Gomez dan Yap 1988 menjelaskan tingginya tutupan karang keras merupakan karang yang sehat diikuti dengan keragaman jenis karang. Karang
keras yang dijumpai di stasiun 1 - 10 meliputi jenis Acropora branching, Acropora tabulate
, Acropora submassive, Acropora digitate, Coral branching, Coral encrusting
, Coral foliose, Coral massive, Mushrom coral dan Coral mellepora
. Secara umum dapat dilihat bahwa karang dan biota yang ada di Stasiun 2, stasiun 3, stasiun 5, stasiun 6, stasiun 8, stasiun 10 dikategorikan baik dan
kategori sedang terdapat pada stasiun 4, stasiun 7 dan stasiun 9 Lampiran 2.
3. Pulau Kadatua
Hasil penelitian penutupan substrat dasar pada 5 stasiun di Pulau Kadatua dengan kedalaman antara 3 – 10 meter. Berdasarkan pengamatan persentase
penutupan terumbu karang hidup tertinggi pada stasiun 3 sebesar 47.86 dan terkecil pada stasiun 2 sebesar 13.01. Komposisi penutupan substrat dasar di
perairan Pulau Kadatua merupakan daerah dengan penutupan karang hidup rendah sampai sedang Tabel 16.
Tabel 16 . Persentase penutupan karang hidup di Pulau Kadatua Stasiun
Karang Keras
Karang lunak Persentase
Penutupan Kategori
Kondisi 1
36.66 1.33
37.99 Sedang
2 13.01
0.00 13.01
Buruk 3
43.53 4.33
47.86 Sedang
4 36.82
0.00 36.82
Sedang 5
29.34 1.67
31.01 Sedang
Penutupan karang hidup pada stasiun 1 sebesar 37.99 yang terdiri dari Acropora branching ACB
21.33, Acropora digitake ACD 1.83, coral branching
CD 1.17, coral encrusting CE 8.00, coral foliose CF 2.00, coral massive
CM 2.33 dan soft coral SC 1.33 lifeform yang lain kategori Dead coral
DC and Dead coral With Algae DCA 37.67. Biota lain 6.67, sand
S 14.00 dan rubble R 3.67. Stasiun 2 penutupan karang sangat kecil yaitu 13.01 yang terdiri dari
coral branching CB 10.17, coral encrusting CE 0.670, coral massive
CM 1.50, coral submassive CS 0.67 sedangkan pasir sand sebesar 83.00 dan Dead coral 4.00. Stasiun 3 penutupan karang hidup sebesar
47.86 . Penutupan karang hidup paling tinggi di stasiun 3 memiliki persentase Acropora branching
ACB 15.33, Acropora submassive ACS 1.33, Acropora digitake
ACD 1.67, Acropora tabulate ACT 8.67, coral encrusting CE
1.00, coral massive CM 15.53 dan soft coral SC 4.33. kategori lifeform lain pada stasiun 3 adalah Sand S 20.47, Rubble R 3.67
dan Dead coral DC and Dead coral With Algae DCA 28.00 lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Persentase tutupan untuk masing-masing kategori habitat dasar Pulau Kadatua
Stasiun 4 dengan persentase penutupan karang hidup 36.82 yang terdiri dari Acropora branching
ACB 10.33, Coral branching CB 10.33 coral encrusting
CE 2.00, coral foliose CF 2.33 dan Coral massive CM 11.83 . Kategori lain lifeform adalah Dead coral DC and Dead coral With
Algae DCA 35.33, Sand S 25.17 dan Rubble R 2.67. Stasiun 5 dengan
penutupan karang hidup 35.33 terdiri dari Acropora 7.00, Non acropora 22.34 dan Soft coral 1.67. Hasil analisa lifeform yang lain pada stasiun 5 di
jumpai karang mati yang belum ditumbuhi algae Dead coral 33.67, sand 22.33 dan patahan karang Rubble 13.00 Gambar 12.
Hasil yang didapat pada lokasi penelitian tipe terumbu karang di perairan sekitar Pulau Liwutongkidi, Pulau Kadatua dan Pulau siompu adalah terumbu
karang tepi fringing reef. Bentuk dasar koloni karang lengkap, yaitu karang masif massive, bercabang branching, mengerak encrusting, dan lembaran
foliaceous. Jenis dan jumlah lifeform khususnya yang mempunyai bentuk koloni bercabang dan masif cukup tinggi sehingga sangat mendukung kehidupan
organisme laut. Persen penutupan karang hidup pada daerah rataan terumbu karang umumnya kondisinya sedang sampai baik bahkan pada beberapa stasiun
pengamatan kondisinya dalam kategori baik. Keberadaan terumbu karang dapat juga mempengaruhi keberadaan ikan karang semakin beragam bentuk
pertumbuhan karang maka kekayaan jenis dan kelimpahan spesies ikan karang akan semakin tinggi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa ekosistem terumbu
karang yang ada di sekitar ketiga pulau lokasi penelitian masih sangat mendukung kehidupan organisme yang berasosiasi di dalamnya.
Lokasi penelitian secara keseluruhan terdapat 7 stasiun yang dikategorikan baik, 10 stasiun kategori sedang dan 3 stasiun di kategorikan buruk. Persentase
yang ekstrim yang terjadi pada perairan Liwutongkidi stasiun 1 patahan karang rubble mencapai 75.83. Kerusakan karang ini terjadi karena aktifitas
penangkapan ikan tidak ramah lingkungan dengan menggunakan bom, penanaman bubu diatas karang untuk kepentingan ekonomi sesaat tanpa memperhatikan
kehidupan jangka panjang Souter 2000. Kerusakan terumbu karang juga disebabkan oleh jangkar kapal nelayan terutama di pulau Liwutongkidi dan Pulau
Siompu. Selama pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian tidak di temukan bintang seribu Acanthaster planci sebagai predator terbesar karang,
sehinggu kematian karang ini sebagian besar dikarenakan kegiatan penangkapan ikan karang oleh nelayan.
Sedangkan 2 stasiun merupakan hamparan pasir dan tidak terdapat karang.
5.3. Komunitas Ikan Karang
Hasil pengamatan yang dilakukan dengan visual sensus ikan karang pada stasiun pengamatan di 3 lokasi pada posisi yang sama dalam identifikasi karang.
Dari seluruh stasiun pengamatan komunitas ikan karang dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok ikan target yang biasa disebut dengan
nama ikan ekonomis penting atau ikan konsumsi, kelompok ikan indikator merupkan ikan yang erat hubungannnya dengan keseburun terumbu karang dan
ikan lain atau biasa disebut ikan mayor dan banyak dijadikan sebagai ikan hias. Hasil sensus kelompok ikan karang menurut family, spesies dan jumlah
individu di kawasan konservasi Pulau Siompu, Pulau liwutongkidi dan Pulau
Kadatua. Jumlah total ikan yang teramati di semua stasiun pengamatan menunjukan jumlah family sebanyak 436, dari pengelompokan menurut jenis
sebanyak 1,081 dan total individu sebanyak 5,871 Lampiran 3, 4, 5 dan 6 . Hasil pengamatan sensus visual ikan karang di perairan pulau Siompu
dilakukan pada 5 titik stasiun menunjukkan jumlah ikan yang diperoleh untuk semua stasiun adalah 1,433 individu dari 137 spesies dan 44 family kemudian
dikelompokan menurut kelompok . Kelompok ikan mayor yang banyak di jumpai pada semua stasiun adalah family Pomacentridae sebanyak 380 ekor dari 30
spesies yang banyak di jumpai pada semua stasiun adalah jenis Dascyllus reticulates, Dascyllus trimaculatus, Dascyllus aruanus
dan Chromis ternatensis. Kelompok ikan Indikator adalah jenis ikan yang paling kuat berasosiasi dengan
jenis-jenis karang. Secara umum jenis ikan ini disebut ikan kepe-kepe dari family Caetodontidae. Famili Caetodontidae banyak terdapat di semua stasiun
dengan jumlah 60 individu dari jenis Chaetodon kleinii, Chaetodon lunula, Chaetodon ephippium
dan Forcipiger flavissimus. Sedangkan kelompok ikan target yang di jumpai pada semua stasiun adalah 15 famili dari 119 spesies dan
380 individu yang banyak dijumpai pada semua stasiun adalah family Acanthuridae, Caesionidae, Siganidae,
dan Lethrinidae. Dari hasil pengamatan komunitas ikan karang disekitar Pulau
Liwutongkidi pada 10 titik stasiun pengamatan, ditemukan sejumlah 2,800 individu dari 40 famili dan 145 spesies. Jumlah tersebut terdiri dari kelompok
ikan target, kelompok ikan indikator dan kelompok ikan mayor. Kelompok ikan target di lokasi perairan Liwutongkidi, diperoleh sebanyak 16 famili dari 46
spesies dan 803 individu. Jenis ikan yang banyak dijumpai diseluruh stasiun adalah family Acanthuridae dengan 9 spesies, Caesionidae dengan 2 spesies, dan
Lutjanidae dengan 5 spesies.
Kelompok ikan mayor terdiri dari 23 famili dari 84 spesies dan 1,825 individu yang banyak dijumpai pada stasiun pengamatan dari family
Pomacentridae 28 spesies, Labridae 14 spesies, Balistidae 4 spesies, Scaridae 3
spesies Anthiinae 2 spesies, dan Apogonidae 2 spesies. Kelompok ikan indikator yang dijumpi pada semua stasiun adalah family Chaetodontidae terdiri dari 15
spesies dan 172 individu. Ikan kelompok ini umumnya memiliki pola warna yang indah dan gerakan-gerakan yang sangat menarik yang banyak dijumpai adalah
jenis Chaetodon trifascialis, Chaetodon lunulatus, Chaetodon kleinii, Forcipiger flavissimus
dan Heniochus varius. Pengamatan ikan karang berdasarkan jenis dengan metode visual sensus di
perairan Pulau Kadatua pada 5 titik stasiun pengamatan ditemukan 37 famili dari 157 spesies dan 1.638 individu. Jumlah individu untuk semua jenis ikan
karang berdasarkan kelompok menunjukan ikan mayor memiliki kelimpahan sebesar 21 famili, 95 spesies dan 1,081 individu. Jumlah spesies terbesar adalah
dari family Pomecentridae terdiri dari 32 spesies dan 602 individu. Jenis-jenis yang ditemukan pada semua stasiun adalah Dascyllus reticulates, Dascyllus
trimaculatus, Dascyllus aruanus, Pomacentrus muluccensis , dan Chromis
retrofasciata .
Kelimpahan ikan target pada lokasi penelitian 442 individu dengan jenis ikan terbesar adalah jenis ikan Pterocaesio tile dari family Caesionidae,
sedangkan ikan indikator sebanyak 115 individu dengan jumlah jenis terbesar adalah Chaetodon kleinii, dari family Chaetodontidae. Adapun jumlah ikan
karang yang diklasifikasikan berdasarkan kelompok dari masing-masing pulau dapat dilihat pada Gambar 13, 14 dan 15.
Gambar 13. Kelimpahan kelompok ikan target berdasarkan famili di Pulau
Siompu, Liwutongkidi dan Kadatua.