Konsep Waste Reduction GREEN PRODUCTIVITY

Penggunaan bahan yang lebih sedikit atau tidak berbahaya untuk pembuatan produk dan jasa dapat menggurangi atau bahkan menghilangkan limbah. c. Memodifikasi proses atau teknologi dalam sistem Memodifikasi proses atau teknologi dalam sistem dapat mengurangi limbah yang ditimbulkan oleh perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan pengubahan proses produksi, pengubahan penempatan atau layout peralatan, mengganti peralatan yang ada saat ini dengan peralatan sejenis yang lebih efisien, atau dengan otomatisasi proses produksi. d. Pengurangan konsentrasi limbah Reduksi limbah juga dapat dilakukan dengan penggunaan peralatan seperti filter atau sludge dryer untuk mengurangi konsentrasi limbah dalam air sekaligus jumlah dan beratnya. e. Penggunaan kembali, daur ulang atau pemulihan Material yang dapat dipulihkan dapat digunakan kembali, seperti misalnya larutan yang sudah didestilasi atau disaring. Selain itu daur ulang material dapat juga mengurangi limbah yang timbul, misalnya daur ulang kertas. Adapun langkah-langkah untuk mereduksi limbah SHWEC adalah : 1. Mendapatkan dukungan dari top manajemen. 2. Mengkomunikasikan rencana secara tertulis dan lisan kepada karyawan. 3. Menggambarkan proses untuk mengetahui sumber limbah. 4. Menentukan peluang potensial pengurangan limbah. 5. Menghitung biaya yang timbul akibat adanya limbah saat ini dan membangun sistem pembebabanan biaya akibat limbah tersebut secara proporsional untuk departemen pengahasil limbah tersebut. 6. Memilih alternatif terbaik dan melaksanakannya. 7. Mengevaluasi program pengurangan limbah tersebut. 8. Memelihara dan mengembangkan terus menerus program pengurangan limbah tersebut.

7.6 Karakter Limbah Rumah Sakit

Limbah rumah sakit menurut Satmoko Wicaksono 2001, terbagi menajdi dua bagian, yaitu sampah klinis dan sampah non- klinis, baik cair maupun padat. Sampah atau limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius, berbahaya atau dapat membahayakan, kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Sedangkan limbah non-klinis atau non-medis dapat berupa kertas-kertas, plastik, sayur, botol dan lainnya yang merupakan sampah umum dan tidak berbahaya, tidak infeksius dan tidak beracun. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Limbah benda tajam Limbah benda tajam adalah limbah berupa benda yang memiliki sudut atau sisi yang tajam yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravrna, pipet pasteur, pecahan gelas dan pisau bedah. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif. 2. Limbah infeksius Limbah infeksius mencakup pengertian limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular perawatan intensif dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan. 3. Limbah jaringan tubuh Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedaan atau otopsi. 4. Limbah sitotoksik Limbah sitotoksik ialah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tidakan terapi sitotoksik terapi kanker. 5. Limbah farmasi Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obatan kadaluarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang oleh pasien atau masyarakat, ataupun obat yang terbuang selama proses produksi. 6. Limbah kimia