Deinisi Agama Kelas VII Konghucu BS

4 Kelas VII SMP Edisi Revisi

A. Deinisi Agama

Tidaklah mudah untuk dapat menjawab pertanyaan “apakah agama itu?” Membuat deinisi agama yang bersifat universal dan diterima oleh semua pihak, bukanlah sesuatu yang mudah. Sebuah deinisi agama pasti tidak luput dari kritik oleh penganut agama tertentu dari suatu kepercayaan keagamaan. Deinisi yang dibuat cenderung menurut kerangka keyakinan dan pemahaman agama yang dianut oleh si pembuat deinisi. Kata agama itu ditangkap dan dipahami oleh para penganutnya secara sangat subjektif, hingga sebenarnya agama adalah sesuatu untuk diamalkan dan dihayati, bukan untuk dideinisikan. Setiap agama memiliki pemahaman sendiri yang khas dan bersifat intern, tetapi kita tetap saja perlu mempunyai suatu nama yang dapat dipakai bersama sebagai releksi. Setiap agama mempunyai pemahaman sendiri tentang agama, nabi, ilsafat, iman, dan sebagainya. Kalaulah ada perbedaan itu wajar karena dalam agama yang sama pun pengertian suatu istilah dapat ditafsirkan berbeda-beda. Menurut Karls Jaspers, “Esensi dari setiap agama adalah relasi antara yang propan manusia dengan yang baqa Tuhan.” Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwadaminta mendeinisikan agama sebagai “kepercayaan kepada Tuhan Dewa dan sebagainya serta dengan cara menghormati dan kewajiban-kewajiban terhadap kepercayaan itu.” Agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakininya. Oleh karena itu, kebebasan beragama merupakan hak yang paling asasi di antara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hak kebebasan beragama bukan merupakan pemberian negara atau pemberian golongan. 5 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Di dalam bahasa Zhonghoa Han YuZhong Wen, kata agama ditulis dengan istilah Jiao. Kata Jiao jika ditelaah lebih jauh dari etimologi huruf, Jiao tersebut terdiri dari dua suku kata, yaitu: Xiao dan Wen sehingga kata Jiao agama dapat diartikan: “ajaran tentang Xiao” atau “ajaran tentang memuliakan hubungan.” Jadi, ajaran laku bakti Xiao mengandung arti bahwa kita manusia harus berbakti memuliakan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa Tian sebagai Khalik Pencipta, memuliakan hubungan dengan lingkunganalam Di sebagai sarana hidup, dan memuliakan hubungan dengan manusia Ren sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan. Di dalam hubungan dengan sesama manusia,kita mengenal konsepsi Wu Lun yang mesti dijalani oleh setiap manusia, seperti tersurat di dalam Kitab Zhongyong Bab XIX: 8. Xiao berdasarkan karakter huruf mengandung arti: “yang lebih mudaanak mendukung yang lebih tuaorang tua. Secara imani dapat diartikan ”memuliakan hubungan.” Lao artinya: Tua yang lebih tua Zi artinya: anak yang lebih muda Wen artinya: ajaran Memuliakan hubungan yang dimaksud adalah: 1. Hubungan dengan TianTuhan, sebagai Pencipta 2. Hubungan dengan DiAlam, sebagai sarana 3. Hubungan dengan RenManusia, sebagai sesama Xiao : Bakti Jiao : Agama 老 子 文 教 孝 6 Kelas VII SMP Edisi Revisi “Adapun Jalan Suci yang harus ditempuh manusia di dunia ini mempunyai lima perkara dan tiga pusaka di dalam menjalankannya, yakni: 1. Hubungan Raja dan Menteri atasan dan bawahan; 2. Orangtua dan Anak; 3. Suami dan Isteri; 4. Kakak dan Adik; dan 5. Teman dan Sahabat. “Lima perkara inilah Jalan Suci yang harus ditempuh manusia di dunia. Kebijaksanaan Zhi, Cinta Kasih Ren, dan Berani Yong, Tiga Pusaka inilah Kebajikan yang harus ditempuh manusia, maka yang hendak menjalani harus satu tekadnya.” Dari pengertian-pengertian tersebut, selanjutnya dikenal pula beberapa istilah untuk menyebutkan agama, sebagai berikut; Kong Jiao = agama Khonghucu Dao Jiao = agama Tao Fo Jiao = agama Buddha Hui Jiao = agama Islam Ji Du Jiao = agama Kristen Tian Zhu Jiao = agama Katholik

B. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Agama