0.0 10.0 0.0 0.0 Analisis Gender Dalam Strategi Nafkah Rumah Tangga Petani Padi Sawah (Kasus Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).
Tabel 33 Persentase responden rumah tangga buruh tani menurut kontrol sumber daya di Desa Ciasihan tahun 2016
Kontrol Sumber Daya Buruh Tani
Total PS
LS DP
DL S
Lahan 0.0
100.0 0.0
0.0 0.0
100.0 Alat pertanian
0.0 100.0
0.0 0.0
0.0 100.0
Benih padi 0.0
100.0 0.0
0.0 0.0
100.0 Penanaman padi
100.0 0.0
0.0 0.0
0.0 100.0
Pemupukan 0.0
100.0 0.0
0.0 0.0
100.0 Perawatan dari serangan hama
0.0 100.0
0.0 0.0
0.0 100.0
Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara
Informasi yang diperoleh dari tabel 33 adalah kontrol penuh yang dimiliki oleh laki-laki dalam rumah tangga buruh tani terdiri dari lahan, alat pertanian
berupa cangkul dan alat semprot, benih padi, pemupukan, dan perawatan dari serangan hama. Selanjutnya, perempuan hanya memiliki kontrol penuh terhadap
aktivitas penanaman padi. Hal lain yang dapat diulas adalah kontrol penuh perempuan terhadap aktivitas penanaman padi tetapi tidak memiliki kontrol sama
sekali terhadap benih padi. Hal ini disebabkan oleh buruh tani yang bertanggung jawab terhadap petani padi sawah adalah laki-laki sehingga yang mengatur soal
benih padi pun menjadi bagian dari tanggung jawab laki-laki. Selanjutnya, tabel 34 akan menjelaskan mengenai kontrol manfaat yang dimiliki oleh rumah tangga
buruh tani.
Tabel 34 Persentase responden rumah tangga buruh tani menurut kontrol
manfaat di Desa Ciasihan tahun 2016
Kontrol Manfaat Buruh Tani
Total PS
LS DP
DL S
Penghasilan 95.0
0.0 0.0
0.0 0.0
100.0 Kepemilikan aset
0.0 95.0
0.0 5.0
0.0 100.0
Kesempatan kerja 0.0
95.0
5.0 0.0
0.0 100.0
Hasil panen 100.0
0.0 0.0
0.0 0.0
100.0 Keterangan: PS: perempuan sendiri, LS: laki-laki sendiri, DP: dominan
perempuan, DL: dominan laki-laki, S: setara Informasi yang diperoleh dari tabel 34 adalah kontrol manfaat yang dimiliki
oleh laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga buruh tani. Melalui tabel tersebut dapat dilihat bahwa perempuan memegang kendali besar terhadap
penghasilan dan hasil panen. Hal ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa perempuan pandai dalam mengatur uang dan memilah bulir padi. Laki-laki
memegang andil besar terhadap kepemilikan aset dan kesempatan kerja karena
pusat penentu keputusan masih di tangan kepala keluarga yang notabene laki-laki dalam penelitian ini meskipun melewati perundingan bersama dalam anggota
rumah tangga petani padi sawah.
Isu yang melekat pada akses terhadap sumber daya dan manfaat rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani adalah isu subordinasi. Isu ini
mencerminkan fenomena posisi laki-laki yang dominan daripada perempuan karena adanya anggapan bahwa laki-laki berperan sebagai kepala keluarga yang
berkewajiban sebagai pencari nafkah utama. Meskipun perempuan juga turut mencari nafkah tetapi ia tetap dianggap sebagai pencari nafkah tambahan.
Strategi Nafkah Rumah Tangga Petani Padi Sawah dalam Perspektif Gender
Pembagian kerja dalam aktivitas produktif rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani mencerminkan bagaimana strategi nafkah yang dilakukan
oleh rumah tangga petani padi sawah dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam perspektif gender, strategi nafkah dilihat berdasarkan siapa dan melakukan apa.
Berikut ini adalah tabel yang merincikan jumlah pelaku aktivitas produktif menurut jenis kelamin.
Tabel 35 Jumlah pelaku aktivitas produktif menurut jenis kelamin di Desa
Ciasihan tahun 2016
Aktivitas Petani
Buruh Tani Laki-laki
Perempuan Laki-laki
Perempuan On-farm
20 4
20 Off-farm
9 3
4 18
Non-farm 10
7 6
1 Berdasarkan tabel 35 diperoleh informasi bahwa jumlah perempuan dalam
rumah tangga petani padi sawah yang melakukan aktivitas on-farm lebih sedikit dibandingkan jumlah perempuan dalam rumah tangga buruh tani. Akan tetapi,
petani padi sawah perempuan unggul jumlahnya dalam melakukan aktivitas off- farm dan non-farm dibandingkan perempuan buruh tani. Hal ini dikarenakan
buruh tani buruh tani cenderung melakukan pola nafkah tunggal dengan mengandalkan sektor pertanian sebagai buruh tani. Selain itu, pekerjaan buruh
tani bagi perempuan juga sebagai pilihan bagi perempuan untuk membantu suaminya yang juga bekerja sebagai buruh tani.
Tabel 36 Jumlah laki-laki rumah tangga petani padi sawah menurut pola nafkah di Desa Ciasihan tahun 2016
Status Sosial Petani Pola Nafkah
Tunggal Pola Nafkah
Ganda Total
Petani 5
15 20
Buruh tani 11
9 20
Informasi yang diperoleh dari tabel 36 menunjukkan bahwa laki-laki dalam rumah tangga petani padi sawah cenderung melakukan pola nafkah ganda
sedangkan laki-laki dalam rumah tangga buruh tani cenderung melakukan pola
nafkah tunggal. Dalam rumah tangga petani, sebanyak 5 orang melakukan pekerjaan sebagai petani saja. Selanjutnya, sebanyak 15 orang melakukan pola
nafkah ganda yang terdiri dari 2 orang bekerja sebagai petani sekaligus pemilik kebun, 2 orang bekerja sebagai petani sekaligus kuli bangunan, 1 orang bekerja
sebagai petani dan aparat desa, 1 orang bekerja sebagai petani dan pedagang, 1 orang bekerja sebagai petani, pemilik kolam ikan, dan pemilik kebun, 1 orang
bekerja sebagai petani, kuli angkut ikan, pedagang, 1 orang bekerja sebagai petani, penjahit, dan petugas kebersihan sekolah, 1 orang bekerja sebagai guru dan
pemilik kebun, 1 orang bekerja sebagai petani dan pemilik sewa tanah, 1 orang bekerja sebagai petani, pemilik kebun, pemilik ternak ayam, dan wiraswasta, 1
orang bekerja sebagai petani, pemilik kebun, dan kuli bangunan, 1 orang bekerja sebagai petani, guru, aparat desa, dan pemilik rental mobil, dan 1 orang bekerja
sebagai petani, petani pemilik palawija, pemilik ternak ikan, dan kuli garu. Dalam rumah tangga buruh tani, sebanyak 11 orang yang bekerja sebagai buruh tani saja.
Selanjutnya, sebanyak 9 orang yang melakukan pola nafkah ganda yang terdiri dari 1 orang bekerja sebagai buruh tani, sopir, dan berdagang, 2 orang bekerja
sebagai buruh tani dan berdagang, 2 orang bekerja sebagai buruh tani dan pemilik kebun, 1 orang bekerja sebagai buruh tani dan kuli angkut ikan, 1 orang yang
bekerja sebagai buruh tani, kuli bangunan, dan pemilik kebun, dan 2 orang yang bekerja sebagai buruh tani dan kuli bangunan.
Tabel 37 Jumlah perempuan rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani menurut pola nafkah di Desa Ciasihan tahun 2016
Status Sosial Petani
Tidak bekerja Pola Nafkah
Tunggal Pola Nafkah
Ganda Total
Petani 7
11 2
20 Buruh tani
3 16
1 20
Informasi yang diperoleh dari tabel 37 adalah jumlah petani padi sawah perempuan yang tidak bekerja lebih banyak dibandingkan perempuan buruh tani.
Selain itu, perempuan rumah tangga petani dan buruh tani sama-sama cenderung untuk melakukan pola nafkah tunggal. Dalam rumah tangga petani padi sawah,
sebanyak 3 orang bekerja pada sektor on-farm saja yaitu sebagai petani, 8 orang bekerja pada sektor off-farm saja yang terdiri dari 1 orang kuli kebun dan 1 orang
pemilik penggilingan padi sedangkan untuk non-farm saja terdiri dari 1 orang Guru PAUD, 1 orang penjahit, 3 orang pemilik warung, dan 1 orang pedagang.
Selanjutnya, sebanyak 2 orang melakukan pola nafkah ganda yaitu 1 orang bekerja sebagai pemilik warung dan aparat desa dan 1 orang bekerja sebagai
petani dan pemilik kebun. Dalam rumah tangga buruh tani, sebanyak 16 orang yang melakukan pola nafkah tunggal pada on-farm saja sebagai buruh tani.
Perempuan buruh tani yang melakukan pola nafkah ganda hanya ada 1 orang yakni bekerja sebagai buruh tani dan kuli nyuci.
Berdasarkan penjelasan dari tabel 35, 36, dan 37 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani menerapkan pola
nafkah ganda dalam strategi nafkahnya. Bila dilihat dalam perspektif gender, petani padi sawah laki-laki tidak hanya mengandalkan on-farm tetapi juga non-
farm dalam strategi nafkahnya sedangkan petani padi sawah perempuan lebih banyak mengandalkan non-farm dalam aktivitas mencari nafkahnya baik tunggal
maupun ganda. Dalam rumah tangga buruh tani, buruh tani laki-laki tidak hanya mengandalkan off-farm tetapi juga non-farm sedangkan buruh tani perempuan
sebagian besar mendampingi suaminya dengan juga turut bekerja sebagai buruh tani.
Ikhtisar
1. Pembagian kerja rumah tangga petani padi sawah: dalam aktivitas produktif dominan dilakukan oleh laki-laki sendiri LS, aktivitas reproduktif dominan
dilakukan oleh perempuan sendiri PS, aktivitas sosial-politik-keagamaan sebagian besar dilakukan oleh laki-laki sendiri LS
2. Akses terhadap sumber daya dan manfaat dalam rumah tangga petani dominan dimiliki oleh laki-laki sendiri LS.
3. Kontrol terhadap sumber daya dan manfaat dalam rumah tangga petani dominan dimiliki oleh laki-laki sendiri LS.
4. Pembagian kerja rumah tangga buruh tani: dalam aktivitas produktif dominan dilakukan oleh laki-laki sendiri LS, aktivitas reproduktif dominan
dilakukan oleh perempuan sendiri PS, aktivitas sosial-politik-keagamaan sebagian besar dilakukan oleh laki-laki sendiri LS
5. Akses terhadap sumber daya dan manfaat dalam rumah tangga buruh tani dominan dimiliki oleh laki-laki sendiri LS.
6. Kontrol terhadap sumber daya dan manfaat dalam rumah tangga buruh tani dominan dimiliki oleh laki-laki sendiri LS.
7. Strategi nafkah yang dilakukan rumah tangga petani padi sawah menerapkan pola nafkah ganda yang menunjukkan bahwa sebagian besar petani padi
sawah dan buruh tani laki-laki mengandalkan on-farm dan non-farm sedangkan sebagian besar perempuan petani mengandalkan non-farm dan
sebagian besar buruh tani perempuan mengandalkan off-farm.
8. Dalam strategi nafkah rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani menunjukkan adanya isu stereotipe, subordinasi dan beban kerja ganda.
Meski demikian nampak kecenderungan beban kerja ganda yang dialami petani padi sawah perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan buruh tani
perempuan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Karakteristik rumah tangga petani padi sawah adalah dominan berumur muda, tingkat pendidikan rendah, jumlah tanggungan keluarga dominan
sedikit, dan tingkat kekosmopolitan sedang. Karakteristik rumah tangga buruh tani adalah sebagian berumur tua dan muda, tingkat pendidikan rendah,
jumlah tanggungan keluarga dominan sedikit, dan tidak kosmopolit.
2. Tingkat strategi nafkah rumah tangga petani padi sawah lebih tinggi dibandingkan tingkat strategi nafkah rumah tangga buruh tani. Terdapat
hubungan signifikan antara tingkat pendidikan responden rumah tangga petani padi sawah terhadap tingkat strategi nafkah.
3. Strategi nafkah yang dilakukan rumah tangga petani padi sawah menerapkan pola nafkah ganda yang menunjukkan bahwa sebagian besar petani padi
sawah dan buruh tani laki-laki mengandalkan on-farm dan non-farm sedangkan sebagian besar petani padi sawah perempuan mengandalkan non-
farm dan sebagian besar buruh tani perempuan mengandalkan off-farm.
4. Dalam strategi nafkah rumah tangga petani padi sawah dan buruh tani menunjukkan adanya isu stereotipe, subordinasi dan beban kerja ganda.
Meski demikian nampak kecenderungan beban kerja ganda yang dialami petani padi sawah perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan
perempuan buruh tani.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan saran yaitu:
1. Disarankan untuk penelitian kedepan memperhitungkan luasan lahan yang dikuasai petani dan buruh tani sebagai dasar pelapisan sosial.
2. Perlunya penyadaran gender dalam dunia pendidikan hingga ke pelosok desa bahwa pendidikan tidak hanya berlaku untuk satu jenis kelamin
tertentu. 3. Perlunya penyadaran gender dalam pemberdayaan petani padi sawah dan
buruh tani laki-laki maupun perempuan 4. Penetapan Inpres No. 13 Tahun 2005 sebagai salah satu kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan produktivitas padi dan produksi padi nasional termasuk pemanfaatan sumber daya lahan dan air sebaiknya
dikolaborasikan dengan Inpres No. 9 Tahun 2000 mengenai Pengarusutamaan Gender PUG dalam Pembangunan Nasional. Hal ini
dilakukan untuk mewujudkan keadilan gender antara laki-laki maupun perempuan petani padi sawah sehingga membantu memaksimalkan
strategi nafkah yang dijalankan oleh rumah tangganya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman AY. 2015. Kerentanan ekologi dan strategi penghidupan rumah tangga petani di pantai utara indramayu [Internet]. [Diunduh pada 2015
September 21].
Tersedia pada:
http:repository.ipb.ac.idhandle12345678974248?show=full Anantanyu S. 2009. Partisipasi petani dalam meningkatkan kapasitas
kelembagaan kelompok petani kasus di Provinsi Jawa Tengah [Disertasi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor.
Andriani R, Sunarti E. 2008. Analisis gender pada keluarga petani padi dan hortikultura di daerah pinggiran perkotaan [Internet]. [Diunduh pada 2015
September 09].
Tersedia pada:
http:jurnal.unpad.ac.idkependudukanarticleviewdoc6 Arief T. 2014. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian terus menyusut
[Internet]. Bisnis. [Diunduh pada 2016 Juni 20]. Tersedia pada: http:www.industri.bisnis.comread2014111099271630penyerapan-
tenaga-kerja-sektor-pertanian-terus-menyusut
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan hasil sensus pertanian 2013 pencacahan lengkap [internet]. Diunduh pada 2013 Sept 21. Tersedia
pada: http:st2013.bps.go.idst2013esyabookletat0000.pdf [Data Monografi Desa Ciasihan 2014]
Dharmawan AH. 2001. Farm Household Livelihood Strategies and Socio- economic Changes in Rural Indonesia [Disertasi]. Goettingen DE:
University of Gottingen. Elizabeth R. 2007. Pemberdayaan wanita mendukung strategi Gender
Mainstreaming dalam kebijakan pembangunan pertanian di perdesaan [Internet]. [Diunduh pada 2015 September 09]. Tersedia pada:
http:pse.litbang.pertanian.go.idindpdffilesFAE25-2e.pdf
Ellis F. 1993. Peasant Economics: Farm Households and Agrarian Development second edition. Cambridge GB: University Press.
____. 1999. Rural livelihood and diversity in developing countries: evidence and policy implications [Internet]. Natural Resource Perspective No. 40.
[Diunduh pada
2016 Juni
19]. Tersedia
pada: https:www.odi.orgsitesodi.org.ukfilesodi-assetspublications-opinion-
files2881.pdf Ependi EP. 2004. Orientasi nilai kerja pemuda pada keluarga petani perkebunan:
studi kasus pada masyarakat perkebunan teh rakyat di Desa Sukajembar, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat [Internet].
[Diunduh pada
2015 September
09]. Tersedia
pada: http:repository.ipb.ac.idhandle1234567896810
Farida L. 2011. Kontribusi pendapatan perempuan bekerja sektor informal pada ekonomi keluarga di kota Pekanbaru. Jurnal Aplikasi Bisnis [Internet].
[Diunduh pada
2016 Agustus
27]. Tersedia
pada: http:ejournal.unri.ac.idindex.phpjseaarticledownload51185235
Handayani T, Sugiarti. 2008. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang ID: UMM Press.
Handriansyah H. 2015. Penghasilan rendah, banyak petani alih profesi [Internet]. Pikiran Rakyat. [Diunduh pada 2015 Sept 28]. Tersedia pada:
http:www.pikiran-rakyat.comekonomi20150614331066penghasilan- rendah-banyak-petani-alih-profesi
Hubeis AVS. 2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor ID: IPB Press.
[ILO] International Labour Organization. 2015. Tren ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia 2014-205 [Internet]. [Diunduh pada 2016 Juni 26]. Tersedia
pada: http:www.ilo.orgwcmsp5groupspublic--asia---ro-bangkok---ilo- jakartadocumentspublicationwcms_381565.pdf
Khotimah K. 2009. Diskriminasi gender terhadap perempuan dalam sektor pekerjaan [Internet]. [Diunduh pada 2015 Maret 17]. Tersedia pada:
http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=49166val=3910 Kusumawati Y. 2012. Peran ganda perempuan pemetik teh [Internet]. [Diunduh
pada 2015
Mei 18].
Tersedia pada:
http:journal.unnes.ac.idnjuindex.phpkomunitasarticledownload24112 464
Laila NEN, Amanah S. 2015. Strategi nafkah perempuan nelayan terhadap pendapatan keluarga. Sodality [Internet]. [Diunduh pada 2016 Juli 27].
Tersedia pada:
http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=419672val=223title =STRATEGI20NAFKAH20PEREMPUAN20NELAYAN20TERH
ADAP20PENDAPATAN20KELUARGA
Mugniesyah SSM, Fadhilah P. 2001. Analisis gender dalam pembangunan pertanian [Internet]. [Diunduh pada 2015 Mei 18]. Tersedia pada:
http:repository.ipb.ac.idhandle12345678971359 Nurlian, Daulay H. 2008. Kesetaraan gender dalam pembagian kerja pada
keluarga petani ladang studi kasus analisa isu gender pada keluarga petani ladang di Desa Cot Rambong, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya,
NAD [Internet]. [Diunduh pada 2015 April 8]. Tersedia pada: http:repository.usu.ac.idbitstream123456789186941har-jan2008-
22028229.pdf
Okali C. 2006. Linking livelihoods and gender analysis for achieving gender transformative change [Internet]. [Diunduh pada 2016 Agustus 27].
Tersedia pada: http:www.fao.org3a-ah623e.pdf
Purba R, Rifai A, Kausar. 2015. Analisis kesejahteraan rumah tangga petani plasma kelapa sawit di Desa Rimbah Jaya Tran 500 Kecamatan Pagaran
Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian [Internet]. [diunduh pada 2015 Des 26]; 21: Pekanbaru
ID.
Tersedia pada:
http:jom.unri.ac.idindex.phpJOMFAPERTAarticleview39023793 Puspitawati H, Herawati T, Sarma M. 2010. Analisis gender terhadap strategi
koping dan kesejahteraan keluarga [Internet]. [Diunduh pada 2015 Jun 01]. Tersedia pada:
http:repository.ipb.ac.idhandle12345678964899 Qoriah SN, Sumarti T. 2008. Analisis gender dalam program desa mandiri pangan
Studi kasus: Desa Jambakan, Kecamatan Bayak, Klaten-Jawa Tengah. Sodality [Internet]. [Diunduh pada 2016 Agustus 27]. Tersedia pada:
http:mail.student.ipb.ac.idindex.phpsodalityarticledownload58844549 Sastraatmadja E. 2010. Suara Petani. Bandung ID: Masyarakat Geografi
Indonesia. Sajogyo P. 2010. Pola bekerja wanita pedesaan dalam pembangunan. Di dalam:
Wahyuni ES, Kolopaking LM, editor. Pemberdayaan Perempuan Pedesaan: Pengembangan Metodologis Kajian Perempuan Prof. Pudjiwati
Sajogyo. Bogor ID: PSP3 IPB.
Saskara IAN, Pudjihardjo, Maskie G, Suman A. 2012. Tinjauan perspektif ekonomi dan nonekonomi perempuan Bali yang bekerja di sektor publik:
studi konflik peran. Jurnal Aplikasi Manajemen [Internet]. [Diunduh pada 2016
Agustus 27].
Tersedia pada:
http:jurnaljam.ub.ac.idindex.phpjamarticledownload446485 Scoones I. 1998. Sustainable rural livelihoods and framework for analysis. IDS
Working Paper 72. [Internet]. [Diunduh pada 2015 September 09]. Tersedia pada: https:www.staff.ncl.ac.ukdavid.harveyAEF806Sconnes1998.pdf
Sihaloho M, Purwandari H, Mardiyaningsih DI. 2010. Reforma agraria dan revitalisasi pertanian di Indonesia. Sodality [Internet]. [diunduh pada 2016
Apr 06].
Tersedia pada:
http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=83559val=223title =
Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode Penelitian Survey. Jakarta ID: LP3ES. Sukesi K. 2010. Dinamika hubungan gender di pedesaan Jawa dalam tiga
dasawarsa 1978-2008. Di dalam: Wahyuni ES, Kolopaking LM, editor. Pemberdayaan Perempuan Pedesaan: Pengembangan Metodologis Kajian
Perempuan Prof. Pudjiwati Sajogyo. Bogor ID: PSP3 IPB.
Swastika DKS, Elizabeth R, Hestina J. 2009. Analisis keberagaman usaha rumah tangga pertanian di berbagai agro ekosistem lahan marginal. Di dalam:
Suradisastra K, Yusdja Y, Nurmanaf A, editor. Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Tantangan dan Peluang Bagi Peningkatan
Kesejahteraan Petani [Internet]. [2008 Nov 19; Bogor, Indonesia]. Bogor