1. 1 Tinjauan Rencana Umum Tata Ruang Kota

commit to user 31 • Topografi Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian rata-rata 5 meter di atas permukaan air laut, hanya daerah-daerah tertentu yang letaknya lebih tinggi dari ketinggian rata-rata. Topografi di Kota Pekanbaru berdasarkan kelas kelerengan dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu 0 - 2 : merupakan wilayah yang datar 2 - 15 : landai sampai berombak 15 - 40 : berombak sampai bergelombang di atas 40 : bergelombang sampai berbukit Secara umum kondisi wilayah Kota Pekanbaru merupakan dataran rendah dengan kemiringan lereng 0 persen - 2 persen. Beberapa wilayah di bagian Utara dan Timur memiliki morfologi bergelombang dengan kemiringan di atas 40 persen. • Klimatologi Kota Pekanbaru pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 31,6 °C - 33,7 °C dan suhu minimum berkisar antara 22,1 °C - 23,3 °C. Kelembaban maksimum antara 94 - 96, kelembaban minimum antara 59 persen - 69 persen BPS Kota Pekanabru, 2003.

III. 1. 1 Tinjauan Rencana Umum Tata Ruang Kota

Berdasarkan RURTK Pekanbaru tahun 2007-2026, Kota Pekanbaru memiliki beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang perkembangan wilayah di masa yang akan datang. Tahapan ini berisi identifikasi potensi dan kendala yang ada serta rekomendasi yang ditetapkan untuk memberdayakan potensi dengan memberikan solusi bagi kendala yang dihadapi. commit to user 32 Tabel. 3.1 Identifikasi Potensi Kota Pekanbaru No A spek Potensi 1 Fisik Memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan antara 0 – 2 yang berarti sangat layak dalam pengembangan perkotaan Jenis tanah berupa alluvial endapan tanah liat dan asosiasi alluvial dengan pasir, mendukung bangunan ringan hingga sedang. Tanah jenis podsolik dan organosol memiliki kemampuan meloloskan air “ sedang – sangat cepat” , umumnya masih memiliki kemampuan mengendalikan genangan Keberadaan Sungai Siak yang multifungsi untuk kepentingan sumber air baku bagi PDA M Tirta Siak, drainase primer, dan sebagai media transportasi sungai. Terdapat beberapa potensi pertambangan antara lain : Kaolin, di daerah Kecamatan Sail Desa Kampung Jawa, perkiraan cadangan sebesar 12.000.000 m 3 , Tanah Urugan, di Kecamatan Tampan di Jalan Arengka, perkiraan cadangan sebesar 8.000.000 m 3 , Pasir Kuarsa, di Kecamatan Bukit Raya, perkiraan total cadangan sebesar 625.000 m 3 , Gas Alam, di Kecamatan Tenaya Raya dengan kapasitas 30 MMSCD. 2 Sosial Budaya Besarnya potensi sumber daya manusia perlu dikelola secara baik agar dapat menjadi subjek pembangunan yang handal Jumlah penduduk usia produktif 15 – 59 th sebagai potensi kependudukan sebesar 463.795 jiwa atau menempati jumlah 67,23 dari keseluruhan penduduk Kota Pekanbaru A rah kebijakan untuk menciptakan Kota Pekanbaru sebagai kota perdagangan dan kota industri yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk Kota Pekanbaru IPM Kota Pekanbaru pada tahun 2004 berada pada angka 75,6 yang merupakan angka tertinggi di Propinsi Riau dan di atas angka Propinsi Riau sebesar 72,2. Hal ini menunjukkan Kota Pekanbaru masih lebih baik dengan kabupaten lain di Propinsi Riau dalam pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakatnya. Mempertahankan, melestarikan, menghayati, mengamalkan serta menumbuhkembangkan budaya Melayu yang merupakan refleksi dari beradaban nilai-nilai luhur masyarakat Kota commit to user 33 Pekanbaru 3 Ekonomi PDRB Kota Pekanbaru sebesar Rp. 1.810.578,66 dalam jutaan atau Rp. 362.115,73 dalam jutaan per tahunnya dengan tingkat pertumbuhan rata – rata selama 5 tahun 2000 – 2004 tersebut sebesar 9,59 Terdapat trend peningkatan pembangunan ekonomi Kota Pekanbaru dimana sektor tersier LAG, Bangunan Konstruksi, PHR, Pengangkutan Komunikasi sangat dominan besaran dan perkembangannya. Kesejahteraan Masyarakat Kota Pekanbaru dengan indikator Pendapatan Per Kapita terus meningkat, bersama dengan Kabupaten Kuantan Singingi, Kota Pekanbaru termasuk daerah termaju di Propinsi Riau Keuangan IPM Kota Pekanbaru lebih tinggi daripada IPM Riau, walapun terjadi penurunan semasa krisis, saat ini mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan. Jenis komoditas ekspor masih didominasi oleh komoditas pertambangan dan perkebunan, dengan negara tujuan ekspor Kota Pekanbaru tersebar mulai Asia Timur, Asia Tenggara, dan Eropa Tujuan Utama : Cina 4 Tata Ruang Pada tahun 2006 lahan non terbangun sebesar 75,39 yang juga merupakan lahan cadangan bagi pengembangan Kota Pekanbaru pada masa yang akan datang Berkembangnya Kota Pekanbaru ke arah pinggiran luar pusat kota akan terbentuk pusat pelayanan baru atau semakin memantapkan fungsi dan peranan pusat pelayanan yang telah ada sebelumnya Telah tersedia nya sarana dan prasarana bagi penduduk dalam melaksanakan aktivitas hidupnya yang lokasinya tersebar di setiap kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru Sistem transportasi yang telah berkembang sarana maupun prasarananya Bentuk arsitektural kawasan yang mengandung unsur Melayu khususnya pada bangunan – bangunan pemerintahan dan tentunya akan menjadi ciri khas Kota Pekanbaru terhadap kota – kota lainnya di Indonesia Telah terdapatnya ruang terbuka hijau di sepanjang jalan dan segenap penjuru kota W ilayah-wilayah di sepanjang aliran sungai ini sempadan bantaran sungai dapat dijadikan sebagai kawasan konservasi dan jalur hijau melalui penghijauan lingkungan dan penanaman tanaman keindahan commit to user 34 Selain potensi tersebut di atas, teridentifikasi pula adanya masalah yang dapat menghambat upaya pengembangan Kota Pekanbaru. Adapun masalah yang ada di Kota Pekanbaru seperti yang dijabarkan berikut ini. Tabel. 3.2 Identifikasi masalah Kota Pekanbaru No A spek M asalah 1 Fisik Lahan-lahan kemiringan hingga 40 merupakan daerah budidaya terbatas sehingga setiap pembangunan fisik dilakukan dengan pertimbangan urgensi kegiatan yang akan dikembangkan. Disamping beresiko terhadap kemungkinan gerakan tanah, pembangunan pada kawasan ini pun memiliki cost yang cukup tinggi Jenis tanah organosol pasir berlempung mudah tercuci atau tergerus aliran air tererosi. Hal ini disebabkan, kandungan pasir yang tinggi akan mempermudah partikel tanah mudah lepas. Upaya menahan kerusakan lahan pada jenis tanah ini perlu dilakukan dengan penutupan vegetasi di atasnya Terdapat beberapa daerah yang rawan terhadap goncangan gempa karena dilewati atau berdekatan dengan sumber gempa. Berdasarkan standar MMI Modified Marcally Intensity, tingkat goncangan gempa yang bisa terasa di wilayah Kota Pekanbaru berkisar antara skala IV sampai V 2 Kependudukan Pertumbuhan jumlah penduduk kota tidak sebanding dengan pertumbuhan industrialisasi mengakibatkan kesempatan kerja terbatas dan berakibat bertambahnya pengangguran di perkotaan yang akhirnya menjadi beban kota. Penyediaan lapangan pekerjaan dan fasilitas pelayanan publik sebagai daya dukung penduduk hendaknya direncanakan . Distribusi penduduk yang tidak merata, dimana daerah Selatan Sungai Siak mempunyai densitas penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan daerah Utara. Faktor migrasi seringkali dihadapkan pada kendala dan sukar untuk mengaturnya, padahal faktor pendorong dan pendukung di Pekanbaru sebagai ibu kota Propinsi Riau tentu ‘sangat menjanjikan’. Akibatnya mulai munculnya daerah kumuh, munculnya kantong-kantong kemiskinan, tindakan kriminal, penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, penggunaan lahan yang ilegal. commit to user 35 Angka kemiskinan di Kota Pekanbaru sebesar 76.841 jiwa Data rujukan dari Dinas Sosial, Pekanbaru Dalam Angka, tahun 2004. Angka kemiskinan ini akan lebih besar lagi jika rumah tidak layak huni masing-masing memiliki 3 jiwa, yang berarti sebesar 107.250 jiwa masuk dalam katagori miskin. 3 Ekonomi Sebagian besar penduduk masih berada di bawah rata-rata dalam hal Kualitas SDM. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang diharapkan dapat menjadi penggerak utama untuk mengembangkan sektor perekonomian daerah secara optimal 4 Tata Ruang Kondisi tanah yang berbukit, bergambut dan sukarnya mendapatkan air tanah di daerah Utara menyebabkan lambatnya perkembangan. Kondisi topografi yang relatif datar pada daerah Selatan dan Barat menyebabkan daerah ini menjadi “ target” tujuan penduduk dalam perkembangan kota dengan penyediaan perumahan – perumahan baru oleh developer maupun individu. Perkembangan kota terkonsentrasi di pusat kota dan sepanjang jalan utama dengan tipe bangunan yang hampir sama membuat Kota Pekanbaru menjadi kurang menarik dan terkesan monoton. M asih kurangnya ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru sehingga terkesan kurang mampu dalam mengimbangi kondisi iklimsuhu Pekanbaru yang begitu panas Drainase yang ada pada saat ini belum menunjukkan kinerja optimal dimana masih terdapat beberapa titik genangan air, sehingga drainase yang telah ada perlu dikondisikan lebih lanjut • Strategi Pengembangan Struktur Ruang W ilayah Kota Strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kota Pekanbaru sesuai dengan skenario pengembangan kota dengan banyak pusat multiple nuclei , dimana pusat pertumbuhan baru akan disebarkan pengembangannya melalui stimulasi dan akselerasi pembangunan sektor-sektor potensial yang dapat memperkecil kepincangan perkembangan antar kawasan. Untuk mengarahkan pembangunan commit to user 36 wilayah sesuai dengan yang diinginkan, maka strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut : • Pemantapan struktur kota Struktur kota yang akan dikembangkan diarahkan pada pemantapan struktur yang sudah ditetapkan dalam RUTRK Kota Pekanbaru 1991-2015. Pemantapan struktur tersebut dilakukan dengan penambahan dan penyempurnaan fungsi masing-masing Wilayah Pengembangan WP sesuai dengan kecenderungan yang terjadi dan arahan serta proyeksi perkembangan yang diharapkan. Arahan fungsi masing-masing WP adalah sebagai berikut : W P-I – Pusat Kota dengan fungsi utama : a Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa Kepadatan Tinggi; b Pusat Kegiatan Jasa Perkantoran Lokal, Regional dan Internasional: c Pusat Kegiatan Pemerintahan Provinsi; d Permukiman Kepadatan Tinggi; W P-II dengan fungsi utama : a Pusat Kegiatan Olahraga; b Pendidikan; c Permukiman; d Pusat Kegiatan Industri Kecil; e Perdagangan; f Kawasan Lindung W P-III dengan fungsi utama : a Kawasan Lindung ; b Permukiman; c Pusat Kegiatan Pariwisata; d Industri; e Pergudangan. Gambar 3.3 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru sumber : RUTRK Pekanbaru 2007-2026 commit to user 37 W P-IV dengan fungsi utama : a Permukiman; b Pusat Kegiatan Industri; c Pendidikan; d Pusat Kegiatan Pergudangan; e Perdagangan; f Pusat Kegiatan Pemerintahan; g Rekreasi. W P-V dengan fungsi utama : a Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi; b Permukiman; c Pusat Kegiatan Industri Kecil; d Perkantoran; e Pemerintahan; f Perdagangan. • Pengembangan kawasan strategis kota kawasan Strategis Kota adalah w ilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Untuk mendorong dan mengarahkan perkembangan struktur ruang wilayah Kota Pekanbaru perlu ditetapkan dan diprioritaskan pengembangan beberapa Kawasan Strategis Kota, yaitu : a Kawasan W ater Front City Sepanjang Sungai Siak termasuk Kawasan M andiri Payung Sekaki Gambar 3.4 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru sumber : RUTRK Pekanbaru 2007-2026 commit to user 38 Pengembangan kawasan memiliki pengaruh penting dalam optimalisasi Sungai Siak sebagai jalur transportasi sungai, sumber air baku untuk pengolahan air bersih, dan badan penerima drainase kota. Pengembangan kawasan akan mendorong perkembangan sektor pariwisata, perdagangan dan jasa, permukiman perkotaan dan rekreasi. b Kawasan Industri Tenayan seluas 2.000 Ha c Kawasan Danau Buatan Limbungan d Kawasan Bandar Raya Payung Sekaki seluas 150 Ha e Kawasan Lindung di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir • Kawasan hijau rekreasi Suatu kawasan rekreasi idealnya memenuhi krietria sebagai berikut : a. Memiliki potensi alam atau artifisial buatan yang spesifik dan mampu memberikan daya-tarik bagi wisatawan. b. Memiliki aksesibilitas yang baik terhadap kawasan sekitarnya. c. Tidak berdampingan dengan kawasan-kawasan yang berpotensi mengurangi kenyamanan seperti kawasan industri, kawasan terminal, dan lain-lain. d. Dilengkapi dengan fasilitas dan prasarana pendukung seperti ruang terbuka hijau, taman, alat transportasi lokal, tempat bermain, dan lain-lain.

III. 1. 2 Kondisi dan Peranan Sungai Siak Bagi M asyarakat