18
tahap ini peserta didik telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi.
2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI
2.1.5.3 Pengertian PMRI
Pendidikan Matematika Realistik
Realistic Mathematics Education
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran Matematika di Belanda. Kata “realistik” sering disalah artikan sebagai “re
al-
word”, yang berarti dunia nyata. Penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “
zich realiseren
” yang memiliki arti “untuk dibayangkan” atau “to imagine” Van den Heuvel-Panhuizen dalam Wijaya, 2012: 20.
Menurut Van den Heuvel-Panhuizen, penggunaan kata “realistik” tersebut tidak hanya menunjukkan adanya koneksi
dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan situasi yang dapat
dibayangkan oleh siswa.
2.1.5.4 Karakteristik PMRI
Treffers 1987 dalam Wijaya, 2012: 21 merumuskan lima karakteristik
Pendidikan Matematika Realistik, yaitu:
1. Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran Matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata,
tetapi dapat dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain yang bermakna dan dapat dibayangkan oleh siswa.
19
2. Penggunaan model
Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan dari pengetahuan dan Matematika konkret menuju pengetahuan Matematika tingkat formal. Model
merupakan suatu alat “vertikal” dalam Matematika yang tidak bisa dilepaskan dari proses matematisasi karena model adalah tahapan proses transisi level
informal menuju level Matematika formal. 3.
Kontruksi siswa Siswa memiliki kebebasan dalam mengembangkan strategi pemecahan
masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan
pengembangan konsep Matematika. 4.
Interaktivitas Pemanfaatan
interaksi dalam
pembelajaran Matematika
dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara simultan.
Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna saat siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka.
5. Keterkaitan
Pendidikan Matematika Realistik menempatkan keterkaitan antar konsep Matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran Matematika diharapkan dapat mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep
Matematika secara bersamaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.1.6 Buku Ajar