Waktu Penelitian Tempat Penelitian

29 Alasan peneliti menggunakan metode Grounded Theory karena permasalahan yang diteliti sangat kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial yang kompleks, dinamis dan belum jelas problemnya tersebut dijaring dengan penelitian kuantitatif. Selain itu penggunaan metode ini peneliti maksudkan untuk memahami secara mendalam persoalan anak yang mengalami kecemasan dalam belajar matematika. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apa yang menyebabkan siswa mengalami kecemasan dalam belajar matematika di SD Maju dengan cara melakukan pendataan melalui wawancara tidak terstruktur, observasi partisipan, dan dokumentasi yang relevan dengan judul yang berkaitan dengan penelitian, yaitu apa yang menyebabkan siswa mengalami kecemasan dalam belajar matematika di SD Maju. Pada penelitian ini, peneliti berusaha menemukan penyebab siswa mengalami kecemasan dalam belajar matematika.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di lapangan selama kurang lebih empat bulan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.1. Penelitian di lapangan dilaksanakan sejak tanggal 05 Desember 2016-24 Maret 2017. 30 Gambar 3.1 Tabel jadwal penelitian No Jenis Kegiatan 12 01 02 03 04 05 06 1. Observasi Keadaan lapangan 2. Pengumpulan Data 3. Penyusunan Proposal 4. Pengecekan Data dan Informasi 5. Pengolahan Data 6. Menyusun Laporan 7. Ujian Skripsi

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian tentang penyebab terjadinya kecemasan matematika dalam diri siswa ini dilaksanakan terhadap siswa kelas V SD Maju. Tentang sekolah ini dapat diterangkan dengan dua bagian penting; letak sekolah dan profil sekolah secara umum. SD Maju terletak di sebuah desa yang berada di Yogyakarta. SD Maju berbatasan sebagai berikut: Di sebelah Utara SD berbatasan dengan TK Maju, di sebelah barat terdapat indomart, dan di sebelah Timur terdapat bank BRI. Lokasi SD Maju ini sangat strategis karena berada di pinggir jalan yang mempermudah akses siswa menempuh sekolah ini. Sekolah sendiri sudah berusia 93 sembilanpuluh tiga tahun. Sekolah tertata rapi dengan tamannya yang asri dengan pepohonan yang menyejukkan. Gedung sekolah ini termasuk salah satu gedung cagar budaya. 31 SD Maju memiliki 12 kelas paralel. Sekolah ini termasuk sekolah yang diminati oleh masyarakat setempat. Bahkan ada beberapa keluarga yang mengaku bahwa keluarganya bersekolah di SD Maju turun temurun. Jumlah siswa dari tahun ke tahun masih stabil dan seleksi untuk masuk ke sekolah ini pun dilakukan secara ketat. Sarana dan prasarana sekolah sudah termasuk lengkap: ruang komputer yang memadai, ruang Usaha Kesehatan Sekolah UKS, ruang perpustakaan yang nyaman, ruang doa, kantin, dan toilet yang bersih. Ruang perpustakaan SD Maju berisi koleksi buku-buku cerita anak yang cukup lengkap. Selain itu, untuk buku-buku pelajaran setiap ruang kelas memiliki perpustakaan sendiri. SD Maju terakreditasi A. Keramahan dan kepedulian di bangun di sekolah ini dengan sangat baik. Hal itu disebut sebagai tiga budaya S yaitu “Senyum, Sapa dan Salam”. Guru-guru SD Maju dikenal sebagai sekolah yang memiliki guru yang ramah. Selain itu para guru juga membudayakan pola kelestarian lingkungan dengan mengajarkan kepada siswa perlunya pemisahan sampah organik dan non organik. Latar belakang keluarga siswa SD Maju ini pada umumnya berasal dari kalangan menengah ke atas. Dengan fasilitasnya yang cukup lengkap sekolah juga mengharuskan siswanya memiliki nilai akhir minimal 2,75. Hal itu mendorong semua pemangku kepentingan di sekolah memberikan yang terbaik demi kemajuan siswa, bila perlu membuat les tambahan di sekolah atau menganjurkan orang tua murid untuk memberikan les tambahan bagi anaknya di tempat les di luar sekolah. Pada umumnya orangtua memilih untuk menyertakan anaknya pada les tambahan yang diselenggarakan oleh sekolah. Alasannya adalah karena 32 menurut mereka les tambahan yang diselenggarakan oleh sekolah lebih memudahkan siswa untuk memahami materi tertentu, karena ada kesinambungan antara guru dengan siswa. Siswa dapat mengulang kembali materi pelajaran yang belum mereka pahami. Les tambahan ini dilaksanakan sesudah pihak sekolah dalam hal ini guru mata pelajaran melaksanakan kesepakatan dengan orangtua siswa. Sudah banyak prestasi ditorehkan oleh para siswa dari sekolah ini. Diantaranya adalah: lomba menulis hingga tingkat nasional dan menerima hadiah langsung dari presiden, lomba UKS, paduan suara tingkat provinsi, lomba karawitan tingkat kabupaten, lomba futsal tingkat kabupaten, story telling tingkat provinsi, dan lomba ilmu sains matematika tingkat kabupaten.

3.2.3 Partisipan Penelitian