Waterfront dan Rest Area di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Waterfront dan Rest Area
di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru
Disusun Oleh :
Roza A melia
I 0204108
JURUSA N A RSITEKTUR FA KULTA S TEKNIK
UNIV ERSITA S SEBELA S M A RET
TUGA S A KHIR
Diajukan Sebagai Syarat Untuk M encapai Gelar Sarjana Teknik A rsitektur
(2)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Waterfront dan Rest Area di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru.
Tugas akhir ini disusun sebagai langkah terakhir penulis dalam menempuh pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Tugas ini dapat memberikan pelajaran tentang bagaimana merencanakan suatu Waterfront dan Rest Area di daerah tepian sungai.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir. Hardiyati, MT selaku ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik dan Pembimbing Akademik
2. Ir. Widharyatmo M.si selaku Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan, ilmu, dan saran kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir.
3. Ir. Ana Hardiana, MT selaku Dosen Pembimbing II atas segala bimbingan, ilmu, dan saran kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir.
4. Ir. Soedwiwahjono, MT selaku Dosen Penguji atas saran bagi penulis dalam perbaikan konsep tugas akhir.
5. Amin Sumadyo, ST, MT selaku Dosen Penguji atas saran bagi penulis dalam perbaikan konsep tugas akhir.
6. Seluruh dosen yang telah membantu dan memberikan ilmunya selama penulis belajar di Jurusan Arsitektur UNS
7. Bapak dan ibu pengajaran yang telah membantu administrasi, serta bapak perpustakaan yang telah membantu peminjaman buku.
8. Teman-teman yang telah memberikan motivasi, persahabatan, dan suka cita bersama selama penulis berada di Solo
(3)
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir yang telah disusun masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun Sangat diharapkan.
Surakarta, maret 2010
(4)
Terimakasih sedalam-dalamnya untuk keluarga yang Sangat saya sayangi
(Papa Yoserizal, almh Mama, Uda, Abang, Kakak dll) di Pekanbaru
(5)
DAFTAR ISI
JUDULLEM BAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR GAM BAR DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Pengertian Judul ... 1
I. 2 Latar Belakang ... 2
I. 3 Permasalahan dan Persoalan I. 3. 1 Permasalahan ... 7
I. 3. 2 Persoalan ... 7
I. 4 Tujuan dan Sasaran I. 4. 1 Tujuan ... 8
I. 4. 2 Sasaran ... 8
I. 5 Lingkup dan Batasan I. 5. 1 Lingkup Batasan ... 8
I. 5. 2 Batasan ... 8
I. 6 Metoda Pembahasan ... 9
I. 7 Sistematika Pembahasan ... 9
BAB II TINJAUAN TEORI II. 1 Waterfront ... 12
II. 2 Rest Area ... 16
II. 3 Ekologi Arsitektur ... 18
II. 4 Rekreasi ... 19
II. 5 Studi Kasus ... 22
BAB III TINJAUAN KOTA PEKANBARU DAN W AERFRONT YANG DIRENCANAKAN III. 1 Kota Pekanbaru ... 27
III. 1. 1 Tinjauan Rencana Umum Tata Ruang Kota ... 31
III. 1. 2 Kondisi dan Peranan Sungai Siak Bagi Masyarakat ... 38
III. 1. 3 Karakteristik Bangunan Tradisional Melayu di Riau ... 42
III. 2 Waterfront dan Rest Area yang di Rencanakan ... 45
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN IV.1 Analisa Kegiatan IV. 1. 1 Analisa Karakteristik Pelaku Kegiatan ... 50
(6)
IV. 1. 2 Jenis dan Bentuk Kegiatan Rekreasi Terpilih ... 51
IV. 2 Analisa program Ruang IV. 2. 1 Analisa pengelompokan kegiatan dan kebutuhan ruang .... 52
IV. 2. 2 Analisa Pola Hubungan Ruang ... 57
IV. 2. 3 Analisa Penentuan Konsep Besaran Ruang ... 62
IV. 2. 4 Analisa Karakteristik Ruang ... 67
IV. 3 Analisa Pemilihan Site ... 69
IV. 4 Analisa Pengolahan Tapak IV. 4. 1 Pendekatan Pencapaian Ke Site ... 76
IV. 4. 2 Analisa Penzoningan ... 78
IV. 4. 3 Analisa Pembentukan Image/ Karakter Kawasan ... 83
IV.5 Analisa Sirkulasi IV. 5. 1 Pola Sirkulasi Kendaraan ... 86
IV. 5. 2 Pola Sirkulasi Pejalan Kaki ... 88
IV. 6 Analisa Pola tata Ruang lansekap IV. 6. 1 Analisa Vegetasi dan Perabot Tanaman (park Furniture) ... 90
IV. 6. 2 Analisa Perkerasan (Pavement) ... 95
IV. 7 Kajian Konservasi Lingkungan ... 97
IV. 8 Analisa Pola Tata Massa IV.8.1 Analisa Sistem Massa ... 105
IV.8.2 Analisa Bentuk Dasar Massa ... 107
IV.8.3 Analisa Organisasi dan Hubungan Antar Massa Bangunan . 109 IV.8.4 Analisa Orientasi Massa ... 110
IV. 9 Analisa Tampilan Bangunan ... 113
IV. 10 Analisa Struktur dan Bahan Bangunan IV. 10. 1 Super Struktur ... 121
IV. 10. 2 Sub Struktur Unit Bangunan ... 123
IV. 11 Analisa Sistem Utilitas IV. 11. 1 Jaringan Air Bersih ... 125
IV. 11. 2 Jaringan Air Kotor ... 126
IV. 11. 3 Jaringan listrik ... 128
IV. 11. 4 Jaringan Komunikasi ... 130
IV. 11. 5 Jaringan Penanggulangan Kebakaran ... 131
IV. 11. 6 Jaringan Penangkal Petir ... 131
IV. 11. 7 Jaringan Sampah ... 132
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KONSEP M AKRO V. 1 Konsep Lokasi Perencanaan ... 134
V. 2 Konsep Pengolahan Tapak V. 2. 1 Konsep Pengolahan Lingkungan ... 135
V. 2. 2 Konsep Pencapaian ke Lokasi ... 135
(7)
V. 3 Konsep Sirkulasi
V. 3. 1 Pola Sirkulasi Kendaraan ... 136
V. 3. 2 Pola Sirkulasi Pejalan kaki ... 136
V. 4 Konsep Pola tata Ruang lansekap V. 4. 1 Konsep Vegetasi ... 137
V. 4. 2 Konsep Perabot Tanaman (park Furniture) ... 138
V. 4. 3 Konsep Perkerasan (Pavement) ... 138
V. 5 Konsep Konservasi Lingkungan ... 139
V. 6 Konsep Pola Tata Massa V.6.1 Konsep Sistem Massa ... 139
V.6.2 Konsep Bentuk Dasar Massa ... 139
V.6.3 Konsep Organisasi dan Hubungan Antar Massa Bangunan .. 139
V.6.4 Konsep Orientasi Massa ... 140
KONSEP M IKRO V. 7 Konsep Tata Ruang ... 141
V. 8 Konsep Tampilan Bangunan ... 144
V. 9 Konsep Struktur dan Bahan Bangunan V. 9. 1 Super Struktur ... 145
V. 9. 2 Sub Struktur ... 146
V. 10 Konsep Utilitas V. 10. 1 Jaringan Air Bersih ... 146
V. 10. 2 Jaringan air kotor ... 146
V. 10. 3 Jaringan Listrik ... 147
V. 10. 4 Jaringan Komunikasi ... 147
V. 10. 5 Jaringan Penanggulangan Kebakaran ... 148
V. 10. 6 Penangkal Petir ... 148
V. 11. 7 Jaringan Sampah ... 148
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
• Katalog Tanaman
• Transformasi Desain
• Gambar Kerja
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Waterfront Park Louisville Gambar 2.2 Waterfront Park Louisville Gambar 2.3 Waterfront Park Louisville Gambar 2.4 Bench Kuching Waterfront Gambar 2.5 Suasana Waterfront Malam Hari Gambar 2.6 Rest Area Km 19
Gambar 2.7 Salah Satu Sudut Food Court Rest Area Di Km 42 Gambar 2.8 Kantin Rest Area Km 19
Gambar 3.1 Peta Provinsi Riau
Gambar 3.2 Persebaran Tempat – Tempat Rekreasi Di Pekanbaru Gambar 3.3 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru
Gambar 3.4 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru
Gambar 3.5 Aliran Sungai Siak Kota Pekanbaru Dilihat Dari Atas
Gambar 3.6 Aliran Sungai Siak Kota Pekanbaru Dilihat Dari Jembatan Siak 1 Gambar 3.7 Kondisi Air Sungai Siak
Gambar 3.8 Rumah Melayu Pekanbaru Gambar 3.9 Rumah Dominan Kayu
Gambar 3.10 Rumah Tinggal di Pekanbaru
Gambar 3.11 Dinding Lidah Pian Dengan Ikat Pinggang Penutup Papan Lantai Gambar 3.12 Idrus Tintin
Gambar 3.13 Tangga Menghadap Ke Jalan Gambar 4.1 Peta Aliran Sungai Siak Gambar 4.2 Alternatif Site 1
Gambar 4.3 Alternatif Site 2 Gambar 4.4 Alternatif Site 3 Gambar 4.5 Peta Site Terpilih Gambar 4.6 Sungai Siak Gambar 4.7 Jl. Kota Baru Gambar 4.8 Jl. Mesjid Raya
(9)
Gambar 4.9 Jalan Aspal Pada Site Gambar 4.10 Bantaran Sungai Gambar 4.11 Flora Pada Site Gambar 4.12 Pasar Bawah Gambar 4.13 Pelabuhan
Gambar 4.14 Pertokoan Sekitar Pasar Gambar 4.15 Pondok Jagungan Gambar 4.16 Potensi Sekitar Site Gambar 4.17 View From Site
Gambar 4.18 Akses Menuju Kawasan Gambar 4.19 Pencapaian Lokasi
Gambar 4.20 Analisa Penzoningan Berdasarkan Zona Kegiatan Utama
Gambar 4.21 Analisa Penzoningan Berdasarkan Zona Kegiatan Pelayanan Umum Gambar 4.22 Analisa Penzoningan Berdasarkan Zona Kegiatan Kepengelolaan
Gambar 4.23 Analisa Penzoningan Berdasarkan Zona Kegiatan Maintenance Dan Servis Gambar 4.24 Zoning Akhir
Gambar 4.25 Analisa Pembentukan Karakter Kawasan Gambar 4.26 Perencanaan Parkir Dan Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 4.27 Perencanaan Vegetasi Dan Furniture
Gambar 4.28 Paving Block Pedestrian Gambar 4.29 Batu Pecah
Gambar 4.30 Sistem Unpaved Road Gambar 4.31 Bantaran Sungai Saat Surut Gambar 4.32 Vegetasi Tepi Site
Gambar 4.33 Analisa Drainase Sekitar Site Gambar 4.34 Kondisi Air Yang Tercemar Gambar 4.35 Perencaan Tata Massa Pada Site Gambar 4.36 View Bangunan Pada Site Gambar 4.37 Atap Lipat Pandan Gambar 4.38 Atap Lipat Kajang
(10)
Gambar 4.41 Ornamen Atap Selembayung Gambar 4.42 Ornamen Lembah Bergayut
Gambar 4.43 Pintu Ukir Dengan Pegangan Pintu Berbentuk Keris Gambar 4.44 Motif Itik Pulang Petang
Gambar 4.45 Sketsa Ide Tampilan Gambar 4.46 Sketsa Ide Ornamen Gambar 5.1 Site Terpilih
Gambar 5.2 Konsep Pengolahan Lingkungan Gambar 5.3 Konsep Pencapaian Lokasi Gambar 5.4 Konsep Zoning Akhir
Gambar 5.5 Konsep Perencanaan Parkir dan Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 5.6 Konsep Perencanaan Vegetasi Dan Furniture
Gambar 5.7 View Bangunan Pada Site Gambar 5.8 Konsep Ide Tampilan Bangunan Gambar 5.9 Konsep Utilitas
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Wisataw an Berkunjung ke Provinsi Riau Melalui Pintu Masuk utama Tabel 3.1 Identifikasi Potensi Kota Pekanbaru
Tabel 3.2 Identifikasi masalah Kota Pekanbaru Tabel 4.1 Karakteristik Kelompok Umur Tabel 4.2 Karakteristik Pelaku Kegiatan Tabel 4.3 Pengelompokan Jenis Kegiatan
Tabel 4.4 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Rekreasi Tabel 4.5 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Interaksi
Tabel 4.6 Kebutuhan Ruang Kelompok Berdasarkan Tipe Cottage Tabel 4.7 Kebutuhan Ruang Kelompok Pengelola Cottage
Tabel 4.8 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Pelayanan Umum
Tabel 4.9 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Penyelamatan Dan Kesehatan Tabel 4.10 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelolaan
Tabel 4.11 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Maintenance Dan Servis Tabel 4.12 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Mekanikal-Elektrikal Tabel 4.13 Hubungan Ruang Mikro
Tabel 4.14 Peruangan Kelompok Rekreasi Air Tabel 4.15 Peruangan Rekreasi Darat
Tabel 4.16 Peruangan Rekreasi Budaya Tabel 4.17 Peruangan Kelompok Interaksi Tabel 4.18 Peruangan Berdasarkan Tipe Cottage Tabel 4.19 Peruangan Berdasarkan Pengelola Cottage Tabel 4.20 Peruangan Kelompok Pelayanan Umum
Tabel 4.21 Peruangan Kelompok Penyelamatan Kesehatan Tabel 4.22 Peruangan Kelompok Kepengelolaan
Tabel 4.23 Peruangan Kelompok Maintenance Dan Mekanikal Elektrikal Tabel 4.24 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Rekreasi
(12)
Tabel 4.26 Perhitungan Besaran Berdasarkan Tipe Cottage Tabel 4.27 Besaran Ruang Pengelola Cottage
Tabel 4.28 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Pelayanan Umum
Tabel 4.29 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Penyelamatan Dan Kesehatan Tabel 4.30 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Pengelolaan
Tabel 4.31 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Maintenance Dan Mekanikal Elektrikal Tabel 4.32 Karakteristik Ruang
Tabel 4.33 Perbandingan Tiap Alternatif Site Berdasarkan Pada Kriteria Diatas Adalah Tabel 4.34 Alternatif Sirkulasi Kendaraan
Tabel 4.35 Alternatif Sirkulasi Pejalan Kaki
Tabel 4.36 Kriteria Pemilihan Vegetasi Pada Peruntukan Lahan Tabel 4.37 Karakteristik Vegetasi
Tabel 4.38 Karakteristik Perabot Taman (Park Furnitures)
Tabel 4.39 Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Hidup Berdasarkan Rtrw Table 4.40 Analisa Penentuan Sistem Massa
Table 4.41 Analisa Penentuan Penggabungan Dan Pemisahan Massa Table 4.42 Alternative Bentuk Dasar Massa
Tabel 4.43 Alternatif Tata Massa Bangunan
Tabel 4.44 Orientasi Bangunan Terrhadap View Dan Lintasan Matahari Tabel 4.45 Analisa Atap Pada Bangunan
Table 4.46 Alternative Sub Struktur
Table 4.47 Alternative Pengadaan Air Bersih
Tabel 4.48 Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Rekreasi
Tabel 5.2 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Interaksi Tabel 5.3 Perhitungan Besaran Berdasarkan Tipe Cottage Tabel 5.4 Besaran Ruang Pengelola Cottage
Tabel 5.5 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Pelayanan Umum
Tabel 5.6 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Penyelamatan dan Kesehatan Tabel 5.7 Perhitungan Besaran RuangKegiatan Pengelolaan
(13)
BA B I
PENDA HULUA N
I. 1 Pengertian Judul
W aterfront dan Rest A rea di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru
Waterfront :
Suatu daerah atau area yang terletak di dekat/ berbatasan dengan kaw asan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktifitas pada area pertemuan tersebut1.
Rest area :
Sebuah area istirahat, tempat berhenti, atau area layanan fasilitas umum, yang terletak di sebelah besar jalan ramai seperti jalan raya, jalan lintas cepat atau jalan bebas hambatan2
Kaw asan :
Daerah tertentu yang antara bagian-bagiannya terdapat hubungan tertentu1.
Sungai Siak :
Salah satu sungai yang berada di Provinsi Riau yang mempunyai arti penting sebagai prasarana perhubungan, yang melew ati Kota Pekanbaru3.
Pekanbaru :
Salah satu Daerah Tingkat II sekaligus ibukota dari Provinsi Riau3.
1
www.Petra.ac.id
2
http//Translate.google.co.id
3
(14)
W aterfront dan Rest A rea di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru, adalah : Area peristirahatan atau area relaks yang dilengkapi dengan beberapa macam fasilitas utama dan penunjang yang berfungsi sebagai sarana penyegaran kembali atau sebagai sarana hiburan serta dapat mengembangkan potensi tepian sungai siak yang berada di Kota Pekanbaru sehingga menghasilkan lingkungan hidup yang lebih baik.
I. 2 Latar Belakang
W aterfront dijadikan sebagai tempat wisata
Pembangunan pariw isata merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik w isataw an, menyediakan semua prasarana dan sarana serta fasilitas yang diperlukan dalam melayani permintaan w isataw an. Pertumbuhan dan perkembangan pariw isata di Provinsi Riau dew asa ini mengindikasikan bahw a pariw isata telah menjadi sektor ekonomi utama tidak saja di Provinsi Riau juga bagi Indonesia.
Perkembangan kepariw isataan di Provinsi Riau menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah kunjungan w isataw an nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Riau dari tahun ketahun selalu menunjukkan peningkatan. Namun ini semua tergantung dengan kondisi di suatu daerah, semakin kondusif suatu daerah maka kemungkinan w isataw an untuk mengunjungi daerah tersebut akan semakin tinggi, namun sebaliknya jika kondisi daerah tidak kondusif maka w isataw an akan enggan untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Tujuan utama pengembangan industri pariw isata adalah untuk menggaet penerimaan devisa dari pengeluaran w isataw an yang mengunjungi suatu negara. Kalau devisa hasil ekspor diperoleh dari penjualan barang-barang di luar negeri, namun di sektor pariw isata devisa diperoleh dari pengeluaran w isataw an yang mengunjungi suatu negara.
(15)
Agar devisa sektor pariw isata lebih banyak diterima maka perlu diupayakan agar w isataw an yang datang lebih banyak dan lebih lama tinggal serta lebih banyak membelanjakan uangnya di negara tujuan, sehingga semakin banyak uang yang dibelanjakan dinegara tujuan, semakin banyak devisa yang akan diperoleh. Devisa ini secara langsung akan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Pengembangan w isata dengan sasaran w isataw an nusantara maupun mancanegara juga akan memacu lajunya pertumbuhan ekonomi daerah, karena pariw isata tidak berdiri sendiri. Pengembangan pariw isata akan membuka berbagai lapangan kerja dan mempercepat peredaran uang disuatu w ilayah. Mengingat Provinsi Riau yang berhadapan langsung dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapore memberikan peluang yang sangat menjanjikan untuk sektor pariw isata Riau di masa mendatang.
Tabel 1.1
Jumlah W isatawan yang Berkunjung ke Provinsi Riau M elalui Pintu M asuk Utama
No. PINTU M A SUK TA HUN
2003 2004 2005 2006
1. 2. 3.
Dumai Pekanbaru Lain-lain
49.661 7.756 2.212
44.975 12.392 1.905
35.669 12.881 6.174
15.855 18.735 5.169
J U M L A H 59.629 59.272 54.724 39.759
Sumber : Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau
Dari tabel di atas dapat dilihat bahw a w isataw an yang berkunujung ke Kota Pekanbaru tiap tahunnya meningkat jumlahnya. Untuk itu Kota Pekanbaru juga perlu meningkatkan sektor pariw isatanya, salah satunya
(16)
menjadikan Sungai Siak sebagai simbol kota dengan menyediakan tempat rekreasi, belanja, hiburan, olahraga.
Adapun latar belakang w aterfront berlokasi di Pekanbaru yaitu 1. Kota Pekanbaru sebagai pusat pertumbuhan baru.
Fungsi utamanya adalah sebagai pusat distribusi dan layanan, pusat untuk segala bisnis di Riau.
2. Pekanbaru sebagai kota penghubung dan memiliki akses yang baik. Akses yang baik dengan daerah pedalaman, lintas trans-sumatra bagian timur, lintas trans-sumatra bagian tengah, bagian timur laut jalan Sumatra, pelabuhan sungai internasional, palabuhan udara internasional Pekanbaru.
3. Lokasi Pekanbaru yang strategis
berada ditengah pulau Sumatra dan lebih mudah untuk mencapai Singapura dan Batam.
4. Pusat aktifitas dan permintaan
dari masalah komersial, perbelanjaan, hiburan, rekreasi, olahraga dan penyaluran hobi.
5. Potensi Sungai Siak rekreasi dan bisnis.
Rest A rea di tepian Sungai
Sekarang Rest Area telah berubah menjadi sebuah life style. Rest Area yang tadinya hanya berfungsi untuk melepas kepenatan kala mengemudi telah berubah fungsi tidak hanya untuk melepas kantuk, tapi sudah berubah menjadi tempat belanja, cuci mata, dan sekedar untuk makan malam. Bagi pengunjung Kota Pekanbaru begitu juga halnya, Rest Area
(17)
merupakan tempat relaks sejenak setelah lelah beraktifitas ataupun merupakan tempat berinteraksi sesama teman dan keluarga.
Rest Area yang ada saat ini kebanyakan berada di jalan tol terutama pada kota-kota besar di Pulau Jaw a sedangkan di Pulau Sumatra sampai saat ini belum terdapat sebuah jalan tol termasuk di Kota Pekanbaru. Hotel yang merupakan tempat peristirahatan di Kota Pekanbaru juga sudah sangat banyak, tetapi tempat peristirahatan atau hotel yang ada di tepian Sungai Siak belum ada. Pengunjung yang datang dari luar Kota Pekanbaru untuk berw isata, bisnis, dagang, dan transit juga sangat ramai. Pengunjung yang datang selama beberapa hari tentu membutuhkan tempat istirahat atau menginap. Jarak antar kabupaten atau kota yang jauh juga memungkinkan pengunjung untuk menginap beberapa hari sambil memulihkan kembali tenaga untuk kembali ke daerahnya. Tidak hanya itu, Rest Area yang ada di tepian sungai juga diharapkan mampu mew adahi pengunjung dari transportasi darat maupun air yang ingin beristirahat sejenak.
Dengan adanya pengunjung yang datang dari luar kota Pekanbaru, Waterfront dan Rest Area dapat berfungsi sebagai tempat istirahat melepas kepenatan dan berekreasi.
Ramah Lingkungan
Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan dan lingkungan yang ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Akhir-akhir ini, gerakan peduli lingkungan semakin luas digaungkan. Sayangnya banyak orang baru menyadari pentingnya menciptakan keselarasan dengan alam setelah terjadi berbagai bencana yang diakibatkan kerusakan lingkungan. Padahal,
(18)
menjaga lingkungan tidak harus dimulai oleh sesuatu yang besar dan sulit. Lingkungan terkecil dapat menjadi sarana partisipasi dalam melindungi bumi ini dari kerusakan yang lebih parah lagi. Detail-detail bangunan dipikirkan dengan seksama agar seminimal mungkin menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, tanpa mengorbankan kenyamanan penghuni.
Potensi alam seperti sinar matahari dan curah hujan yang tinggi tidak disia-siakan. Lahan yang tersedia pun dimaksimalkan untuk penghijauan. Pengolahan limbah dan pemanfaatan bahan bangunan bekas menjadi cerita tersendiri. Semua ide itu dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa biaya tinggi.
Kebutuhan akan bangunan dan lahan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pembangunan marak diberbagai lokasi, sayangnya sebagian besar pembangunan tidak diimbangi dengan kesadaran untuk memelihara lingkungan, sehingga bencana sering timbul akibat rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Membuat bangunan yang ramah lingkungan bukanlah sesuatu yang sulit ataupun mahal. Dengan pengetahuan dan sedikit kreatifitas siapapun mampu mew ujudkan bangunan yang ramah lingkungan. Modal yang paling penting adalah kesadaran akan lingkungan dan kemauan diri sendiri.
Demikian juga menjaga lingkungan di sekitar sungai atau daerah aliran sungai, seperti Sungai Siak. Banyaknya penebangan pohon liar juga berdampak buruk bagi aliran sungai, saat musim hujan air sungai pun meluap. Oleh karena itu perlu adanya penjagaan lingkungan. Selain itu, Perkembangan penduduk dan ekonomi yang mendorong berkembangnya kaw asan budidaya dan permukiman berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan ekosistem Sungai Siak. Potensi dan permasalahan DAS
(19)
Siak dalam upaya pemanfatan ruang yang efisien dan efektif perlu untuk menjaga keseimbangan ekosistem DAS dan untuk mengatasi permasalahan yang ada (banjir, pencemaran sungai, pembuangan limbah dll).
Perencanaan Waterfront dan Rest Area dibuat dengan minimalisasi energi serta memanfaatkan atau mengoptimalkan energi alam serta kondisi eksisting yang telah ada dan pengelolaan limbah dengan baik agar limbahnya tidak menambah pencemaran Sungai Siak.
I. 3 Permasalahan dan Persoalan I. 3. 1 Permasalahan
Bagaimana mew ujudkan perencanaan dan perancangan Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru dengan mempertimbangkan ekologi arsitektur setempat.
I. 3. 2 Persoalan
• Bagaimana menentukan lokasi yang berada disepanjang Sungai Siak yang berpotensi untuk dijadikan Waterfront dan Rest Area.
• Bagaimana menentukan kegiatan yang diw adahi pada Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak pada lokasi terpilih.
• Bagaimana mengolah tata masa dan ruang untuk mew adahi kegiatan Waterfront dan Rest Area.
• Bagaimana mengolah tampilan bangunan yang serasi dengan citra Kota Pekanbaru yang mempertimbangkan lingkungan.
• Bagaimana menentukan struktur, utilitas dan material yang mempertimbangkan lingkungan.
(20)
I. 4 Tujuan dan Sasaran I. 4. 1 Tujuan
Mew ujudkan konsep perencanaan dan perancangan Waterfront dan rest area di Kaw asan Sungai Siak Pekanbaru dengan mempertimbangkan ekologi arsitektur setempat.
I. 4. 2 Sasaran
• Menyusun konsep penentuan lokasi dan site.
• Menyusun konsep kegiatan yang akan diw adahi pada Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak pada lokasi terpilih.
• Menyusun konsep pengolahan tata massa bangunan dan fasilitas untuk mew adahi kegiatan Waterfront dan Rest Area.
• Menyusun konsep penampilan bangunan tradisional melayu Pekanbaru yang mempertimbangkan lingkungan.
• Menyusun konsep pemilihan struktur, sistem utilitas dan material bangunan yang mempertimbangkan lingkungan.
I. 5 Lingkup dan Batasan
1. 5. 1 Lingkup Pembahasan
• Pembahasan pada aspek-aspek Waterfront dan Rest Area.
• Pembahasan pada lokasi, pengolahan site dan bentuk bangunan di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru.
• Pembahasan dilakukan berdasarkan pada analisa data dari literatur,
survey dan w aw ancara yang berhubungan dengan Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru.
1. 5. 2 Batasan
Pembahasan dibatasi pada lingkup disiplin ilmu arsitektur dan ilmu yang terkait dengan konsep Waterfront dan Rest Area di
(21)
kaw asan Sungai Siak Pekanbaru sebagai sarana rekreasi dan tempat istirahat.
I. 6 M etoda Pembahasan • Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui :
1) Studi literatur, dengan mencari sumber-sumber data tertulis, hasil survey, teori-teori maupun hasil pengamatan mengenai Waterfront dan Rest Area.
2) Studi observasi, dengan melakukan pengamatan secara langsung.
• A nalisis
Menganalisa yang berhubungan dengan Waterfront dan Rest Area yang diperoleh melalui studi literature, studi observasi, untuk melihat permasalahan yang timbul dan dapat dirumuskan persoalan dalam perancangan.
• Sintesis
Merupakan hasil dari analisa untuk mendapat kesimpulan tentang pemecahan masalah secara menyeluruh dan terpadu untuk mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan Waterfront dan Rest Area.
I. 7 Sistematika Pembahasan
Bab I :Berisi pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
Bab II :Berisi tentang tinjauan teori Waterfront, Rest Area, ekologi Arsitektur dan Kuching Waterfront, Rest Area jalan tol.
(22)
Bab III :Berisi tinjauan mengenai Kota Pekanbaru, RTRW Pekanbaru ,Sungai Siak sebagai lokasi Waterfront dan Rest Area yang direncanakan serta ide gagasan perencanaan dan perancangan Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru.
Bab IV :Berisi analisa kegiatan Waterfront dan Rest Area, karakteristik dan pelaku kegiatan, bentuk kegiatan rekreasi air dan darat, tata ruang berdasarkan pola hubungan ruang dan besaran ruang, pengolahan tapak, sirkulasi, pola tata ruang lansekap, pola tata massa, tampilan bangunan,struktur, bahan bangunan dan utilitas.
Bab V :Berisi tentang konsep perencanaan dan perancangan Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru
(23)
W aterfront dan Rest A rea di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru
Latar belakang adalah
• Potensi site sebagai tempat wisata
• Menciptakan Rest area yang berada dilingkungan bernuansa alam yaitu ditepian sungai, serta semakin banyak masyarakat Pekanbaru yang membutuhkan rest area.
• Minimalisasi energi, memanfaatkan atau mengoptimalkan energi alam serta kondisi eksisting yang telah ada dan pengelolaan limbah dengan baik agar limbahnya tidak mengganggu sungai.
Permasalahan :
Bagaimana mew ujudkan perencanaan dan
perancangan Waterfront dan Rest Area dengan mempertimbangan ekologi arsitektur. Persoalan : • Bagaimana menentukan lokasi yang berada disepanjang sungai siak yang berpotensi dijadikan Rest Area dan Waterfront
• Bagaimana
menentukan kegiatan yang diwadahi pada Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak pada lokasi terpilih.
• Bagaimana mengolah tata masa dan ruang untuk mewadahi kegiatan Waterfront dan Rest Area
• Bagaimana mengolah bangunan yang serasi dengan citra Kota Pekanbaru
• Bagaimana
menentukan struktur, utilitas dan material.
Tinjauan teori : • Waterfront (pengertian, jenis, kriteria, aspek dan elemen perancangan)
• Rest area
(ketentuan istirahat, fasilitas)
• Ekologi Arsitektur
• Rekreasi
(pengertian, sejarah, jenis, prinsip perancangan)
• Studi banding (louisville
kentucky,rest area jalan tol)
Tinjauan data : • Kota Pekanbaru
- Tinjauan Rencana umum tata ruang kota 2007-2026. - Kondisi dan
Peranan Sungai Siak bagi masyarakat Pekanbaru. - Karakteristik bangunan tradisional melayu Pekanbaru
• Waterfront dan rest area yang
direncanakan
A nalisa pemilihan site, pengolahan tapak, pola tata ruang lansekap. A nalisa kegiatan, sirkulasi, pola tata massa, tampilan bangunan, struktur dan bahan bangunan, sIstem utilitas. A nalisa program ruang Konsep Perencanaan Dan Perancangan
(24)
BA B II
TINJA UA N TEORI
II. 1 W aterfront
Pengertian W aterfront
Pengertian Waterfront dalam bahasa Indonesia secara harfiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols,2003). Sedangkan, urban waterfront mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat wilayah perairan, misalnya lokasi di area pelabuhan besar di kota metropolitan (Wrenn,1983 dalam http:/ / ww w.petra.ac.id). Dari kedua pengertian tersebut maka definisi waterfront adalah suatu daerah atau area yang terletak di dekat/ berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktifitas pada area pertemuan tersebut.
Jenis-jenis W aterfront
Berdasarkan jenis, waterfront dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : Konservasi
adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat.
Pembangunan kembali (redevelopment)
Redevelopment adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah dan membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada.
(25)
Pengembangan (development)
Development adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai.
Berdasarkan fungsinya, Waterfront dibedakan menjadi 4 jenis (Breen,1996 dalam http:/ / www.petra.ac.id), yaitu:
Mixed-Used Waterfront
Adalah waterfront yang merupakan kombinasi dari perumahan, perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan atau tempat kebudayaan. Recreational Waterfront
Adalah semua kawasan waterfront yang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman, arena bermain, tempat pemancingan dan fasilitas untuk kapal pesiar.
Residential Waterfront
Adalah perumahan, apartemen, dan resort yang dibangun dipinggir perairan.
Working Waterfront
Adalah tempat-tempat penangkapan ikan komersial, reparasi kapal pesiar, industri berat dan fungsi-fungsi pelabuhan.
Kriteria W aterfront
Kriteria umum dari penataan dan pendesainan Waterfront adalah (Prabudiantoro,1997 dalam http:/ / www.petra.ac.id) :
Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau, sungai, dan sebagainya)
Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau pariwisata.
(26)
Memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri atau pelabuahn.
Dominan dengan pemandangan dan orientasi kearah perairan. Pembangunannya dilakukan kearah vertikal-horizontal.
A spek Perencanaan W aterfront
Dalam perencanaan Waterfront ada 3 aspek yang dominan yaitu : Aspek arsitektural
Aspek arsitektural berkaitan dengan pembentukan citra (image) dari kawasan waterfront dan bagaimana menciptakan kawasan waterfront yang memenuhi nilai-nilai estetika.
Aspek keteknikan
Aspek keteknikan berkaitan terutama dalam perencanaan struktur dan teknologi konstruksi yang dapat mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan rancangan waterfront, seperti stabilisasi perairan, banjir, korosi, erosi, kondisi alam setempat, dan sebagainya.
Aspek sosial budaya
Aspek social budaya bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan waterfront tersebut.
Elemen-elemen Perencanaan W aterfront
Perencanaan Waterfront meliputi proses pembentukan zona, pengaturan zona-zona fungsi, akses transportasi/ sirkulasi, pengolahan ruang publiK, tatanan massa bangunan, dan pengolahan limbah (sanitasi).
Pola penyusunan dan perkembangan tata letak yang merupakan proses pembentukan suatu area Waterfront sebagai berikut (Wrenn,1983 dalam http:/ / ww w.petra.ac.id) :
(27)
Awalnya berkembang dari daerah perairan yaitu dengan dibangunnya beberapa sarana yang menunjang fungsi utama dari area waterfront.
Ketika area waterfront mulai ramai dikunjungi dan ditempati orang maka terjadilah perluasan lokasi dan penyebaran kearah daratan.
Pertambahan penduduk yang mendorong munculnya beberapa sarana penunjang lainnya, seperti dermaga kecil, jalur sirkulasi tambahan, dan sebaginya.
Seiring pertambahan penduduk dan aktifitas yang semakin banyak maka dibuatkanlah beberapa saluran untuk tetap mempertahankan ikatan visual dankarakter pada area waterfront dan membuat pemisah buatan yang memisahkan secara jelas fungsi-fungsi yang ada pada site.
Pola susunan massa dan ruang pada zona yang berada di area Waterfront harus mengacu dan berorientasi kearah perairan. Apabila hal ini tidak diterapkan maka area tersebut akan kehilangan ciri khas dan karakternya sebagai area Waterfront. Zona-zona yang ada di area Waterfront tercipta karena area Waterfront merupakan suatu area yang menjadi tempat bertemu dan berintegrasi beberapa fungsi kegiatan menjadi satu. Pada umumnya, zona yang berada langsung berbatasan dengan daerah perairan utama yang mempunyai fungsi-fungsi kegiatan utama yang bersifat publik sehingga dapat diakses dari segala arah oleh semua orang. Setelah zona utama terbentuk barulah kemudian disekitarnya dibangun zona-zona ruang yang lebih kecil yang berisi fungsi-fungsi penunjang kawasan utama tersebut atau berisi daerah permukiman penduduk.
Sirkulasi atau jaringan jalan merupakan elemen kawasan yang penting. Sirkulasi adalah lahan yang digunakan sebagai prasarana penghubung antara zona-zona di dalam kawasan dan akses dengan kawasan lain. Sirkulasi pada area Waterfront ada dua jenis, yaitu sirkulasi darat dan sirkulasi air. Idealnya
(28)
kedua sirkulasi tersebut mempunyai jumlah dan luas yang sama besarnya. Selain itu, penataan sirkulasi pada area Waterfront dikatakan baik apabila jaringan jalannya berpola lurus dan sejajar dengan sisi perairannya. Penataan ini memudahkan semua orang untuk menikmati view kearah perairan. Sedangkan penataan sirkulasi darat yang tidak berdekatan dengan area perairan mengakibatkan salah orientasi dan hilangnya citra dari Waterfront itu sendiri.
Ruang-ruang pada suatu area waterfront terbentuk sesuai dengan bentuk dan morfologi dari kawasannya. Pola morfologi yang umum pada area waterfront adalah linear, radial, kosentrik dan brach. Pola linear biasanya menyebar dan memanjang sepanjang garis tepi air seperti pantai dan sungai. Pola radial adalah pola susunan ruang dan massanya mengelilingi suatu wilayah perairan seperti danau dan teluk. Pola kosentrik merupakan pengembangan dari bentuk radial yang menyebar secara linear kearah belakang dari pusat radial. Pola branch terbentuk jika ada anak-anak sungai dan kanal-kanal.
II. 2 Rest A rea
Sebuah area istirahat, tempat berhenti, atau area layanan fasilitas umum, yang terletak di sebelah besar jalan ramai seperti jalan raya atau jalan lintas cepat, atau jalan bebas hambatan. Para supir dan penumpang dapat beristirahat, makan, atau mengisi bensin tanpa meninggalkan ke sekunder jalan.
Area istirahat pada umumnya seperti pada area pompa bensin, Resto, alun-alun, dan pusat layanan. Fasilitas pada area tersbut seperti taman, stasiun pengisian bahan bakar, WC, dan restoran. Pada fasilitas umum seperti area parkir atau kawasan pemandangan bisa dijadikan sebagai tempat istirahat juga. Di sepanjang jalan raya dan beberapa jalan yang sisanya bisa dijadikan sebagai tempat berhenti sejenak tetapi tidak ada fasilitas wc atau tempat makan.
(29)
Tempat istirahat atau dikenal secara lebih luas sebagai Rest Area adalah tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan, kejenuhan, ataupun ke toilet selama dalam perjalanan jarak jauh. Tempat istirahat ini banyak ditemukan di jalan tol ataupun dijalan nasional dimana para pengemudi jarak jauh beristirahat.
Standar perawatan dan fasilitas istirahat masing-masing daerah berbeda-beda. Pada umumnya memiliki tempat parkir yang dialokasikan untuk bus, traktor-truk trailer (besar rigs) dan rekreasi kendaraan. Pemerintah juga banyak mengalokasikan rest area terletak di tempat sepiatau jauh dari keramain yaitu jauh dari tempat makan, pom bensin, dan fasilitas umum lainnya. Sehingga Banyak tempat istirahat yang jauh dari keramian memiliki reputasi yang kurang aman dari kejahatan, terutama pada malam hari serta fasilitas umum yang kurang memadai.
Ketentuan Istirahat
Dalam peraturan perundangan (undang-undang no.14 tahun 1992) mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ada ketentuan yang menyebutkan bahwa setiap mengemudikan kendaraan selama 4 jam harus istirahat selama sekurang-kurangnya setengah jam, untuk melepaskan kelelahan, tidur sejenak untuk minum kopi, makan ataupun ke kamar kecil/ toilet.
Fasilitas Tempat Istirahat
Fasilitas ditempat istirahat bervariasi menurut besar kecilnya tempat atau besar kecilnya lalu lintas yang dilewati tempat istirahat seperti (www.wikipedia.com):
• Toilet
(30)
• Musola/ Mesjid
• Kantin/ cafe/ restoran
• SPBU/ Pomp bensin
• Tempat perbelanjaan
II. 3 Ekologi A rsitektur
Pengertian Ekologi A rsitektur
Ekologi arsitektur merupakan pembangunan secara holistis (berhubungan dengan sistem keseluruhan), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya atau pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya.
Beberapa point ekologi arsitektur
Holistis : berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai satu kesatuan yang lebih penting daripada sekedar kumpulan bagian.
Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dlam pembangunan)
Pembangunan sebagai proses, dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang status
Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua belah pihak.
M aterial ramah lingkungan
Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan: 1. menggunakan bahan baku, energi dan air seminimal mungkin.
2. semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan trasportasi, semakin kecil pula limbah yang dihasilkan.
(31)
4. bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang).
5. menggunakan bahan bangunan harus dihindari penggunaan bahan yang berbahaya (logam berat, chlor)
6. bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.
7. bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.
Peka terhadap iklim
Pengaruh iklim pada bangunan. Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditepatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letal gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang. Ruang sekitar bangunan sebaiknya dilengkapi pohon peneduh tanpa mengganggu gerak udara.
Perlu dipersiapkan saluran dan peresapan air hujan dari atap dan halaman yang diperkeras. Meskipun demikian, harus menyisakan minimal 30% lahan bangunan terbuka untuk penghijauan dan tanaman.
II. 4 Rekreasi
Pengertian Rekreasi
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti 'membuat ulang', adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
(32)
Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah terpenuhi. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran.
Definisi yang lebih tepat lagi dari rekreasi adalah "kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi." Meyer, Brightbill, dan Sessoms memberikan sembilan ciri-ciri dasar dari rekreasi, yaitu:
1. rekreasi merupakan kegiatan; 2. bentuknya bisa beraneka ragam; 3. rekreasi ditentukan oleh motivasi; 4. rekreasi dilakukan secara rutin; 5. rekreasi benar-benar sukarela;
6. rekreasi dilakukan secara universal dan diperlukan; 7. rekreasi adalah serius dan berguna;
8. rekreasi itu fleksibel;
9. rekreasi merupakan hasil sampingan.
Sejarah Rekreasi
Pandangan terhadap rekreasi telah banyak berubah. Pada zaman pertengahan, kontes- kontes dan turnamen-turnamen diadakan oleh para ksatria. Renaissance menciptakan minat baru dalam literatur dan karya-karya seni yang berasal dari kebudayaan Romawi dan Yunani. Di daerah koloni Amerika, rekreasi tidak mendapatkan penghargaan yang tinggi. Abad ke-20 membawa perubahan yang sangat drastis dalam rekreasi. Revolusi industri, kemakmuran, urbanisasi, dan
(33)
perkembangan transportasi memberikan waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk bersenang-senang dan berekreasi. Usaha wisata menjadi tujuan utama ekonomi. Sebagai akibat dalam nilai seni dan budaya, hubungan antara rekreasi dengan program-program pendidikan dan tujuan-tujuan spiritual menjadi beberapa elemen dasar pada perhatian yang berkembang tentang rekreasi.
Jenis-Jenis Rekreasi
Rekreasi sangat beragam, sama seperti orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya. Berikut ini beberapa kategori umum dengan kegiatan spesifik yang dapat digunakan dalam berekreasi :
1. Rekreasi sosial
a. permainan di dalam ruangan b. permainan di luar ruangan
c. makan bersama (perjamuan, makanan pencuci mulut/ makanan kecil, piknik, makanan seadanya, makan malam)
2. Rekreasi di luar ruangan
a. kegiatan di alam (jalan-jalan) b. olah raga
3. Rekreasi budaya dan kreatif a. Drama (cerita drama,)
b. bercerita (cerita lucu, cerita horor, cerita sesuai waktu, cerita sekuler) c. literatur (puisi)
d. audiovisual (film, TV, Video)
e. seni dan kerajinan (membuat gambar, kerajinan dari barang bekas, menempel, melukis, kerajinan dari kertas, dll.)
f. membuat tulisan kreatif, drama, musik, dll. g. kegiatan permainan, olah raga, jalan-jalan.
(34)
h. belajar (museum)
Prinsip Dasar Perencanaan Fasilitas Rekreasi
Untuk merencanakan fasilitas rekreasi ada enam prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. SIA PA
Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini, bagaimana karakter mereka, kebutuhan mereka, minat mereka, dan kemampuannya.
b. A PA
Apa saja bentuk aktivitas, apa temanya, apa tujuan utama dari rekreasi tersebut.
c. M ENGA PA
Menjelaskan dengan spesifik makna kegiatan tersebut, menjelaskan sejelas-jelasnya tujuan dan manfaat dari setiap kegiatan dalam rekreasi.
d. KA PA N
Bulannya, harinya, tahunnya, atau waktu yang digunakan dalam rekreasi. e. DIM A NA
Lokasinya dan kemudahan untuk menemukan lokasi tersebut. f. BA GA IM A NA
Garis besar acara, rencana, pelaksanaan program, metode yang digunakan, bahan-bahan, rencana waktu, dan kebutuhan akan manajemen.
II. 5 Studi Kasus II. 5. 1 W aterfront
•Louisville W aterfront Park Louisville, Kentucky
Louisville didirikan oleh George Rogers Clark pada tahun 1778, dan sejak 1811, Kota Louisville
(35)
menggunakan sungai tersebut untuk area perdagangan, pariwisata dan rekreasi. Louisville adalah kota pertama di Kentucky yang mengadopsi penetapan wilayah dan perencanaan perluasan untuk mengontrol dan membentuk perkembangan kota.Disaat yang tepat, sebuah proyek diperlukan – Tahap I,II,III pada taman tepi pantai adalah membawa pantai Louisville menuju
masa depan dan menempatkan Lousiville dalam perkembangan jaman.
Taman Tepi pantai di Louisville adalah proyek pelestarian dan pengembangan yang telah menuju pada tahap ke dua. Perkembangan proyek tepi pantai itu dimulai sejak 1986, dari pengamatan perkembangan bibir sungai sepanjang Sungai Ohio di Louisville, Kenucky. Tahap ke tiga ini memadukan ketepatan design, construksi, kegiatan dan pemeliharaan taman-nya. Bukan proyek kecil, dimana tahap pertama sudah mencapai kira-kira 22.5 hektar.
Taman ini dibuka pada 4 july 99, sejak itu telah diselenggarakan lebih dari ratusan acara dan telah diikuti oleh lebih dari satu juta pengunjung. Design taman telah dikenal baik
didalam maupun di luar negeri dan telah memenangkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk didalamnya adalah “ American Society of Landscape Architects” . Sebuah lapangan besar akan selalu menjadi tempat penyelenggaraan hari kemerdekaan 4 july.
Gambar 2.2 Waterfront Park Louisville (Sumber http : / /
louisville-waterfront-park.visit-louisville.com)
Gambar 2.3 Waterfront Park Louisville (Sumber http : / /
(36)
Tahap ke dua pada taman tepi pantai akan ditambahkan luas taman sekitar 14 hektar , termasuk didalamnya adalah tambahan area bermain anak yang lebih luas dilengkapi dengan permainan air, pedestrian yang menghubungkan Southern Indiana melewati 4 jembatan kereta tua, sebuah kafe kecil sebuah fasilitas dayung untuk sekolah dan komunitas dayung serta sebuah amphiteater. Dikontrak juga disebutkan adanya penambahan area piknik dan area rumput/ lapangan , hutan kecil dan jalan setapak. Tahap 2 dijadwalkan selesai pada musim semi 03.
Yang menjadi point interest dari tahap ke dua adalah 4 jembatan besar yang dapat dilihat dari taman. setiap harinya, Taman sering dikunjungi oleh anak-anak dan keluarga seperti di area bermain, jogging track, area piknik dan kelompok belajar juga ikut terlibat sebagai pengguna taman yang indah di sepanjang sungai ini. Proyek Taman tepi pantai ini adalah tempat dan langkah menuju masa depan di Louisville diantara kota-kota berkembang lainnya.
•Kuching W aterfront
Lokasi : Sepanjang Jalan Tunku Abdul Rahman di pusat kota Kuching Selatan.
Dibuka pada 1993, ia dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari perkotaan regenerasi dan rehabilitasi proyek di Asia.Proyek ini
juga dianggap menguntungkan ke kota karena efektif mempercantik lansekap. Terdapat beberapa tempat wisata yang akan dinikmati dari Waterfront. Di berbagai jetties di sepanjang jalan, dapat menyaksikan keunikan sampans (perahu kayu, juga dikenal sebagai tambangs) persimpangan lebar dari sungai ke sisi lain. Selain itu, Anda bisa melihat banyak tempat makan, kebanyakan dari mereka
Gambar 2.4 bench kuching waterfront (Sumber http : www.etawau.com)
(37)
hanya dibuka pada malam hari, dengan kapal uap Sarawak belanja bazaar kebanyakan menjual kerajinan (tikar Sarawak), dua multi level gazebos yang bisa dilihat dari kota serta Waterfront sendiri, dan di seberang sungai adalah Astana (tempat kediaman resmi Yang D ipertuan Negeri yaitu: kepala negara bagian
Sarawak) serta Fort Margherita, yang awet muda kubu kolonia.
II. 5. 2 Rest A rea
•Rest A rea Di Km 19 Dan Km 42 Ruas Tol Cikampek
- Fungsi rest area pada tol sebagai tempat peristirahatan.
- Fasilitas : kantin atau restaurant, SPBU, toilet, mushola, ATM, mini market, factory outlet (FO), bengkel dan lain sebagainya.
Rest area yang ada di sekitar tol umumnya relative sama, bedanya hanya dari sisi penataan dan jenis restaurant atau kedai makan yang ada. Kehadiran rest area multi fasilitas tentu sangat memudahkan pengguna jalan tol. Hanya saja ada satu hal yang disayangkan, keberadaan rest area sebelumnya yang hanya memiliki fasilitas minimal menjadi kian sepi. Beberapa diantaranya bahkan tutup.
Gambar 2.8 kantin rest area km 19 Gambar 2.7 Salah satu sudut food
Gambar 2.5 suasana waterfront malam hari (Sumber http : / / borneonitez.com)
Gambar 2.6 Rest area km 19 (tempat istirahat dengan kelas mal)
(38)
Dari contoh-contoh studi kasus diatas, hal-hal yang bisa diterapkan dalam Perencanakan Waterfront dan Rest Area di kawasan Sungai Siak dengan penekanan Arsitektur Hijau adalah :
• Orientasi kegiatan utama waterfront pada studi kasus yaitu kearah sungai begitu juga view waterfront di kawasan Sungai Siak.
• Pada umumnya fasilitas yang dibangun pada waterfront yaitu : jogging track, area piknik, taman, jual souvenir, playground, pedestrian, rekreasi air, cafe/ pujasera, dan fasilitas dayung (sampan). Beberapa fasilitas tersebut bisa diterapkan pada waterfront yang direncanakan pada kawasan Sungai Siak.
• Rest area merupakan tempat area istirahat sejenak sedangkan pada rest area yang direncanakan merupakan tempat istirahat sejenak maupun untuk menginap.
• Fasilitas rest area pada umumnya yaitu : kantin atau restaurant, toilet, mushola, ATM, mini market, factory outlet (FO), dan lain sebagainya. Fasilitas tersebut dapat diterapkan pada Rest Area di Kawasan Sungai Siak untuk mengurangi kebosanan para pengunjung yang lelah
• Penggunaan energi yang hemat, Penggunaan material yang mudah menyerap panas dan pemanfaatan sirkulasi udara secara optimal dan Aneka tumbuhan tropis dalam ruangan juga membuat dalam ruangan segar sehingga dalam ruangan juga ekologi lingkungan. Hal ini bisa di terapkan pada perancangan desain bangunan di Waterfront dan Rest Area yang direncanakan.
(39)
BA B III
TINJA UA N KOTA PEKA NBA RU DA N KA W A SA N SUNGA I SIA K
III. 1 Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru adalah salah satu Daerah Tingkat II sekaligus merupakan ibukota dari Provinsi Riau. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai dan Pelabuhan Laut Sungai Duku dan Bandara Sultan Syarif Kasim II.
Gambar 3.1 Peta Provinsi Riau (sumber : www.riau.go.id)
(40)
Wilayah Kota Pekanbaru dengan luas wilayah 632,26 km2 memiliki batas-batas
sebagai berikut :
Utara : Kabupaten Bengkalis Selatan : Kabupaten Kampar Barat : Kabupaten kampar Timur : Kabupaten Bengkalis
• Persebaran Penduduk
Setiap tahunnya jumlah penduduk Kota Pekanbaru terus bertambah. Dari data yang tercatat misalnya pada 1 tahun berkisar sejumlah 47.608 jiwa atau sebesar 8,95%. Jumlah sedemikian menunjukkan bahwa sebenarnya sebagian besar dari pertambahan penduduk yang terjadi bukan hanya disebabkan pertambahan alami, melainkan karena migrasi.
• Kondisi Perekonomian Daerah
Pekanbaru diproyeksikan menjadi kota jasa. Sehingga konsekuensinya kota harus membenahi diri dengan meningkatkan fasilitas penunjang perkotaan. Saat ini Pekanbaru sudah memiliki fasilitas penunjang yang lumayan komplet. Selain perusahaan jasa seperti perbankan, asuransi, perusahaan perdagangan valuta asing, serta jasa industri lainnya, banyak pula perusahaan besar membuka kantor pusat dan kantor cabang di sini. Semua itu menjadi faktor pendukung misi kota jasa. Selain itu banyak perusahaan PMA seperti PT Caltex Pacific Indonesia, perusahaan minyak terbesar di Indonesia, atau PT Indah Kiat Pulp and Paper yang bergerak di bidang usaha pulp dan kertas, dan di bidang kehutanan yaitu PT Surya Dumai dan PT Siak Raya.
(41)
Menurut data statistik Indonesia, Pekanbaru berpenduduk sekitar 717 ribu jiwa. Walau bagaimanapun, PDRB-nya adalah yang tertinggi kedua di Pulau Sumatera. Padahal secara populasi Pekanbaru hanya berada di peringkat kelima di Sumatera (setelah Medan, Palembang, Padang, dan Bandarlampung).
Banyak pihak mempercayai, perkembangan Pekanbaru yang sedemikian pesat, dikarenakan perkembangan sektor properti, konsumsi, dan perbankan. Hal ini dapat dibuktikan dengan pembangunan mal-mal baru seperti Mal Pekanbaru (2003), Mal Ciputra Seraya (2004), dan Mal SKA (2005). Belum lagi dengan maraknya dibangun hotel-hotel baru seperti Hotel Grand Jatra (bintang 4) pada tahun 2003, Hotel Ibis (bintang 3) pada tahun 2004, Hotel Grand Elite (sebelumnya Quality)(bintang 4) pada tahun 2006, Hotel Aston (bintang 3) pada tahun 2007 dan lain-lain.
Catatan lain yang paling mengesankan dari Pekanbaru adalah predikat kota besar terbersih versi ADIPURA 2007. Bukan itu saja, bahkan Jalan Jendral Sudirman pun dianugrahi sebagai Jalan Protokol Terbersih untuk kategori kota besar. Pasar Bawah pun dianugrahi sebagai pasar tradisional terbersih untuk kategori kota besar.
Pekanbaru juga memiliki bandar udara yang bernama Sultan Syarif Kasim II. Yang merupakan bandar udara tersibuk kedua di Pulau Sumatra setelah Bandara Polonia (Medan). Jumlah penumpang tahunan di bandara ini bahkan telah melebih 1,6 juta pada tahun 2005. Hal ini dapat dibuktikan langsung di situs Angkasapura II. Sungguh mengesankan, karena ternyata bandar udara Pekanbaru lebih sibuk daripada bandar udara di Padang ataupun di Palembang. Merujuk kembali, populasi Pekanbaru yang terbilang kecil berbanding kedua kota tersebut.
(42)
30
Danau Buatan Lembah Sari
Taman Kaca Mayang
MTQ XVII
Kolam Pancing Alam Mayang
Balai Adat Riau
Pasar Bawah Plaza Senapelan Plaza Citra Plaza Sukaramai
Mall Ciputra Seraya Mall Pekanbaru Mall SKA Museum Sang Nila Utama
Gambar 3.2 Persebaran tempat – tempat rekreasi di Pekanbaru (sumber : RUTRK Pekanbaru 2007-2026)
Dekranasda Riau
(43)
• Topografi
Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian rata-rata 5 meter di atas permukaan air laut, hanya daerah-daerah tertentu yang letaknya lebih tinggi dari ketinggian rata-rata. Topografi di Kota Pekanbaru berdasarkan kelas kelerengan dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu
0 % - 2 % : merupakan wilayah yang datar 2 % - 15 % : landai sampai berombak
15 % - 40 % : berombak sampai bergelombang di atas 40 % : bergelombang sampai berbukit
Secara umum kondisi wilayah Kota Pekanbaru merupakan dataran rendah dengan kemiringan lereng 0 persen - 2 persen. Beberapa wilayah di bagian Utara dan Timur memiliki morfologi bergelombang dengan kemiringan di atas 40 persen.
• Klimatologi
Kota Pekanbaru pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 31,6 °C - 33,7 °C dan suhu minimum berkisar antara 22,1 °C - 23,3 °C. Kelembaban maksimum antara 94% - 96%, kelembaban minimum antara 59 persen - 69 persen (BPS Kota Pekanabru, 2003).
III. 1. 1 Tinjauan Rencana Umum Tata Ruang Kota
Berdasarkan RURTK Pekanbaru tahun 2007-2026, Kota Pekanbaru memiliki beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang perkembangan wilayah di masa yang akan datang. Tahapan ini berisi identifikasi potensi dan kendala yang ada serta rekomendasi yang ditetapkan untuk memberdayakan potensi dengan memberikan solusi bagi kendala yang dihadapi.
(44)
Tabel. 3.1
Identifikasi Potensi Kota Pekanbaru
No A spek Potensi
1 Fisik Memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan antara 0 – 2% yang berarti sangat layak dalam pengembangan perkotaan
Jenis tanah berupa alluvial endapan tanah liat dan asosiasi alluvial dengan pasir, mendukung bangunan ringan hingga sedang. Tanah jenis podsolik dan organosol memiliki kemampuan meloloskan air “ sedang – sangat cepat” , umumnya masih memiliki kemampuan mengendalikan genangan
Keberadaan Sungai Siak yang multifungsi untuk kepentingan sumber air baku bagi PDA M Tirta Siak, drainase primer, dan sebagai media transportasi sungai.
Terdapat beberapa potensi pertambangan antara lain : Kaolin, di daerah Kecamatan Sail Desa Kampung Jawa, perkiraan cadangan sebesar 12.000.000 m3, Tanah Urugan, di Kecamatan Tampan di Jalan Arengka, perkiraan cadangan sebesar 8.000.000 m3, Pasir Kuarsa, di Kecamatan Bukit Raya, perkiraan total cadangan sebesar 625.000 m3, Gas Alam, di Kecamatan Tenaya Raya dengan kapasitas 30 MMSCD.
2 Sosial Budaya
Besarnya potensi sumber daya manusia perlu dikelola secara baik agar dapat menjadi subjek pembangunan yang handal
Jumlah penduduk usia produktif (15 – 59 th) sebagai potensi kependudukan sebesar 463.795 jiwa atau menempati jumlah 67,23 % dari keseluruhan penduduk Kota Pekanbaru
A rah kebijakan untuk menciptakan Kota Pekanbaru sebagai kota perdagangan dan kota industri yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk Kota Pekanbaru
IPM Kota Pekanbaru pada tahun 2004 berada pada angka 75,6 yang merupakan angka tertinggi di Propinsi Riau dan di atas angka Propinsi Riau sebesar 72,2. Hal ini menunjukkan Kota Pekanbaru masih lebih baik dengan kabupaten lain di Propinsi Riau dalam pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakatnya.
Mempertahankan, melestarikan, menghayati, mengamalkan serta menumbuhkembangkan budaya Melayu yang merupakan refleksi dari beradaban nilai-nilai luhur masyarakat Kota
(45)
Pekanbaru
3 Ekonomi PDRB Kota Pekanbaru sebesar Rp. 1.810.578,66 (dalam jutaan) atau Rp. 362.115,73 (dalam jutaan) per tahunnya dengan tingkat pertumbuhan rata – rata selama 5 tahun (2000 – 2004) tersebut sebesar 9,59%
Terdapat trend peningkatan pembangunan ekonomi Kota Pekanbaru dimana sektor tersier (LAG, Bangunan/ Konstruksi, PHR, Pengangkutan & Komunikasi) sangat dominan besaran dan perkembangannya.
Kesejahteraan Masyarakat Kota Pekanbaru (dengan indikator Pendapatan Per Kapita) terus meningkat, bersama dengan Kabupaten Kuantan Singingi, Kota Pekanbaru termasuk daerah termaju di Propinsi Riau
Keuangan IPM Kota Pekanbaru lebih tinggi daripada IPM Riau, walapun terjadi penurunan semasa krisis, saat ini mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Jenis komoditas ekspor masih didominasi oleh komoditas pertambangan dan perkebunan, dengan negara tujuan ekspor Kota Pekanbaru tersebar mulai Asia Timur, Asia Tenggara, dan Eropa (Tujuan Utama : Cina)
4 Tata Ruang
Pada tahun 2006 lahan non terbangun sebesar 75,39% yang juga merupakan lahan cadangan bagi pengembangan Kota Pekanbaru pada masa yang akan datang
Berkembangnya Kota Pekanbaru ke arah pinggiran/ luar pusat kota akan terbentuk pusat pelayanan baru atau semakin memantapkan fungsi dan peranan pusat pelayanan yang telah ada sebelumnya
Telah tersedia nya sarana dan prasarana bagi penduduk dalam melaksanakan aktivitas hidupnya yang lokasinya tersebar di setiap kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru Sistem transportasi yang telah berkembang sarana maupun prasarananya
Bentuk arsitektural kawasan yang mengandung unsur Melayu khususnya pada bangunan – bangunan pemerintahan dan tentunya akan menjadi ciri khas Kota Pekanbaru terhadap kota – kota lainnya di Indonesia
Telah terdapatnya ruang terbuka hijau di sepanjang jalan dan segenap penjuru kota W ilayah-wilayah di sepanjang aliran sungai ini (sempadan/ bantaran sungai) dapat dijadikan sebagai kawasan konservasi dan jalur hijau melalui penghijauan (lingkungan) dan penanaman tanaman keindahan
(46)
Selain potensi tersebut di atas, teridentifikasi pula adanya masalah yang dapat menghambat upaya pengembangan Kota Pekanbaru. Adapun masalah yang ada di Kota Pekanbaru seperti yang dijabarkan berikut ini.
Tabel. 3.2
Identifikasi masalah Kota Pekanbaru
No A spek M asalah
1 Fisik Lahan-lahan kemiringan hingga 40% merupakan daerah budidaya terbatas sehingga setiap pembangunan fisik dilakukan dengan pertimbangan urgensi kegiatan yang akan dikembangkan. Disamping beresiko terhadap kemungkinan gerakan tanah, pembangunan pada kawasan ini pun memiliki cost yang cukup tinggi
Jenis tanah organosol pasir berlempung mudah tercuci atau tergerus aliran air (tererosi). Hal ini disebabkan, kandungan pasir yang tinggi akan mempermudah partikel tanah mudah lepas. Upaya menahan kerusakan lahan pada jenis tanah ini perlu dilakukan dengan penutupan vegetasi di atasnya
Terdapat beberapa daerah yang rawan terhadap goncangan gempa karena dilewati atau berdekatan dengan sumber gempa. Berdasarkan standar MMI (Modified Marcally Intensity), tingkat goncangan gempa yang bisa terasa di wilayah Kota Pekanbaru berkisar antara skala IV sampai V
2 Kependudukan Pertumbuhan jumlah penduduk kota tidak sebanding dengan pertumbuhan industrialisasi mengakibatkan kesempatan kerja terbatas dan berakibat bertambahnya pengangguran di perkotaan yang akhirnya menjadi beban kota.
Penyediaan lapangan pekerjaan dan fasilitas pelayanan publik sebagai daya dukung penduduk hendaknya direncanakan.
Distribusi penduduk yang tidak merata, dimana daerah Selatan Sungai Siak mempunyai densitas penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan daerah Utara. Faktor migrasi seringkali dihadapkan pada kendala dan sukar untuk mengaturnya, padahal faktor pendorong dan pendukung di Pekanbaru sebagai ibu kota Propinsi Riau tentu ‘sangat menjanjikan’. Akibatnya mulai munculnya daerah kumuh, munculnya kantong-kantong kemiskinan, tindakan kriminal, penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, penggunaan lahan yang ilegal.
(47)
Angka kemiskinan di Kota Pekanbaru sebesar 76.841 jiwa (Data rujukan dari Dinas Sosial, Pekanbaru Dalam Angka, tahun 2004). Angka kemiskinan ini akan lebih besar lagi jika rumah tidak layak huni masing-masing memiliki 3 jiwa, yang berarti sebesar 107.250 jiwa masuk dalam katagori miskin.
3 Ekonomi Sebagian besar penduduk masih berada di bawah rata-rata dalam hal Kualitas SDM.
Pengembangan sarana dan prasarana penunjang diharapkan dapat menjadi penggerak utama untuk mengembangkan sektor perekonomian daerah secara optimal
4 Tata Ruang Kondisi tanah yang berbukit, bergambut dan sukarnya mendapatkan air tanah di daerah Utara menyebabkan lambatnya perkembangan.
Kondisi topografi yang relatif datar pada daerah Selatan dan Barat menyebabkan daerah ini menjadi “ target” tujuan penduduk dalam perkembangan kota dengan penyediaan perumahan – perumahan baru oleh developer maupun individu.
Perkembangan kota terkonsentrasi di pusat kota dan sepanjang jalan utama dengan tipe bangunan yang hampir sama membuat Kota Pekanbaru menjadi kurang menarik dan terkesan monoton.
M asih kurangnya ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru sehingga terkesan kurang mampu dalam mengimbangi kondisi iklim/suhu Pekanbaru yang begitu panas
Drainase yang ada pada saat ini belum menunjukkan kinerja optimal dimana masih terdapat beberapa titik genangan air, sehingga drainase yang telah ada perlu dikondisikan lebih lanjut
• Strategi Pengembangan Struktur Ruang W ilayah Kota
Strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kota Pekanbaru sesuai dengan skenario pengembangan kota dengan banyak pusat (multiple nuclei), dimana pusat pertumbuhan baru akan disebarkan pengembangannya melalui stimulasi dan akselerasi pembangunan sektor-sektor potensial yang dapat memperkecil kepincangan perkembangan antar kawasan. Untuk mengarahkan pembangunan
(48)
wilayah sesuai dengan yang diinginkan, maka strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut :
• Pemantapan struktur kota
Struktur kota yang akan dikembangkan diarahkan pada pemantapan struktur yang sudah ditetapkan dalam RUTRK Kota Pekanbaru 1991-2015. Pemantapan struktur tersebut dilakukan dengan penambahan dan penyempurnaan fungsi masing-masing Wilayah Pengembangan (WP) sesuai dengan kecenderungan yang terjadi dan arahan serta proyeksi perkembangan yang diharapkan.
Arahan fungsi masing-masing WP adalah sebagai berikut :
W P-I – Pusat Kota dengan fungsi utama :
a) Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa Kepadatan Tinggi;
b) Pusat Kegiatan Jasa Perkantoran Lokal, Regional dan Internasional: c) Pusat Kegiatan Pemerintahan Provinsi;
d) Permukiman Kepadatan Tinggi;
W P-II dengan fungsi utama :
a) Pusat Kegiatan Olahraga; b) Pendidikan;
c) Permukiman;
d) Pusat Kegiatan Industri Kecil; e) Perdagangan;
f) Kawasan Lindung
W P-III dengan fungsi utama :
a) Kawasan Lindung ; b) Permukiman;
c) Pusat Kegiatan Pariwisata; d) Industri;
e) Pergudangan.
Gambar 3.3 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru
(49)
W P-IV dengan fungsi utama :
a) Permukiman;
b) Pusat Kegiatan Industri; c) Pendidikan;
d) Pusat Kegiatan Pergudangan; e) Perdagangan;
f) Pusat Kegiatan Pemerintahan; g) Rekreasi.
W P-V dengan fungsi utama :
a) Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi; b) Permukiman;
c) Pusat Kegiatan Industri Kecil; d) Perkantoran;
e) Pemerintahan; f) Perdagangan.
• Pengembangan kawasan strategis kota
kawasan Strategis Kota adalah w ilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/ lingkungan.
Untuk mendorong dan mengarahkan perkembangan struktur ruang wilayah Kota Pekanbaru perlu ditetapkan dan diprioritaskan pengembangan beberapa Kawasan Strategis Kota, yaitu :
a) Kawasan W ater Front City Sepanjang Sungai Siak termasuk Kawasan M andiri Payung Sekaki
Gambar 3.4 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru
(50)
Pengembangan kawasan memiliki pengaruh penting dalam optimalisasi Sungai Siak sebagai jalur transportasi sungai, sumber air baku untuk pengolahan air bersih, dan badan penerima drainase kota.
Pengembangan kawasan akan mendorong perkembangan sektor pariwisata, perdagangan dan jasa, permukiman perkotaan dan rekreasi.
b) Kawasan Industri Tenayan seluas 2.000 Ha c) Kawasan Danau Buatan Limbungan
d) Kawasan Bandar Raya Payung Sekaki seluas 150 Ha
e) Kawasan Lindung di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir
• Kawasan hijau rekreasi
Suatu kawasan rekreasi idealnya memenuhi krietria sebagai berikut :
a. Memiliki potensi alam atau artifisial (buatan) yang spesifik dan mampu memberikan daya-tarik bagi wisatawan.
b. Memiliki aksesibilitas yang baik terhadap kawasan sekitarnya.
c. Tidak berdampingan dengan kawasan-kawasan yang berpotensi mengurangi kenyamanan seperti kawasan industri, kawasan terminal, dan lain-lain.
d. Dilengkapi dengan fasilitas dan prasarana pendukung seperti ruang terbuka hijau, taman, alat transportasi lokal, tempat bermain, dan lain-lain.
III. 1. 2 Kondisi dan Peranan Sungai Siak Bagi M asyarakat
Sungai Siak merupakan satu sungai terdalam di Indonesia. Sungai ini tidak hanya menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai. Sungai ini sebagai lalu lintas transportasi air oleh masyarakat.
(51)
Di masa silam, kota ini hanya berupa dusun kecil bernama Payung Sekaki yang terletak di pinggiran Sungai Siak. Dusun sederhana itu kemudian dikenal juga dengan sebutan Dusun Senapelan. Desa ini berkembang pesat, terlebih setelah lokasi pasar (pekan) lama pindah ke seberang pada 23 Juni 1784. Terciptalah pasar baru yang identik dengan sebutan "Pekan Baru", nama yang hingga kini dipakai untuk menyebut Kota Pekanbaru.
Sungai ini juga punya peran penting
sebagai jalur perdagangan antarpulau dan ke luar negeri, terutama Malaysia dan Singapura. Letak kota strategis, berada di simpul segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura, dan di jalur lalu lintas angkutan lintas timur Sumatera.
• Karakteristik Sungai Siak Sebagai Orientasi Penataan
Sungai Siak memiliki karakteristik khusus, yakni dipengaruhi oleh pasang surut air sungai dan laut di Selat Malaka secara bergantian tiap enam jam sekali. Sungai Siak (300 Km) dengan kedalamam 8 – 12 m.
• Sempadan Sungai
Pasal 8 yang berisi tentang Penetapan garis sempadan sungai di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria:
1. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari
Gambar 3.5 Aliran Sungai Siak Kota Pekanbaru tampak atas
(52)
tepi sungai pada waktu ditetapkan.
2. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
3. Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
• Gambaran Umum Daerah A liran Sungai (Das) Siak
Sungai Siak merupakan sungai terdalam diindonesia, dengan kedalaman sekitar 8-12 meter,sungai ini sangat padat dilayari kapal-kapal besar, kargo, tanker maupun speedboat. Sungai sepanjang 300 kilometer itu kondisinya kini terancam bukan hanya hilangnya habitat alami sungai berupa bermacam ikan khas riau akibat menurunnya kualitas air, tetapi juga runtuhnya tebing sungai karena abrasi.
Seluruh daerah aliran sungai (das) Siak berada di Provinsi Riau, melewati empat
wilayah administrasi kabupaten dan satu wilayah administrasi kota yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru. Abrasi terjadi karena di sepanjang bibir selalu runtuh karena tidak ada lagi tanaman. kejadian banjir di Provinsi Riau akibat meluapnya Sungai Siak dan anak-anak sungainya juga merupakan indikator adanya perubahan ekosistem pada das tersebut.
Gambar 3.6 Aliran Sungai Siak Kota Pekanbaru dari jembatan Siak 1
(53)
Gambar 3.7 Kondisi air Sungai Siak (sumber : dok.pribadi )
Perubahan ekosistem tersebut disebabkan oleh wilayah dalam das Siak merupakan daerah yang potensial berkembang bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. perkembangan penduduk dan ekonomi yang mendorong berkembangnya kawasan budidaya dan permukiman berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan ekosistem Sungai Siak.
Kebanyakan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai menggantungkan hidup mereka di sungai. Mencari ikan dan juga memanfaatkan air yang mengaliri sungai untuk
kebutuhan mereka sehari-hari. Baik untuk mandi maupun mencuci. Namun, beberapa tahun belakangan ini berbagai permasalahan terjadi. Satu di antaranya menurunkan kualitas air sungai akibat pencemaran yang disinyalir akibat pencemaran limbah industri dan juga limbah rumah tangga.
• Kondisi Banjir di Sungai Siak
Setiap tahunnya air Sungai Siak meluap mengakibatkan banjir dan mengenangi rumah penduduk yang berada ditepian sungai. Yang menjadi masalah pada banjir tahunan adalah selain pemukiman mulai memadat, drainase yang belum link dengan anak sungai dan sungai, juga jenis sungai Siak yang pasang surut. Pekerjaan Umum telah melakukan pekerjaan penanganan banjir berupa pembangunan saluran pompa air, dan membangun tebing sungai. Pekerjaan penanganan banjir ini dilakukan secara bertahap, karena anggarannya sangat terbatas.
(54)
Gambar 3.8 Rumah Melayu Pekanbaru (sumber : rumah melayu)
Solusi terbaik adalah relokasi pemukiman yang melanggar aturan garis sepadan sungai. Karena secara kontur daerah tersebut berada di wilayah rendah dan merupakan daerah aliran sungai (DAS). Jika program Waterfront City akan direalisasikan daerah tersebut diharapkan mampu menjadi daerah yang berwawasan lingkungan.
III. 1. 3 Karakteristik Bangunan Tradisional M elayu
Bangunan tradisional yang disebut juga ” Seni Bina” melayu, terutama untuk rumah, pada hakekatnya amatlah diutamakan dalam kehidupan orang melayu. Rumah baiknya tetap juga menjadi lambang kesempurnaan hidup. Beberapa ungkapan tradisional melayu menyebutkan rumah sebagai ” cahaya hidup dibumi, tempat beradat
berketurunan, tempat berlabuh kaum kerabat, tempat singgah dagang lalu, hutang orang tua kepada anaknya” .
Lambang-lambang yang berkaitan dengan bangunan tradisional melayu bukan saja terdapat pada bagian-bagian bangunan itu tapi juga dalam bentuk berbagai upacara, bahan bangunan dan nama-namanya serta letak bangunan itu.
Nilai budaya melayu riau umumnya berpuncak dari tiga aspek yang dominan, yaitu agama islam, adat dan tradisi melayu. Adat dan tradisi yang kian melonggar berangsur-angsur menyebabkan nilai-nilai ” asli” semakin kabur kehilangan warna. Dalam seni bangunan tradisional, pergeseran serta perubahan sangat jelas terlihat. Di seluruh Riau, bangunan tradisional semakin sedikit.
(55)
Gambar 3.9 Rumah dominan kayu (sumber : rumah melayu)
Gambar 3.10 rumah tinggal di Pekanbaru (sumber : rumah melayu)
Gambar 3.11 dinding lidah pian dengan ikat pinggang penutup papan lantai
(sumber : rumah melayu) Sedangkan lambang-lambang yang
dikandungnya nyaris tidak lagi dikenal oleh masyarkat.
Musyawarah, upacara dan kegotong-royongan dalam pelaksanaan mendirikan bangunan, sudah sangat diabaikan. Tempat untuk bangunan itu pun tidak lagi dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat.
Bentuk dan ukuran memakai gaya arsitektur masa kini. Bahan bangunan yang menurut tradisi harus dipilih secara tertentu kini tergantung dari bahan yang terdapat dipasaran. Begitu pula dengan ragam hias dan lain sebagainya.
Di kampung-kampung, tempat sisa-sisa bangunan tradisional masih banyak terdapat, pemiliknya atau orang tua-tua di situ tidak banyak lagi yang mengetahui makna lambang-lambangnya. Kalaupun masih ada para tukang yang masih dapat membuat bangunan yang berpola tradisional, mereka kurang mengetahui tentang arti yang dikandung lambang-lambang tersebut.
(56)
Gambar 3.12 Idrus Tintin (sumber : rumah melayu)
Gambar 3.13 tangga menghadap ke jalan
(sumber : rumah melayu)
Rumah M elayu di Pekanbaru
Dilihat dari rumah-rumah lama yang masih ada di Pekanbaru, terutama masih dijumpai di daerah Kampung Bandar dapatlah terlihat bentuk dan gaya artistik (seni bina) tradisional rumah Pekanbaru. Rumah-rumah tersebut berada disepanjang
pinggiran Sungai Jantan (Sungai Siak). Kendati telah mengalami perbaikan (renovasi) karena
faktor alam, namun bentu asli dari rumah-rumah tersebut tidaklah mengalami perubahan baik dilihat dari ukuran rumah maupun bentuk rumah yang masih dipertahankan, tak terkecuali bentuk atap dan ornamen.
Secara umum tipologi bentuk bangunan rumahnya adalah panggung atau berkolong dan memiliki tiang-tiang tinggi.
Hal ini sesuai dengan adat setempat serta kebiasaan yang sudah turun temurun, dengan tinggi tiang penyangga sekitar dua sampai dua setengah meter. Beratap limas (kendati ada beberapa rumah lama dengan atap biasa) dengan bentuk lurus persegi panjang (umumnya 12 m) disekat dengan menggunakan telo. Ruang-ruang yang telah
disekat dengan pintu telo tersebut memiliki kegunaan dan makna yang berbeda-beda. Bahan bangunan umumnya menggunakan papan (kayu) yang dilapisi dengan minyak win. Serta memiliki tingkap (jendela) yang besar dan panjang. Beberapa rumah malah panjang tingkap hampir menyamai pintu depan rumah.
(57)
Dibeberapa rumah juga ditemukan bentuk lain dengan adanya loteng yang berjendela dan rangka bangunan yang sangat unik.
Dilihat dari rumah-rumah yang tersisa yang berada di sekitar Kampung Bandar dan Kampung Bukit, secara umum banyak dijumpai rumah-rumah yang menggunakan atap limas.
Dengan demikian jika ditelusuri ke berbagai sudut dan pinggiran Kota Pekanbaru masih akan kita jumpai rumah-rumah tua yang masih memiliki arsitektur Melayu, yang sesungguhnya merupakan bagian dari perjalanan Kota Pekanbaru hingga menjadi kota besar seperti saat ini.
III. 2 W aterfront dan Rest A rea yang di Rencanakan
penjelasan proses pendekatan konsep perancangan perencanaan Waterfront dan Rest Area di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru dari data-data dan informasi yang diperoleh dari literature dan lapangan adalah sebagai berikut :
III. 2. 1 Perencanaan Kawasan Sungai Siak a. Fungsi
Penataan kawasan sungai siak yang di rencanakan mempunyai fungsi sebagai berikut :
•Menciptakan wadah yang mampu menampung segala kegiatan yang ada pada kawasan Sungai Siak sehingga pengunjung dapat menikmati serta melepas kepenatan dengan adanya fasilitas rekreasi.
•Menjadikan tempat rekreasi baru baik bagi penduduk setempat maupun pengunjung dari luar kota pekanbaru.
•Menjadikan kawasan hijau sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
(58)
b. Tujuan
Secara garis besar tujuan perencanaan kaw asan Sungai Siak adalah sebagai berikut :
•Terbukanya lapangan baru
•Akan mendorong perkembangan sektor pariwisata, perdagangan dan jasa, permukiman perkotaan dan rekreasi.
•Memiliki pengaruh penting dalam optimalisasi Sungai Siak sebagai jalur transportasi sungai, sumber air baku untuk pengolahan air bersih, dan badan penerima drainase kota.
c. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam perencanaan kawasan Sungai Siak adalah sebagai berikut :
•Menciptakan kegiatan wisata dan rekreasi yang arsitektur hijau sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dari dalam maupun luar kota pekanbaru.
•Memanfaatkan ruang disepanjang Sungai Siak dari pengaruh kegiatan yang dapat mengganggu berfungsinya badan air sebagai komponen ekologis.
d. M anfaat Perencanaan
Dengan adanya perencanaan kawasan sungai siak, diharuskan memiliki manfaat bagi lingkungan dan masyarakatnya.
1.bagi pengunjung atau wisatawan
memberikan fasilitas ruang komunal kota yang rekreatif
memberikan perasaan senang, nyaman, dan relaks bagi pengunjung. Memberikan nuansa yang berbeda karena berada di kawasan sungai. Mengetahui lebih banyak tentang kekhasan budaya melayu khususnya Kota Pekanbaru
(59)
meningkatkan taraf hidup
keadaan lingkungan disekitarnya lebih tertata
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peran serta aktif menjaga lingkungan.
3.bagi pemerintah daerah
meningkatkan kondisi kepariwisataan pekanbaru meningkatkan pendapatan daerah
rencana tata ruang wilayah dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
III. 2. 2 Perencanaan W aterfront dan Rest area III. 2. 2. 1 Kegiatan yang Diwadahi
Dengan melihat potensi yang ada pada kawasan Sungai Siak, maka kegiatan yang akan direncanakan sebagai berikut :
•Kegiatan Utama
Merupakan kegiatan utama untuk diwadahi yaitu waterfront Dalam kaitannya memenuhi waterfront, maka akan dikembangkan kegiatan berupa :
a. kegiatan rekreasi
kegiatan meliputi duduk santai, menikmati fasilitas rekreasi, menikmati pemandangan alam, bermain, berbelanja
b. kegiatan interaksi
meliputi kegiatan berkumpul bersama, nongkrong-nongkrong, berinteraksi dengan pengunjung lain, reuni dan berkumpul bersama keluarga.
c. kegiatan rest/ istirahat
meliputi kegiatan yang memulihkan tenaga kembali, menyegarkan pikiran.
(1)
Tabel 5. 7
Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Pengelolaan
Kebutuhan Ruang Kegiatan karakter Besaran
R. Kepala
Friendly
15
R. Sekretaris 12
R. Kabag rekreasi 15
R. staff rekreasi 16
R kabag promosi dan humas 10
R.staff promosi dan humas 8
R kabag keuangan 10
R staff keuangan 8
R kabag operasional 10
R staff operasional 16
R kabag maint & servis 10
R staff maint & servis 32
R kabag mekanikal & elektrikal
10
R staff mekanikal & elektrikal 24
R rapat 16
R pertemuan 40
R arsip &referensi 16
R informasi 4
R tamu/ hall 30
R istirahat 10
Mushola 19
R parkir -
Lavatory 18
R cleaning servis 27
R office boy 12
Gudang 8 pantry 14
Luas Total 405
Kebutuhan ruang kegiatan karakter Besaran Gudang Aman 40 R.peralatan 25 Lavatory 6,5 R.operator 20 R.panel 20 R.genset 60
R.bahan bakar 20
R.montir 40 Bengkel 40
Loading area 20
Luas Total 291,5
Tabel 5.8
Perhitungan Besaran Ruang
Kegiatan M aintenance dan M ekanikal elektrikal
(2)
commit to user
V . 8 Konsep Tampilan Bangunan
Konsep tampilan bangunan yang serasi dengan citra Kota Pekanbaru yang
mendukung arsitektur hijau adalah sebagai berikut :
A tap
Atap bangunan direncanakan yaitu atap bubungan panjang sederhana,
bubungan kombinasi dan bubungan limas. Ornamen atap yaitu selembayung,
bidai singkap dan lembah bergayut pada lisplang.
Tiang
Tiang pada bangunan ini berbentuk persegi dan mayoritas berbahan kayu. Kayu
merupakan penutup dari struktur besi pada tiang.
Pintu
Pintu masuk dibuat lebih rendah dari pintu lainnya. Ukuran lebarnya pintu
60-100 sedangkan ukuran tinggi pintu 1,5m-2m.
Jendela
Jendela menggunakan daun dua yang bisa dibuka kiri kanan. Jendela mayoritas
terbuat dari bahan kayu untuk mengoptimalkan pencahayaan dan penghawaan
alami baik pada saat siang maupun malam hari.
Tangga
Tangga menghadap ke jalan, berada di bawah atap dan terletak pada pintu
serambi muka atau selang muka. Material tangga dominan dari kayu.
A spek Rekreasi
Aspek rekreatif yang ditampilkan adalah dengan kesederhanaan bentuk
bangunan sehingga pengguna nyaman (tidak mengalami kesulitan) dalam
mengakses bangunan-bangunan.
A spek Ekologi A rsitektur
Aspek ekologis pada bangunan yaitu bangunan pada kegiatan dominan
berbentuk rumah panggung baik untuk penyerapan air, atap bangunan landai
cocok untuk bangunan tropis, memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan
(3)
alami bangunan. Sedangkan atap pada interaksi komunal dibangun semacam bak
penampungan air hujan. Bangunan hemat energi serta pemberian tumbuhan
tropis di dalam ruangan.
V . 9 Konsep Struktur dan Bahan Bangunan V . 9. 1 Super Struktur
Jenis atap yang digunakan : atap genting dengan bahan dari tanah liat,
atap dak dengan bahan beton bertulang
Dinding menggunakan struktur rangka dengan pengisi dinding berupa
bahan bangunan batu bata, rangka anyaman bambu, rangka material
polywood dengan memanfaatkan bahan lokal. Sebagai elemen estetis
dinding digunakan bahan batu alam, batu kali dan kayu. Untuk bangunan
pada kawasan ini menggunakan dinding berbahan kayu. Untuk
partisinyanya juga mayoritas menggunakan kayu.
Gambar 5.8 konsep Ide Tampilan Bangunan Sumber : analisis penulis
Tangga menghadap ke jalan Jendela
daun dua
Lembah bergayut
Bidai singkap
(4)
commit to user
V . 9. 2 Sub Struktur
Sub struktur yang digunakan berupa pondasi tiang pancang untuk
setiap kolom struktur pada seluruh bangunan dan kombinasi pondasi
sarang laba-laba, sistem plat untuk bangunan perencanaan yang memiliki
beban besar. Sedangkan untuk bangunan struktural yang menghadap tepi
sungai menggunakan pondasi tipe
Bored Pileuntuk memberikan kekuatan
terhadap aliran arus sungai. Selain itu, memanfaatkan potensi air dengan
hokum Archimedes sebagai bangunan yang mengapung (floating
structure).
V . 10 Konsep Utilitas
V . 10. 1 Jaringan A ir Bersih
Dipilih 2 sistem penyediaan air bersih yaitu PDAM dan air permukaan
V . 10. 2 Jaringan air kotor
PDAM
Meteran Air
Ground Tank
Pompa
Water Tower
Distribusi Utama
Air
Permukaan
Pompa
Water
Treatment
Water
T
o
wer
Distribusi
Tambahan
Air hujan
Saluran drainase
Bak kontrol
Roil kota
peresapan
Menuju sungai
Skema Penyediaan dan Distribusi Air Bersih
(sumber :
analisis penulis
)Skema Penyaluran Drainase
(5)
V . 10. 3 Jaringan Listrik
V . 10. 4 Jaringan Komunikasi
PLN
Meteran listrik
genset
ATS
EM
Panel distribusi
Unit
Panel distribusi
Panel distribusi
Panel distribusi
Unit
Unit
Unit
TELKOM
PABX
Panel distribusi 1
Gedung pengelola
wartel
Panel distribusi 2
Skema Penyediaan dan Pendistribusian Telekomunikasi Skema Penyediaan dan Pendistribusian Daya Listrik
(sumber :
analisis penulis
)Air limbah dapur Bak control/ bak
perangkap lemak
Peresapan Riol kota
Skema Penyaluran Air Limbah Dapur
(sumber :
analisis penulis
)Air limbah KM/ Peturasan Peresapan
Skema Penyaluran Air Limbah KM/ Peturasan
(sumber :
analisis penulis
)Septic tank Peresapan
Air limbah WC
Skema Penyaluran Air Limbah KM
(6)
commit to user
V . 10. 5 Jaringan Penanggulangan Kebakaran
Penyediaan tabung pemadam kebakaran portable
V . 10. 6 Penangkal Petir
Skema Penangkal Petir (sumber : analisis penulis)
V . 11. 7 Jaringan Sampah
Penempatan tempat sampah atau box-box sampah harus menyebar keseluruh
tapak, dengan memperhatikan posisi yang mudah dijangkau, terlihat dan dekat
dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Sampah organik dapat dijadikan kompos bagi
vegetasi pada kawasan waterfront dan rest area tersebut.
Portable fire
extinguisher
system
kebakaran
Hidran pemadam
Organik Sampah dari
area aktifitas
Organik
TPA
Penampungan kompos Sampah dedaunan
Anorganik Penampungan
daur ulang
TPA
Skema Penanganan Sampah (sumber : analisis penulis) Skema Pemadaman Kebakaran
(sumber :