin D dan senyawa-senyawa steroid yang lain serta hormon-hormon tubuh seperti estrogen, progesterone dan testosterone Swierzewski, 2010. Ester kolesterol merupanakan asam lemak rantai panjang yang digabungkan dengan kolesterol yang terdapat dalam jaringan dan plasma. Kedua-dua bentuk kolesterol ini ditransportasi dalam lipoprotein di dalam plasma. Kolesterol disintesa di dalam berbagai-bagai jaringan tubuh daripada asetil-KoA. Kuning telur, daging, hati dan otak merupakan produk hewani yang mempunyai sumber kolesterol. Low-density lipoprotein LDL dalam plasma merupakan pengankut untuk uptake kolesterol dan ester kolesteril ke jaringan seluruh tubuh. High-desity lipoprotein HDL pula berfungsi mentransportasi kolesterol dari jaringan ke hepar dimana ia dieliminasi dari tubuh dalam bentuk asal atau dikonversi kepada asam empedu melalui proses reverse cholesterol transport. Kolesterol sangat berperan dalam proses patologis aterosklerosis pembuluh-pembuluh darah arteri vital Mayes dan Botham, 2003. Menurut Murray et al., kolesterol adalah sebagian daripada lemak tubuh lipid kaya energi yang berfungsi sebagai sumber energi tubuh yang utama untuk proses-proses metabolisme. Sel-sel lemak ini juga mempunyai fungsi sebagai pelindung tubuh daripada cedera dan suhu yang dingin. Kolesterol dan trigliserida termasuk sebagi dua lemak utama tubuh manusia Yayu, 2007.

2.2.1 Hiperkolesterolemia

Kondisi patologis pada tubuh disebabkan oleh abnormalitas metabolisme lipoprotein. Utilisasi chylomicrons dan VLDL yang berkurang menyebabkan hypertriacyglycerolemia. Selain itu, kondisi lain seperti defek genetik, memberi kesan terhadap transportasi lipid sehingga menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis prematur Mayes dan Botham, 2003. Kondisi kolesterol berlebihan di dalam darah disebut hiperkolesterolemia Krummel, 2008. Hiperkolesterolemia dapat diklasifikasikan kepada dua yaitu hiperkolesterolemia primer dan hiperkolesterolemia sekunder. Pada hiperkolesterolemia primer, adalah kondisi dimana meningkatnya kadar kolesterol darah yang dapat berkembang secara sendiri daripada sebarang masalah kesehatan atau perilaku. Hiperkolesterolemia sekunder pula berhubungan dengan masalah kesehatan atau perilaku Matfin, 2009. Kebanyakan tipe hiperkolesterolemia primer mempunyai penyebab genetik. Terdapat defek dalam sintesa apoprotein, kekurangan reseptor dan defek pada reseptor adalah antara Universitas Sumatera Utara panyebabnya. Contohnya, kekurang reseptor LDL menyebabkan familial hypercholesterolemia akibat mutasi gen reseptor LDL. Ditemukan lebih 600 mutasi yang berbeda-beda pada reseptor LDL Matfin, 2009. Obesitas dengan asupan kalori tinggi dan diabetes mellitus DM adalah antara penyebab hiperkolesterolemia sekunder. Diet yang tinggi kalori akan meningkatkan produksi VLDL dengan peningkatan trigliserida dan meningkatkan konversi VLDL kepada LDL. Penyingkiran LDL berkurang karena peningkatan ingesti kolesterol akan mengurangkan pembentukan reseptor LDL. Asupan diet yang tinggi trigliserida dan lemak tidak jenuh akan meningkatkan sintesa kolesterol dan mengsupresi aktivitas reseptor LDL. Antara penyakit yang boleh menyebabkan peningkatan lipid adalah hitiroidisme, sindroma nefrotik, dan penyakit hepar obstruktif. Obat- obatan juga mampu meningkatkan kadar lipid darah, antaranya adalah beta-blocker, estrogen dan protease inhibitor Matfin, 2009 . Menurut National Institutes of Health Expert Panel NCEP pada tahun 2001 mengklasifikasikan kadar kolesterol total, HDL dan LDL seperti berikut: Value mgdl Stages Low Density Lipoprotein LDL 100 Optimal 100-129 Near optimal Universitas Sumatera Utara 130-159 Borderline high 160-189 High ≥190 Very high Kolesterol Total 200 Desirable 200-239 Borderline High ≥240 High High Density Lipoprotein HDL 40 Low 60 High Akumulasi plak pembuluh darah arteri bisa terjadi pada pasien hiperkolesterolemia. Hal ini karena, plak ini mempunyai komposisi kolesterol, substansi lemak yang lain, jaringan fibrosa dan kalsium. Arterosklerosis dan penyakit jantung koroner PJK terjadi apabila plak tersebut terbentuk pada arteri Sweirzewski, 2010.

2.3 Aterosklerosis

Menurut Rudd et al. 2005 dalam Krummel 2008 aterosklerosis merupakan penyebab utama PJK. Akumulasi plak pada arteri sedang dan besar merupakan proses pertama yang berlaku. Plak ini akan menyebabkan aliran darah yang tidak adekuat, suplai darah ke jaringan berkurang dan rupturnya pada pembuluh darah sehingga terjadi pembentukan thrombus yang mengoklusi lumen pembuluh darah. Tahapan pembentukan plak dan oklusi arteri adalah Swierzewski, 2000 : 1. Apabila endotel rusak, partikel kolesterol terendap pada dinding pembuluh darah yang rusak lalu membentuk plak. 2. Lumen arteri mengecil karena lebih banyak kolesterol dan substansi lain yang mengendap pada plak. Universitas Sumatera Utara 3. Aliran darah arteri dihalang oleh plak yang besar. Nyeri dada atau angina berlaku jika suplai darah ke jantung terganggu. Pada otak pula, blokade akan menyebabkan strok. 4. Jika plak ruptur atau koyak, bekuan darah membentuk di atasnya. Apabila bekuan darah menghambat aliran darah secara total pada arteri koroner, infark miokard berlaku manakala pada pembuluh darah ke otak, menyebabkan strok.

2.4 Patogenesa hubungan hipertensi dan hiperkolesterolemia