19
2.1.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Kuntoro 2007 yang berjudul Kontribusi Perfeksionime Siswa Dan Persepsi Siswa Terhadap Pola Asuh Orang
Tua Siswa Dan Karakteristik Guru Pada Kecemasan Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
yang positif antara kecemasan matematika dengan perfeksionisme seseorang yang mempunyai keyakinan atau anggapan bahwa orang disekitarnya mempunyai
standar yang tinggi terhadap perilaku dirinya dan mengharapkan dirinya sempurna, dimana anggapan itu belum tentu benar. Selain itu, hasil penelitian ini
juga menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecemasan matematika dengan dimensi dari perfeksionisme yaitu seseorang yang
meletakkan standard tinggi untuk dirinya sendiri. Hasil penelitian ini juga menjelaskan kenyataan yang terjadi di lapangan, mengapa siswa seringkali
menolak untuk mengerjakan soal matematika yang ditugaskan kepadanya di papan tulis walaupun mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan soal-
soal tersebut. Bahkan mereka yang telah berhasil mengerjakan soal tersebut di buku latihan pun merasa cemas dan menolak ketika diminta mengerjakannya di
papan tulis sebagai contoh bagi siswa lainnya. Jika ditanya mengapa, mereka menganggap bahwa penyelesaian yang mereka buat tidak cukup sempurna untuk
dijadikan contoh. Kedua, dilakukan oleh Widyaningrum, 2011 yang berjudul Hubungan
antara kecemasan menjelang ujian nasional dengan prestasi belajar siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk menguji
hubungan antara kecemasan menjelang ujian nasional dengan prestasi belajar
20
siswa SMP. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Kanisius Muntilan sebanyak 48 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa
skala kecemasan yang terdiri dari 36 item dengan reliabilitas sebesar 0,947 dan nilai ujian nasional.
Gangguan pada emosi anak akan berpengaruh jelek pula pada prestasi belajar siswa, daya tangkap maupun daya ingat akan menurun, keragu-raguan dan
kecemasan selalu melanda diri anak, apabila individu disibukkan oleh kecemasan bahwa akan gagal dalam ujian yang sedang dihadapi, perhatian individu untuk
menyusun jawaban akan berkurang, setara dengan besarnya kekhawatiran. Orang yang cemas lebih mudah gagal sekalipun memiliki skor tinggi dalam tes-tes
kecerdasan. Kecemasan juga menghambat kinerja akademis. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara
kecemasan menjelang ujian nasional dengan prestasi belajar siswa SMP. Penelitian yang ketiga merupakan studi Literatur oleh Ahmad yang
ber judul “Pembelajaran Kooperatif dalam mengatasi kecemasan matematika dan
mengembangkan self efficacy matematika siswa SD ”. Penelitian ini dilakukan
karena dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa di Indonesia belum memuaskan. Beberapa hal yang mempengaruhi hal ini
adalah adanya kecemasan matematika dan self efficacy matematis pada diri siswa. Kecemasan matematika merupakan salah satu hambatan utama dalam
perkembangan pengetahuan seseorang. Tingkat kecemasan siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai., apabila individu mampu
mengorganisasikan kecemasannya maka individu tersebut akan mengoptimalkan kemampuannya termasuk pencapian prestasi belajar yang optimal. Hal ini
21
dikarenakan kecemasan dengan intensitas wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apaila intensitasnya berlebih dan bersifat negative
akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik dan psikis seseorang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SD umumnya memiliki pandangan positif terhadap matematika, namun kecemasan mereka terhadap
matematika meningkat ketika mereka memasuki SMP dan SMA. Dengan timbulnya kecemasan terhadap matematika maka guru berusah untuk mengurangi
kecemasan dengan menerapkan satu model pembelajaran yang disebut dengan pembelajaran Kooperatif. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
kecemasan ini memberikan dampak negatif pada diri siswa. Berdasarkan studi literature penelitian tentang kecemasan matematika
pada siswa, peneliti ingin memberikan pandangan yang baru dalam dunia penelitian khususnya apa yang menyebabkan siswa mengalami kecemasan dalam
belajar matematika dengan menggunakan penelitian kualitatif metode grounded theory. Dalam penelitian ini, peneliti menjadi instrument penelitian yang paling
utama. Peneliti mengamati secara langsung hal-hal yang muncul dalam diri siswa selama melaksanakan proses pembelajaran matematika. Penelitian ini memiliki
keistimewaan yaitu membantu memberikan informasi, wawasan dan pengetahuan yang baru bagi para orangtua dan para guru untuk menemukan faktor-faktor yang
menyebabkan siswa mengalami kecemasan dalam belajar matematika. Selain itu juga, peneliti melakukan wawancara langsung dengan orangtua dan juga guru-
guru yang mendampingi partisipan dalam belajar matematika. Dalam penelitian terdahulu, orangtua tidak dilibatkan dalam penelitian. Kaitan dari hasil penelitian
22
sebelumnya dengan apa yang diteliti oleh peneliti akan dijelaskan melalui bagan pada gambar 2.1
2.1 Bagan Penelitian yang Relevan