2 fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. 3
Setiap Kelompok Jabatan Fungsional tersebut pada ayat 1, dipimpin oleh Tenaga
4 Fungsional Senior yang dihunjuk.
5 Jumlah tenaga fungsional tersebut pada ayat 1, ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. 6
Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut pada ayat 1, diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
E. Jaringan Kegiatan
Badan Pengelola Keuangan Daerah BPKD Kota Medan Secara umum tujuan didirikannya adalah untuk dapat mewujudkan sumber daya aparatur pemerintahan
kota medan yang profesional, berwawasan manajemen pengelolaan keungan yang sistematis, efisien dan efektif. BPKD Kota Medan berorientasi kepada pelayanan
mutu dalam mengelola data keungan daerah dan menciptakan aparatur pemerintah yang berwawasan dan berpengalaman.
Dengan menghasilkan aparatur pemerintah yang berwawasan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi aparatur diberbagai SKPD dan meningkatkan motivasi
PNS untuk meningkatkan karier, dan dapat menyediakan data keungan daerah dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
F. Kinerja Terkini
Kinerja terkini yang dilakukan pada BPKD Kota Medan, yaitu Pendampingan Penatausahaan Keuangan SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Medan untuk
meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan SKPD tahun anggaran 2014 dengan menggunakan aplikasi SIMDA Sistem Informasi Manajemen dan
Keuangan Daerah.
G. Rencana UsahaKegiatan
Rencana kerja Badan Pengelola Keuangan Daerah BPKD Kota Medan, yaitu: 1.
Program pelayanan administrasi perkantoran 2.
Program peningkatan sarana dan pra sarana aparatur 3.
Program peningkatan disiplin aparatur 4.
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
5. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keungan daerah
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH BPKD KOTA MEDAN
Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan memperkerjakan orang yang disebut pegawai atau buruh, secara umum disebut karyawan.Dalam hal ini pegawai, buruh
ataupun karyawan tersebut menjual jasa tenaga yang dipunyainya untuk mendapatkan imbalan yang disebut gaji atau upah.Perusahaan yang
memperkerjakan orang-orang tersebut, disebut sebagai majikan atau pemberi kerja. Sebagai Pemberi kerja, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk
membayar gaji atau upah sebagai imbalan atas tenaga kerja yang telah ia manfaatkan, motong gaji atau upah dan menanggung iuran-iuran yang ditetapkan
pemerintah sebagai akibat hubungan kerja tersebut, misalnya iuran untuk akses, memotong dari gaji atau upah yang dibayarkan kepada pegawai atau buruhnya,
pajak penghasilan yang dikenakan atas gaji dan upah tersebut dan kemudian menyetorkannya ke kas Negara.
A. Pengertian Gaji dan Upah